Anda di halaman 1dari 3

Skala Sikap (Attitude Scale)

Sikap merupakan suatu kecenderungan tingkah laku untuk berbuat sesuatu dengan cara, metode,
teknik, dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa orang-orang maupun berupa objek-
objek tertentu. Sikap mengacu kepada perbuatan atau perilaku seseorang, tetapi tidak berarti semua
perbuatan identik dengan sikap. Perbuatan seseorang mungkin saja bertentangan dengan sikapnya.
Guru perlu mngetahui norma-norma yang ada pada peserta didik, bahkan sikap peserta didik terhadap
dunia sekitarnya, terutama terhadap mata pelajaran dan lingkungan sekolah.

Salah satu model untuk mengukur sikap yaitu, dengan menggunakan skala sikap yang dikembangkan
oleh Likert. Dalam skala likert, peserta didik tidak disuruh memilih pernyataan-pernyataan yang
positif saja tetapi memilih juga pernyataan-pernyataan yang negatif . Untuk membuat skala Likert
dapat mengikuti langkah-langkah berikut :

 Memilih variabel efektif yang akan diukur


 Membuat beberapa pernyataan tenang variabel efektif yang akan diukur
 Mengklasifikasikan pernyataan positif dan negatif
 Menentukan jumlah gradual dan frase atau angka yang dapat menjadi alternative pilihan
 Menyusun pernyataan dan pilihan jawaban menjadi sebuah alat penilaian
 Melakukan uji coba
 Membuang butir-butir pernyataan yang kurang baik
 Melaksanakan penilaian

Studi kasus (Case Study) adalah studi yang mendalam dan komprehensif tentang peserta didik, kelas
atau sekolah yang memiliki kasus tertentu. Misalnya, peserta didik yang sangat cerdas, sangat lamban,
sangat rajin, sangat nakal atau kesulitan dalam belajar.

Catatan insidental (Anecdotal Records) adalah catatan-catatan singkat tentang peristiwa-peristiwa


sepintas yang dialami peserta didik secara perseorangan. Catatan ini merupakan pelengkap dalam
rangka penilaian guru terhadap peserta didiknya, terutama yang berkenaan dengan tingkah laku
peserta didiknya.

Sosiometri adalah suatu prosedur untuk merangkum, menyusun, dan sampai bats tertentu dapat
mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta didik tentang penerimaan teman sebayanya serta
hubungan diantara mereka. Teknik ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui kemampuan
sosial peserta didik. Langkah-langkahnya yaitu memberikan petunjuk atau pertanyaan,
mengumpulkan jawaban yang sejujurnya dari semua peserta didik, jawaban-jawaban tersebut
dimasukkan ke dalam tabel.

Inventori kepribadian, jenis non-tes ini hampir serupa dengan tes kepribadian. Bedanya, pada
inventori, jawaban peserta didik tidak memakai kriteria benar salah. Semua jawaban peserta didik
adalah benar selama dia menyatakan yang sesungguhnya. Walaupun demikian, dipergunakan pula
skala-skala tertentu untuk kuantifikasi jawaban sehingga dapat dibandingkan dengan kelompoknya.
Teknik pemberian penghargaan kepada peserta didik. Kegiatan evaluasi bukan hanya dilakukan
pada dimensi hasil, tetapi juga pada dimensi proses. Salah satu bentuk penilaian proses adalah
pemberian penghargaan (reward).

menurut Hasyim, ”Penilaian non test adalah penilaian yang mengukur kemampuan siswa secara
langsung dengan tugas-tugas riil dalam proses pembelajaran. Contoh penilaian non test banyak
terdapat pada keterampilan menulis untuk bahasa, percobaan laboratorium sains, bongkar pasang
mesin, teknik dan sebagainya”.

