Anda di halaman 1dari 5

CARA MENINGKATKAN LITTER SIZE PADA BABI

Disusun Untuk Tugas Mata Kuliah Manajemen Hewan Produksi


Dosen Pengampu: Dr. Sauland Sinaga S.Pt, M.Si.

Disusun oleh:
Alfian Wahyu Romadhan
130210160033

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
Cara Meningkatkan Litter Size pada Babi

1. Seleksi Memilih Babi Bakalan Induk


Dara pengganti induk harus di pilih dengan cermat dan sungguh – sungguh .babi dara ini
paling sedikit harus sebaik induk yang di gantikannya dan di inginkan yang lebih syuperior dalam
hal produktivitas dan kualitas dan performens yang potensial yang dapat diteruskan keturunanya.
Calon – calon induk harus :
1) subur menghamil anaknya
2) sanggup mengasuh anak- anaknya
3) berasal dari yang berkualitas genetik yang baik.
Kriteria seleksi yang di berlakukan bagi babi dara termasuk perkembangan kelenjar susu ,bentuk
fisik , dan performans harus baik.
Perkembangan kelenjar susu
Babi dara perlu sekali memiliki minimum 12 putting normal yang berspasi dan berpasangan baik
sepanjang garis bawah perut .jumlah putting yang seharusnya dimiliki babi dara dapat di periksa
ulang sewaktu babi dara mencapai bobot babi potong .babi dara yang diduga memiliki putting buta
,putting terbalik atau ketidaknormalan yang lain yang di temukan sewaktu mencapai babi potong
harus di afkir . putting yang tidak berfungsi pada saat babi dara melahirkan, jelas akan mengurangi
kesanggupan menyusukan anak yang banyak .Produktivitas babi dara akan sangat rendah karena
jumlah anak yang akan di sapih akan rendah oleh putting yang tidak berfungsi .Oleh alasan ini
maka perkembangan kelenjar susu harus diutamakan juga saat memlih babi dara untuk bibit.segi
pewarisan.
Performans
Kreteria utama seleksi yang lain adalah performans bagi dara ,yang meliputi khas seperti kualitas
karkas dan laju pertumbuhan dan keefisienan menggunakan makanan .seekor babi dara pengganti
harus memiliki kualitas karkas dan pertumbuhan yang lebih baik dari ternak biasa atau rata – rata
ternak.

2. Teknik Mengawinkan Babi


Hanya pada saat-saat birahi saja, babi mau menerima pejantan atau dapat dikawinkan.
Tanpa timbul birahi, babi tidak dapat dipaksakan kawin. Oleh karena itu peternak secara cepat
mengetahui masa birahinya. Rata-rata interval tiap sesi proses yang mempengaruhi fertilisasi babi
adalah sebagai berikut:

Umur saat pubertas : 4-7 (bulan) rata-rata 6 (bulan)

Lama birahi : 1-5 (hari) rata-rata 2-3 (hari)

Panjang siklus birahi : 18-24 (hari) rata-rata 21 (hari)

Untuk mengawinkan babi bisa dilakukan dua sistem yakni:


1. Perkawinan Alam
Pada umumnya perkawinan bisa berlangsung selama 10 – 15 menit. Babi betina yang birahi
dimasukkan dalam kandang pejantan, bisa dikawinkan sampai dua kali untuk mendapatkan hasil
yang optimal. Betina yang kecil dan jantan yang besar bisa dibantu dengan membuat kandang
secara khusus. Perbandingan jantan dan betina : jantan usia 1 tahun adalah 1jantan : 15-20 betina;
umur jantan setahun keatas adalah 1 jantan : 30 betina.
2. Insiminasi buatan (IB)
Perkawinan ini adalah memasukkan serma kedalam kelamin betina dengan tindakan
manusia. Keuntungan AI atau IB antara lain dapat memanfaatkan seekor pejantan bisa diperbesar.
Perkawinan bisa dilakukan diantara hewan yang tempatnya berjauhan, misalnya babi Indenesia
dengan Autralia atu Belanda. Dengan IB, tidaklah setiap peternak memelihara pejantan sendiri
sehingga bisa hemat biaya. Pemacek yang karena sesuatu hal, misalnya pejantan terlalu besar,
pincang, dst sulit dilakukan, dengan IB dapat dikerjakan.
Sedangkan kelemahan IB yaitu tidak semua inseminator mempunyai pengalaman yang
cukup, sehingga hasil kurang terjamin. Kemungkinan akan terbawanya bagian penyakit senantiasa
ada, karena pelaksanaannya yang ceroboh. Menyebarkan keturunan yang jelek. Misalnya karena
sperma diambil tanpa memilih pejantan yang bagus. Terlalu banya babi yang memiliki keturunan
yang sama (inbreed)

3. Teknik Pemberian Pakan:


Pemberian pakan umumnya ada 2 (dua) cara, yaitu:

a) Sistem basah, yaitu, teknik pemberian pakan semacam ini dilakukan dengan pemberian pakan
yang dihaluskan terlebih dahulu, kemudian ditambahkan air. Pakan ini bisa diberikan kepada babi
dengan menggunakan tempat pakan. Hal ini juga sangat tergantung kepada jumlah babi dan
tempat. Keuntungan dalam pemberian secara basah, adalah pakan basah ini lebih mudah dimakan
dan dicerna; Menambah napsu makan, sebab babi lebih suka makanan basah. Kelemahan dalam
pemberian secara basah, adalah sebagai berikut: Lebih banyak tenaga, karena harus menyiapkan
atau membasahi makanan terlebih dahulu; Sisa makanan dengan sangat mudah menjadi basi dan
bau; Kandang lebih cepat menjadi kotor

b) Sistem Kering, tujuan pemberian pakan semacam ini ialah untuk memberikan rangsangan agar
bisa diperoleh berat hidup yang maksimal. Maka sistem ini sangat baik buat babi-babi potong,
yang umur sekitar 3 ½ - 4 bulan dengan berat 45 – 55 kg. Pemberian pakan ini dapat disebar
dilantai atau tempat khusus seperti tempat pakan otomatis. Keuntungan dalam pemberian secara
kering, adalah sebagai berikut: Pengisian makanan cukup dilakukan sekali sehari; Makanan yang
tersisa tidak mudah menjadi basi; Tempat atau kandang tidak mudah kotor; Lebih menghemat
tenaga, karena peternak tidak setiap kali harus membersihkan tempat makan dan tidak selalu
mengisikan makanan. Kelemahan dalam pemberian secara kering, adalah sebagai berikut:
Makanan mudah terhambur; Makanan dapat dimakan oleh binatang lain.

4. Desain Kandang
a) Kandang dara yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangannya minimal harusmemenuhi
luas kandang untuk babi berumur 8-18 minggu 1m2 dan luas kendang untuk babi dara berumur
19-30 minggu sebesar 1,5 m2. Di dalam kandang harus ada lampu penerang selama 16-18 jam
dengan intensitas 100 lux mulai dari 19 minggu hingga babi dikawinkan atau IB. Kandang babi
dara hanya untuk babi dara tidak disatukan dengan babi yang sudah pernah melahirkan.
Kebersihan kandang harus selalu dijaga untuk mencegah babi terkena penyakit.
b) Kandang induk bunting ukurannya harus cukup bagi induk bunting untuk tidur dan berdiri.
Kebersihan kandang harus terjaga
c) Kandang induk melahirkan harus ada pemisah anatara induk babi dan anak babi. Pemisah ini
tidak menyusahkan anak babi untuk menyusu. Tujuan induk babi dan anak babi dipisah agar anak
babi tidak tertindih oleh induknya sehingga meningkatkan resiko kecacatan bahkan kematian pada
anak babi.
d) Kandang kawin tersedia pada peternakan yang melakukan perkawinan. Kandang ini harus
memiliki ukuran yang cukup luas sehingga babi betina dan jantan dapat masuk ke dalamnya.
Daftar Pustaka

NTT, B. (2019, Juni). Retrieved from http://ntt.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita-


news/650-pakan-bagi-ternak-babi-di-ntt
Peternakan, B. I. (2015, Juni). Berbagi Ilmu Peternakan. Retrieved from
https://www.berbagiilmupeternakan.com/2015/06/manajemen-perkandangan-ternak-
babi_14.html
Prasetyo, H. I. L. D. A., Ardana, I. B. K., & Budiasa, M. K. (2013). Studi Penampi-lan
Reproduksi (Litter Size, Jumlah Sapih, Kematian) Induk Babi pada Peternakan Himalaya,
Kupang. Jurnal Indonesia Medi-cus Veteriner, 2(3), 261-268.

Anda mungkin juga menyukai