Anda di halaman 1dari 57

AKUPUNKTUR DAN

MEDICAL EVIDENCE

Prof dr Amri Amir, SpAK

Pendahuluan

Akupunktur merupakan suatu cara pengobatan


yang telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu.
Kata akupunktur berasal dari kata Acus (jarum)
dan punktura (menusuk atau menembus).
Terapi akupunktur medik adalah cara terapi yang
dilakukan dengan merangsang titik-titik tertentu
di permukaan tubuh untuk mengobati penyakit.
Berbagai penelitian dasar maupun kasus telah
dilakukan dalam bidang akupunktur di berbagai
negara.

Akupunktur
berasal
dari
negara
Cina
berkembang ke negara lain di Asia maupun di
Barat. Jarum akupunktur tertua ditemukan
sebagai peninggalan jaman batu (4000 5000
tahun lalu).
Majalah WHO 1979 memuat jenis penyakit
dengan indikasi terapi akupunktur. Dengan
adanya
SK
Menkes
No.
1186/Menkes/Per/XI/1996 tentang pemanfaatan
akupunktur di sarana pelayanan kesehatan
akan
makin
menunjang
perkembangan
akupunktur di dunia kedokteran.

Berbagai
penelitian
yang
telah
dilakukan
telah
menerangkan
mekanisme
kerja
akupunktur
berdasarkan Neuroscience.
Akupunktur saat ini telah berkembang
dari
konsep
tradisional
menjadi
akupunktur
medik
sesuai
kaidah
kedokteran konvensional.

Titik Akupunktur
Dengan berkembangnya penelitian-penelitian, telah dibuktikan adanya titik akupunktur yang mempunyai
sifat: :
1.
Titik akupunktur memiliki tahanan listrik yang lebih
rendah dibandingkan tahanan listrik daerah kulit
sekitarnya.
2.
Titik akupunktur memiliki muatan listrik yang
berpotensial lebih tinggi, daya hantar lebih tinggi
dan daya rangsang yang lebih peka dibandingkan
daerah kulit sekitarnya.
3.
Titik akupunktur memiliki daya hantar gelombang
suara yang lebih tinggi dibandingkan daerah kulit
sekitarnya.

4.

5.

6.

Titik akupunktur memiliki suhu lebih tinggi


dibandingkan daerah kulit sekitarnya.
Titik akupunktur meliputi daerah kulit 1 2
mm2.
Titik akupunktur dapat mempengaruhi
organ visera yang bersangkutan juga
dipengaruhi oleh keadaan organ visera
yang bersangkutan bila titik itu dengan
organ visera berada satu dermatom.

4.

5.

6.

Titik akupunktur terletak pada daerah kulit


dengan persarafan dan vaskularis yang lebih
superfisial.
Titik akupunktur memiliki ujung-ujung saraf
yang lebih banyak dibandingkan daerah
sekitarnya.
Titik akupunktur memiliki hubungan dengan
susunan saraf otonom dan disebut = zona
of autonomic concentration.

Terapi Indikasi
Akupunktur medik telah digunakan
untuk mengobati bermacam-macam
penyakit baik secara tersendiri
maupun bersama dengan cara
pengobatan lain.
Menurut WHO penyakit yang dapat
diobati dengan akupunktur sebagai
berikut :

1.

2.

3.

4.

Saluran nafas atas = sinusitis akut,


rinitis akut, common cold, tonsilitis akut.
Sistim pernafasan : bronkitis akut, asma
bronkiale.
Kelainan mata : konjungtivitis akut,
retinitis, miopia.
Kelainan pada mulut = nyeri gigi, nyeri
paska pencabutan, gingivitis, faringitis
akut dan kronis.

5.

6.

Kelainan gastrointestinal = spasme


esofagus dan kardia, hiccap, gastritis
akut dan kronis, hiperasiditas lambung,
ulkus duodenum akut, kolitis akut,
disintri basiler, konstipasi, diare.
Kelainan neurologik dan
muskuloskeletal = nyeri kepala, migren,
enuresis frozen shoulder, schiatica,
nyeri pinggang bawah, osteoartritis.

Peralatan dan Teknik


Perangsangan
Alat-alat yang diperlukan untuk
melakukan tindakan akupunktur :
Jarum akupunktur.
Kapas alkohol.
Pengukur waktu.
Sterilisator.

Perangsangan titik akupunktur dapat


dilakukan
dengan :
1.
Rangsangan mekanik :

2.
3.
4.

5.

6.

Penjaruman (acupuncture).
Tekanan (acupresure)

Rangsang termis : Penghangatan.


Rangsang elektrik : electro acupunkture.
Rangsang gelombang suara ultrasound
(Ultrasonopunkture)
Rangsang sinar : Sinar laser
(Laserpunkture).
Rangsang dengan penyuntikan cairan :
Aquapunkture.

Dasar Terapi
Pemilihan Titik
Titik lokal : titik yang terletak pada lokasi
penyakit.
Titik
segmental
: titik yang dipilih
berdekatan
segmen
spinal
yang
berkaitan.
Titik simtomatik
: titik yang mempunyai
efek terhadap simtomp tertentu seperti
mual, batuk, dst.
Terapi dilakukan dengan mengkombinasikan
titik-titik yang dipilih.

Banyak titik disesuaikan dengan penyakit


yang diderita dan kondisi tubuh pasien.
Pada pasien baru dan pasien dengan kondisi
lemah jumlah titik yang ditusuk lebih sedikit
dibanding pada pasien lama atau pasien
dengan kondisi tubuh yang kuat.
Terapi akupunktur dapat dilakukan setiap
hari, dua hari sekali atau tiga hari sekali.
Pada umumnya dilakukan sampai mencapai
satu sesi yang terdiri atas 10 12 kali
pengobatan. Apabila diperlukan pengobatan
seri berhubungan maka diberikan interval
waktu beberapa hari sampai satu minggu

Mekanisme kerja
Efek Lokal
Penusukan jarum akan menimbulkan perlukaan
mikro pada jaringan. Hal ini menyebabkan
keluarnya
hormon
jaringan/mediator
dan
menimbulkan reaksi rantai biokimiawi.
Mediator
yang terlepas adalah : histamin,
serotonin, kinin, limfokin, leukotrin, prostagladin.
Efek yang terjadi secara lokal meliputi : dilatasi
kapiler, peningkatan permeabilitas kapiler.
Reaksi lokal ini dapat dilihat sebagai kemerahan
pada daerah penusukan.

Efek Segmental / Regional.

Tindakan
akupunktur
akan
merangsang serabut saraf A
dan merangsang itu akan
diteruskan ke segmen medula
spinalis bersangkutan dan ke
sel
saraf
lainnya,
mempengaruhi segmen medula
spinalis yang berdekatan.

Hal ini akan menimbulkan respons


balik
melalui
neuron
eferen
maupun sistim saraf otonom dapat
berupa stimulasi atau inhibisi.
Relaksasi otot dan perubahan
sensitifitas
terhadap
nyeri
menyebabkan berkurangnya rasa
nyeri.

Efek Sentral

Rangsang yang sampai pada


medula spinalis diteruskan pula
ke susunan saraf pusat melalui
jalur batang otak, substansia
grisea, hipotalamus, talamus,
cerebrum.

Efek sentral ditunjang oleh pelepasan


hormon stres oleh hipotalamus yaitu releasing hormone, pituitary hormone,
ACTH, FSH, LH, ADH, prolaktin, hormon
steroid gonad (estrogen, androgen) dan
dari korteks adrenal (kortison, aldosteron),
medula
adrenal
(epinefrin
dan
norepinefrin).
Efek jangka panjang dari neuropeptida,
endorfin, enfetalin dapat menerangkan
efek akupunktur dalam pengurangan
nyeri, sedasi, euforia.

Current Research Findings


Acupuncture stimulates the body's signaling
systems. Signaling systems release
biochemicals (proteins, hormones and other
chemicals that the body produces) at various
sites in the body. These biochemicals travel to
other sites via the bloodstream, across cell
membranes and within cells to stimulate a
physiological activity such as growth,
metabolism, or tissue repair.
Abby Kessler Center for Acupuncture &
Acupressure

20

According to current understanding, the primary


signaling system affected by acupuncture is the
nervous system, which not only transmits signals
along the nerves that comprise it, but also emits
a variety of biochemicals that influence other
cells of the body.
The nervous system, with over 30 peptides
involved in transmitting signals, is connected to
the hormonal system via the adrenal gland, and
it makes connections to every cell and system of
the body.
Acupuncture Modern Views
Los Angeles Chinese Learning Center 21

22

23
Skin Needling.Karin Downes

CELL SIGNALING
Signaling
Cell

Information
Physic
al
factors

Target cell

SignalingMolecule

Smell, Light,
Touch, Taste,
Sound

Respons
Recepto
e
r
Transduction

24

metabolisme
pergerakan
Proliferasi
Survival
Diferensiasi
Apoptosis

Molekul sinyal yang sama, pada sel yang berbeda akan


memberikan respon yang berbeda
Contoh: Asetilkolin

Kombinasi molekul sinyal yang berbeda, yang diterima oleh


suatu sel, akan memberikan respon yang berbeda

Blood Vessel Vasodilatation


Nerve
Stimulation
Acetylcholine
release
Endothelial
cells
NO synthesis
Blood vessels
smooth muscles
Activation of
Guanylyl
Cyclase

GTP

Cyclic
GMP

Hubungan TITIK AKUPUNKTUR


dengan ORGAN
SATU TITIK ke
BEBERAPA
ORGAN

SATU ORGAN
didatangi
oleh
BEBERAPA
TITIK

Hasil penelitian menunjukkan bahwa


aksi rangsang akupunktur menimbul reaksi :
1. lokal
2. segmental intersegmental
3. umum (sistemik)
Klinis dapat digolongan dalam
1.
Efek analgetik
2.
Efek regulasi

Bertolak dari hasil penelitian,


sejumlah hipotesis mekanisme kerja
rangsang akupunktur dikemukakan
antara lain,
1.
Mekanisme refleks saraf
2.
Mekanisme neurohumoral
3.
Mekanisme neuroendokrinimun
4. Mekanisme elektromagnetik
5. Mekanisme mediasi jaringan ikat

Mekanisme refleks saraf

Titik akupunktur

refleks saraf

target organ
saraf somatik
saraf otonum

Mekanisme Neurohumoral
Sejak tahun 1970-an, telah diketahui bahwa
Akupunktur analgesia mengaktifkan sistem
opioid peptide endogen dan mempengaruhi
sistem regulasi nyeri dengan mengubah
proses dan persepsi informasi noksius pada
berbagai tingkat sistem saraf pusat.

Diketahui pula akupunktur analgesia memiliki dua


model sistem, yaitu
1.
Endorphin dependent system yang melibatkan
rangsang elektroakupunktur frekuensi rendah (2 4
Hz), intensitas tinggi, terjadinya lambat dan
menyeluruh ke seluruh tubuh, rangsangn bersifat
kumulatif.
2.
Monoamine dependent system yang melibatkan
rangsang elektroakupunktur frekuensi tinggi (50 Hz
atau lebih), intensitas rendah, yang terjadi dengan
cepat, segmental dan tidak kumulatif.