evaluasi merupakan suatu proses untuk memperoleh kualitas tertentu terutama yang berkenaan dengan
nilai dan arti, istilah lain yang memiliki maksan yang hampir sama dengan evaluasi adalah penilaian
(assessment) dan pengukuran. Secara sederhana penilaian dan pengukuran meruapakan komponen
yang ada di dalam ruang lingkup evaluasi, dimana penilaian merupakanproses berkesinambungan
untuk mengumpulkan informasi, sedangkan pengukuran lebih khusus mengumpulkan informasi yang
bersifat kuantitatif atas sesuatu. evaluasi jenis non-tes diartikan sebagai sesuatu yang digunakan
untuk mempermudah pihak-pihak tertentu untuk memperoleh kualitas atas suatu objek dengan
menggunakan teknik non-tes. Penilaian non test adalah “penilaian pengamatan perubahan tingkah
laku yang berhubungan dengan apa yang dapat diperbuat atau dikerjakan oleh peserta didik
dibandingkan dengan apa yang diketahui atau dipahaminya”.

pengertian evaluasi adalah suatu proses identifikasi untuk mengukur/ menilai apakah suatu
kegiatan atau program yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau tujuan yang ingin
dicapai.

Ada juga yang mengatakan bahwa arti evaluasi adalah suatu kegiatan mengumpulkan
informasi mengenai kinerja sesuatu (metode, manusia, peralatan), dimana informasi tersebut
akan dipakai untuk menentukan alternatif terbaik dalam membuat keputusan. Adapun
beberapa informasi yang didapatkan dari proses evaluasi adalah sebagai berikut:

1. Tingkat kemajuan suatu kegiatan.


2. Tingkat pencapaian suatu kegiatan sesuai dengan tujuannya.
3. Hal-hal yang harus dilakukan di masa mendatang.

Pengertian Evaluasi Menurut Para Ahli

 Anne Anastasi Menurut Anne Anastasi (1978), arti evaluasi adalah proses sistematis untuk
menentukan sejauh mana tujuan instruksional dicapai oleh seseorang. Evaluasi merupakan
kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tujuan
yang jelas.
 Sajekti RusiMenurut Sajekti Rusi (1988), pengertian evaluasi adalah proses menilai sesuatu,
yang mencakup deskripsi tingkah laku siswa baik secara kuantitatif (pengukuran) maupun
kualitatif (penilaian).
 Suharsimi ArikuntoMenurut Suharsimi Arikunto (2003), arti evaluasi adalah serangkaian
kegiatan yang bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu program pendidikan.
 A.D Rooijakkers Menurut A.D Rooijakkers, Secara khusus evaluasi atau penilaian juga
diartikan sebagai proses pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk
keperluan pengambilan keputusan.
Kegiatan evaluasi memiliki beberapa fungsi yang bermanfaat bagi pihak yang melakukan
evaluasi maupun pihak yang dievaluasi. Adapun beberapa fungsi evaluasi adalah sebagai
berikut:

1. Fungsi Selektif Fungsi selektif adalah fungsi yang dapat menyeleksi seseorang apakah memiliki
komptensi yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Misalnya; menentukan seseorang diterima
kerja atau tidak, menentukan seseorang naik jabatan atau tidak, dan lainnya.
2. Fungsi Diagnosa Fungsi diagnosa bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan seseorang
dalam bidang kompetensi tertentu. Misalnya untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan seorang
siswa dalam bidang studi yang didapatkannya di sekolah.
3. Fungsi Penempatan Fungsi penempatan bertujuan untuk mengetahui di mana posisi terbaik
seseorang dalam suatu bidang tertentu. Misalnya untuk mengetahui posisi terbaik seorang karyawan
sesuai dengan bidangnya di dalam suatu perusahaan.
4. Fungsi Pengukuran Keberhasilan Dalam hal ini, evaluasi berfungsi untuk mengukur tingkat
keberhasilan suatu program, termasuk metode yang dipakai, penggunaan sarana, dan pencapaian
tujuan.

Anda mungkin juga menyukai