Anda di halaman 1dari 24

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Instrumen


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen kemampuan
komunikasi matematis, tes prestasi belajar, dan kreativitas siswa. Sebelum instrumen
tersebut digunakan, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba. Uji coba instrumen
dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 2 Kartasura dengan
banyak responden 92 siswa (3 kelas). Pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMP
Negeri 2 Kartasura termasuk dalam sekolah dengan kategori sedang, sehingga
diasumsikan instrumen yang telah diujicobakan dapat memenuhi untuk sekolah
dengan kategori tinggi, sedang dan rendah.
1. Instrumen Tes Prestasi Belajar
a. Validitas Isi
Kriteria penelaahan validitas isi instrumen tes prestasi belajar matematika
ini meliputi aspek materi, aspek konstruksi, dan aspek bahasa. Penelaahan ini
dilakukan dengan menggunakan lembar check list (√) yang divalidasi oleh tiga
orang validator, yaitu Dr. Budi Usodo, M.Pd, Ketua Program Studi Sarjana
Pendidikan Matematika Universitas Sebelas Maret, Dr. Ikrar Pramudya, M. Si,
dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sebelas Maret, dan
Puji Hantoro Wiroharjo, S.Pd guru matematika SMP Negeri 2 Mojolaban.
Hasil lembar check list (√) penelaahan validitas isi instrumen tes prestasi
belajar matematika ini dapat dilihat di Lampiran 4. Oleh karena seluruh kriteria
penelaahan telah terpenuhi, maka instrumen tes prestasi belajar matematika ini
valid ditinjau dari validitas isi. Terdapat beberapa masukan yang dilakukan oleh
beberapa validator di antaranya kesalahan ketik dalam penulisan soal, kurang
tepatnya tata bahasa yang digunakan dalam penulisan, dan pengelompokan butir
soal yang kurang tepat dengan ranah kognitifnya. Selanjutnya instrumen
diperbaiki sesuai dengan saran dari validator dan dikonsultasikan lagi sehingga
instrumen sesuai dengan apa yang hendak diukur.
Setelah tes dianggap layak dengan beberapa perbaikan sesuai dengan saran
commit to dengan
dari validator, kemudian dilanjutkan user uji coba tes prestasi belajar
matematika berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 30 butir soal objektif
dengan empat pilihan jawaban.

73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74

b. Analisis Butir Soal


1) Indeks Kesukaran
Setelah dilakukan uji validitas oleh para ahli kemudian dilakukan uji
coba instrumen tes untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesukaran untuk
setiap butir soal dan layak atau tidak untuk digunakan dalam penelitian. Butir
soal dikatakan baik dan bisa digunakan jika tingkat indeks kesukarannya pada
interval 0,3 ≤ P ≤ 0,7. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 7.
Berikut disajikan rangkuman hasil perhitungan indeks kesukaran butir soal tes
prestasi belajar matematika.
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir
Indeks Kesukaran (P) Butir Soal
Butir Soal Baik 1, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18,
(0,3 ≤ P ≤ 0,7) 19, 20, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30.
Butir Soal Kurang Baik 2, 3, 4, 8, 9, 10, 17, 21, 23.
(P < 0,3 atau P > 0,7)

2) Daya Pembeda
Butir soal dikatakan baik apabila memiliki daya pembedanya D ≥ 0,3.
Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 7. Butir soal yang
memiliki daya beda lebih besar atau sama dengan 0,3 dipakai sebagai butir tes
untuk mengukur prestasi belajar matematika peserta didik sedangkan butir
soal yang daya pembedanya kurang dari 0,3 tidak digunakan.
Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir
Daya Pembeda (D) Butir Soal
Butir soal baik 1, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
(D ≥ 0,3) 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30.
Butir soal kurang baik 2, 3, 8, 10, 23, 29.
(D ≤ 0,3)

3) Penetapan Instrumen
Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran dan daya pembeda butir
soal tes prestasi terdapat 10 butir soal yang dibuang karena tidak memenuhi
kriteria daya pembeda dan tingkat kesukaran yang baik. Butir-butir soal
tersebut yaitu 2, 3, 4, 8, 9,10, 17, 21, 23, dan 29, selebihnya tergolong butir
soal yang baik karena memenuhi batas tingkat kesukaran dan daya pembeda
commit to user
yang telah ditentukan. Dari 30 butir soal yang diujicobakan tersisa 20 butir
setelah dikurangi butir soal yang kurang baik. Dengan demikian butir soal
yang digunakan dalam penelitian adalah butir soal nomor 1, 5, 6, 7, 11, 12,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75

13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 22, 24, 25, 26, 27, 28, dan 30. Rekapitulasi
selengkapnya ada pada Lampiran 8.
c. Uji Reliabilitas Instrumen Tes Prestasi Belajar
Uji reliabilitas yang dgunakan dalam penelitian ini adalah teknik Alpha.
Dari hasil perhitungan koefisien reliabilitas (r11) untuk 20 butir soal sebesar
0,723. Instrumen tes dikatakan reliabel jika melebihi atau sama dengan 0,70.
Berarti instrument tes tersebut telah memenuhi kriteria reliabilitas yang
ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tes prestasi belajar yang
terdiri dari 20 butir soal pilihan ganda telah reliabel. Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 9. Selengkapnya instrume tes prestasi belajar yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 10.
2. Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Instrumen tes kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini ada 2,
yaitu tes kemampuan komunikasi matematis pertama, yang digunakan untuk
memperoleh data kemampuan awal pada uji keseimbangan dan tes kemampuan
komunikasi matematis kedua yang digunakan untuk memperoleh data kemampuan
komunikasi matematis setelah diberi perlakuan. Instrument kemampuan
komunikasi matematis selengkapnya terdapat pada Lampiran 13 dan Lampiran 14.
a. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Pertama
1) Validitas Isi
Kriteria penelaahan validitas isi kemampuan komunikasi matematis
pertama pada materi pecahan meliputi aspek materi, konstruksi dan bahasa.
Validitas isi ini dilakukan dengan menggunakan lembar check list (√) yang
divalidasi oleh tiga orang validator yaitu yaitu Dr. Budi Usodo, M.Pd, Ketua
Program Studi Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Sebelas Maret, Dr.
Ikrar Pramudya, M. Si, dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas
Sebelas Maret, dan Puji Hantoro Wiroharjo, S.Pd guru matematika SMP Negeri
2 Mojolaban.
Hasil lembar check list (√) penelaahan validitas isi instrumen tes
komunikasi matematis pertama ini dapat dilihat di Lampiran 11. Oleh karena
seluruh kriteria penelaahan telah terpenuhi, maka instrumen tes komunikasi
commit dari
matematis pertama ini valid ditinjau to user
validitas isi. Adapun perbaikan yang
disarankan oleh ketiga validator tersebut adalah kesesuain antara kisi-kisi
dengan soal, kesesuain antara kisi-kisi dengan indikator kemampuan komunikasi
matematis, kesalahan ketik, ketidak sesuaian penggunaan bahasa, dan bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76

penskorannya harus jelas. Selanjutnya instrumen diperbaiki sesuai dengan saran


dari validator dan dikonsultasikan lagi sehingga instrumen sesuai dengan apa
yang hendak diukur.
2) Analisis Butir Soal
1. Tingkat Kesukaran
Berikut disajikan rangkuman hasil perhitungan tingkat kesukaran
untuk tes komunikasi matematis pertama.
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran (P) Butir Soal
Butir Soal Baik 1, 2, dan 4
(0,3 ≤ P ≤ 0,7)
Butir Soal Kurang Baik 3 dan 5
(P < 0,3 atau P > 0,7)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas diperoleh 4 butir soal yang memiliki


tingkat kesukaran yang baik, yaitu butir soal nomor 1, 2, dan 4.
Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 16.
2. Daya Beda
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda tes komunikasi matematis
pertama didapatkan bahwa semua butir soal memenuhi kriteria daya beda
baik. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 16.
3. Penetapan Instrumen
Dari perhitungan tingkat kesukaran dan daya pembeda tes
komunikasi matematis pertama didapatkan 3 butir soal yang layak untuk
digunakan dalam penelitian, yaitu butir soal nomor 1, 2, dan 4, sedangkan
butir soal nomor 3 dan 5 tidak digunakan. Rekapitulasi selengkapnya
terdapat pada Lampiran 18.
3) Uji Reliabilitas Instrumen Tes Komunikasi Matematis Pertama
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian menggunakan teknik
Alpha. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas dari 3 butir soal yang akan
dipakai dalam penelitian menunjukkan reliabilitas sebesar 0,703. Suatu
instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki indeks reliabilitas lebih besar
atau sama dengan 0,70. Dengan kata lain tes kemampuan komunikasi
commit
matematis pertama reliabel. to user selengkapnya dapat dilihat pada
Perhitungan
Lampiran 19. Selengkapnya instrume tes kemampuan komunikasi matematis
pertama yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 21.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77

b. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Kedua


1) Validitas Isi
Kriteria penelaahan validitas isi untuk tes kemampuan komunikasi
matematis kedua pada materi bentuk aljabar meliputi aspek, materi konstruksi
dan bahasa. Validitas isi ini dilakukan dengan menggunakan lembar check list
(√) yang divalidasi oleh tiga orang validator yang terdiri dari Dr. Budi Usodo,
M.Pd, Ketua Program Studi Sarjana Pendidikan Matematika Universitas
Sebelas Maret, Dr. Ikrar Pramudya, M. Si, dosen Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Sebelas Maret, dan Puji Hantoro Wiroharjo, S.Pd
guru matematika SMP Negeri 2 Mojolaban.
Hasil lembar check list (√) penelaahan validitas isi instrumen tes
komunikasi matematis kedua ini dapat dilihat di Lampiran 11. Oleh karena
seluruh kriteria penelaahan telah terpenuhi, maka instrumen tes komunikasi
matematis kedua ini valid ditinjau dari validitas isi. Adapun perbaikan yang
disarankan oleh ketiga validator tersebut adalah perlu kesesuain antara kisi-
kisi dengan soal, kesesuain antara kisi-kisi dengan indikator kemampuan
komunikasi matematis, dan ketidak sesuaian penggunaan bahasa. Selanjutnya
instrumen diperbaiki sesuai dengan saran dari validator dan dikonsultasikan
lagi sehingga instrumen dianggap layak.
2) Analisis Butir Soal
a) Tingkat Kesukaran
Berikut disajikan rangkuman hasil perhitungan tingkat kesukaran
untuk butir soal tes kemampuan komunikasi matematika kedua.
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran (P) Butir Soal
Butir Soal Baik 1, 2, 4, dan 6
(0,3 ≤ P ≤ 0,7)
Butir Soal Kurang Baik 3 dan 5
(P < 0,3 atau P > 0,7)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas didapatkan sebanyak 4 butir soal yang


memenuhi tingkat kesukaran yang baik yaitu butir soal nomor 1, 2, 4 dan
6. Dengan demikian butir soal nomor 3, dan 5 tidak dapat digunakan untuk
mengumpulkan data commit to user komunikasi
kemampuan matematis kedua.
Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 17.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78

b) Daya Beda
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda tes komunikasi matematis
kedua didapatkan bahwa semua butir soal memenuhi kriteria daya beda
baik. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 17.
c) Penetapan Instrumen
Dari perhitungan tingkat kesukaran dan daya pembeda tes
komunikasi matematis kedua didapatkan 4 butir soal yang layak untuk
digunakan dalam penelitian, yaitu butir soal nomor 1, 2, 5 dan 6,
sedangkan butir soal nomor 3 dan 4 tidak digunakan. Rekapitulasi
selengkapnya terdapat pada Lampiran 18.
3) Uji Reliabilitas Instrumen Tes Komunikasi Matematika Kedua
Uji reliabilitas yang digunakan dalam untuk menghitung reliabilitas
instrumen tes komunikasi matematika kedua menggunakan teknik Alpha.
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas dari 4 butir soal yang akan dipakai
dalam penelitian menunjukkan reliabilitas sebesar 0,729. Suatu instrumen
dikatakan reliabel apabila memiliki indeks reliabilitas lebih besar atau sama
dengan 0,70. Dengan kata lain tes kemampuan komunikasi matematis kedua
reliabel. Dengan kata lain tes kemampuan komunikasi matematis pertama
reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20.
Selengkapnya instrume tes kemampuan komunikasi matematis kedua yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 21.
3. Instrumen Kreativitas Siswa
a. Validitas Isi
Kriteria penelaahan validitas isi untuk angket kreativitas siswa meliputi
aspek, materi konstruksi, dan bahasa. Validitas isi ini dilakukan dengan
menggunakan lembar check list (√) yang divalidasi oleh tiga orang validator,
yaitu Dr. Asrowi, M.Pd, Ketua Program Studi Sarjana Pendidikan Bimbingan
Konseling Universitas Sebelas Maret, Rini Lestari, P. Si, M. Si, dosen Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan Dra. Mustikayati, M.Pd, guru
Bimbingan Konseling SMP Negeri 2 Mojolaban. Setelah dilakukan validasi ada
beberapa saran dari validator yaitu perlunya perbaikan dari penggunaan istilah
ganda, dan pemilihan bahasacommit to usersesuai dengan jenjang anak SMP.
yang tidak
Selanjutnya instrumen diperbaiki sesuai dengan saran dari validator dan
dikonsultasikan lagi sehingga instrumen dianggap layak untuk digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79

Hasil lembar check list (√) penelaahan validitas isi instrumen angket
kreativitas siswa ini dapat dilihat pada Lampiran 22. Oleh karena seluruh kriteria
penelaahan telah terpenuhi, maka instrumen tes kreativitas siswa ini valid
ditinjau dari validitas isi.
Setelah angket dianggap layak dengan beberapa perbaikan sesuai dengan
saran validator, baru kemudian dilakukan uji coba dengan 48 soal butir angket
kreativitas siswa. Selengkapnya untuk lembar kisi-kisi uji coba instrumen angket
kreativitas siswa pada Lampiran 23, instrumen angket kreativitas siswa yang
diujicobakan pada Lampiran 24.
b. Analisis Butir Soal
1) Uji Konsistensi Internal
Ditinjau dari uji konsistensi internal, item pernyataan instrumen angket
kreativitas siswa yang digunakan untuk mengumpulkan data kreativitas siswa
adalah item pernyataan yang memiliki konsistensi internal baik, yakni dengan
indeks konsistensi internal lebih dari atau sama dengan 0,3 ( rxy ≥ 0,3).
Berikut disajikan rangkuman hasil perhitungan konsistensi internal
untuk instrumen angket kreativitas siswa.
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Perhitungan Konsistensi Internal
Konsistensi Internal (rxy) Butir Angket
Butir Angket Baik 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14,
(rxy ≥ 0,3) 15, 16, 17, 18, 20, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35,
39, 40, 42, 45, 47, dan 48.
Butir Angket Kurang Baik 6, 12, 19, 21, 32, 36, 37, 38, 41, 43,
(rxy < 0,3) 44, dan 46.