Promeranz menggambarkan proses akupunktur analgetik


sebagai berikut :

Gb.1 Skema Mekanisme kerja analgetik Promeranz (1989, 2001)

Saat penjaruman dekat dengan titik nyeri tekan atau


titik pemicu, rangsangan akupunktur memaksimalkan
sirkuit segmental pada tingkat sel 7 di medula spinalis, juga
mempengaruhi sel 11 dan 14.
Saat penjaruman dilakukan distal jauh dari daerah nyeri,
terjadi pengaktifan otak tengah dan hipotalamus-hipofisis
(sel 11 dan 14) tanpa melewati lokal segmental yang
mempengaruhi sel 7.
Sel-sel 11 dan 14 menghasilkan efek analgetik sistemik,
seluruh tubuh; sedangkan sel 7 hanya menghasilkan efek
analgetik lokal.

Gb 3 Skema mekanisme kerja akupunktur analgetik Bowsher (1992)

Cho et al mengemukakan mekanisme rangsang akupunktur menyeluruh


pada jaringan perifer sebagai berikut :

Gb. 3 Skema Mekanisme Kerja rangsang perfer Akupunktur Cho (2001)

Mekanisme kerja Neuroendokrinimun

Sesuai dengan hubungan yang erat antara sistem


saraf, sistem endokrin, dan sistem imun, rangsang
akupunktur sebagai stresor eksternal melibatkan sistem
neuroendokrinimun (Besedovsky, 1977)

Korteks serebri
neurotransmiter
sitokin
Eksternal
neuropeptida
stresor
Sistem Imun

Internal stresor

neurotrasnmiter
regulasi umpan balik
Hipotalamus
neuropeptida
IL-1, IL-2
Hipofisis
neuropeptida hormon

irACTH
ir END, ir TSH

hormon
regulasi
umpan
balik
Sistem endokrin

hormon
hormon
antibodi, komplemen
sistem tubuh/target organ
sitokin, sel NK, makrofag

Mekanisme kerja neuroendokrinimun terangkum dalam


neurobiological Integration of stress.

Communication between central nervous system (CNS), endocrine


System, and immune system.
CRH = corticotrophin-releasing hormone

Mekanisme kerja elektromagnetik.

Dalam bidang bio elektromagnetik (EM), di ketahui


bahwa signal medan EM endogen dapat meregulasi status
fisiologik, ritme biologik dan sirkadian, fungsi imun dan
endokrin.
Penjaruman akupunktur menyebabkan signal EM endogen
dalam tubuh menjadi lebih kuat dari normal, dan signal itu
merangsang pelepasan endorphin dan memobilisasi sel-sel
sistem imun pada daerah kelainan (nyeri) serta meregulari
fungsi fisiologik untuk pulih normal.

Mekanisme mediasi jaringan ikat


signal mekanik rangsangan titik akupunktur menimbulkan efek,
antara lain berupa extracellular matrix modification.
Modifikasi matriks ekstraselular itu dapat mempengaruhi struktur
jaringan lain yang ada pada matriks tersebut, seperti sensorik aferen,
fibroblas, sel imun dan sel vaskular.
Pada penjaruman, rangsangan jarum pada jaringan ikat (fasia)
menyebabkan fibroblas berkumpul sekitar jarum. Dan fibroblas yang
terkumpul itu dalam waktu singkat menyebar melalui matriks ekstraselular
untuk kemudian ditangkap reseptor tertentu di daerah yang berjarak
jauh dari lokasi rangsangan.
Mekanisme kerja rangsang ini menerangkan efek jauh rangsang titik
akupunktur.

University of California,
Irvine

When a needle is placed in a point


on the side of the foot that Chinese
theorists associate with vision, the
visual cortex in the brain lights up
on functional magnetic resonance
imaging scans, though the cause
and effect are not totally clear.

University of Vermont
College of Medicine

Believe the signals may pass also


along the 12 major acupuncture
meridians that many western scientists
doubted the existence. But in a series
of studies using ultrasound, they found
evidence that the meridians lie along
the sheets of connective tissue that
surround organs this was not due to
chance (dr. Helena Langevin)

Brigham and Womens


Hospital

Neuroscientist Seung-Schik Yoo found


that when a needle is placed in a
point called pericardium 6 on the
wrist, known in Chinese medicine as a
sensitive point for nausea, the part of
the brain that controls the vestibular
system (which affects balance and
nausea) lights up on scans.

Evid Based Complement


Alternat Med, 2007 March

The Korean researchers found a


way to reveal the anatomy of
these meridians and to visualise
them in a breakthrough study.
They used fluorescent magnetic
nanoparticles to detect a tissue
which was not detectable using
stereomicroscopes.

Kontra indikasi
Kehamilan :
Dibawah tiga bulan, daerah perut bawah
dan daerah lumbo sakrat tidak boleh di
akupunktur, setelah tiga bulan kehamilan
akupunktur tidak boleh dilakukan pada
daerah perut atas dan daerah lumbo sakrat.
Juga titik-titik yang menyebabkan sensasi
kuat seperti Hegu (LI4), Sanjin Jiao (SP 6),
Kunlun (BL 60) dan Zhiyin (BL 67).

Kondisi kedaruratan medik.

Kasus Pembedahan
Tumor ganas
Gangguan pembekuan darat

Sedang dalam pengobatan anti


koagulansia.

Reaksi yang tidak


diharapkan :
Kolaps
Oleh
ketegangan mental, konstitusi
tubuh lemah, kelaparan, kelelahan, posisi
penusukan yang tidak tepat atau karena
manipulasi yang kuat.
Pasian merasa pusing, vertigo, palpitasi,
napas pendek, gelisah, mual, pucat,
keringat dingin, nadi lemah.
Dalam kasus yang berat dapat timbul
ekstremitas dingin, tekanan darah turun
dan kehilangan kesadaran.

Jarum tidak dapat dicabut/diputar


Disebabkan oleh ketegangan, spasme
kuat dari otot lokal, pemutaran jarum
dengan amplitudo terlalu besar atau
hanya satu arah atau perubahan posisi
pasien setelah penusukan.
Untuk itu pasien diminta untuk rileks
dan tidak tegang dan sesuai dengan
penyebabnya dilakukan tindakan untuk
mengatasinya.

Jarum patah
Karena mutu jarum yang tidak baik atau
adanya karat pada jarum, manipulasi
jarum yang terlalu kuat, spasme otot
yang kuat, perubahan tiba-tiba dari
posisi pasien setelah jarum ditusukkan.
Bila hal ini terjadi maka pasien diminta
tenang agar jarum yang patah tidak
masuk lebih dalam.

Jarum bengkok
Disebabkan oleh manipulasi yang tidak
tepat atau terlalu kuat, perubahan posisi
pasien.
Jarum jangan dimanipulasi dengan
pengangkatan pembenaman atau
pemutaran.
Jarum diusahakan dicabut perlahan
mengikuti arah bengkoknya jarum.
Jangan dicabut dengan paksa.

Hematoma
Perlukaan pembuluh darah atau karena
tidak dilakukan penekanan setelah
pencabutan jarum.
Pada
umumnya
hematoma
akan
menghilang dengan sendirinya setelah
beberapa
waktu.
Bila
terdapat
pembengkakan lokal dan nyeri yang
hebat, dapat dilakukan penekanan lokal
atau pemijatan ringan. Dapat pula
diberikan penghangatan atau obat lokal
untuk mengobati hematoma tersebut.

Penusukan harus menghindarkan pembuluh


darah untuk mencegah perdarahan.
Titik di dada, perut dan punggung harus
ditusuk dengan hati-hati untuk
menghindarkan perlukaan organ dalam.
Titik-titik yang terletak berdekatan dengan
organ penting atau pembuluh darah besar
harus ditusuk dengan hati-hati sebaiknya
ditusuk secara oblique atau horizontal
untuk menghindari perlukaan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai