Anda di halaman 1dari 9

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Konsep Neuralgia


1. Definisi
Nyeri saraf, juga disebut neuralgia atau nyeri neuropatik, terjadi ketika
kondisi kesehatan mempengaruhi saraf yang membawa sensasi ke
otak. Ini adalah jenis rasa sakit tertentu yang terasa berbeda dari jenis
rasa sakit lainnya.
Sistem saraf terdiri dari dua bagian anatomi. Sistem saraf pusat, terdiri
dari otak dan sumsum tulang belakang, bertindak sebagai stasiun
pemrosesan pusat untuk sinyal saraf. Sistem saraf tepi
mentransmisikan informasi sensorik antara otot, jaringan, dan saraf di
seluruh tubuh ke otak. Neuralgia, atau nyeri saraf, adalah nyeri yang
dirasakan di sepanjang jalur saraf.
2. Klasifikasi
Neuralgia terbagi menjadi 6 jenis berdasarkan area terjadinya pada
bagian tubuh tertentu, yaitu:
a) Neuralgia Trigeminal
Neuralgia Trigeminal (TN) terjadi akibat tekanan pembuluh
darah yang melibatkan saraf trigeminal di kepala di mana saraf
tersebut yang memiliki tiga cabang seharusnya berfungsi
mengirimkan sinyal dari otak ke wajah, mulut, gigi, dan
hidung. Selain karena tekanan pada pembuluh darah, tetapi
gejala Multiple Sclerosis (MS) juga dapat menjadi penyebab
Neuralgia yang paling umum terjadi.
Neuralgia Trigeminal juga dibagi 2, yakni tipe 1 (yang
menyebabkan rasa sakit seperti terbakar atau sengatan listrik di
bagian wajah dan terjadi secara mendadak) dan tipe 2 (yang
menyebabkan rasa sakit konstan dan mati rasa pada bagian
wajah).
b) Neuralgia postharpetic
Neuralgia Postherpetic (PHN) merupakan kondisi yang
mempengaruhi saraf kulit dan biasanya terjadi akibat pengaruh
komplikasi dari penyakit herpes zoster (cacar ular). Herpes
zoster sendiri merupakan infeksi lanjutan dari cacar air
(chicken pox) karena keduanya disebabkan oleh virus yang
sama, yaitu virus varicella zoster yang menyebabkan ruam dan
lepuhan di kulit.
Ketika infeksi tersebut kembali aktif dan menyebabkan herpes
zoster, hal tersebut juga dapat memicu terjadinya peradangan
pada serabut saraf. Peradangan tersebut dapat menyebabkan
kerusakan saraf permanen yang menimbulkan rasa sakit meski
infeksi telah mereda.
c) Neuralgia Oksipital
Neuralgia tipe Oksipital mempengaruhi saraf oksipital
(occipital nerves) yang berasal dari leher dan mengirimkan
sinyal ke bagian belakang kepala. Kondisi ini dapat
menyebabkan nyeri yang berdenyut mulai dari pangkal
tengkorak dan menjalar hingga ke seluruh bagian kulit kepala.
Bahkan nyeri Neuralgia Oksipital juga dapat dirasakan di
bagian belakang mata.
Beberapa pemicu terjadinya Neuralgia Oksipital, di antaranya
gerakan kepala yang mendadak, ketegangan di otot leher, lesi
atau tumor di leher, peradangan pembuluh darah, infeksi,
cedera leher, hingga karena pengaruh diabetes.
d) Neuralgia Perifer
Neuralgia Perifer menyebabkan munculnya rasa nyeri akibat
kerusakan saraf pada sistem saraf perifer, termasuk semua saraf
di luar otak dan sumsum tulang belakang. Neuralgia Perifer
dapat mempengaruhi satu saraf ataupun banyak saraf. Jika
kerusakan saraf pada sistem saraf perifer terus berkelanjutan,
maka akan mempengaruhi saraf pengatur gerakan otot,
pengaturan informasi sensorik, dan pengaturan organ dalam
tubuh.
Gejala utama Neuralgia Perifer adalah kesulitan makan
ataupun menelan. Selain itu, Neuralgia Perifer dapat
menyebabkan rasa nyeri atau mati rasa pada tangan, lengan,
kaki disertai dengan gejala kram otot, hilangnya koordinasi dan
kesulitan bergerak, hipersensitif terhadap sentuhan, hingga
sulit berbicara.
e) Neuralgia Interkostal
Neuralgia interkostal mempengaruhi saraf yang tepat berada di
bawah tulang rusuk atau disebut otot interkostal. Beberapa
faktor penyebab Neuralgia Interkostal antara lain cedera atau
pembedahan pada area dada, tekanan pada saraf, ataupun
infeksi virus termasuk virus penyebab herpes zoster.
Neuralgia Interkostal dapat menyebabkan rasa sakit yang terasa
terbakar pada bagian dada, perut atas, dan punggung atas.
Gerakan fisik tertentu seperti bernapas, batuk, ataupun tertawa
dapat meningkatkan rasa sakit. Gejala lainnya bisa berupa
sesak pada dada, mati rasa di bagian atas dada, otot berkedut,
hingga hilangnya nafsu makan.
f) Neuralgia Diabetes
Penyebab utama Neuralgia Diabetes sendiri umumnya terjadi
akibat komplikasi diabetes itu sendiri. Gejala Neuralgia
Diabetes meliputi mati rasa, kesemutan, kehilangan
keseimbangan, dan rasa nyeri. Untuk mencegah atau
membantu mengurangi gejala Neuralgia Diabetes tentunya
dengan memperhatikan kadar gula darah.
3. Etiologi
Penyebab neuralgia beragam seperti sistem saraf itu sendiri.
Asal umum untuk neuralgia adalah sistem saraf tepi, yang
mentransmisikan sinyal sensorik dari seluruh tubuh ke sistem saraf
pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
Neuralgia dapat berasal dari penyakit autoimun , seperti lupus
atau sindrom Guillain-Barré, atau dari infeksi virus seperti human
immunodeficiency virus ( HIV ) atau virus Epstein-Barr. Virus
varicella-zoster yang menyebabkan cacar air dapat, jauh di kemudian
hari, menghasilkan kondisi saraf yang menyakitkan seperti herpes
zoster dan neuralgia postherpetic. Herpes zoster adalah wabah lepuh
yang menyakitkan di tubuh Anda, kadang-kadang disertai dengan
demam , nyeri dan nyeri, dan malaise umum dan kelesuan .. Neuralgia
postherpetik (nyeri yang menetap) dapat terjadi di daerah yang terkena
lama setelah ruam hilang.
4. Patofisiologis
5. Pathway
6. Manifestasi Klinis
Gejalanya dari gangguan ini bisa bermacam-macam,
tergantung pada lokasi saraf yang rusak di dalam tubuh. Kerusakan
saraf akan menyebabkan rasa nyeri lokal. Rasa sakit yang timbul
awalnya ringan dan kemudian akan berkembang dari waktu ke waktu.
Namun, bukan tidak mungkin pasien juga bisa langsung mengalami
rasa sakit yang parah. Rasa sakit bisa datang dan pergi dalam rentang
bulan atau tahun.
Nyeri saraf sering terasa seperti tertusuk, tertusuk atau
terbakar. Terkadang bisa setajam dan tiba-tiba seperti sengatan listrik.
Orang dengan nyeri neuropatik seringkali sangat sensitif terhadap
sentuhan atau dingin dan dapat mengalami nyeri akibat rangsangan
yang biasanya tidak menyakitkan, seperti menyikat kulit. Seringkali
lebih buruk di malam hari. Mungkin ringan atau mungkin parah.
Orang yang mengalami nyeri saraf sering merasa bahwa hal itu
mengganggu bagian-bagian penting kehidupan seperti tidur, seks,
pekerjaan, dan olahraga.
Beberapa orang dengan nyeri saraf menjadi marah dan frustrasi, dan
mungkin mengalami kecemasan dan depresi.
7. Penatalaksanaan
Cara pengobatan Neuralgia berbeda beda, tergantung pada jenis dan
tingkat keparahan kondisi. Beberapa pilihan pengobatannya dapat
berupa pemberian salep topikal, blok saraf lokal, suntikan steroid,
obat-obatan, hingga prosedur pembedahan.
a) Obat-obatan
Pengobatan Neuralgia dengan obat-obatan harus disesuaikan
dengan penyebab yang mendasarinya. Penggunaan obat ini
tentunya harus mendapat persetujuan atau resep dokter.
Beberapa jenis obat Neuralgia antara lain:
1) obat antikonvulsan (carbamazepine, topiramate, dan
lamotrigine)
2) obat antidepresan (amitriptyline)
3) obat relaksan otot (baclofen)
4) obat penstabil membran (gabapentin)
b) Pembedahan
Prosedur pembedahan hanya akan dilakukan jika proses
pengobatan lainnya tidak berhasil dilakukan. Beberapa
prosedur pembedahan yang dapat membantu mengobati
Neuralgia meliputi:
1) Dekompresi mikrovaskular
Proses mengurangi pembesaran pembuluh darah yang
akan menekan saraf. Prosedur ini akan melibatkan
penempatan bantalan lunak antara pembuluh darah dan
saraf yang terdampak.
2) Pembedahan stereotactic
Prosedur non-invasif dengan memberikan sinar radiasi
pekat ke pusat saraf yang rusak. Radiasi akan
mengganggu transmisi sinyal rasa sakit ke bagian otak.
3) Kompresi balon
Proses kompresi melibatkan penggunaan balon kecil ke
bagian saraf yang terkena. Balon akan mengembang
dan membantu mengendalikan kerusakan saraf.
Prosedur ini juga akan mencegah saraf yang terkena
untuk mengirimkan sinyal rasa sakit ke bagian otak.
Tetapi prosedur pengobatan ini memerlukan waktu
yang panjang dan efeknya mungkin baru bisa hilang
setelah 1-2 tahun pengobatan.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas pasien
Biasanya berisikan tentang nama, umur, jenis kelamin,
alamat, diagnose medis dan tanggal masuk serta tanggal
pengakajian dan identitas penanggung jawab.
2. Keluhan utama
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi
keluhan pasien, biasanya jika klien mengalami ISK bagian
bawah keluhan klien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas
di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit
serta rasa sakit tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika
klien mengalami ISK bagian atas keluhan klien biasanya
sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa
tidak enak atau nyeri pinggang.
3. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi
keluhan pasien, biasanya jika klien mengalami ISK bagian
bawah keluhan klien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas
di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit
serta rasa sakit tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika
klien mengalami ISK bagian atas keluhan klien biasanya sakit
kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak
enak atau nyeri pinggang.
Pengkajian nyeri dilakukan dengan cara PQRST : P (pemicu)
yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri. Q
(quality) dari nyeri, apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat. R
(region) yaitu daerah perjalanan nyeri. S (severty) adalah
keparahan atau intensits nyeri. T (time) adalah lama/waktu
serangan atau frekuensi nyeri.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Pada pengkajian biasanya di temukan kemungkinan
penyebab infeksi saluran kemih dan memberi petunjuk berapa
lama infeksi sudah di alami klien.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Merupakan riwayat kesehatan keluarga yang biasanya dapat
meperburuk keadaan klien akibat adanya gen yang membawa
penyakit turunan seperti DM, hipertensi dll. ISK bukanlah
penyakit turunan karena penyakit ini lebih disebabkan dari
anatomi reproduksi, higiene seseorang dan gaya hidup
seseorang, namun jika ada penyakit turunan di curigai dapat
memperburuk atau memperparah keadan klien.
d) Riwayat Psikososial
Adanya kecemasan, mekanisme koping menurun dan
kurangnya berinteraksi dengan orang lain sehubungan dengan
proses penyakit.
e) Riwayat kesehatan lingkungan.
Lingkungan kotor dapat menyebabkan berkembang biaknya
penyakit seperti stafilokok, juga kuman lainnya yang dapat
menyebabkan terjadinya ISK.
f) Data tumbuh kembang
Data tumbuh kembang dapat diperoleh dari hasil pengkajian
dengan mengumpulkan data lumbang dan dibandindingkan
dengan ketentua- ketentuan perkembangan normal.
Perkembangan motorik, perkembangan bahasa, perkembangan
kognitif, perkembangan emosional, perkembangan kepribadian
dan perkembangan sosial.
g) Pola kebiasaan
kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Henderson (2008):
1) Pernapasan
Frekuensi pernapasan meningkat
2) Makan dan minum
Frekuensi makan dan minum dan berkurang karena
adanya mual dan muntah
3) Eliminasi
a BAB : Tidak ada keluhan
b BAK : Adanya dysuria
c Frekuensi miksi yang bertambah
d Nyeri suprapubik
e Bau urine yang tidak menyenangkan dan berwanra
keruh
f Pergerakan yang berhubungan dengan sikap
g Terbatasnya pergerakan karena adanya nyeri dan
kelemahan fisik
4) Istirahat dan tidur
Gangguan tidur karena seringnya BAK, adanya rasa
nyeri dan rasa mual muntah.
5) Memilih, menggenakan dan melepaskan pakayan
Jika kondisi pasien tidak memungkinkan maka dalam
memilih, menenakan, dan melepaskan pakayan dibantu
oleh perawat dan keluarga.
6) Suhu tubuh
Peningkatan suhu tubuh disertai dengan demam
7) Kebersihan dan kesegaran tubuh
8) Pasien Infeksi Saluran Kemih dengan pergerakan
terbatas dalam melaksanakan personal higyene
dibantu oleh perawat dan keluarga
9) Menghindari bahaya.
Kemungkinan karena kelemahan fisik maka pasien
diawasi atau didampingi keluarga atau perawat
10) Beribadah sesuai keyakinan.
Pada umumnya pasien lebih mendekatkan diri pada
TYME
11) Komunikasi dengan orang lain.
Pasien kurang berkomunikasi karena adnya nyeri dan
kelemahan fisik
12) Mengerjakan dan melaksanakan sesuai perasaan
Dalam mengerjakan dan melaksanakan
aktifitasnya pasien dibantu oleh perawat dan keluarga.
13) Berpartisipasi dalam bentuk rekreasi
Pasien tidak mampu melaksanakan rekreasi karena
penyakitnya
14) Belajar dan memuaskan keingintahuan yang
mengarah pada perkembangan kesehatannya. Pasien
sering meminta informasi tentang penyakitnya dan
perkembangan kesehatannya.
4. Pemeriksaan Fisik
Menurut Asmadi, (2008) pemeriksaan fisik yang dapat di lakukan
yaitu
a) Kepala dan rambut : Tidak ada kelainan
b) Wajah : Ekspresi wajah meringis
c) Mata : Bila terjadi hematuria, kemungkinan konjungtiva
anemis
d) Telinga : Tidak ada kelainan
e) Hidung : Tidak ada kelainan
f) Mulut & gigi : Bibir kering dan lidah kotor
g) Leher : Tidak ada kelainan
h) Perut
Inspeksi : frekuensi napas meningkat Perut
Palpasi : distensi abdomen & nyeri tekan suprapubik.
i) Ekstremitas atas dan bawah : Terpasang infus dan Kateter
j) Kulit
Inspeksi : Kulit kering
5. Diagnosa Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai