Anda di halaman 1dari 35

SAKIT KEPALA

Seorang wanita berusia 35 tahun, dating ke rumah sakit bagian poli akupunktur
karena sakit kepala. Keluhan ini ia rasakan sejak satu bulan yang lalu, dengan rasa
sakit kepala yang terus menerus kambuh akhir-akhir ini. Sakit kepalanya
dirasakan hanya pada satu sisi saja yaitu pada sisi kanan. Sakit kepala ini, diikuti
dengan rasa tegang dan kaku pada bahu kanannya. Keluhan ini dirasakan semakin
bertambah berat apabila dia merasa emosi, lelah dan sulit tidur. Wanita tersebut
bekerja sebagai staf administrasi.

I. Klarifikasi Istilah
1. Akupunktur medis adalah modalitas terapi dengan penggunaan jarum
tusuk, merupakan adaptasi dari akupunktur cina, menggunakan
pengetahuan anatomi, fisiologi, dan patologi serta prinsip medis (Baldry,
2005).
Akupunktur adalah suatu metode terapi dengan penusukan pada titik-titik
di permukaan tubuh untuk mengobati penyakit atau kondisi kesehatan
lainnya. (Hou, 2010).

II. Identifikasi Masalah


1. Mengapa pasien datang ke poli akupunktur ?
2. Mengapa pasien mengeluh sakit kepala sebelah kanan dan terasa tegang?
3. Apa hubungan jenis kelamin dan usia dengan keluhan?
4. Mengapa keluhan memberat ketika emosi dan membuat sulit tidur ?

III. Analisis Masalah


1. Mengapa pasien datang ke poli akupunktur ?
Akupunktur sekarang dipertimbangkan sebagai pengganti obat-
obatan analgesik di masa yang akan datang. Akupunktur dipertimbangkan
cukup aman jika dikerjakan oleh praktisi akupunktur yang berpengalaman.
Selain itu, efek samping akupunktur lebih sedikit dibandingkan dengan
obat-obatan penghilang nyeri standar, seperti obat-obatan antiinflamasi
nonsteroid dan suntikan steroid yang digunakan untuk menangani penyakit

1
muskuloskletal yang menimbulkan nyeri hebat, seperti fibromyalgia, nyeri
miofasial, osteoartritis, dan tenis elbow.
Efek samping akupunktur hanya berupa sensasi kesemutan dan de
qi (sensasi mirip nyeri yang timbul saat penyisipan jarum akupunktur ke
dalam permukaan kulit), sedangkan efek samping obat-obatan
antiinflamasi nonsteroid dan suntikan steroid cukup banyak, antara lain
gangguan hematologi (pemanjangan waktu perdarahan), gangguan saluran
percernaan (mual, muntah, gastritis, dan tukak lambung), reaksi
hipersensitivitas terhadap suntikan steroid, dan ketergantungan terhadap
obat-obatan tersebut (Madsen, 2009).
Akupunktur dapat digunakan sebagai :
a. Terapi alternatif penyakit yang secara konvensional belum ada
obatnya.
b. Terapi alternatif penyakit yang sudah berkurang reaksinya terhadap
obat konvensional.
c. Penunjang terapi konvensional
d. Salah satu rehabilitasi penyakit berat, seperti stroke, terutama di daerah
yang kurang peralatannya (WHO, 2008).
Akupunktur dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sendiri dapat
dibagi 2 yaitu :
1. Akupunktur di poliklinik sendiri
2. Akupunktur Integrasi dalam bidang lain ( Akupunktur dalam
rehabilitasi medik, pain center onkologi, penyakit dalam dan penyakit
anak, kandungan, bidang anastesi, neurologi) (Filshoe, 1998).
Akupunktur dibedakan menjadi dua yaitu terdapat akupunktur klasik dan
medik. Berikut merupakan perbedaan keduanya:

2
Klasik Medik
Konsep ying dan yang, Stimulasi neuro endokrin
sirkulasi qi umum
Ilmu pengobatan non Ilmu pengobatan konvesional
konvesional
Pelaku bukan tenaga medis Pelaku tenaga medis
Terapi berdasar harmoni dan Terapi berdasarkan hasil
lingkungan diagnosis konvensional
Promotif, preventif Promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan paliatif

Mekanisme kerja akupunktur :


Kini telah diketahui bahwa efek penusukan terjadi melalui hantaran
saraf dan melalui hormonal/endokrin. efek penusukan jarum terbagi atas:
a. Efek lokal.
Penusukan jarum akan menimbulkan perlukaan mikro pada
jaringan. Hal ini menyebabkan pelepasan hormon jaringan (mediator)
dan menimbulkan reaksi rantai biokimiawi. Efek yang terjadi secara
lokal meliputi dilatasi kapiler, peningkatan permeabilitas kapiler,
perubahan lingkungan interstisial, stimulasi nosiseptor, aktivasi
respons imun nonspesifik, dan penarikan leukosit dan sel Langerhans.
Reaksi lokal ini dapat dilihat sebagai kemerahan pada daerah
penusukan.
b. Efek segmental / regional.
Tindakan akupunktur akan merangsang serabut saraf Aδ dan
rangsangan itu akan diteruskan ke segmen medula spinalis
bersangkutan dan ke sel saraf lainnya, dengan demikian
mempengaruhi segmen medula spinalis yang berdekatan.
c. Efek sentral.
Rangsang yang sampai pada medula spinalis diteruskan pula ke
susunan saraf pusat melalui jalur batang otak, substansia grisea,
hipotalamus, talamus dan cerebrum. Dengan demikian maka
penusukan akupunktur yang merupakan tindakan invasif mikro akan

3
dapat menghilangkan gejala nyeri yang ada, mengaktivasi mekanisme
pertahanan tubuh, sehingga memulihkan homeostasis.
2. Mengapa pasien mengeluh sakit kepala sebelah kanan dan terasa tegang?
Teori CSD (Cortical Spreading Depression) yaitu dimana
terjadinya peristiwa CSD akibat adanya emosi, kelelahan, maupun
idiopatik.

Dimulai dengan permulaan serangan, CSD muncul dari lobus


oksipitalis akibat ketidakseimbangan ion dan metabolik, timbul gangguan
fungsi saraf. Pada saat terjadi mekanisme CSD aliran darah otak akan
berkurang sampai 20 – 30 % selama 6 jam, kejadian ini mengakibatkan
timbulnya hipoxia cortical. CSD bergerak menuju lebih anterior dan
berhenti apabila telah mencapai sulcus sentralis yang sensitif terhadap
nyeri akibat banyaknya serabut saraf, kondisi ini yang menyebabkan
terjadinya sakit kepala (Satyanegara,2010).
Nyeri kepala pada pasien ini dapat disebabkan adanya mekanisme
CSD (Cortical Spreading Depression) atau proses di batang otak. Dimana
proses sentral dibangkitkan melalui inflamasi neurogenik di meningen dan
vasodilatasi, yang dalam hal ini disebut sebagai mekanisme nyeri perifer,
kemudian nosiseptif aferen teraktivasi membawa sinyal nyeri ini melalui
kompleks trigeminoservikal. Dari sistem trigeminoservikal ini sinyal nyeri
secara ascending melalui talamus diteruskan ke korteks. Terjadi pelepasan
calcitonin generelated peptide (CGRP) sebagai vasodilator endogen yang
menimbulkan kaskade asam arakhidonat. Nukleus batang otak dan
periaquaductal gray matter (PAG) dianggap berperan sentral dalam patofi

4
siologi migren. Disfungsi primer terletak pada nukleus batang otak yang
terlibat dalam proses antinosisepsi (Suharjanti, 2013).

3. Apa hubungan jenis kelamin dan usia dengan keluhan?


Hubungan jenis kelamin dan usia dengan keluhan yaitu :
a. Wanita dengan usia lebih dari 30 tahun cenderung mengalami fluktuasi
hormon, terutama hormon estrogen.
b. Wanita lebih banyak terserang CSD (Cortical Spreading Depression),
sehingga mudah mengalami stres fisik yang akan mengakibatkan nyeri
kepala (Sylvia, 2009).
Migrain dapat terjadi pada anak anak sampai orang dewasa,
biasanya jarang terjadi setelah berumur lebih dari 50 tahun. Angka
kejadian migrain berkisar antara 5 – 6%. Pada wanita migrain lebih
banyak ditemukan dibanding pria dengan perbandingan 2 : 1. Wanita
hamil tidak luput dari serangan migrain, pada umumnya serangan muncul
pada kehamilan trimester 1 (Harsono, 2005).

4. Mengapa keluhan memberat ketika emosi dan membuat sulit tidur ?


Ketegangan atau stres atau emosi diketahui dapat menghasilkan
kontraksi otot di sekitar tulang tengkorak yang dapat menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh darah sehingga aliran darah berkurang yang
menyebabkan terhambatnya oksigen dan menumpuknya hasil metabolisme
sehingga akan menyebabkan nyeri kepala (Goetz, 2003).
Pasien mengeluh nyeri daerah leher akibat dari peningkatan
norepinefrin yang disebarkan ke pembuluh darah dan mengakibatkan
stimulasi pada cervical simpatis ganglia yang akan mengakibatkan nyeri
sekitar leher. Hubungan stress dengan keluhan pasien :
Stress, alkohol, dan hormonal adalah faktor pemicu yang akan
mentimulasi symphatis nervous system mengakibatkan peningkatan
norepinefrin disebarkan memlalui pembuluh darah yang mengakibatkan
nyeri sekitar leher dan disebarkan ke spindle muscle mengakibatkan
vasokonstriksi pembuluh darah kranial yang mana aliran darah ke otak

5
tidak lancar dan pasien akan mengeluh sakit kepala Stress ini adalah salah
satu faktor pemicu terjadinya pelepasan zat iritatif yang akan menstimulasi
saraf perifer sehingga mengaktivasi struktur persepsi supraspinal pain dan
berlanjut ke modulasi sentral yang sifatnya self limiting dalam intensitas
nyeri kepalanya. Hal inilah yang menyebabkan keluhan menetap dan
terus-menerus (William, 2007).

6
IV. Sistematika Masalah

7
Wanita 35 tahun
V. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa
Teori CSD dapat mengetahui dan memahami penegakan diagnosis
(Cortical Datang dengan keluhan :
akupunktur
Spreading Sakit kepala sejak 1 bulan
2. Mahasiswa dapat yang
Depression mengetahui dan hanya
lalu, sakit kambuh memahami penatalaksanaan
) farmakologi pada kasus pda satu sisi dan terasa
tegang pada bahu kanan
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara penusukan titik
akupunktur
Faktor :
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami penatalaksanaan non-
Depresi
Emosi Faktor pemberat: Poli akupunktur
farmakologi
Kelelahan akupunktur titik Baihu
emosi, lelah dan
5. Mahasiswa dapat mengetahui sulit dantidur
memahami penatalaksanaan non-
farmakologi akupunktur titik Shangxing
6. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami penatalaksanaan
Medik non- Klasik
farmakologi akupunktur titik

VI. Belajar Mandiri

VII. Berbagi Informasi


1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami penegakan diagnosis
akupunktur
Penegakan Diagnosis akupunktur adalah sebagai berikut :
a. Mengamati
Mengamati adalah cara memperoleh data klinis dengan
menggunakan indra penglihatan (mata) pemeriksa. Mengamati berbeda
dengan observasi. Observasi sendiri adalah cara mengamati dengan
intensitas lebih cermat dan dilakukan dalam jangka waktu yang lebih
lama. Obyek-obyek yang diamati sebagai berikut :
1) Mengamati ekspresi wajah
Ekspresi wajah merupakan salah satu manifestasi yang
tampak, akibat aktivitas hidup, baik fisiologis maupun patologis.
Secara umum dapat dikatakan bahwa, apabila pasien
memperlihatkan semangat dan kesadaran yang baik akan

8
mengekspresikan mata yang berbinar dan reaksi yang cepat. Pasien
yang dapat diajak bekerjasama selama proses pemeriksaan,
menunjukkan bahwa pasien tersebut dalam kondisi baik dan sehat.
Pasien yang sedang sakit akan menunjukkan kurang bersemangat
(bahkan tidak bersemangat), ekspresi wajah lain dari biasanya,
pandangan mata kosong, malas bergerak, dan lain-lain. Adanya
perilaku yang tidak kooperatif atau mempersulit proses
pemeriksaan, dapat menunjukkan bahwa pasien tersebut memang
sedang menderita suatu penyakit serius. Warna wajah dapat
menjadi merah, yang diartikan sebagai yang dan se atau pucat yang
diartikan sebagai yin dan si. Terdapat lima ekspresi wajah yang
mempunyai nilai klinis yang berhubungan dengan fungsi organ

Gabungan dari penilaian terhadap semangat, sorot mata, dan


ekspresi umum menunjukkan status sen (keadaan jiwa) orang sakit
yang bersangkutan. Di samping itu, wajah merupakan lokasi yang
dapat memanifestasikan keadaan fungsi organ cang sehingga wajah
merupakan perta organ cang.
2) Mengamati keadaan tubuh
a) Bentuk tubuh
i. Gemuk
Tubuh yang gemuk ditandai oleh bentuk skeletal (kerangka
tulang) yang pendek, otot tebal sehingga seluruh badan
terlihat pendek dan gemuk. Saat ini, telah diketahui bahwa
bentuk tubuh mempunyai hubungan (korelasi) dengan
perilaku dan predisposisi terhadap penyakit. Bentuk tubuh
yang gemuk disebut endomorph. Umumnya, seseorang yang

9
memiliki tubuh yang gemuk berperilaku ramah, suka
bergaul, dan gemar makan. Penyakit yang berpotensi adalah
penyakit organ dalam, antara lain KI, HT, LR, ST dan SP,
pada umumnya berhubugan dengan penyakit-penaykit
metabolisme makanan, misalnya rheumatism, diabetus
mellitus, kolesterol, dan asam urat.
ii. Kurus
Bentuk tubuh seperti ini, ditandai dengan bentuk tulang yang
panjang-panjang dan otot-otot tipis. Seseorang dengan
bentuk tubuh kurus akan tampak ceking. Bentuk tubuh
seperti ini disebut ektomorph, rawan terhadap penyakit-
penyakit alat pernapasan dan tukak dalam alat pencernaan.
b) Gerak gerik
Seseorang yang sakit dapat memperlihatkan gerak-gerik yang
lain dari biasanya. Gerak-gerik orang tersebut dapat menjadi
kasar, gelisah, dan tidak sabaran. Keadaan seperti ini dinilai
sebagai yang. Sebaliknya, apabila perilaku orang yang sakit
menjadi lambat (berjalan lambat) maka reaksinya pun akan
menjadi lambat dan malas. Keadaan seperti ini dinilai sebagai
yin.
c) Posisi tubuh
Ketika duduk atau berbaring, seseorang yang sakit dapat
merentangkan kaki dan tangannya, yang diartikan sebagai yang,
panas, atau re. sebaliknya, apabila posisinya meringkuk,
menyembunyikan kaki atau tangannya (bongkok udang) atau
melipat kaki yang satu dengan kaki yang lainnya diartikan
sebagai yin, dingin atau han.
d) Kulit
Pada saat mengamati kulit harus diperhatikan apakah terdapat
perubahan warna kulit, misalnya menjadi merah, pucat,
kekuningan, atau hitam. Setelah itu, dapat ditentukan di mana
terjadinya perubahan warna itu sambil memperhatikan aspek-

10
aspek yang lainnya (basah, kering, kasar atau halus).
Selanjutnya dapat diinterpretasikan hasil pengamatan tersebut
dengan mengacu kepada teori pergerakan lima unsure, misalnya
merah (api panas), kuning (tanah, lembap), pucat (logam,
kering), dan baasah (air, dingin). Menurut teori fenomena, organ
kulit merupakan kesatuan kerja organ LU.
e) Keringat
Apabila jumlah sekresi keringat cukup banyak, berarti panas
(yang). Sebaliknya, apabila tidak dapat berkeringat berarti
dingin (yin). Harus diingat bahwa, ada kemungkinan seseorang
dapat mengeluarkan keringat dingin. Hal ini menunjukkan
terjadinya panas dalam (lihat teori penyebab penyakit). Perlu
diketahui bahwa berkeringat menyangkut fungsi kesatuan kerja
organ LU dan TE.
f) Mata
Apabila seseorang menunjukkan sorot mata yang sayu,
pandangan kosong, dan pucat berarti yin. Sebaliknya dari
kondisi tersebut, mata menunjukkan sifat-sifat yang. Menurut
teori fenomena organ, mata termasuk ke dalam kesatuan kerja
organ LR. Akan tetapi, sorot mata dapat memperlihatkan status
sen.
g) Hidung
Hal-hal yang dapat diamati adalah beringus, pucat (yin, han)
atau sebaliknya dapat berwarna merah (yang, re). hidung adalah
kesatuan kerja dari organ LU.
h) Bibir
Keadaan bibir dapat merah, pecah-pecah, atau kering (yang, re),
hitam-kebiruan (berkaitan dengan fungsi KI), atau dapat pula
berwarna pucat (yin, han). Bibir termasuk kesatuan kerja dari SP
dan ST.
i) Telinga
Daun telinga dapat menampakkan warna merah (yang, re) atau

11
menjadi pucat (yin, han). Pengamatan telinga dapat difokuskan
ke lokasi-lokasi titik tertentu karena organ telinga juga
merupakan “peta organ” (Selanjutnya diuraikan dalam bab VIII,
tentang Akupunktur Telinga). Pengamatan terhadap telinga
harus dikonfirmasikan dengan pemeriksaan cara yang lainnya
(rabaan dengan sonde dan wawancara). Telinga termasuk ke
dalam kesatuan kerja organ KI.
j) Rambut
Sifat rambut seseorang dapat menunjukkan keadaan yang suram,
kering, patah-patah, atau botak (yin). Akan tetapi, rambut pun
dapat tumbuh secara berlebihan di beberapa bagian tubuh atau
sebaliknya tidak tumbuh. Rambut mempunyai hubungan dengan
kedewasaan kelamin, yang disebut sebagai secondary sexual
sign. Hal ini berarti bahwa rambut mempunyai hubungan
dengan status hormone (kelamin). Rambut termasuk ke dalam
kesatuan kerja LU.
3) Mengamati lidah
Telah diuraikan sebelumnya bahwa, lidah adalah kesatuan kerja dari
organ HT dan merupakan “peta” keadaan fungsi organ cang. Organ
lidah terdiri dari otot lidah (tounge proper/TP) dan selaput lidah
(tounge coating/TC)
a) Mengamati warna otot lidah
Otot lidah berwarna pucat. Apabila otot lidah berwarna
pucat menunjukkan adanya gejala defisiensi qi/si atau penyakit
kategori dingin (han). Selain itu, ada kemungkinan akibat dari
kekurangan darah (sie). Berdasarkan teori materi dasar dan cang
fu diketahui bahwa, qi dan sie berhubungan dengan fungsi LU
dan organ HT. Dilihat dari aspek penyebab penyakitnya, harus
dipertimbangkan adanya FP berupa angina dingin yang telah
merasuk ke dalam (internal wind)
Otot lidah berwarna merah. Warna lidah yang normal
adalah merah segar mendekati merah muda, bersih dan

12
keasahan. Otot yang berubah menjadi merah menunjukkan
sindrom panas dan ekses (se). berdasarkan analisis teori
pergerakan lima unsure, perlu dipertimbangkan kemungkinan
terjadinya pembendungan di dalam organ anak atau qi organ Ibu
yang terlalu lemah sehingga terjadi hubungan contra sheng co
cycle (menghina, menindas).
Otot lidah berwarna merah tua. Otot lidah berwarna merah
tua menunjukkan telah terjadinya serangan hebat oleh faktor
panas sampai ke dalam organ. Selain itu, dapat dikatakan
kondisi seperti ini sudah berlangsung cukup lama (kronis).
Akibatnya, terjadi defisiensi yin atau faktor yin sudah sangat
lelah sehingga kelihatannya terjadi ekses yang (panas). Keadaan
seperti ini, kadang-kadang disebut yang palsu.
Otot lidah berwarna keunguan/kehitaman. Warna
keunguan/kehitaman kadang-kadang hanya berupa bintik-bintik
yang terjadi di beberapa tempat dari lidah. Keadaan seperti ini
dinilai sebagai adanya penyumbatan (stagnation) qi dan sie.
Berdasarkan faktor penyebab penyakit, kemungkinan hal ini
disebabkan oleh faktor dingin dari dalam. Keseimbangan qi
didominasi oleh aspek yin.
b) Mengamati bentuk otot lidah
Otot lidah gemuk. Yang dimaksud dengan gemuk disini
adalah keadaan yang lebih besar dari ukuran normalnya.
Biasanya, disertai dengan warna pucat dan terdapat cetakan-
cetakan gigi di bagian tepi lidah. Keadaan seperti ini, dinilai
sebagai defisiensi qi bersamaan dengan menyusupnya faktor
lembap dalam (internal phlegmon). Adakalanya, otot lidah
gemuk tetapi berwanra merah tua, yang menunjukkan adalanya
faktor panas dalam (internal heat).
Otot lidah pecah-pecah. Kondisi otot lidah yang retak-retak
dan pecah-pecah tidak beraturan, menunjukkan adanya faktor
dingin dan kering dari dalam. Kering adalah unsure logam dan

13
mulai dingin (yin). Keadaan yin seperti ini akan mempengaruhi
organ anaknya menjadi yin pula. Organ unsure logam adalah
LU. Jadi, organ anaknya adalah KI. Hukum ibu-anak
menyatakan bahwa apabila ibunya lemah maka anaknya akan
menjadi lemah pula. Kondisi lidah yang retak dan pecah-pecah
dapat terjadi sejak lahir. Tentu saja, keadaan ini tidak dianggap
sebagai indikasi atau sindrom suatu penyakit.
Otot lidah bergerigi. Secara normal, tekstur lidah bergerigi
disebut papillae lidah. Akan tetapi, keadaan yang normal dapat
membesar (bengkak) atau mencuat seperti duri. Hal ini
menunjukkan adanya pembendungan dan apabila disertai warna
merah menunjukkan adanya FP oleh faktor panas dari dalam.
Otot lidah kaku dan bergetar. Adakalanya pasien merasa
sulit untuk menjulurkan dan menggerakkan lidahnya keluar
karena kaku. Hal ini menunjukkan adanya FP oleh faktor panas
dari dalam atau oleh adanya timbunan cairan yang bersifat panas
(phlegmon heat). Berdasarkan teori pergerakan lima unsure, ada
kemungkinan terjadi ekses di dalam organ kayu (LR) sehingga
organ anaknya menjadi sangat kuat. Telah diketahui bahwa
lidah adalah kesatuan kerja dari HT. Otot lidah yang bergetar
(lidah secara normal menunjukkan gerakan) berarti ekses yang,
tetapi ada kemungkinan juga ekses qi.
c) Mengamati selaput lidah (tongue coating)
Selaput lidah putih. Selaput lidah dapat tebal atau tipis dan
aspeknya dapat kering, lekat, atau basah. Wrna selaput lidah pun
dapat berwarna putih. Selaput lidah yang normal adalah yang
berwarna putih, tipis, dan bersih. Selaput lidah yang sangat putih
dan tipis menunjukkan adanya FP oleh faktor angina dingin
yang merasuk ke dalam organ. Selaput lidah yang putih dan
tebal dapat terjadi karena adanya pembendungan bahan
makanan dalam alat pencernaan (indigestion). Umumnya,
selaput lidah putih dan beraspek lekat menunjukkan adanya

14
faktor lembap dingin (yin, dingin) sehingga cairan tubuh
tertimbun di dalam. Selaput lidah putih kekuningan dan
beraspek kering menunjukkan adanya faktor dari dalam.
Selaput lidah kuning. Selaput lidah berwarna kuning dapat
berkombinasi degnan aspek tipis/ tebal atau basah/kering.
Selaput lidah kuning dan tipis adalah petunjuk adanya
penyusupan angina panas, sedangkan selaput lidah berwarna
kuning an tebal menunjukkan adanya konstipasi atau
penumpukan bahan makanan di dalam lambung. Selaput
kuning,t ebal, dan kotor menunjukkan adanya timbunan faktor
lembap dan panas di dalam organ dalam atau adanya
penyumbatan cairan lendir panas (phlegmon heat) di dalam
organ SP. Selaput lidah yang kuning dan beraspek lembap
menunjukkan penumpukan faktor panas dan lembap di dalam
ST, SP dan SI yang bersifat yang sehingga yin terdesak.
Selaput lidah berwarna hitam-keabuan. Selaput lidah
berwarna hitam-keabuan dapat berkombinasi dengan aspek
kering atau basah. Selaput lidah hitam-keabuan dan basah
menunjukkan terjadinya timbunan faktor lembap dingin atau
faktor angina dingin dalam (internal wind) yang berlebihan.
Aspek yin dan han mendominasi keadaan.
Selaput lidah mengelupas. Selaput lidah yang mengelupas
dikenal sebagai geographic tounge. Apabila seluruh selaput
lidah mengelupas, yang tertinggal adalah “cermin yang halus”.
Keadaan ini dikenal sebagai glossy tounge (lidah yang licin).
Kedua keadaan tersebut menunjukkan terjadinya krisis did lam
tubuh karena penyakit yang berkepanjangan dan kronis yang
mengakibatkan FAP menurun. Selain itu, aspek yang
mengalami defisiensi hebat.
Di samping perubahan-perubahan di dalam otot lidah
maupun selaput lidah seperti yang telah diuraikan di atas, perlu
untuk diketahui bahwa lidah adalah kesatuan kerja HT dan

15
bertanggung jawab kepada keadaan sen. Berdasarkan kondisi
tersebut, seorang akupunkturis tidak seharusnya melupakan
untuk mengevaluasi perilaku, semangat, dan keadaan jiwa
seorang pasien. Selain disebabkan oleh suatu penyakit,
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam otot lidah dan
selaput lidah, dapat diakibatkan pula oleh reaksi fisiologis,
misalnya selesai makan atau setelah minum air panas. Seseorang
yang baru saja selesai makan, minum air jeruk, atau yang
lainnya, dapat menyebabkan perubahan warna lidah. Orang
yang banyak merokok, minum alcohol, dan the kental, kadang-
kadang memperlihatkan selaput lidah kuning yang tebal.
Mengingat bahwa lidah merupakan “peta lidah”, hal yang harus
kita antisipasi adalah melokalisir perubahan-perubahan yang
mungkin terjadi, baik pada otot lidah maupun selaput lidah.
Perlu diketahu bahwa peta lidah adalah presentasi dari organ
cang.
b. Mendengar dan Membau
Mendengar dan membau adalah suatu cara menemukan data dan
informasi dari orang yang sakit dengna menggunakan indra
pendengaran (telinga) dan indera pembauan (hidung).
i. Mendengar
a) Mendengarkan suara dan cara berbicara pasien
Apabila seseorang berbicara lemah dengan tonasi suara rendah
menunjukkan sindroma defisiensi, demikian pula sebaliknya,
suara yang keras dengan tonasi tinggi dan kuat menunjukkan
sindroma ekses. Selain itu, apabila seseorang selalu berbicara
sendiri menunjukkan adanya kelainan di dalam sen (organ HT
dan HC). Suara gagap memberi petunjuk adanya pembendungan
cairan tubuh oleh serangan angina dan lembab di dalam
meridian LU. Hal ini, disebabkan fungsi kesatuan kerja LU
bertanggung jawab terhadap suara dan pengucapan kata-kata..

16
b) Mendengar suara pernapasan. Apabila pernapasan seorang
pasien lemah, disertai dengan respirasi yang pendek, dapat
mengakibatkan pasien tersebut mudah berkeringat walaupun
hanya bergerak sedikit saja. Kondisi seperti ini dinilai sebagai
defisiensi qi di dalam organ LU. Suara pernapasan yang kasar
disertai sesak napas dan menimbulkan kesan adanya dahak
menunjukkan sindrom timbunan cairan panas (phlegmn heat)
atau adanya timbunan lendir lembab (phlegmn damp) di dalam
kesatuan kerja LU.
c) Mendengar suara batuk. Batuk yang disertai suara serak dan
kasar, diartikan sebagai adanya penyebaran faktor angina dingin
ke dalam kesatuan kerja LU atau adanya timbunan lendir dingin
(phelgmn cold). Batuk dengan suara yang nyaring menunjukkan
adanya serangan angina panas (wind heat) atau adanya
penumupkkan lendir panas (phlegmn heat) di dalam kesatuan
kerja LU. Batuk kering dengan dahak yang sedikit disebabkan
oleh serangan panas jahat yang sudah lama di dalam kesatuan
kerja organ LU sehingga aspek yin terlalu lemah.
ii. Membau
Ekskresi tubuh adalah bahan sisa setelah proses pertukaran zat di
dalam sel-sel tubuh. Pada umumnya, barang sisa tersebut berbau
sehingga keberadaannya di dalam tubuh dihindari, artinya harus
dibuang. Ekskresi tubuh dapat berupa urine, feces, keringat, ingus,
dahak, angina (napas, kentut), dan sebagainya, yang secara
keseluruhan dapat menimbulkan bau. Bau ekskresi yang sangat
menusuk dinilai sebagai adanya faktor panas di dalam tubuh dan
tergolong ke dalam ekses, sedangkan bau yang hambar (insipid
odour) menunjukkan sindroma dingin (defisien). Dahak kental yang
berbau busuk berarti terjadi timbunan lendir panas (phelgmn heat)
di dalam kesatuan kerja LU. Dahak yang cair, jernih (terang), dan
tidak berbau menunjukkan adanya timbunan lendir dingin (phlegmn
cold).

17
Air seni yang berwarna kuning tua disertai bau pesing yang
menusuk dinilai sebagai adanya lembap dan panas (damp heat) di
dalam Ki atau BL. Produksi urine yang jernih, tidak berbau, dan
banyak menunjukkan adanya faktor dingin di dalam KI atau BL dan
dinilai adanya defisiensi di dalam Ki dan atau BL. Bau napas busuk
menunjukkan adanya faktor panas dalam di dalam kesatuan kerja
SP dan ST. bau badan (keringat) busuk terjadi karena adanya faktor
panas (ekses) di dalam kesatuan kerja organ LU.
c. Mewawancarai
Bermacam data dan informasi pasien yang sangat penting untuk
diketahui sangat banyak. Namun, data dan informasi tersebut tidak
dapat diperoleh dengan cara-cara pemeriksaan yang telah diuraikan di
atas, melainkan hanya dengan cara wawancara. Wawancara, terutama
ditujukan untuk mengetahui fungsi organ cang fu secara koordinatif,
dengan memakai nilai standar TBBD. Wawancara dibagi ke dalam
kelompok-kelompok berikut:
1) Keluhan utama, keluhan tambahan, dan riwayat singkat penyakit,
yang meliputi kapan penyakit tersebut mulai menyerang seseorang,
keadaan sebelum sakit dan saat mengidap penyakit, sifat penyakit,
apakah seorang pasien pernah mengidap penyakit tersebut atau
belum? Dan perawatan seperti apa yang pernah diterima oleh pasien
yang bersangkutan.
2) hal-hal khusus, yaitu menyangkut kebiasaan sehari-hari yang
merupakan proses fisiologis, TBBD (sebagai nilai standar), meliputi
kesukaan panas/ dingin (organ TE), keadaan keringat (organ TE,
HT, dan LU), buang air besar (organ LI), buang air kecil (organ BL
dan KI), napsu makan (organ ST dan SP), keadaan tidur (HT dan
GV), kecenderungan menyukai rasa tertentu menurut teori
pergerakan lima unsure (asam, pahit, manis, pedas, dan asin), rasa
haus (organ TE, ST), sekitar fungsi reproduksi pria atau wanita
(organ CV). Dalam pelaksanaan setiap wawancara, harus
diperhatikan pula daya dengar (organ KI) dan daya tangkap (organ

18
KI dan GV) seorang pasien. Pertanyaan-pertanyaan yang telah
diuraikan di atas, adalah pertanyaan-pertanyaan yang standar.
Namun pada kenyataannya, pertanyaan tersebut dapat
dikembangkan untuk mengkonfirmasikan dengan data dan
informasi yang diperoleh dengan cara lainnya. Berikut adalah
beberapa interpretasi data dan informasi dari hasil wawancara.
3) Perasaan dingin dan demam
Rasa dingin yang bersamaan dengan demam, menunjukkan
dimulainya serangan FP oleh faktor luar dan baru mengenai bagian
luar tubuh saja, yang sedang dihadapi oleh wei-qi, (qi untuk
pertahanan). Rasa dingin tanpa demam, kemungkinan disebabkan
oleh FP dingin dari dalam karena di dalam tubuh terjadi yang si
(aspek yang lemah). Hal ini, dapat juga disebabkan oleh FP dingin
dari luar yang kuat sehingga secara langsung dapat merasuk ke
dalam organ. Kemudian, organ yang sakit merefleksikan reaksinya
sebagai rasa nyeri. Contohnya adalah timbulnya nyeri ulu hati
(epigastric pain) yang disertai dengan mencret, berisi bahan
makanan yang belum tercerna. Terdapat rasa demam yang
timbulnya hanya sesaat saja, pasang-surut (hilang dan timbul
kembali). Keadaan seperti ini disebut tidal fever. Kondisi seperti ini,
disebabkan berkurangnya aspek yin. Rasa demam yang merayap
kea rah pemukaan tubuh dari dalam, biasanya dikeluhkan oleh
pasien, yang rasanya seprti tulang ditusuk-tusuk dari daralam.
Keadaan seperti ini, disebut tidal fever originating from bones.
Demam menggigil yang terjadi bergantian dalam sehari, setiap dua
hari, atau setiap tiga hari, ada kemungkinan bahwa orang tersebut
mengidap penyakit malaria. Dalam kondisi seperti ini, perawatan
yang harus dilakukan adalah kerjasama antara seorang akupunkturis
dengan kedokteran barat yang dapat memberikan hasil yan baik.
4) Berkeringat
Berkeringat merupakan reaksi terhadap FP oleh faktor angina panas,
sedangkan keringat yang tidak dapat keluar adalah reaksi dari invasi

19
angina dingin. Keringat dingin adalah suatu keadaan yang
menunjukkan bahwa keringat tersebut keluar dengan sendirinya
meskipun dalam keadaan istirahat (misalnya tidur), dikenal sebagai
automatic sweating. Berdasarkan aspek akupunktur, automatic
sweating dinilai sebagai lemahnya aspek yang (yang si) dari wei-qi.
Automatic sweating yang dikeluarkan pada waktu tidur dan berhenti
ketika bangun, dikenal sebagai keringat malam (night sweating).
Peristiwa seperti ini, diinterpretasikan sebagai defisiensi yin. Pada
saat seseorang sakit, keringat akan dikeluarkan. Kondisi seperti ini,
juga dinilai sebagai kurangnya aspek yang.
5) Makan, minum, nafsu makan dan pengecapan
Demam yang disertai dengan rasa haus menunjukkan adanya faktor
panas di dalam, sedangkan apabila seseorang tidak memiliki rasa
haus menunjukkan adanya faktor lembap dan dingin (cold damp) di
dalam. Apabila seseorang lebih menyukai makanan/minuman yang
dingin disebabkan adanya faktor panas di dalam. Apabila nafsu
makan hilang, disertai dengan adanya rasa hambar di dalam mulut
serta rasa penuh di daerah ulu hati dan lambung menunjukkan
defisiensi fungsi ST dan SP. Sendawa yang berbau busuk, muntah
rasa asam, dan rasa tidak suka melihat makanan menunjukkan
terjadinya timbunan dan penymbatan di dalam lambung
(indigestion). Rasa manis dan lekat di dalam jmulut menunjukkan
adanya lembap dan panas (damp-heat) di dalam organ ST dan SP
(organ tanah). Sebaliknya, rasa asam di dalam mulut menunjukkan
adanya hiperaktivitas (ekses) nsur api di dalam organ GB dan LR
(organ kayu). Rasa mula dan menyukai rasa asam menunjukkan
sesuatu sedang tumbuh (semi) di dalam tubuh (contohnya, pada
wanita yang mulai hamilo atau mengidam).
6) Buang air besar dan buang air kecil
Sembelit (konstipasi) dapat terjadi karena adanya faktor kering-
dingin di dalam organ LI sehingga sulit buang air besar. Keadaan
seperti ini, menunjukkan defisiensi qi di dalam organ LI. Biasanya,

20
sembelit terjadi pada usia tua, kurang bergerak, dan kurang
mengkomsumsi makanan yang mengandung serat kasar. Sembelit
juga dapat terjadi pada perempuan yang baru melahirkan atau
setelah menderita penyakit yang cukup lama sehinga menderita
defisiensi qi dan materi dasar cairan tubuh. Tinja yang bercampur
dengan dara, lendir, atau nanah, terutama disebabkan oleh faktor
lembap dan panas (damp heat) di dalam organ LI. Tinja lembek
yang tercampur dengan bahan makanan yang belum dicerna
menunjukkan defisiensi di dalam organ ST dan SP. Mencret yang
terjadi pada pagi hari, juga berkaitan dengan defeisien di dalam
organ SP dan KI. Air seni dengan warna kuning tua menunjukkan
adanya faktor panas di dalam, sedangkan air seni yang jernih dan
banyak menunjukkan faktor dingin di dalam. Seseorang yang sering
buang air kecil, dengan volume sedikitd an berwarna kuning tua,
menunjukkan adnaya timbunan faktor lembap dan panas di alam
organ BL dan KI. Sebaliknya, air seni yang berwarna jernih
menunjukkan adanya faktor dingin di dalam organ BL dan KI.
Apabila seseorang tidak bisa buang air kecil (retention urinariae),
dapat disebabkan pula oleh adanya timbunan faktor lembap dan
pans di dalam organ BL dan KI. Secara fisik, kemungkinan hal ini
terjadi karena organ tersebut tersumbat oleh batu ginjal atau darah
mati dalam saluran kencing (ureter) dan uretra.
7) Nyeri
Rasa nyeri dan lebih nyeri apabila ditekan berkaitan dengan
keadaan ekses, yang disebabkan oleh FP panas luar atau stagnasi
ching qi (qi di dalam meridian), pembendungan sie (haematome),
stagnasi nanah ditambah sie (abses), parasit, indigestion, atau
phlegmone. Rasa nyeri tersebut berkurang jika terjadi penekanan
yang berkaitan dengan adanya defisiensi qi di dalam organ atau
jarignan di daerah yang bersangkutan. Rasa nyeri yang berkurang
oleh karena pemanasan (moksibasi), disebabkan oleh tertimbunnnya
faktor dingin di daerah itu. Sebaliknya, apabila rasa nyeri berkurang

21
karena proses pendinginan (kompres dingin), berarti ada timbunan
panas di daerah itu. Rasa nyeri yang berjalan (berpindah-pindah)
menunjukkan bahwa FP ada di dalam meridian dan mengikuti aliran
ching qi (qi dalam meridian). Rasa nyeri pada suatu tempat yang
menetap disebabkan oleh sumbatan (stagnasi) qi dan atau sie di
daerah itu. Biasanya, hal ini disebabkan oleh adanya sumbatan
faktor lembap dan dingin (cold damp), misalnya nyeri kepala yang
menetap (cephalgia). Rasa nyeri kepala yang terjadi secara
perlahan-lahan, disertai dengan perasaan kepala yang kosong,
kemudian timbul pandangan gelap proksimal di muka mata dan
pandangna kabur, disebabkan oleh defisiensi qi., sie, dan inti dari
aspek yin (the core of yin). Rasa nyeri kepala dapat dibedakan pula
berdasarkan system meridian yang trayek alirannya melewati daerah
kepala. Contohnya, nyeri kepala osipital (occipital headache)
berhubungan dengan gangguan pada meridian SI dan meridian BL.
Nyeri kepala sebelah (unilateral headache, migraine) disebabkan
gangguan dalam meridian TE dan meridian GB. Nyeri kepala
bagian dahi dan supraorbital (frontal and supraorbital headache)
disebabkan gangguan dalam meridian LI dan meridian ST,
sedangkan nyeri kepala tegak (vertical headache), letak
gangguannya di dalam meridian HC dan meridian LR. Biasanya,
nyeri di daerah atas diaphrahma menunjukkan gangguan di dalam
organ HT dan LU, sedangkan letak gangguan nyeri epigastrik
(epigastric pain) ada di dalam organ SP dan ST. nyeri pada daerah
pinggang (lumbal) atau di sekeliling pusar (umbilicus) berarti ada
gangguan di dalam organ Kid an meridian chung (meridian
istimewa). Nyeri di bawah pusar dan lambung bagian bawah
menunjukkan adanya gangguan di dalam KI, BL, LI dan atau SI.
Nyeri di daerah rusuk (costal pain) dan hipokondria menunjukkan
gangguan di dalam organ LR dan GB.
8) Tidur
Adakalanya seseorang sangat sulit dan tidak bisa tidur atau tidak

22
bisa tidur nyenyak, mudah bangun, dan sulit tidur kembali.
Peristiwa seperti ini dikenal dengan insomnia. Biasanya, insomnia
yang disertai dengan pusing dan HT yang berdebar menunjukkan
kegagalan darah (sie) sebagai pembawa nutrisi dan oksigen ke
seluruh sel-sel tubuh. Hal ini berarti bahwa adanya defisiensi di
dalam organ HT (pengendali sen), LU (pengendali qi), dan SP
(pengendali sie). Sulit tidur yang disertai dengan pikiran dan jiwa
yang gelisah, disertai dengan mimpi-mimpi buruk menunjukkan
adanya aktivitas yang berlebihan (ekses) dari unsure api di dalam
organ api (HT dan HC). Susah tidur yang disertai dengan tidak
nyamannya keadaan di dalam ST, misalnya oleh kekenyangan, akan
mengacaukan qi di dalam ST sehingga mengakibatkan kegelisahan
pikiran dan jiwa (hubungan co-cycle organ KI dan HT). Kedua
organ tersebut akan mempengaruhi penampilan sen. Rasa kantuk
yang tidak tertahankan menunjukkan kelemahan atau kelelahan
secara umum. Bila disertai dengan pusing diartikan sebagai adanya
timbunan lendir lembap (phlegm damp) di dalam tubuh.
Adakalanya, seseorang berada dalam keadaan setengah tidur dan
disertai dengan kelelahan dalam berpikir (mental fatique) yang
sifatnya umum. Keadaan ini menunjukkan defisiensi di dalam organ
HT dan Ki. Kelelahan umum yang terjadi, seperti perasaan terbius
yang disertai timbulnya panas, dapat memberikan gejala akan
terjadinya koma (status comaticus). Hal ini disebabkan oleh faktor
panas yang patologis menusuk sampai ke dalam organ cang fu.
Kelelahan umum yang disertai dengan faktor panas yang menusuk,
menimbulkan dahak yang kental di dalam alat pernapasan, serta
memperlihatkan selaput lidah yang beraspek kuning, tebal, dan
kotor menunjukkan adanya timbunan lendir lembap (phlegm damp)
di dalam organ cang fu.
9) Datang bulang (haid) dan keputihan
Seorang akupunkturis wajib menanyakan mengenai keadaan
menstruasi (menstruation), kelainan di dalam alat reproduksi, dan

23
keputihan (pasien wanita dewasa). Selain itu, untuk wanita yang
pernah melahirkan perlu ditanyakan mengenai riwayat persalinan
yang pernah dialaminya. Daur menstruasi yang pendek, disertai
dengan pengeluaran darah yang banyak dan berwarna merah tua,
ada hubungannya dengan sindroma ekses faktor panas. Daur
menstruasi yang panjang, disertai dengan pengeluaran darah sedikit
dan berwarna jernih (merah terang), digolongkan ke dalam
sindroma dingin dan defisien. Nyeri menjelang menstruasi di bagian
bawah perut (abdomen) dan akan bertambah nyeri apabila ditekan,
disertai dengan warna darah menstruasi yang gelap keunguan dan
bergumpal-gumpal menunjukkan terjadinya penyumbatan qi dan
sie. Nyeri di daerah perut bagian bawah setelah menstruasi, disertai
dengan darah menstruasi yang berwarna merah terang dan jumlah
sedikit termasuk ke dalam sindroma defisiensi sie. Keputihan
dengan sekresi putih encer (seperti air), sedikit berbau, disertai
dengan rasa nyeri di daerah pinggul adalah gejala defisiensi di
dalam organ SP dan KI serta adanya penimbunan faktor dingin di
dalamnya. Keputihan dengan sekresi kental berwarna kuning dan
bau yang menusuk menunjukkan adanya faktor lembap panas (damp
heat), yang sedang mengalir ke bawah. Apabila terjadi pendarahan
vaginal yang tidak teratur setelah menstruasi berhenti (menopause),
dengan sekresi vaginal berwarna kuning atau putih bercampur
nanah dan atau darah, merupakan petunjuk terjadinya penyakit yang
serius. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kelembaban yang
menjadi racun di dalam rahim sendiri (autointoxication).
d. Meraba
Perabaan dilakukan dengan palpasi untuk merasakan adanya panas
– dingin, keras – lembek, nyeri – tidak nyeri, dan lokasi dari keluhan
pada pasien.
1) Kelompok titik tertentu
a) Titik atau daerah keluhan

24
Ditemukan pada saat mewawancarai pasien karena pasien
sendirilah yang dapat menunjukkan lokasi keluhannya tersebut
dengan tepat. Setelah itu, pemeriksa dapat melakukan
pengamatan dan rabaan lebih teliti pada titik atau daerah
keluhan itu. Titik organ khusus: Lambung  lakukan perkusi,
lihat fluktuasi ada / x.
b) Titik – titik waspada / titik mu-depan (alarm points)
Titik milik meridian tertentu yang letaknya setinggi organ
yang bersangkutan dan dapat memberi gejala (response) jika
organ tersebut mengalami kelainan.
c) Titik su – belakang (Association points)
Titik dalam meridian BL di daerah punggung sampai
pinggang yang letaknya pada tingkat yang sama dengan organ
yang bersangkutan dan akan memberikan reaksi bila mendapat
rangsangan. Akibatnya, titik-titik tersebut menjadi peka
terhadap rangsangan (rabaan) apabial seseorang mengidap suatu
penyakit.
2) Kelompok nadi radialis
Secara umum, hasil rabaan nadi dinyatakan sebagai kuat-
lemah, cepat-lambat, mengambang-tenggelam, dan dangkal-dalam.
Patokan yang digunakan untuk menentukan letak cun-kuan-ce
adalah dengan meletakkan jari tengah di sebelah dalam tulang
processus styloideus radii. Kemudian, jari telunjuk bagian distal,
sedangkan jari manis di bagian proksimal maka ditemukanlah letak
cun-kuan-ce itu.
Selanjutnya, kita dapat menentukan gambaran umum
keadaan pulsa-pulsa tersebut, yaitu berdasarkan aspek kekuatan,
keteraturan, kecepatan, kedalaman dan volumenya. Kemudian,
organ demi organ kita teliti untuk aspek yang sama. Dengan cara
membandingkan penemuan-penemuan semua pulsa-pulsa organ-
organ cang fu, kita dapat mentapkan kondisi organ yang normal,
defisien, dan ekses. Sebagai nilai xstandar adalah terjadinya 4-5

25
denyutan dalam setiap satu tariakn napas (respiration), irama yang
teratur dan kekuatan yang wajar.
Jenis jenis denyutan:
- Pulsa dangkal  penyakit kronik.
- Pulsa dalam  sindroma dalam.
- Pulsa lambat  Pulsa lambat yaitu pulsa yang dirasakan
lambat antara denyutan yang satu dengan denyutan berikutnya.
Terjadinya pulsa ini sangat lama yaitu kurang dari empat
denyutan pulsa setiap kali respirasi. Keadaan ini digolongkan
ke dalam sindrom dingin.
- Pulsa cepat  Sindroma panas.
- Pulsa tipe defisien  Pulsa tipe defisien yaitu denyut nadi yang
terasa lemah, tanpa kekuatan, dan akan hilang apabila tekanan
rabaan diperkuat. Keadaan ini digolongkan ke dalam sindrom
defisiensi umum.
- Pulsa tipe ekses  Pulsa tipe ekses terjadi apabial denyutan
nadi terasa penuh, kuat hanya dengan rabaan ringan saja,
bahkan dengan tekanan rabaan yang diperkuat denyutan masih
dapat dirasakan. Keadaan demikian digolongkan ke dalam
sindroma ekses.
- Pulsa senar
- Pulsa bergelombang  wanita hamil
- Pulsa benang  sindroma defisiensi qi dan sie
- Pulsa pendek  pasien kolllaps
- Pulsa tersendat  Pulsa tersendat adalah pulsa yang terasa
lembut lemah diselingi dengan denyutan tidak teratur yang
sekali-kali menghilang. Keadaan ini digolongkan ke dalam tipe
dingin karena terdapatnya lendir dingin (cold phlegmn) dan
sumbatan darah mati di dalam tubuh.
e. Mengukur
Secara umum, pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat
ukur yang relevan dengan apa yang diukur, misalnya berat badan

26
diukur dengan timbangan (kg), tinggi badan diukur dengan penggaris
(cm), suhu badan diukur dengan thermometer (derajat Celcius), dan
tekanan darah diukur dengan tensimeter (Tim Penulis, 2011).

2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami penatalaksanaan


farmakologi pada kasus
Tujuan penatalaksanaan adalah reduksi frekuensi dan intensitas nyeri
kepala (terutama TTH) dan menyempurnakan respon terhadap terapi
abortif. Terapi dapat dimulai lagi bila nyeri kepala berulang.
Penatalaksanaan Farmakologi TTH (Tension-Type-Headache)adalah
sebagai berikut:

Hindari obat analgesik golongan opiat (misal:butorphanol). Pemakaian


analgesik berulang tanpa pengawasan dokter, terutama yang mengandung
kafein atau butalbital, dapat memicu rebound headaches.
Terapi preventive TTH (Tension-Type-Headache)

Intervensi nonfarmakologis misalnya:

27
 latihan relaksasi, .
 relaksasi progresif 
 biofeedback training,
 cognitive-behavioural therapy (perubahan pola piker dan perilaku)
 EMG
Solusi lain adalah modifi kasi perilaku dan gaya hidup. Misalnya:
istirahat di tempat tenang atau ruangan gelap. Peregangan leher dan otot
bahu 20-30 menit, idealnya setiap pagi hari, selama minimal seminggu.
Hindari terlalu lama bekerja di depan komputer, beristirahat 15 menit
setiap 1 jam bekerja, berselang-seling, iringi dengan instrumen musik
alam/klasik. Saat tidur, upayakan dengan posisi benar, hindari suhu
dingin. Bekerja, membaca, menonton TV dengan pencahayaan yang
tepat. Menuliskan pengalaman bahagia. Terapi tawa. Salat dan berdoa
(Anurogo, 2014).
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara penusukan titik
akupunktur
a. Cara mencari titik akupuntur
1. Pengukuran dengan cara proposional tulang
2. Pengukuran dengan cara anatomi tubuh
b. Cara-cara penusukan
1. Dengan satu tangan

2. Dengan dua tangan


a. Bantuan ujung kuku
b. Pegangan jari yanglain
c. Meregangkan kulit
d. Mencubit

28
29
3. Dengan tabung

4. Sudut dan kedalaman


1. Tusukkan tegak lurus (sudut jarum 90o), biasanya digunakan untuk
tusukkan yang dalam (2-3cm).
2. Tusukkan miring (sudut jarum 45o), biasanya diunakan untuk tusukkan
yang dangkal (0,5-1cm).
3. Tusukkan miring (sudut jarum 15o), biasanya diunakan untuk tusukkan
yang dangkal (≤0,5-1cm).

(Widjaja, 2006).
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami penatalaksanaan non-
farmakologi akupunktur titik Baihui
Lokasi dari titik baihui ini adalah di kepala, di perpotongan garis
median kepala dan garis penghubung puncak daun telinga kiri-kanan.
Persarafan yang terdapat pada titik baihui ini merupakan cabang nervus
Optalmicus dan cabang nervus Oksipitalis. Titik baihui ini memiliki
indikasi lokal dan khusus. Indikasi lokal memengaruhi jaringan sekitar.
Sedangkan indikasi khusus perbaikan sirkulasi pembuluh darah otak
regulasi fungsi otak, memulihkan prolaps uteri, dll. Cara penjaruman titik

30
ini adalah tegak lurus 1 cm atau mendatar 2 – 3 cm ke arah Sishencong
(San, 2000).

Gambar 1.1 Titik Baihui

Gambar 1.2 Titik Baihui

5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami penatalaksanaan non-


farmakologi akupunktur titik Shangxing
1. Titik akupunktur Shangxing GV 23
a. Lokasi: garis meridian kepala, 2 cm dari batas rambut depan, 9 cm
di atas glabela
b. Saraf: cabang n.ophtalmicus
c. Indikasi:
1) Lokal : sesuai keluhan jaringan sekitar
2) Khusus : obat keluhan hidung, dan obat keluhan mata
seperti konjungtivitis, glaukoma

31
d. Cara : Menusukkan jarum akupunktur secara mantap, tegak lurus
sedalam 1 cm.

Gambar 1.3 Titik Shangxing


(Agoes, 1992)
6. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami penatalaksanaan non-
farmakologi akupunktur titik Fengfu, Fengci dan Sihencoung
a. Fengfu, GV 16
Lokasi : rambut belakang, garis median kepala dalam lekuk di
bawah benjolan tulang oksipitalis
Saraf : cabang n.servikalis dan cabang n.oksipitalis. Di bag dalam
terdapat pertemuan med oblongata dan med spinalis (penjaruman
dalam dilarang)
Indikasi : meringankan nyeri kepala
Lokal : kel jaringan kepala dan kuduk
Khusus: perbaiki sirkulasi darah otak, regulasi fungsi otak mis pada
hemiparesis pasca stroke, aphasia
Cara: jarum tegak lurus 2 – 2,5 cm, dilarang lebih dari itu. Arah jarum
jangan ke atas, hindari foramen magnum. (Kiswojo, dan Adi Kusuma,
2002)

32
Gambar 1.4 Titik Fengfu
b. Fengchi, GB 20
Lokasi : setinggi dan ke lateral titik fengfu, dalam lekukan antara m
trapezius dengan strenokleidomastoiseus.
Saraf : cabang n.oksipitalis minor
Indikasi :
 Lokal : kelenjar setempat yang mengalami patologi.
 Khusus : perbaiki sirkulasi darah otak, regulasi fungsi otak contoh
pada hemiparesis pasca stroke, insomnia, pseudobulbair paralysis,
myopia
Cara : penjaruman ke arah puncak hidung kedalaman2 – 2,5 cm atau
mendatar tembus fengfu. (San, Tse Ching., et al. 2005)

Gambar 1.5 Titik Fengchi

33
c. Sishencong, EX-HN1
Lokasi : 2 cm ke kiri, kanan, depan dan belakang dari Baihui, gv 20
Saraf : cab n.Supraorbitalis, n.aurikulotemporalis, n.oksipitalis magnus
Indikasi : local pada kelompok jaringan setempat dan khusu untuk
memperbaiki sirkulasi darah otak, regulasi fungsi otak mis pada hemiparesis
pasca stroke, insomnia.
Cara : penjaruman mendatar 1,5 – 2 cm

Gambar 1.6 Titik Sishencong

34
KESIMPULAN

Wanita 34 tahun datang ke poli akupunktur dengan keluhan sakit kepala sejak 1
bulan yang lalu, terasa satu sisi wajah, terasa tegang dan kaku, diperparah saat
emosi, lelah dan sulit tidur. Pemeriksaan yang dibutuhkan yaitu foto rontgen dan
EMG. Berdasarkan hasil pemeriksaan, didapatkan diagnosis kerja yaitu Tension
type Headache. Tatalaksana yang diberikan berupa terapi farmakologi dan non-
farmakologi. Terapi farmakologi diberikan obat-obatan seperto paracetamol,
ibuprofen, aspirin, ketoprofen dan lain-lain. Terapi non-farmakologinya berupa
cognitive behavior therapy, pelatihan relaksasi dan akupunktur. Beberapa titik
meridian yang bisa digunakan sebagai titik akupunktur apabila terjadi nyeri kepala
antara lain titik baihui, titik shangxing, titik shuaigu, titik fengtu.

35

Anda mungkin juga menyukai