net/publication/332971173
CITATIONS READS
0 447
54 authors, including:
Muhammad Junaidi
University of Mataram
30 PUBLICATIONS 29 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Muhammad Junaidi on 09 May 2019.
Prosiding
Seminar Nasional Tahunan V Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Tahun 2008
Semnaskan_UGM/Dewan Redaksi ii
Seminar Nasional Tahunan V Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 26 Juli 2008
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Tahun
2008
ISBN : 978-979-99781-7-2
1.
Djumanto
Diterbitkan oleh:
Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, 2008
dan
Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Hasil Kelautan dan Perikanan
Jakarta, 2008
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa ijin dari penyunting.
Semnaskan_UGM/ISBN iii
Seminar Nasional Tahunan V Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 26 Juli 2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas terselenggaranya “SEMINAR
NASIONAL TAHUNAN V HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
TAHUN 2008” Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Pengembangan IPTEK baik yang bersifat dasar, strategis, terapan dan adaptif
dalam bidang perikanan dan kelautan serta dukungan kelembagaan yang kuat sangat
diperlukan untuk menunjang pembanguan bangsa. Oleh karena itu, dilaksanakan kegiatan
seminar nasional tahunan hasil penelitian perikanan dan kelautan, dengan tujuan untuk
menginventarisasikan penelitian-penelitian yang telah dilakukan dan mengetahui teknologi
yang telah dihasilkan.
Makalah yang dipresentasikan pada seminar ini kurang lebih 250 makalah dari
berbagai instansi pemerintah, balai-balai pengembangan dan penelitian baik swasta maupun
pemerintah. Makalah yang dipresentasikan sebagian diterbitkan dalam berbagai jurnal yang
dikelola oleh Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian UGM sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan oleh masing-masing jurnal. Penyunting untuk prosiding ini tidak mengubah
substansi isi makalah, tetapi hanya melakukan penyeragaman sistematika, pembetulan
pengetikan dan pengaturan tata letak.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
1. Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan-BRKP
2. Rektor Universitas Gadjah Mada
3. Dekan Fakultas Pertanian UGM
4. Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan
5. Pemakalah dan peserta dalam seminar ini
6. Semua pihak yang turut serta dalam mensukseskan seminar dan membantu penerbitan
prosiding ini.
Akhirnya, kami mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penyelenggaraan
seminar maupun dalam penyajian prosiding ini. Harapan kami, semoga prosiding ini dapat
bermanfaat.
Tim Penyunting
Semnaskan_UGM/Kata Pengantar iv
Seminar Nasional Tahunan V Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 26 Juli 2008
KUALITAS AIR KOLAM BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR DENGAN PENGGUNAAN
FILTER TANAMAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) SATU DAN DUA TAHAP
PENYARINGAN
Ahmad Musa, Tutik Kadarini, Melta Rini Fahmi dan Nurhidayat ............................................ BP-02
Semnaskan_UGM/Daftar Isi v
Seminar Nasional Tahunan V Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 26 Juli 2008
BIDANG PAKAN-NUTRISI
Semnaskan_UGM/Daftar Isi vi
Seminar Nasional Tahunan V Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 26 Juli 2008
WAKTU EVAKUASI PAKAN ALAMI (Moina sp) DAN AKTIVITAS MAKAN BENIH IKAN
BETUTU (Oxyeleotris marmorata)
Zafril Imran Azwar, Irma Melati, Titin Kurniasih, Imam Taufik ................................................ PN-12
PEMBUATAN KULTUR SEL PRIMER DARI SIRIP EKOR IKAN MAS (Cyprinus carpio)
Tuti Sumiati , Lila Gardenia dan Agus Sunarto ........................................................................ PI-09
Semnaskan_UGM/Daftar Isi ix
Seminar Nasional Tahunan V Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 26 Juli 2008
HUBUNGAN FLUKTUASI AIR DENGAN SIFAT FISIKA KIMIA AIR DI RAWA BANJIRAN
SUMATERA SELATAN
Agus Djoko Utomo .................................................................................................................. MS-03
HUTAN RAWA SEBAGAI DAERAH FISHING GROUND IKAN IKAN PERAIRAN UMUM
Dadiek Prasetyo ...................................................................................................................... MS-12
Semnaskan_UGM/Daftar Isi x
Seminar Nasional Tahunan V Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 26 Juli 2008
KANDUNGAN LOGAM BERAT Co, Cr, Cs, As, Sc, DAN Fe DALAM SEDIMEN
DI KAWASAN PERAIRAN PESISIR SEMENANJUNG MURIA
Heni Susiati ............................................................................................................................. MS-24
Semnaskan_UGM/Daftar Isi xi
Seminar Nasional Tahunan V Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 26 Juli 2008
PENGGUNAAN PAPAIN PADA PEMBUATAN KECAP IKAN DARI LIMBAH FILET NILA
Arbati Rachmi, Nurfitri Ekantari dan Siti Ari Budhiyanti .......................................................... PP-08
Semnaskan_UGM/Daftar Isi xv
Seminar Nasional Tahunan V Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 26 Juli 2008
BIDANG BIOTEKNOLOGI
Daftar Peserta
Indeks Penulis
Abstrak
Perairan Selat Alas terletak di antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, menghubungkan
Samudera Hindia dan Laut yang merupakan salah satu jalur utama Arlindo dan daerah
penangkapan ikan pelagis. Mengingat strategisnya perairan Selat Alas, maka penelitian
oseanografis terutama parameter suhu dan salinitas penting untuk dilakukan. Untuk itu, dilakukan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui distribusi menegak dan mendatar suhu dan salinitas
yang merupakan sebagai salah satu informasi untuk menentukan daerah penangkapan potensial.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember 2007. Pengukuran suhu dan salinitas dilakukan
dengan CTD pada 18 station yang berada pada 6 transek dengan perolehan data dimulai dari
lapisan permukaan sampai dekat dasar perairan dengan kedalaman 130 m. Data perolehan CTD,
kemudian dikonversi ke data .txt, selanjutnya data suhu dan salinitas diolah dengan bantuan
perangkat lunak (software) Surfer 8.0 dan Ocean Data View (ODV). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi menegak suhu pada lapisan permukaan dan termoklin terdapat kecenderungan
garis isotermal pada perairan bagian selatan lebih tinggi dibandingkan pada perairan bagian utara.
Garis isotermal pada ke enam transek cenderung menaik ke arah barat, sedangkan garis isoklin
pada perairan bagian selatan cenderung berada pada kedalaman yang lebih rendah daripada pada
perairan bagian utara. Distribusi mendatar suhu pada lapisan permukaan sampai pada kedalaman
30 m cenderung lebih tinggi pada perairan bagian utara dibandingkan pada bagian selatan,
sedangkan distribusi horizontal salinitas relatif homogen.
Pengantar
Perairan Selat Alas terletak di antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa,
2
menghubungkan Samudera Hindia dan Laut Flores dengan luas sekitar 147.34 km dimana lebar
selat bagian utara sekitar 17.70 km dan di bagian selatan sekitat 30.58 km. Selat Alas merupakan
salah satu jalur utama arus lintas Indonesia (Arlindo). Arlindo adalah suatu sistem arus yang
mengalir dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia. Arlindo merupakan fenomena yang sangat
menarik untuk dikaji dan sedang menjadi perhatian serius oleh para peneliti oseanografi
(Atmadipoera et al., 1997). Suhu dan salinitas merupakan parameter oseanografi yang penting
diketahui untuk memprediksi berbagai gejala dan dampak yang terjadi di perairan laut, antara lain
proses upwelling, pergerakan massa air, dan potensi perikanan..
Sebagai perairan yang relatif dangkal, Selat Alas banyak terbentuk front-front suhu
permukaan laut atau proses upwelling (Longhust dan Pauly, 1981). Berdasarkan beberapa
penelitian menunjukkan bahwa daerah-daerah front merupakan daerah penangkapan ikan yang
baik, seperti yang ditemukan oleh Lumbangaol (1995) di perairan Selat Sunda dan Manurung dan
Simbolon (1998) di Selat Makassar. Begitu pula daerah-daerah dimana banyak terjadi proses
upwelling, maka dipastikan oleh banyak peneliti bahwa daerah tersebut potensi sumberdaya ikan
terutama pelagis kecil sangat melimpah (Csirke, 1988). Ikan pelagis kecil merupakan sumberdaya
yang poorly behaved, karena makanan utamanya adalah plankton, sehingga kelimpahannya
tergantung pada faktor-faktor lingkungan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dapat dikatakan bahwa variabilitas faktor-faktor
lingkungan perairan Selat Alas sangat tinggi, sehingga sangat berpengaruh terhadap ketersediaan
ikan terutama ikan pelagis. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
distribusi menegak dan mendatar suhu dan salinitas di perairan Selat Alas, yang merupakan
sebagai salah satu informasi untuk menentukan daerah penangkapan potensial.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember 2007 dengan menggunakan peralatan kapal
penelitian, Conductivity, Temperatura and Depth (CTD) Seabat Profiler V 4,0 tipe SBE 19
SEABIRD, Global Positioning System, dan peta alur pelayaran. Pengukuran suhu dan salinitas
dilakukan pada 18 station yang berada pada 6 transek. Penentuan transek mengikuti jalur akustik
yang berbentuk paralel sistematik, dengan jarak antar transek 6 mil (Gambar 1).
Pengukuran suhu dan salinitas dimulai dari lapisan permukaan sampai dekat dasar
perairan dengan kedalaman 130 m. Data hasil pengukuran dengan menggunakan CTD dari 18
stasiun yang terdiri dari 6 transek tersebut, kemudian dikonversi ke data .txt. Data-data terdiri dari 6
parameter antara kedalaman (depth= meters, suhu (temperature= deg.C), salinitas (PSU), tekanan
(pressure= decibars) dan konduktivitas (S/m). Dalam penelitian ini hanya data kedalaman, suhu
dan salinitas yang diolah lebih lanjut. Pengolahan data suhu dan salinitas dilakukan bantuan
perangkat lunak (software) Surfer 8.0 dan Ocean Data View (ODV) versi 3.0.1.2005.
Distribusi Menegak
Distribusi menegak arah membujur pada ke enam transek (A, B, C, D, E dan F) untuk suhu
dan salinitas pada bulan Nopember 2007 disajikan masing-masing pada Gambar 2 dan 3.
Pada Gambar 2 terlihat bahwa distribusi menegak suhu pada lapisan permukaan dan
termoklin terdapat kecenderungan garis isotermal pada transek di bagian selatan (transek A, B,
dan C) lebih tinggi dibandingkan pada transek di bagian utara (transek D, E dan F). Hal ini
menunjukkan bahwa massa air di perairan Selat Alas bagian utara dipengaruhi massa air dari
perairan Laut Flores dan Selat Makassar, sedangkan massa air di bagian selatan dipengaruhi oleh
massa air Samudera Hindia. Menurut Purba (2007) dinamika pergerakan air di perairan Indonesia
termasuk di Selat Alas dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti sism muson, gelombang Kelvin dari
Samudera Hindia, fenomena El Nino Southern (ENSO), arus yang masuk seperti Arus Lintas
Indonesia (Arlindo). Selat Alas merupakan salah satu jalur utama arus lintas Indonesia (Arlindo).
Garis isotermal pada ke enam transek (A, B, C, D. E dan F) cenderung menaik ke arah
barat. Pada transek A misalnya, garis isotermal 28oC pada stasion 3 (paling timur) berada pada
kedalam 23 m, kemudian pada stasion 1 (paling barat) berada pada kedalaman 7 m. Menaikkan
lereng garis isotemal dari lepas pantai ke arah pantai bagian barat (pantai Pulau Lombok) pada ke
enam transek memberi indikasi terjadinya upwelling. Hal ini didukung hasil penelitian Purba (2007)
yang mendapatkan fenomena yang sama di perairan selatan Pulau Jawa – Pulau Sumbawa.
Menurut Csirke (1988) daerah-daerah dimana banyak terjadi proses upwelling, maka dipastikan
bahwa daerah tersebut potensi sumberdaya ikan terutama pelagis kecil sangat melimpah.
Pada Gambar 3 terlihat bahwa garis isoklin pada transek bagian selatan (transek A, B dan
C) cenderung berada pada kedalaman yang lebih rendah daripada pada transek bagian utara
(transek D, E dan F). Hal ini menunjukkan bahwa massa air yang terdapat di perairan Selat Alas
dipengaruhi massa air perairan Laut Flores di bagian utara dan Samudera Hindia di bagian
selatan. Menurut Manurung et al. (1999) distribusi suhu dan salinitas dapat digunakan untuk
mengetahui pergerakan massa air dalam suatu perairan.
Distribusi Mendatar
Distribusi mendatar pada lapisan permukaan, kedalaman 10, 20, dan 30 m untuk suhu dan
salinitas pada bulan Nopember 2007 disajikan masing-masing pada Gambar 4 dan 5.
Gambar 4. Distribusi mendatar suhu pada bulan Nopember 2008. (A) lapisan permukaan, (B)
kedalaman 10 m, (C) kedalaman 20 m, dan (D) kedalaman 30 m.
Gambar 5. Distribusi mendatar salinitas pada bulan Nopember 2008. (A) lapisan permukaan, (B)
kedalaman 10 m, (C) kedalaman 20 m, dan (D) kedalaman 30 m.
Pada Gambar 4 terlihat bahwa distribusi mentara suhu pada lapisan permukaan sampai
pada kedalaman 30 m cenderung lebih tinggi pada transek bagian utara dibandingkan pada
transek bagian selatan perairan Selat Alas. Suhu permukaan laut (Gambar 5A) misalnya, rata-rata
suhu pada transek bagian utara adalah 29,5oC sedangkan pada transek bagian selatan adalah
26,9oC dan perbedaan suhu rata-rata ke dua kawasan perairan tersebut sangat menjolok yaitu
sekitar 3oC. Sementara pada kedalaman 10 m perbedaan suhu rata-rata ke dua kawasan tersebut
hanya sekitar 1–2oC.
Pada Gambar 5 terlihat bahwa distribusi mendatar salinitas pada lapisan permukaan
sampai pada kedalaman 30 m antara transek bagian selatan dan bagian utara relatif homogen,
dimana salinitas rata-rata pada bagian selatan adalah 34,30 psu dan bagian utara adalah 34,35
psu. Menurut Junaidi et al. (2007) daerah penangkapan ikan pada bulan Nopember terkonsentrasi
di bagian utara perairan Selat Alas dengan kisaran suhu antara 28.8 – 29.5 oC dan salinitas 34.34
– 34.38 psu.
Distribusi menegak suhu pada lapisan permukaan dan termoklin terdapat kecenderungan
garis isotermal pada perairan bagian selatan lebih tinggi dibandingkan pada perairan bagian utara.
Garis isotermal pada ke enam transek cenderung menaik ke arah barat, sedangkan garis isoklin
pada perairan bagian selatan cenderung berada pada kedalaman yang lebih rendah daripada pada
perairan bagian utara.
Distribusi mendatar suhu pada lapisan permukaan sampai pada kedalaman 30 m
cenderung lebih tinggi pada perairan bagian utara dibandingkan pada bagian selatan, sedangkan
distribusi mendatar salinitas relatif homogen. Dengan demikian, berdasarkan data distribusi
mendatar suhu dan salinitas tersebut, maka diperkirakan bahwa daerah penangkapan ikan
potensial berada pada perairan Selat Alas bagian utara.
Daftar Pustaka
Atmadipoera, A.S. Y. Wahyudi dan Y. Naulita. 1997. Studi arus lintas (ARLINDO) menggunakan
Data Altimetri Topex/poseidon. Seminar Hasil Penelitian yang Dibiayai OPF IPB. Bogor.
Csirke, J. 1988. Small Shoalding Fish Stocks. In. J.A. Gulland (ed). Fish population dynamics.
Hohn Wiley & Sons, Chichester.
Junaidi, N. Diniarti, dan A. Mukhlis. 2007. Kajian kelimpahan ikan pelagis dan hubungannya
kondisi oseanografi di perairan Selat Alas. Lembaga Penelitian Universitas Mataram.
Mataram,
Laevastu, T and M. Hayes. 1981. Fishery oseanography and ecology. Fishing News Books Ltd.
London.
Longhust, A.R. dan D. Pauly. 1981. Ecolofy of tropical ocean. Academic Press Insc. San Diego.
Lumbangaol, J. 1995. Aplikasi pengideraan jauh untuk pengukuran suhu permukaan laut sebagai
langkah untuk penentuan daerah penangkapan ikan. Lembaga Penelitian IPB. Bogor
Manurung, D., I. Muripto, dan J. Lumbangaol. 1999. Studi tentang oseanografi di perairan Selat
Sunda. Seminar Hasil penelitian Tahap I. STP Jakarta.
Purba, M. 2007. Dinamikan perairan selatan Pulau Jawa – Pulau Sumbawa saat muson tenggara.
Torani Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan. No.2 (17) : 140-150.
Tanya Jawab
Penanya : Supardjo S. D.
Pertanyaan : Kapan penelitian dilakukan ? Karena berhubungan dengan perubahan arus.
Jawaban : Dilakukan bulan November.