Anda di halaman 1dari 11

BUKU KIA DALAM “GOLDEN PERIOD” TUMBUH

KEMBANG ANAK

Disusun untuk memenuhi kepanitraan senior Ilmu Kesehatan


Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang

Disusun
oleh : Sari
Satya Febriani
22010118220XXX

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN


PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT (P2UKM)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan anak mengalami peningkatan yang pesat

pada usia dini yaitu dari 0 hingga 5 tahun. Masa ini sering disebut sebagai

“Golden Age.” Golden Age merupakan masa yang sangat penting untuk

memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat supaya apabila terdapat

kelainan dalam pertumbuhan mau pun perkembangan anak, dapat terdeteksi

sedini mungkin. Deteksi kelainan tumbuh kembang anak secara dini dapat

meminimalkan dampak dari kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak

melalui intervensi dini, sehingga kelainan yang bersifat permanen dapat

dicegah dan anak dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan

optimalnya.1

Beberapa Indikator Pembangunan Kesehatan Indonesia tahun 2024 yaitu:

penurunan stunting balita dari 27.7% menjadi 14%, penurunan prevalensi

wasting balita dari 10.2% menjadi 7%, dan peningkatan imunisasi dasar

lengkap pada anak usia 12-23 bulan dari 57.9% menjadi 90%. Angka balita

dengan gizi kurang yaitu 10.2% dan ditargetkan akan turun menjadi 7% pada

tahun 2024. Beberapa intervensi dalam kerangka pikir penurunan angka

stunting yaitu Pemantauan dan Promosi Pertumbuhan, Pemantauan

Perkembangan (SDIDTK), dan Imunisasi.2 Pembinaan pemantauan tumbuh

kembang anak diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi, dan

intervensi dini tumbuh kembang balita dapat dilakukan melalui instrumen


seperti Buku KIA, metode DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang) dengan

menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP).1

Buku KIA merupakan bentuk peran serta aktif keluarga dan masyarakat

dalam bidang KIA, dan keberhasilan penerapan buku KIA sebagai salah satu

alat untuk meningkatkan pelayanan KIA.3 Dengan menggunakan acuan buku

KIA, orang tua dapat melakukan stimulasi dan pemenuhan nutrisi dalam

menunjang pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Berdasarkan

penelitian, didapatkan hasil bahwa anak yang memperoleh pendampingan

dengan buku KIA secara baik memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang

sesuai dengan usia dibandingkan dengan anak yang tidak memperoleh

pendampingan dengan buku KIA. Hal ini dikarenakan pertumbuhan dan

perkembangan anak akan terpantau maksimal dengan pendampingan

menggunakan buku KIA dimana buku KIA berisikan informasi yang lengkap

tentang nutrisi dan bagaimana tahapan stimulasi anak yang tepat sesuai

dengan usia.1

Saat ini, buku KIA sudah dipakai di 33 provinsi dan sudah dikenal luas

oleh masyarakat dan petugas kesehatan di lapangan, namun belum semua

petugas kesehatan terampil dalam menerapkan buku KIA dan memiliki

kepatuhan dalam pengisiannya.3 Berdasarkan sebuah penelitian di Gresik,

Jawa Timur, menunjukkan bahwa sebagian besar ibu dan anak di bawah dua

tahun (BADUTA) tidak melakukan pendampingan dalam menggunakan buku

KIA sebanyak 58.1%.1 Buku KIA merupakan cara yang efektif dan mudah

yang dapat terapkan oleh semua ibu dalam memantau dan menstimulasi

pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat hubungan antara pengetahuan


tentang buku KIA dengan kualitas penggunaan buku KIA. Pengetahuan

tentang buku KIA akan meningkatkan kepatuhan ibu dalam penggunaan buku

KIA sehingga dapat meningkatkan derajat kesejahteraan ibu dan anak.4

1.2 Identifikasi Masalah

1. Angka stunting balita tahun 2020 adalah 27.7%,

2. Prevalensi wasting balita tahun 2020 adalah 10.2%

3. Cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 bulan adalah

57.9%.

4. Angka balita dengan gizi kurang yaitu 10.2%.

5. Ibu dengan anak di bawah dua tahun (BADUTA) tidak melakukan

pendampingan dalam menggunakan buku KIA sebanyak 58.1%.