Berdasarkan hasil perhitungan indeks konsistensi internal butir


pernyataan instrumen angket kreativitas siswa menunjukkan dari 48 butir
item pernyataan yang diujicobakan terdapat 36 butir item pernyataan yang
baik. Perhitungan uji konsistensi internal selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 25.
2) Penetapan Instrumen
Berdasarkan analisis uji coba instrumen angket kreativitas siswa, dari
48 butir pernyataan uji coba angket kreativitas terdapat 12 butir pernyataan
commit to user
yang yang kurang baik dan harus dibuang. Selain itu, instrumen angket
kreativitas yang baik tidak semuanya digunakan dalam penelitian sehingga
peneliti hanya menggunakan 24 butir dari instrumen angket kreativitas yang
baik dan telah mewakili masing-masing indikator yang tertuang dalam kisi-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80

kisi penyusunan angket kreativitas siswa dan selanjutnya dipakai sebagai


instrumen angket kreativitas siswa. Dalam pelaksanaan penelitian, angket
kreativitas yang digunakan sebanyak 24 butir pernyataan yaitu nomor 3, 4, 7,
8, 13, 15, 17, 18, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29 30, 31, 34, 39, 42, 45, 47, dan
48.
c. Reliabilitas Instrumen Angket Kreativitas Siswa
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan
data kreativitas siswa adalah instrumen yang memiliki koefisien reliabilitas lebih
dari atau sama dengan 0,70 (r11 ≥ 0,7). Berdasarkan hasil perhitungan terhadap
instrumen angket kreativitas siswa yang terdiri dati item-item pernyataan yang
telah tergolong baik ditinjau dari konsistensi internal, diperoleh koefisien
reliabilitas sebesar 0,837 (r11 = 0,837). Oleh karena instrumen angket ini
memiliki koefisien reliabilitas lebih dari 0,70, maka instrumen angket kreativitas
siswa ini ditetapkan sebagai instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan
data kreativitas siswa. Perhitungan uji reliabilitas selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 26.
B. Data Kemampuan Awal Siswa
Data kemampuan awal siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data
prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematika pertama. Data kemampuan
awal untuk prestasi belajar peserta didik diperoleh dari nilai Ujian Nasional sampel
penelitian pada mata pelajaran matematika tahun pelajaran 2014/2015, sedangkan data
kemampuan awal komunikasi matematis pertama peserta didik diperoleh dari tes
komunikasi matematika pada bab perkalian dan pembagian pecahan. Kedua data
tersebut digunakan sebagai variabel terikat untuk uji keseimbangan. Uji keseimbangan
dilakukan menggunakan analisis variansi multivariat satu jalan sel tak sama dengan
statistik Uji Wilks’.
1. Uji Normalitas Populasi
a. Uji Normalitas Univariat Populasi
Dalam melakukan uji univariat populasi untuk data kemampuan awal
peserta didik menggunakan uji Lilliefors. Data setiap kelompok diuji
normalitasnya pada masing-masing variabel terikat yaitu prestasi dan
komunikasi matematis pesertacommit
didik. to user
Rangkuman uji normalitas univariat data
kemampuan awal sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
81

Tabel 4.6 Uji Normalitas Univariat Populasi Data Kemampuan Awal


Sampel Var. Terikat n Lobs Lα;n Keputusan Uji
Prestasi 90 0,0767 0,0934 H0 diterima
Eksperimen 1 Komunikasi
90 0,0829 0,0934 H0 diterima
Matematis
Prestasi 89 0,0843 0,0939 H0 diterima
Eksperimen 2 Komunikasi
89 0,0747 0,0939 H0 diterima
Matematis
Prestasi 89 0,0702 0,0939 H0 diterima
Kontrol Komunikasi
89 0,0861 0,0939 H0 diterima
Matematis

Berdasarkan hasil analisis di atas, diperoleh semua sampel memiliki


statistik uji Lobs ≤ Lα;n akibatnya Lobs  DK, sehingga dapat disimpulkan untuk
taraf signifikansi 5% semua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal univariat. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 30.
b. Uji Normalitas Multivariat Populasi
Tabel 4.7 Uji Normalitas Multivariat Populasi Data Kemampuan Awal
Sampel n 𝑑𝑗 2 ≤ χ2 (0,5;2) 𝑑𝑗 2 > χ2 (0,5;2) Keputusan Uji
Eksperimen 1 90 99% 1% H0 diterima
Eksperimen 2 89 97% 3% H0 diterima
Kontrol 89 100% 0% H0 diterima

Berdasarkan hasil analisis dengan menghitung jarak kuadrat yaitu 𝑑𝑗 2 =



̅ ) 𝑺−𝟏 (𝑿𝒋 − 𝑿
(𝑿𝒋 − 𝑿 ̅ ) di mana j = 1, 2,…, n dan kemudian diurutkan dari nilai

yang terkecil sampai terbesar maka diperoleh persentase nilai lebih besar dari 50
% pada 𝑑𝑗 2 ≤ χ2 (0,5;2) dengan χ2 (0,5;2) = 1, 386, hal ini berakibat H0 diterima.

Jadi dapat disimpulkan taraf signifikansi 5% untuk semua sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal multivariat. Perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 31.
2. Uji Homogenitas Variansi Populasi
a. Uji Homogenitas Variansi Populasi
Tabel 4.8 Uji Homogenitas Variansi Populasi Data Kemampuan Awal
Var. Terikat Asal Data 𝑠𝑗 2 𝜒 2 𝑜𝑏𝑠 𝜒 2 (0,05:2) Keputusan Uji
Eksperimen 1 129,02
Prestasi Eksperimen 2 258,61 1,035 5,991 H0 diterima
Kontrol 211,36
commit to user
Eksperimen 1 313,80
Komunikasi
Eksperimen 2 343,90 0,452 5,991 H0 diterima
Matematis
Kontrol 298,61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
82

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh semua variabel terikat memiliki


statistik uji 𝜒 2 𝑜𝑏𝑠 ≤ 𝜒 2 (0,05:2) maka 𝜒 2 𝑜𝑏𝑠  𝐷𝐾. Jadi dapat disimpulkan untuk

taraf signifikansi 5% semua populasi memiliki variansi homogen pada masing-


masing variabel terikat. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
30.
b. Uji Homogenitas Matrik Variansi Kovariansi Populasi
Tabel 4.9 Uji Homogenitas Matrik Kovariansi Populasi Data Kemampuan Awal
Asal Data Si W 𝜒 2 𝑜𝑏𝑠 𝜒 2 (0,05:6) Keputusan Uji
219,02 −8,82
Eksperimen 1 [ ]
−8,82 313,80
258,61 14,81
Eksperimen 2 [ ] 0,8309 0,0109 12,592 H0 diterima
14,81 335,82
211,36 71,282
Kontrol [ ]
71,282 29,17
Berdasarkan hasil analisis diperoleh 𝜒 2 𝑜𝑏𝑠 = 0,0109. Karena 𝜒 2 𝑜𝑏𝑠 ≤
𝜒 2 (0,05:6) maka 𝜒 2 𝑜𝑏𝑠  𝐷𝐾, sehingga dapat disimpulkan untuk taraf signifikansi

5% semua populasi memiliki matrik variansi kovariansi yang homogen.


Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 31.
3. Uji Keseimbangan
Tabel 4.10 Rerata Data Kemampuan Awal Peserta Didik
Sampel Rerata
Variabel Terikat
Eksperimen 1 Eksperimen 2 Kontrol Total
Prestasi (X1) 62,98 62,47 61,69 62,38
Komunikasi
32,94 32,66 31,06 32,22
Matematika (X2)

Statistik uji yang digunakan dalam menghitung uji hipotesis multivariat satu
jalan sel tak sama adalah statistik uji Wilk’s. Berikut rangkuman analisis variansi
multivariat satu jalan sel tak sama pada data kemampuan awal siswa.
Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Variansi Multivariat Satu Jalan Sel Tak Sama Data
Kemampuan Awal Peserta Didik
Sumber Keputu-
Matriks SSCP dk Λ Fobs Fα
Variasi san Uji
Perlakuan 76,30 114,08 H0
𝑩=[ ] 2 0,997 0,229 2,389
(Treatments) 114,08 183,05 diterima

Galat 60849,89 −240,94


𝑾=[ ] 265 - - - -
(Error) −240,94 83102,67
commit to user
60926,19 −126,86
Total 𝑻=[ ] 267 - - - -
−126,86 83285,72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
83

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh statistik uji Fobs ≤ Fα, akibatnya 𝐹𝑜𝑏𝑠
 𝐷𝐾. Jadi, dapat disimpulkan untuk taraf signifikansi 5% semua populasi
memiliki kemampuan awal yang sama atau dalam keadaan seimbang. Hasil analisis
uji keseimbangan terdapat pada Lampiran 32.
C. Data Penelitian
Data penelitian adalah data prestasi, kemampuan komunikasi matematika, dan
kreativitas siswa. Data penelitian prestasi dan komunikasi matematika diperoleh dari
hasil tes yang telah diberikan pada sampel penelitian, sedangkan data penelitian
kreativitas siswa diperoleh dari pengisian angket yang telah diberikan pada sampel
penelitian. Data kreativitas siswa diperoleh sebelum dilaksanakan eksperimentasi yaitu
bersamaan dengan pengambilan data kemampuan awal komunikasi matematika siswa,
sedangkan data penelitian prestasi dan kemampuan komunikasi matematis kedua
diperoleh setelah dilaksanakan eksperimentasi. Data kreativitas siswa digunakan untuk
pengelompokan peserta didik ke dalam nilai-nilai pada variabel bebas kedua. Berikut
analisis deskriptif data kreativitas siswa.
Tabel 4.12 Penyebaran Kreativitas Siswa
Model Kreativitas Siswa
Sampel*) Jumlah
Pembelajaran Tinggi Sedang Rendah
Tinggi
Problem
Sedang 29 35 26 90
Posing
Rendah
Tinggi
Problem
Sedang 32 31 25 89
Solving
Rendah
Tinggi
Langsung Sedang 29 36 24 89
Rendah
Jumlah 90 102 75 260
Persentase 33, 58% 38,06 % 27,99% 100%
*)
Keterangan:

Tinggi : sekolah dengan kategori tinggi (SMP Negeri 1 Polokarto)


Sedang : sekolah dengan kategori sedang (SMP Negeri 2 Mojolaban)
Rendah : sekolah dengan kategori rendah (SMP Negeri 2 Polokarto)
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa pada siswa SMP Negeri kelas
VII se-Kota Sukoharjo yang diwakili oleh 268 responden didominasi oleh siswa dengan
commitkemudian
kreativitas siswa sedang sebanyak 38,06%, to user kreativitas siswa tinggi sebanyak
33,58%, dan siswa dengan kreativitas siswa rendah 27,99%. Untuk data penelitian
berupa hasil tes prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis digunakan
sebagai variabel terikat dan digunakan dalam pengujian hipotesis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan menggunakan analisis variansi


multivariat dua jalan sel tak sama dengan statistik uji Wilks’. Berikut merupakan
pembahasan secara statistika untuk hasil analisis uji tersebut.
1. Uji Normalitas Populasi
a. Uji Normalitas Univariat Populasi
Uji normalitas univariat data penelitian dilakukan dengan menggunakan
uji Lilliefors. Dari setiap kelompok pada variabel bebas yaitu model
pembelajaran dan kreativitas siswa dilakukan uji normalitas pada setiap variabel
terikatnya.
Tabel 4.13 Uji Normalitas Univariat Populasi Data Penelitian
Asal Var.
Faktor n Lobs Lα;n Kep. Uji
Data Terikat
Problem Prestasi 90 0,085 0,093 H0 diterima
Posing Komunikasi Matematis 90 0,072 0,093 H0 diterima
Model Problem Prestasi 88 0,069 0,094 H0 diterima
Pembela- Solving Komunikasi Matematis 88 0,065 0,094 H0 diterima
jaran Prestasi 89 0,093 0,094 H0 diterima
Langsung
Komunikasi Matematis 89 0,087 0,094 H0 diterima
Prestasi 90 0,087 0,093 H0 diterima
Tinggi
Komunikasi Matematis 90 0,073 0,093 H0 diterima
Kreativitas Sedang Prestasi 102 0,063 0,088 H0 diterima
Siswa Komunikasi Matematis 102 0,073 0,088 H0 diterima
Prestasi 75 0,087 0,102 H0 diterima
Rendah
Komunikasi Matematis 75 0,059 0,102 H0 diterima

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh semua sampel memiliki statistik uji


Lobs ≤ Lα;n, akibatnya Lobs  DK. Jadi, dapat disimpulkan untuk taraf signifikansi
5% semua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal univariat.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 34.
b. Uji Normalitas Multivariat Populasi
Tabel 4.14 Uji Normalitas Multivariat Populasi Data Penelitian
Faktor Asal Data n 𝑑𝑗 2 ≤ χ2 (0,5;2) 𝑑𝑗 2 > χ2 (0,5:2) Keputusan Uji
Problem Posing 90 96% 4% H0 diterima
Model
Problem Solving 88 97% 3% H0 diterima
Pembelajaran
Langsung 89 96% 4% H0 diterima
Tinggi 90 97% 3% H0 diterima
Kreativitas 10
Sedang 96% 4% H0 diterima
Siswa 2
Rendah 75 96% 4% H0 diterima

Berdasarkan hasil analisiscommit


dengan
to menghitung
user jarak kuadrat yaitu 𝑑𝑗 2 =

̅ )′ 𝑺−𝟏 (𝑿𝒋 − 𝑿
(𝑿𝒋 − 𝑿 ̅ ) dimana 𝑗 = 1, 2, . . . , 𝑛 dan diperoleh persentase nilai

lebih dari 50% pada 𝑑𝑗 2 ≤ χ2 (0,5;2) dengan χ2 (0,5;2) = 1, 386, hal ini berakibat

