Diagnosis neuralgia trigeminal dibuat berdasarkan anamnesis pasien secara teliti dan pemeriksaan fisik yang cermat. Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk membedakan neuralgia trigeminal klasik (idiopatik) dengan simtomatik. Berikut ini adalah kriteria untuk diagnosis neuralgia trigeminal. No. Neuralgia Trigeminal Klasik Nuralgia Trigeminal Simtomatik 1. Nyeri bersifat paroksismal dan terasa Nyeri berlangsung terus-menerus dan di wilayah sensorik cabang terasa di wilayah cabang ophtalmicus maksilaris dan/atau mandibularis. atau nervus infraorbitalis. 2. Timbulnya secara mendadak. Nyeri tidak timbul secara mendadak, Serangan pertama bisa berlangsung tetapi trus-menerus dengan puncak nyeri 30 menit, yang berikut menyusulnya secara hilang timbul. antara beberapa detik sampai satu menit. 3. Nyeri merupakan gejala tunggal dan Di samping nyeri terdapat juga utama anesthesia atau hipestesia dan gangguan autonom (sindrom horner) 4. Penderita berusia lebih dari 45 tahun, Tidak memperlihatkan kecenderungan wanita lebih sering mengidap pada wanita atau pria dan tidak terbatas daripada laki-laki. pada golongan usia tertentu. 5. Tidak adanya defisit neurologis yang Dengan pemeriksaan penunjang terbukti secara klinis dan tidak ditemukan adanya penyebab lesi, selain berhubungan dengan gangguan lain. kompresi vaskular yang telah dibuktikan dengan pemeriksaan khusus serta eksplorasi pada fossa posterior.
B. Diagnosis Banding Neuralgia Trigeminal
Dikerjakan oleh Maulida N Hidayati DAFTAR PUSTAKA Bahrudin, Mochammad. 2013. Neurologi Klinis. Malang: Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang Joffroy A, et al. 2001. Trigeminal Neuralgia Pathophysiology and Treatment. Belgium: Dept. of Neurosurgery, Erasmus Hospital, University of Brussels (ULB) Mardjono M, Sidarta P. 2008. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: PT Dian Rakyat Price, Sylvia A dkk. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Volume 1 Edisi 6. Jakarta: EGC Sunaryo, Utoyo. 2010. Neuralgia Trigeminal. Indonesia: PDGI Probololinggo