6. Belum semua petugas kesehatan terampil dalam menerapkan buku KIA

dan memiliki kepatuhan dalam pengisiannya.


PEMBAHASAN

2.1 Tumbuh Kembang Anak

Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi

tingkat sel organ, maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram,

pon, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang, dan keseimbangan

metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).5

Perkembangan (development) adalah bertambahnya skill (kemampuan)

dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan

dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut

adanya prose diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan

sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat

memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan

tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.6

Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat berupa perubahan

ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ

tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak dapat dilihat dari

kemampuan secara simbolik maupun abstrak, seperti berbicara, bermain,

berhitung, membaca, dan lain-lain.7

2.1.1 Tahapan Tumbuh Kembang Anak

Tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat ditentukan oleh masa

atau waktu kehidupan anak. Menurut Hidayat secara umum terdiri atas masa

prenatal dan masa postnatal.8

1. Masa prenatal
Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus.

Pada masa embrio, pertumbuhan dapat diawali mulai dari konsepsi hingga 8

minggu pertama yang dapat terjadi perubahan yang cepat dari ovum menjadi

suatu organisme dan terbentuknya manusia. Pada fase fetus terjadi sejak usia

9 minggu hingga kelahiran, sedangkan minggu ke-12 sampai ke-40 terjadi

peningkatan fungsi organ, yaitu bertambah ukuran panjang dan berat badan

terutama pertumbuhan serta penambahan jaringan subkutan dan jaringan

otot.9

2. Masa postnatal

Terdiri atas masa neonatus, masa bayi, masa usia prasekolah, masa

sekolah, dan masa remaja.7,8

A. Masa neonatus

Pertumbuhan dan perkembangan post natal setelah lahir diawali

dengan masa neonatus (0-28 hari). Pada masa ini terjadi kehidupan yang

baru di dalam ekstrauteri, yaitu adanya proses adaptasi semua sistem organ

tubuh.

B. Masa bayi

Masa bayi dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap

pertama (antara usia 1-12 bulan): pertumbuhan dan perkembangan pada

masa ini dapat berlangsung secara terus menerus, khususnya dalam

peningkatan sususan saraf. Tahap kedua (usia 1-2 tahun): kecepatan

pertumbuhan pada masa ini mulai menurun dan terdapat percepatan pada

perkembangan motorik.

C. Masa usia prasekolah


Perkembangan pada masa ini dapat berlangsung stabil dan masih

terjadi peningkatan pertumbuhan dan perkembangan, khususnya pada

aktivitas fisik dan kemampuan kognitif. Menurut teori Erikson, pada usia

prasekolah anak berada pada fase inisiatif vs rasa bersalah (initiative vs

guilty). Pada masa ini, rasa ingin tahu (courius) dan adanya imajinasi anak

berkembang, sehingga anak banyak bertanya mengenai segala sesuatu di

sekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila orang tua mematikan

inisiatifnya maka hal tersebut membuat anak merasa bersalah. Sedangkan

menurut teori Sigmund Freud, anak berada pada fase phalik, dimana anak

mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Anak

juga akan mengidentifikasi figur atau perilaku kedua orang tuanya

sehingga kecenderungan untuk meniru tingkah laku orang dewasa

disekitarnya.6,9

Pada masa usia prasekolah anak mengalami proses perubahan

dalam pola makan dimana pada umunya anak mengalami kesulitan untuk

makan. Proses eliminasi pada anak sudah menunjukkan proses

kemandirian dan perkembangan kognitif sudah mulai menunjukkan

perkembangan, anak sudah mempersiapkan diri untuk memasuki

sekolah.5,8

D. Masa sekolah

Perkembangan masa sekolah ini lebih cepat dalam kemampuan

fisik dan kognitif dibandingkan dengan masa usia prasekolah.

E. Masa remaja
Pada tahap perkembangan remaja terjadi perbedaan pada perempuan

dan laki-laki. Pada umumnya wanita 2 tahun lebih cepat untuk masuk

ke dalam tahap remaja/pubertas dibandingkan dengan anak laki-laki dan

perkembangan ini ditunjukkan pada perkembangan pubertas.8,9

2.1.2 Golden Periode

Usia balita dimulai sesudah masa bayi hingga berusia lima disebut sebagai

the golden age (usia keemasan) seorang manusia. Usia ini merupakan periode

berat karena kondisi kesehatan anak masih belum stabil. Usia ini merupakan

periode berat karena kondisi kesehatan anak masih belum stabil. Jika makanan

yang diberikan tidak memenuhi standar gizi, anak mudah terserang infeksi,

terutama diare atau cacingan. Jika terserang, anak akan menjadi kurus, kurang

bersemangat, cengeng, cenderung lamban, dan bodoh. Karena itu, kebutuhan

gizinya yang semakin besar sejalan dengan perkembangan fisiknya harus

diperhatikan Otak anak mempunyai satu triliun sel otak dan bertriliun- triliun

sambungan antar sel saraf otak. Bila tidak distimulasi sejak dini, sambungan ini

akan musnah. Layaknya daun di musim gugur, potensi mereka pun akan

berguguran.6,9

Penelitian mengenai otak manusia telah menunjukkan bahwa

perkembangan intelektual otak berkembang pesat menjadi 50% potensi otak

dewasa pada empat tahun pertama sejak anak dilahirkan. Usia empat hingga

delapan tahun bertambah 30%, selanjutnya hingga delapan tahun bertambah

30%, selanjutnya hingga 18 tahun bertambah 20%. Hal ini menunjukkan

bahwa stimulus otak yang dilakukan pada empat tahun pertama kehidupan

seorang anak akan sangat bermanfaat bagi kehidupannya di masa.5,9


Anak usia dini termasuk dalam kelompok umum prasekolah. Pada usia ini

pertumbuhan fisik khususnya berat badan mengalami kenaikan rata-rata

pertahunnya adalah 2 kg, kelihatan kurus akan tetapi aktivitas motorik tinggi,

di mana sistem tubuh sudah mencapai kematangan. Sedangkan pertumbuhan

khususnya ukuran tinggi badan anak akan bertambah rata-rata 6,75-7,5 centi

meter setiap tahunnya.7,9

Pada masa ini, anak sering dikenal sebagai “masa keras kepala”. Akibat

pergaulan dengan lingkungannya terutama dengan anak-anak yang lebih besar,

anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat

mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak

mengalami kurang gizi. Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh keadaan

psikologis, kesehatan, dan sosial anak. Oleh karena itu, keadaan lingkungan

dan sikap keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam pemberian

makanan pada anak 5,9

2.1.3 Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan aspek-aspek

perkembangan yang dapat dipantau meliputi gerak kasar, gerak halus,

kemampuan bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian.6,9

1. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang

melibatkan otot-otot besar, seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.

2. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian

tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan


koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis

dan sebagainya.

3. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,

berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

4. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan

selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi

dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.


DAFTAR PUSTAKA

1. Hasanah N, Fitriani Yd. Pendampingan Menggunakan Buku Kia Dengan


Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia Bawah Dua Tahun (Baduta)
Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukomulyo - Gresik. Akad Kebidanan
Mandiri Gresik. 2018;91–100.
2. Pritasari K. Arah Kebijakan Dan Rencana Aksi Program Kesehatan
Masyarakat Tahun 2020 - 2024. Ditjen Kesmas. 2020;
3. Depkes Ri. Instrumen Evaluasi Petugas Kesehatan Pasca Orientasi Buku
Kia Di Tempat Pelayanan. Depkes RI 2008 P. 15.
4. Subiyatun S. Gambaran Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu Dan Anak (Kia)
Oleh Ibu Hamil. J Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah. 2018;13(2):203–
9.
5. Depkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,Deteksi Dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2005.
6. Driya D. Memacu Kecerdasan Otak Balita Sejak Dalam Kandungan. Diva
Press. 2010;
7. Salam N. Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak. Salemba Med. 2005;
8. Kurniawati L, Natalya W, Atabaki Z. Penelitian Hubungan Antara Pola
Asuh Orang Tua Dengan Perkembangan Anak Toddler (Usia 1-3 Tahun).
Stikes Muhammadiyah Pekalongan. 2012;
9. Hanum M. Tumbuh Kembang Status Gizi Dan Imunisasi Dasar Pada
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. 2010;

Anda mungkin juga menyukai