H0 diterima. Jadi, dapat disimpulkan untuk taraf signifikansi 5% semua sampel


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
85

berasal dari populasi yang berdistribusi normal multivariat. Perhitungan


normalitas multivariat data penelitian selengkapnya terdapat dalam Lampiran 36.
2. Uji Homogenitas Populasi
a. Uji Homogenitas Variansi Populasi
Tabel 4.15 Uji Homogenitas Variansi Populasi Data Penelitian
Faktor Var. Terikat Asal Data 𝑠𝑗 2 𝜒 2 𝑜𝑏𝑠 𝜒 2 (0,05:2) Kep. Uji
Problem Posing 256,458
H0
Model
Prestasi Problem Solving 264,681 0,198 5,991
diterima
Pembela- Langsung 281,505
jaran Problem Posing 329,436
Komunikasi H0
Problem Solving 313,906 0,14 5,991
Matematis diterima
Langsung 304,686
Tinggi 269,213
H0
Prestasi Sedang 304,135 0,432 5,991
Kreativit diterima
as Siswa Rendah 304,306
Tinggi 390,320
Komunikasi H0
Sedang 304,059 3,625 5,991
Matematis diterima
Rendah 257,280

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh semua variabel terikat memiliki


statistik uji 𝜒 2 𝑜𝑏𝑠 ≤ 𝜒 2 (0,05:2) maka 𝜒 2 𝑜𝑏𝑠  𝐷𝐾. Jadi, dapat disimpulkan untuk

taraf signifikansi 5% semua populasi memiliki variansi homogen pada masing-


masing variabel terikat. Perhitungan homogenitas univariat data penelitian
selengkapnya terdapat dalam Lampiran 35.
b. Uji Homogenitas Matriks Variansi Kovariansi Populasi
Tabel 4.16 Uji Homogenitas Matriks Variansi Kovariansi Data Penelitian
Faktor Asal
Si W 𝜒 2 𝑜𝑏𝑠 𝜒 2 (0,05:6) Keputusan Uji
Data
Problem 256,46 71,89
[ ]
Model Posing 71,89 329,44
Pembela- Problem 264,68 133,90
jaran [ ] 2,082 2,059 12,592 H0 diterima
Solving 133,90 313,91
281,51 67,35
Langsung [ ]
67,35 304,69
269,21 181,51
Tinggi [ ]
Kreativitas 181,51 390,32
Siswa 304,14 101,43
Sedang [ ] 6,537 6,464 12,592 H0 diterima
101,43 commit
304,06 to user
304,31 28,95
Rendah [ ]
28,95 257,28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
86

Berdasarkan hasil analisis diperoleh 𝜒 2 𝑜𝑏𝑠 = 2,059 pada faktor model


pembelajaran dan 𝜒 2 𝑜𝑏𝑠 = 6,464 pada fakor kreativitas siswa. Karena 𝜒 2 𝑜𝑏𝑠 ≤
𝜒 2 (0,05:6) maka 𝜒 2 𝑜𝑏𝑠  𝐷𝐾, sehingga dapat disimpulkan untuk taraf signifikansi

5% semua populasi memiliki matriks variansi kovariansi yang sama.


Perhitungan homogenitas variansi kovariansi data penelitian selengkapnya
terdapat dalam Lampiran 37.
3. Uji Hipotesis Penelitian
Tabel 4.17 Rangkuman Rerata Data Penelitian
Kreativitas Siswa (Faktor B)Rerata
Model Pembelajaran
Marginal
(Faktor A) Tinggi Sedang Rendah
Baris
Problem Prestasi Belajar (X1) 76,72 68,86 63,85 69,94
Posing Komunikasi Matematis (X2) 69,38 53,83 50,77 57,96
Problem Prestasi Belajar (X1) 71,88 65,81 60,80 68,08
Solving Komunikasi Matematika (X2) 59,88 47,74 45,00 52,47
Prestasi Belajar (X1) 58,10 54,72 52,29 55,68
Langsung
Komunikasi Matematika (X2) 48,55 39,67 36,50 42,59
Rerata Prestasi Belajar (X1) 69,00 62,94 59,13
Marginal
Komunikasi Matematika (X2) 59,29 46,93 44,48
Kolom

Statistik uji yang digunakan dalam menghitung uji hipotesis multivariat dua
jalan sel tak sama adalah statistik uji Wilks’. Untuk rangkuman analisis variansi
multivariat dua jalan sel tak sama penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 4.18 Rangkuman Analisis Variansi Multivariat Dua Jalan Sel Tak Sama

Sumber Variasi Matriks SSCP dk Λ Fobs Fα Keputusan Uji


10330,95 10877,28
𝑯𝑨 = [ ]
Faktor A 10877,28 11893,45 2 0,794 15,71 2,389 H0 ditolak

4120,44 6495,81
𝑯𝑩 = [ ]
Faktor B 6495,81 10980,94 2 0,848 11,05 2,389 H0 ditolak

377,45 339,63
𝑯𝑨𝑩 = [ ]
Interaksi 339,63 443,23 4 0,956 1,474 1,956 H0 diterima

66076,67 17368,72
𝑯𝑬 = [ ] 25
Galat 17368,72 72007,02 - - - -
8
80905,52 commit to
35081,44 user
𝑻=[ ] 26
Total 35081,44 95324,64 - - - -
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
87

Berdasarkan hasil analisis variansi multivariat dua jalan sel tak sama
menggunakan statistik uji Wilks’ diketahui bahwa pada model pembelajaran dan
kreativitas siswa Fobs > Fα, akibatnya 𝐹𝑜𝑏𝑠 ∈ 𝐷𝐾, sedangkan interaksi di antara dua
variabel bebas diperoleh Fobs ≤ Fα, akibatnya 𝐹𝑜𝑏𝑠  𝐷𝐾. Jadi, dapat disimpulkan
untuk taraf signifikansi 5% H0A dan H0B ditolak sedangkan H0AB diterima. Artinya
bahwa : (1) terdapat perbedaan efek antar model pembelajaran terhadap prestasi
belajar dan kemampuan komunikasi matematis, (2) terdapat perbedaan efek antar
kreativitas siswa terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis,
serta (3) tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan kreativitas siswa
terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis. Perhitungan uji
hipotesis data penelitian selengkapnya terdapat dalam Lampiran 38.
4. Uji Lanjut Hipotesis Penelitian
Dari keputusan uji pada uji hipotesis penelitian telah diperoleh kesimpulan
bahwa H0A, H0B ditolak, dan H0AB diterima, sehingga untuk uji lanjut hipotesis
penelitian dilakukan dengan uji anava dua jalan sel tak sama pada masing-masing
variabel terikat, yaitu prestasi belajar (X1) dan kemampuan komunikasi matematis
(X2).
Tabel 4.19 Rangkuman Analisis Variansi Univariat Dua Jalan Sel Tak Sama
Sumber
Var. Terikat JK dk RK Fobs Fα Keputusan Uji
Variasi
X1 15627,12 2 7813,56 30,508 3,031 H0A ditolak
Baris (A)
X2 17940,66 2 8970,33 32,141 3,031 H0A ditolak
X1 6555,04 2 3277,52 12,797 3,031 H0B ditolak
Kolom (B)
X2 16752,85 2 8376,43 30,013 3,031 H0B ditolak
Interaksi X1 609,93 4 152,48 0,595 2,407 H0AB diterima
(AB) X2 661,55 4 165,39 0,593 2,407 H0AB diterima
X1 66076,67 258 256,11 - - -
Galat
X2 72007,02 258 279,097 - - -
X1 88868,76 266 - - - -
Total
X2 107362,08 266 - - - -

Berdasarkan hasil analisis variansi univariat dua jalan sel tak sama diketahui
bahwa pada model pembelajaran dan kreativitas siswa pada setiap variabel terikat
Fobs > Fα, akibatnya 𝐹𝑜𝑏𝑠 ∈ 𝐷𝐾 sehingga H0A dan H0B ditolak, sedangkan pada efek
commit to user
interaksi Fobs ≤ Fα, akibatnya 𝐹𝑜𝑏𝑠  𝐷𝐾 sehingga H0AB diterima, maka dengan taraf
signifikansi 5% dapat disimpulkan bahwa: (1) terdapat perbedaan efek antar model
pembelajaran terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis, (2)
terdapat perbedaan efek antar kreativitas siswa terhadap prestasi belajar dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
88

kemampuan komunikasi matematis, dan (3) tidak ada interaksi antara model
pembelajaran dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar dan kemampuan
komunikasi matematis. Perhitungan selengkapnya terdapat dalam Lampiran 39.
Setelah diperoleh hasil uji univariat dua jalan sel tak sama yang menyatakan
bahwa H0A dan H0B ditolak, maka untuk mengetahui manakah perlakuan yang
secara signifikan berbeda dari yang lainnya dilakukan uji komparasi ganda pada
setiap variabel terikat. Pada penelitian ini, uji komparasi ganda yang digunakan
adalah metode Scheffé, dengan hasil pengujian sebagai berikut.
a. Uji Komparasi Ganda Antar Baris
Tabel 4.20 Rangkuman Komparasi Rerata Antar Baris Data Penelitian Prestasi
Belajar dan Komunikasi Matematis
Variabel Terikat H0 Fobs (a-1)Fα Keputusan Uji
𝜇1. = 𝜇2. 1,954 6,062 H0 diterima
Prestasi Belajar 𝜇1. = 𝜇3. 38,147 6,062 H0 ditolak
𝜇2. = 𝜇3. 22,542 6,062 H0 ditolak

Kemampuan 𝜇1. = 𝜇2. 6,551 6,062 H0 ditolak


Komunikasi 𝜇1. = 𝜇3. 42,326 6,062 H0 ditolak
Matematis 𝜇2. = 𝜇3. 15,343 6,062 H0 ditolak

Berdasarkan uji komparasi rerata antar baris dengan variabel bebas model
pembelajaran, terlihat bahwa terdapat keputusan uji yang menyatakan H0
diterima dan H0 ditolak. Perhitungan selengkapnya terdapat dalam Lampiran 40.
Jika H0 ditolak pada taraf signifikansi 5%, maka dalam penarikan kesimpulan
perlu melihat rerata marginal baris. Dari uji komparasi ganda pada Tabel 4.20
dan rerata marginal pada Tabel sebelumnya diperoleh kesimpulan sebagai
berikut.
1) Model pembelajaran Problem Posing (PP) dengan pendekatan PMR maupun
Problem Solving (PS) dengan pendekatan PMR menghasilkan prestasi belajar
peserta didik yang lebih baik daripada model pembelajaran langsung, dan
model pembelajaran PP dengan pendekatan PMR dan PS dengan pendekatan
PMR menghasilkan prestasi belajar siswa yang sama.
2) Kemampuan komunikasi matematis siswa yang diberikan model
pembelajaran PP dengan pendekatan PMR lebih baik daripada model
commit to user
pembelajaran PS dengan pendekatan PMR maupun model pembelajaran
langsung. Kemampuan komunikasi matematis siswa yang diberikan model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
89

pembelajaran PS dengan pendekatan PMR lebih baik daripada model


pembelajaran langsung.
b. Uji Komparasi Ganda Antar Kolom
Tabel 4.21 Rangkuman Komparasi Rerata Antar Kolom Data Penelitian Prestasi
Belajar dan Kemampuan Komunikasi Matematis
Variabel Terikat H0 Fobs (a-1)Fα Keputusan Uji
𝜇.1 = 𝜇.2 6,853 6,062 H0 ditolak
Prestasi Belajar 𝜇.1 = 𝜇.3 16,429 6,062 H0 ditolak
𝜇.2 = 𝜇.3 2,316 6,062 H0 diterima

Kemampuan 𝜇.1 = 𝜇.2 25,954 6,062 H0 ditolak


Komunikasi 𝜇.1 = 𝜇.3 33,961 6,062 H0 ditolak
Matematis 𝜇.2 = 𝜇.3 0,916 6,062 H0 diterima

Berdasarkan uji komparasi rerata antar kolom dengan variabel bebas


kreativitas siswa, terlihat bahwa terdapat keputusan uji yang menyatakan H0
diterima dan H0 ditolak. Perhitungan selengkapnya terdapat dalam Lampiran 40.
Jika H0 ditolak pada taraf signifikansi 5%, maka dalam penarikan kesimpulan
perlu melihat rerata marginal kolom. Dari uji komparasi ganda pada Tabel 4.21
dan rerata marginal pada Tabel sebelumnya diperoleh kesimpulan sebagai
berikut.
1) Prestasi belajar siswa dengan kreativitas tinggi lebih baik daripada prestasi
belajar siswa dengan kreativitas sedang maupun rendah. Prestasi belajar siswa
dengan kreativitas sedang menghasilkan hasil yang sama dengan prestasi
belajar siswa dengan kreativitas sedang
2) Kemampuan komunikasi matematis siswa dengan kreativitas tinggi lebih baik
daripada kemampuan komunikasi matematis siswa dengan kreativitas sedang
maupun rendah dan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan
kreativitas sedang menghasilkan hasil yang sama dengan kemampuan
komunikasi matematis siswa dengan kreativitas rendah.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian merupakan kajian dalam mengaitkan hasil
penelitian dengan hipotesis penelitian, teori, atau penelitian yang relevan, sehingga
commit to user
dapat diperoleh kesimpulan penelitian yang akurat. Berikut disajikan pembahasan
hasil penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
90

1. Hipotesis Pertama
Bedasarkan hasil uji hipotesis Manova dua jalan dengan sel tak sama
menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak, artinya tidak semua model
pembelajaran memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar dan
kemampuan komunikasi matematis siswa. Selanjutnya dilakukan uji Anova dua
jalan dengan sel tak sama untuk prestasi belajar maupun kemampuan komunikasi
matematis dan diperoleh bahwa hipotesis nol ditolak. Kemudian dilanjutkan
dengan uji komparasi ganda antar model pembelajaran dan diperoleh bahwa
model pembelajaran PP dengan pendekatan PMR maupun PS dengan pendekatan
PMR menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik daripada model
pembelajaran langsung, sedangkan model pembelajaran PP dengan pendekatan
PMR dan PS dengan pendekatan PMR menghasilkan prestasi belajar siswa yang
sama. Temuan ini tidak sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa model
pembelajaran PP dengan pendekatan PMR menghasilkan prestasi belajar yang
lebih baik daripada model pembelajaran PS dengan pendekatan PMR. Di sisi lain,
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan model pembelajaran PP
dengan pendekatan PMR lebih baik daripada model pembelajaran PS dengan
pendekatan PMR maupun model pembelajaran langsung dan kemampuan
komunikasi matematis siswa yang diajarkan model pembelajaran PS dengan
pendekatan PMR lebih baik daripada model pembelajaran langsung.
Model pembelajaran PP dengan pendekatan PMR maupun model
pembelajaran PS dengan pendekatan PMR memiliki tujuan yang sama yaitu
memecahkan masalah, tetapi yang membedakannya adalah sumber masalah yang
diselesaikannya. Pada pembelajaran model PP dengan pendekatan PMR, masalah
diajukan oleh siswa sesuai dengan masalah sebelumnya yang diberikan oleh guru
dan tentu saja mereka akan membuat masalah sesuai dengan tingkat kemampuan
mereka, sedangkan dalam pembelajaran model PS dengan pendekatan PMR
masalah diajukan oleh guru sesuai dengan kemampuan siswa, sehingga tidak ada
perbedaan prestasi belajar siswa yang diberikan model PP dengan pendekatan
PMR maupun model PS dengan pendekatan PMR. Temuan ini didukung oleh
hasil penelitian Nurmaningsih (2013), berdasarkan hasil penelitiannya diperoleh
commit
bahwa prestasi belajar siswa yang to user
diberikan model pembelajaran PP sama baiknya
dengan prestasi belajar siswa yang diberikan model pembelajaran PS.
Selain itu, model PP dengan pendekatan PMR juga menuntut siswa untuk
aktif karena dalam pengajuan atau pembuatan soal siswa diminta untuk berdiskusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91

dengan kelompoknya, sehingga dalam model PP dengan pendekatan PMR siswa


akan lebih banyak berkomunikasi dengan kelompoknya karena selain mereka
harus membuat soal, tetapi mereka juga harus menyelesaikan soal yang diberikan
oleh kelompok lain. Berbeda dengan model PS dengan pendekatan PMR, siswa
hanya berdiskusi untuk menyelesaikan masalah karena masalah sudah diberikan
oleh guru. Dengan demikian, kemampuan komunikasi matematis siswa yang
diajarkan dengan model PP dengan pendekatan PMR lebih baik dari pada
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan PS dengan
pendekatan PMR. Temuan ini sesuai dengan pendapat Clark et al. (2005: 2)
menyatakan bahwa salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis adalah strategi PP.
Penerapan model PL belum memberikan efek yang signifikan terhadap
prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis siswa. Salah satu
faktornya adalah guru masih berperan dominan ketika proses pembelajaran sedang
berlangsung. Siswa belum dilibatkan secara aktif dan kegiatan belajar mengajar
masih berjalan satu arah dengan siswa sebagai objek pendidikan. Kemampuan
siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan belum berjalan secara maksimal,
berbeda halnya dengan penerapan model pembelajaran PP dan PS dengan
pendekatan PMR yang menuntut siswa untuk dapat mengkonstruksi pengetahuan
dengan baik. Oleh karena itu model pembelajaran dengan PP dan PS pendekatan
PMR berdampak positif terhadap siswa kaitannya dalam hal prestasi belajar dan
kemampuan komunikasi matematis dibandingkan dengan model pembelajaran
langsung. Selain itu, menurut Suryasubroto (2009: 203) model pembelajaran PP
dapat memotivasi siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan interaktif. Dengan
beberapa kelebihan yang dimiliki oleh kedua model pembelajaran tersebut
memiliki kesamaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di mana
model PP dan PS dengan pendekatan PMR memberikan pengaruh yang signifikan
dibandingkan model pembelajaran langsung terhadap prestasi belajar dan
kemampuan komunikasi matematis.
2. Hipotesis Kedua
Bedasarkan hasil uji hipotesis Manova dua jalan dengan sel tak sama
commit
menunjukkan bahwa hipotesis nol to user
ditolak, artinya tidak semua kategori kreativitas
siswa memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar dan kemampuan
komunikasi matematis siswa. Selanjutnya dilakukan uji Anova dua jalan dengan
sel tak sama untuk prestasi belajar maupun kemampuan komunikasi matematis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
92

dan diperoleh bahwa hipotesis nol ditolak, sehingga dilanjutkan dengan uji
komparasi ganda antar kolom untuk mengetahui perbedaan dari masing-masing
kategori tingkat kreativitas siswa.
Dari hasil komparasi ganda antar kolom tersebut untuk tes prestasi belajar,
ternyata ada kesesuaian dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa
prestasi belajar siswa dengan kreativitas tinggi lebih baik daripada siswa dengan
tingkat kreativitas sedang maupun rendah, tetapi kreativitas siswa sedang
menghasilkan prestasi belajar yang sama dengan kreativitas siswa rendah.
Selanjutnya jika dilihat dari rerata marginalnya maka rerata tes prestasi belajar
siswa kreativitas tinggi 69,00 lebih besar daripada rerata marginal siswa
kreativitas sedang 62,94 dan kreativitas rendah 59,13, sedangkan rerata marginal
tes prestasi kreativitas siswa sedang tidak jauh berbeda dengan rerata marginal
kreativitas rendah. Temuan ini didukung oleh hasil penelitiannya Daeka (2013)
bahwa prestasi belajar dengan kreativitas siswa tinggi lebih baik daripada siswa
dengan tingkat kreativitas siswa sedang dan rendah. Siswa dengan kreativitas
siswa sedang menghasilkan prestasi belajar yang sama dengan siswa yang
memiliki kreativitas rendah.
Selanjutnya, uji komparasi ganda antar kolom untuk kemampuan
komunikasi matematis, ternyata juga ada kesesuaian dengan hipotesis penelitian
yang menyatakan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa dengan
kreativitas siswa tinggi lebih baik daripada siswa dengan tingkat kreativitas siswa
sedang maupun rendah, tetapi kreativitas siswa sedang menghasilkan kemampuan
komunikasi matematis yang sama dengan kreativitas siswa rendah. Selanjutnya
jika dilihat dari rerata marginalnya maka rerata kemampuan komunikasi
matematis siswa kreativitas tinggi 59,29 lebih besar daripada rerata marginal
siswa kreativitas sedang 46,98 dan kreativitas rendah 44,48, sedangkan dan rerata
marginal kemampuan komunikasi matematis siswa sedang tidak jauh berbeda
dengan rerata marginal kreativitas rendah. Dengan kata lain kreativitas tingggi
memberikan kemampuan komunikasi matematika yang lebih baik dibandingkan
siswa dengan kreativitas sedang maupun rendah, karena siswa yang memiliki
kreativitas tinggi mampu memberikan sesuatu yang tidak biasa dilakukan oleh
commitdengan
siswa yang lain sehingga siswa to user kreativitas tinggi mampu untuk
menyelesaikan soal dengan cara maupun dengan bahasanya sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
93

3. Hipotesis Ketiga
Berdasarkan hasil penelitian ini, dinyatakan bahwa tidak adanya efek
interaksi antara setiap kreativitas siswa dan model pembelajaran, sehingga dalam
melihat keterkaitan pada setiap kreativitas siswa dengan model pembelajaran
mengacu pada hipotesis pertama dan kedua. Untuk siswa yang memiliki
kreativitas siswa tinggi, prestasi belajar yang diperoleh sama jika diberikan
pembelajaran model PP maupun PS dengan pendekatan PMR, tetapi kemampuan
komunikasi matematis siswa akan lebih baik jika diberikan model pembelajaran
PP dengan pendekatan PMR dibandingkan dengan model pembelajaran PS
dengan pendekatan PMR serta prestasi belajar dan kemampuan komunikasi
matematis siswa yang diperoleh akan lebih baik jika diberikan pembelajaran
dengan model PP maupun PS dengan pendekatan PMR dibandingkan dengan
model pembelajaran langsung. Untuk siswa yang memiliki kreativitas sedang,
prestasi belajar yang diperoleh sama jika diberikan pembelajaran model PP
maupun PS dengan pendekatan PMR, tetapi kemampuan komunikasi matematis
siswa akan lebih baik jika diberikan model pembelajaran PP dengan pendekatan
PMR dibandingkan dengan model pembelajaran PS dengan pendekatan PMR
serta prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis siswa yang diperoleh
akan lebih baik jika diberikan pembelajaran dengan model PP maupun PS dengan
pendekatan PMR dibandingkan dengan model pembelajaran langsung, sedangkan
untuk siswa yang memiliki kreativitas rendah, prestasi belajar yang diperoleh
sama jika diberikan pembelajaran model PP maupun PS dengan pendekatan PMR,
tetapi kemampuan komunikasi matematis siswa akan lebih baik jika diberikan
model pembelajaran PP dengan pendekatan PMR dibandingkan dengan model
pembelajaran PS dengan pendekatan PMR serta prestasi belajar dan kemampuan
komunikasi matematis siswa yang diperoleh akan lebih baik jika diberikan
pembelajaran dengan model PP maupun PS dengan pendekatan PMR
dibandingkan dengan model pembelajaran langsung.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan kesesuaian antara hipotesis dan hasil
penelitian, akan tetapi terdapat sedikit perbedaan dengan hipotesis penelitian yaitu
pada penelitian ini untuk siswa yang memiliki kreativitas tinggi, sedang dan
commit
rendah jika diberikan pembelajaran to user
dengan model PP dengan pendekatan PMR
memperoleh prestasi belajar yang sama dengan model pembelajaran PS dengan
pendekatan PMR. Hasil temuan itu disebabkan oleh pendekatan PMR yang
dilakukan dalam penelitian ini. Penerapan kedua model pembelajaran dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
94

pendekatan PMR tersebut memberikan dampak yang sama terhadap prestasi


belajar siswa. Hal tersebut dikarenakan kedua model pembelajaran dengan
pendekatan PMR mampu memberikan ruang untuk mengeksplorasi kemampuan
siswa sehingga keaktifan mereka cenderung meningkat. Kesumawati (2012)
dalam penelitiannya menghasilkan bahwa siswa yang diajarkan dengan
pendekatan PMR mengalami peningkatan pemahaman matematika yang lebih
baik dibandingkan dengan pemahaman matematika siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran konvensional. Selain itu, Model pembelajaran PP dengan
pendekatan PMR maupun model pembelajaran PS dengan pendekatan PMR
memiliki tujuan yang sama yaitu memecahkan masalah, tetapi yang
membedakannya adalah sumber masalah yang diselesaikannya. Pada
pembelajaran model PP masalah dengan pendekatan PMR diajukan oleh siswa
sesuai dengan masalah yang sebelumnya diberikan oleh guru, sedangkan masalah
dalam pembelajaran model PS dengan pendekatan PMR diajukan oleh guru sesuai
dengan kemampuan siswa. Pada model PP dengan pendekatan PMR masalah
dibuat sendiri oleh siswa tentu saja mereka akan membuat masalah sesuai dengan
tingkat kemampuan mereka, sehingga tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa
yang diberikan model PP dengan pendekatan PMR maupun model PS dengan
pendekatan PMR.
Selanjutnya perbedaan hasil penelitian ini dengan hipotesis penelitian pada
siswa dengan kreativitas rendah adalah prestasi belajar siswa yang diperoleh akan
lebih baik jika diberikan pembelajaran dengan model PP maupun PS dengan
pendekatan PMR dibandingkan dengan model pembelajaran langsung. Hal ini
disebabkan siswa dengan kreativitas rendah pada model PP maupun PS dengan
pendekatan PMR dibantu oleh siswa lain dalam memahami konsep dengan cara
diskusi, artinya proses diskusi pada model PP dan PS dengan pendekatan PMR
membantu siswa yang memiliki kreativitas rendah dalam memahami konsep yang
mau dipelajari, sehingga pada siswa kreativitas rendah, prestasi belajar yang
diberikan PP maupun PS dengan pendekatan PMR lebih baik daripada prestasi
belajar yang diberikan model pembelajaran langsung.
4. Hipotesis Keempat
commit tobahwa
Hasil penelitian ini menunjukkan user tidak adanya efek interaksi antara
model pembelajaran dan kreativitas siswa, sehingga dalam melihat keterkaitan
pada setiap model pembelajaran dengan kreativitas mengacu pada hipotesis
pertama dan kedua. Pada pembelajaran model PP dengan pendekatan PMR, siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
95

yang memiliki kreativitas tinggi memperoleh prestasi belajar dan kemampuan


komunikasi matematis yang lebih baik dibandingkan dengan kreativitas sedang
maupun rendah dan siswa yang memiliki kreativitas sedang mengasilkan prestasi
belajar dan kemampuan komunikasi matematis yang sama. Pada pembelajaran
pembelajaran model PS dengan pendekatan PMR, siswa yang memiliki kreativitas
tinggi memperoleh prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis yang
lebih baik dibandingkan dengan kreativitas sedang maupun rendah dan siswa yang
memiliki kreativitas sedang mengasilkan prestasi belajar dan kemampuan
komunikasi matematis yang sama, sedangkan pada pembelajaran langsung, siswa
yang memiliki kreativitas tinggi memperoleh prestasi belajar dan kemampuan
komunikasi matematis yang lebih baik dibandingkan dengan kreativitas sedang
maupun rendah dan siswa yang memiliki kreativitas sedang mengasilkan prestasi
belajar dan kemampuan komunikasi matematis yang sama. Temuan ini sama
dengan hasil penelitian Daeka (2013) bahwa prestasi belajar siswa dengan
kreativitas tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar siswa dengan kreativitas
sedang dan rendah, sedangkan prestasi belajar siswa dengan kreativitas sedang
sama baiknya dengan prestasi belajar siswa dengan kreativitas rendah. Hasil
penelitian Palaniappan (2007) diperoleh bahwa prestasi belajar siswa yang
memiliki kreativitas tinggi lebih dari pada prestasi belajar siswa dengan
kreativitas rendah.
Hasil penelitian ini ada kesesuaian dengan hipotesis penelitian, tetapi
terdapat sedikit perbedaan. Pada hipotesis penelitian dikatakan bahwa pada setiap
model pembelajaran siswa dengan tingkat kreativitas sedang menghasilkan
prestasi belajar dan kemampuan komunikasi yang lebih baik dari pada siswa
dengan tingkat kreativitas redah, namun dari hasil penelitian ini menunjukkan
tidak adanya perbedaan prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis
antara siswa dengan tingkat kreativitas sedang dan tingkat kreativitas rendah. Hal
ini disebabkan siswa dengan kreativitas sedang dan rendah memiliki rasa ingin
tahu yang lebih kecil, sehingga kurang tertarik untuk menemukan dan menerima
hal-hal baru. Selain itu, mereka juga cenderung sulit untuk mencari sendiri hal-hal
yang belum mereka pahami, informasi yang diperoleh hanyalah dari guru dan jika
ada yang tidak diketahui, merekacommit to user untuk tidak menanyakannya.
lebih memilih
E. Keterbatasan Penelitian
Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan terdapat beberapa hal yang menjadi
keterbatasan dalam penelitian. Di antaranya adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
96

1. Peneliti merasa kesulitan dalam mengkondisikan siswa selama berlangsungnya


proses pembelajaran.
2. Peserta didik belum terbiasa diberi perlakuan dengan model pembelajaran PP
dan PS dengan pendekatan PMR sehingga hal tersebut sedikit berpengaruh
terhadap proses pembelajaran.
3. Waktu yang ditargetkan dalam proses pembelajaran terkadang tidak sesuai
dengan kenyataan seperti waktu yang tepotong karena ada kegiatan sekolah
yang tidak terjadwal.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai