Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN PADA PETANI TIMUN DI KECAMATAN


CIPOCOK JAYA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Usahatani
Dosen : Sulaeni, SP., M.Si

Disusun Oleh:
Diky Gagan Nugraha (4441160013)
Raissa Emily Rachman (4441160019)
Adolf Christian (4441160108)
Fikri Maulana (4441160126)
May Purwanti
Yuda
Kelas : VI A

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang dengan ridho-Nya
penulis dapat menyelesaikan Penelitian tentang “Analisis biaya dan pendapatan
pada petani timun di kecamatan cipocok jaya’’ ini dengan lancar. Sholawat serta
salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW dan untuk para
keluarga, sahabat dan pengikut - pengikutnya yang setia mendampingi Beliau.
Penulis menyadari bahwa untuk mencapai hasil yang memuaskan tidaklah mudah,
karena keterbatasan kemampuan penulis baik dari segi ilmu maupun literatur,
sehingga makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu saran
dan kritik yang bersifat membangun, penulis sangat harapkan untuk menuju ke
arah penyempurnaan makalah ini.
Makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, maka
sepatutnya penulis menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya, kepada:
1. Sulaeni, SP., M.Si Selaku dosen yang mengajar mata kuliah Manajemen
Usahatani.
2. Bapak Satibi sebagi Ketua kelompok tani pelita dangder dan petani
mentimun
3. Para petani timun yang telah memberikan informasi terkait pertanian
mentimun di kecamatan cipocok jaya kepada penulis.
4. Teman-teman, referensi internet, dan pencipta buku, atas saran, komentar,
teori dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.
Akhir penyusun berharap semoga laporan yang jauh dari sempurna ini dapat
memberikan manfaat sekaligus menambah wawasan pengetahuan bagi penyusun
sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.

Serang, November 2019

Penulis

i
LEMBAR PENGESAHAN

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Dasar Teori.....................................................................................................1

1.1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.1.2 Rumusan Masalah....................................................................................3

1.2 Materi Praktikum............................................................................................4

1.2.1 Pengertian Mentimun...............................................................................4

1.2.2 Pengertian Usahatani...............................................................................5

1.2.3 Faktor-Faktor Produksi dalm Usahatani..................................................6

1.2.4 Biaya dan Penerimaan Usahatani............................................................7

1.2.6 Pengertian Pendapatan.............................................................................9

1.2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani...................11

1.3 Tujuan...........................................................................................................13

1.4 Kegunaan Praktikum....................................................................................13

BAB II....................................................................................................................14

KEADAAN UMUM KEGIATAN PRAKTIKUM................................................14

2.1 Waktu dan Tempat.......................................................................................14

2.3 Jadwal Praktikum.........................................................................................14

2.4 Alat Analisis.................................................................................................15

BAB III..................................................................................................................16

HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................16

iii
3.1 Hasil..............................................................................................................16

3.2 Pembahasan..................................................................................................17

BAB IV..................................................................................................................19

KESIMPULAN......................................................................................................19

4.1 Saran.............................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

LAMPIRAN...........................................................................................................22

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori

1.1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya terdiri


dari petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting. Sektor
pertanian sebagai sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk terutama
bagi mereka yang memiliki mata pencaharian utama sebagai petani. Selain itu
sektor pertanian, salah satu hal penting yang harus diperhatikan sebagai
penyedia pangan bagi masyarakat. Peningkatan produksi yang harus seimbang
dengan laju pertumbuhan penduduk dapat dicapai melalui peningkatan
pengelolaan usaha tani secara intensif. Oleh karena itu, pengetahuan tentang
cara pengusahaan suatu usahatani mutlak dibutuhkan agar dapat meningkatkan
produktifitas serta dapat meningkatkan pendapatan sehingga kesejahteraan
petani dapat meningkat.
Sektor pertanian adalah sektor penting dalam kehidupan manusia yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Berbagai macam
komoditas pertanian ada di Indonesia seperti komoditas tanaman pangan,
komoditas perkebunan dan komoditas hortikultura. Salah satu subsektor dalam
sektor pertanian yang dapat meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor
serta peningkatan kesejahteraan petani adalah tanaman hortikultura. Komoditas
hortikultura terdiri dari tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman obat dan
tanaman hias. Sayuran adalah tanaman hortikultura yang dibudidayakan untuk
memproduksi pangan yang dikonsumsi dalam bentuk segar atau setelah diolah
terlebih dahulu (Roedhy dan Anas, 2014).
Salah satu sayuran yang memiliki andil dalam pemenuhan akan vitamin,
mineral dan serat bagi manusia adalah mentimun. Mentimun merupakan
tanaman yang mampu tumbuh pada berbagai iklim yang cukup tinggi, namun
pertumbuhan optimum terjadi pada iklim kering, saat tanaman mendapat cukup
sinar matahari, temperatur (21,1 - 26,7)°C dan tidak banyak hujan, dengan

1
ketinggian optimum 1.000 - 1.200 mdpl. Mentimun akan tumbuh dengan baik
pada tanah yang gembur, banyak mengandung humus, tata air baik, mudah
meresapkan air, dan pada pH tanah 6-7 (Tonny, Laksminiwati, Witono dan
Herman, 2014). Mentimun juga memiliki banyak manfaat seperti mengurangi
tekanan darah tinggi, mengandung antioksidan serta dapat mengurangi risiko
terkena kanker prostat, ovarium, rahim dan lainnya.
Pemenuhan permintaan yang ada harus diikuti dengan ketersediaan
sayuran melalui kegiatan budidaya yang dilaksanakan oleh petani. Kebutuhan
akan sayuran tersebut menuntut petani untuk dapat berproduksi dengan
kuantitas dan kualitas yang diinginkan oleh pasar. Kebutuhan sayuran bagi
masyarakat erat kaitannya dengan kebutuhan akan gizi bagi kesehatan
masyarakat itu sendiri. Sayuran merupakan sumber utama dalam pemenuhan
gizi. Setiap sayuran akan memberikan manfaat gizi yang berbeda-beda,
sehingga pemenuhan sayuran secara seimbang sangat diperlukan. kesejahteraan
masyarakat yang dicerminkan dengan meningkatnya akses dan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan terpenuhinya kebutuhan akan gizi masyarakat
yang berkualitas, maka pemenuhan gizi bagi masyarakat khususnya melalui
pemenuhan sayuran menjadi sangat penting dan memerlukan perhatian yang
lebih mendalam. Pemenuhan sayuran bagi masyarakat baik secara kualitas dan
kuantitas menjadi masalah tersendiri dalam bidang pemenuhan kebutuhan
pangan penduduk.
Harga sayuran yang tinggi di tingkat konsumen menyebabkan rendahnya
daya beli masyarakat terhadap sayuran yang berujung pada rendahnya
konsumsi sayuran masyarakat. Harga sayuran eceran yang tinggi tak hanya
merugikan konsumen, tetapi juga petani sebagai produsen sayuran itu sendiri,
hal tersebut dikarenakan petani hanya menerima sebagian kecil dari harga yang
dibayarkan konsumen. Masalah kerugian yang dialami petani tersebut erat
kaitannya dengan marjin harga yang tinggi antara harga di tingkat petani dan
harga di tingkat konsumen. Marjin yang besar tersebut menunjukkan adanya
kinerja yang kurang efisien dalam hal pemasaran sayuran dari produsen kepada
konsumen. Banyak hal yang dapat mempengaruhi kinerja pemasaran tersebut.

2
analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk menghitung seberapa besar
penerimaan petani dalam berusahatani yang dikurangi dengan biaya. Besarnya
pendapatan usahatani merupakan ukuran keberhasilan usahatani. Petani dapat
mengetahui gambaran keadaan aktual usahatani melalui analisis pendapatan
usahatani, sehingga dapat melakukan evaluasi dalam perencanaan kegiatan
usahatani pada masa yang akan datang.
Kecamatan Cipocok Jaya menjadi salah satu program peningkatan
produksi mentimun. Modal usahatani yang merupakan salah satu faktor
produksi dalam bentuk dana maupun perlengkapan. Biaya tenaga kerja yang
dinyatakan dalam hari orang kerja (HOK) setiap petani berbeda dalam
pengelolaannya. Pendidikan dalam hal ini memperlihatkan pendidikan terakhir
yang ditempuh oleh petani. Umur memperlihatkan tentang kisaran usia petani
usahatani dan harga dilihat dari tempat hasil panen dijual oleh setiap petani,
dalam hal ini dijual pada pengepul, pabrik, dan dijual bibit. Karena hasil
usahatani bisa mengetahui pengaruh faktor-faktor tersebut yang mampu
mempengaruhi pendapatan petani. Oleh karena itu, kami melakukan Analisis
Usahatani didaerah tersebut. Berdasarkan fenomena dan latar belakang di atas
tersebut, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian pada salah satu jenis
tanaman yang banyak di budidayakan oleh petani yaitu Mentimun ( Cucumis
Sativus ) dimana tanaman ini cukup banyak dibudidayakan di daerah Serang
khususnya Kecamatan Cipocok Jaya.

1.1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut:
1) Berapa Besaran Biaya Tetap dan Biaya Variabel Dalam Budidaya
Tanaman Mentimun Di Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang?
2) Berapa Total Biaya Yang Dikeluarkan dan Pendapatan Yang Diterima
Dalam Budidaya Tersebut?
3) Bagaimana tingkat pendapatan usaha pedagang sayuran pada budidaya
tanaman mentimun di Kecamatan Cipocok Jaya?

3
1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:


1. Sebagai Pemenuhan Tugas Matakuliah Manajemen Usahatani.
2. Untuk Mengetahui Tentang Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani.
3. Untuk Mengetahui tingkat pendapatan pada petani budidaya
mentimun di Kecamtan Cipocok Jaya.

1.3 Kegunaan Praktikum

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi petani atau gapoktan, Sebagai masukan atau informasi tambahan


bagi perusahaan dan akan menjadi bahan pertimbangan untuk menetapkan
kebijakan baru perusahaan tentang terhadap hasil pertaniannya yang
berpengaruh pada biaya dan pendapatan.
2. Bagi Peneliti, Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan teoritis dan
menambah wawasan tentang faktor yang mempengaruhi analisa pada
biaya dan pendapatan petani timun. Sebagai bahan evaluasi bagi kami
dalam hal penulisan dan perhitungan analisis tersebut
3. Bagi Pihak Lain, Sebagai referensi dan informasi yang dapat dijadikan
bahan menambah atau perbandingan bahan kajian teori untuk peneliti lain
yang melakukan penelitian berkaitan dengan analisis biaya dan
pendapatan.

4
BAB II
KEADAAN UMUM KEGIATAN PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan dimulai pada pertengahan minggu pada bulan
November selama satu minggu. Waktu survey tempat dan petani di
laksanakan pada hari sabtu, 23 November 2019 yang dilaksanakan di
kecamatan cipocok jaya, serang banten. Dengan mengunjungi para petani dan
tempat budidaya timun tersebut.

2.3 Jadwal Praktikum


Minggu 1 : analisis biaya dan pendapatan usahatani

Mahasiswa ditugaskan untuk menganalisis biaya dan pendapatan usahatan


kepada petani suatu komoditas di kota serang. Setiap kelompok di berikan
komoditas yang berbeda, makan dalam penelitian ini dipilih komoditas
mentimun yang berada di Kecamatan Cipocok Jaya dan selanjutnya akan di
analisa.

Minggu 2: Analisis Biaya dan Pendapatan

Setelah mendapatkan informasi dari ketua gabungan kelompok tani tentang


biaya tetap dan biaya variabel dalam budidaya mentimun, kelompok
mahasiswa melakukan analisis dengan perhitungan biaya dan pendapatan
untuk mengetahui besar yang di dapat oleh petani terhadap budidaya
menitmun tersebut. Dalam penelitian alat dan bahan yang digunakan berupa :

1. Buku tulis
2. Pulpen
3. Kalkulator

2.2 Materi Praktikum

2.2.1 Pengertian Mentimun

Mentimun berasal dari bagian utara India kemudian masuk ke wilayah


mediteranian, yaitu Cina. Pada tahun 1882, de Condolle memasukkan tanaman

5
ini ke dalam daftar tanaman asli India. Pada akhirnya, tanaman ini menyebar
keseluruh dunia, terutama di daerah tropika. Di Cina, mentimun baru dikenal
abad 2 SM. Jenis mentimun tersebut yaitu sejenis mentimun liar yang dikenal
dengan nama ilmiah Cucumis hardwichini Royle. Menurut ilmu tumbuh-
tumbuhan (botani), mentimun diklasifikasikan ke dalam golongan sebagai
berikut :

 Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)


 Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
 Subdivisi : Angiospermae (Berbiji tertutup)
 Kelas : Dicotylodenae (Biji berkeping dua)
 Ordo : Cucurbitales
 Famili : Cucurbitaceae
 Genus : Cucumis
 Spesies : Cucumis sativus L.

Berdasarkan klasifikasi botani tersebut, tanaman mentimun masih sekeluarga


dengan pare (Cucumis anguria L.), melon (Cucumis melo L.), zucchini
(Cucumis hardwickii L.), oyong (Cucumis longifes L.). Mentimun, timun atau
ketimun suku labu-labuan atau cucurbitaceae merupakan tumbuhan jenis
sayuran yang menghasilkan buah yang dapat dimakan.

Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan


sayuran atau penyegar. Tergantung jenisnya. Mentimun berasal dari india dan
dapat ditemukan diberbagai hidangan diseluruh dunia dan memiliki kandungan
air yang cukup banyak didalamnya sehingga berfungsi menyejukan. Potongan
buah mentimun juga digunkan untuk membantu melembakan wajah. Ketimun
di budidayakan dimana-mana, baik di ladang, di halaman rumah atau di rumah
kaca. Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus-menerus.
Pertumbuhanya memerlukan kelembaban yang tinggi, tanah subur yang
gembur dan mendapat sinar matahari penuh dengan drainage yang baik.
Tanaman ini di duga berasal dari Pegunungan Himalaya di India
Utara.Tanaman ini mempunyai sulur daun berbentuk spiral yang keluar disisi

6
tangkai daun. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai panjang, bentuknya
bulat telur, lebar bertaju 3-7, dengan pangkal berbentuk jantung, ujung runcing,
tepi bergerigi. Buah bulat panjang, tumbuh bergantung, warnanya hijau berlilin
putih, setelah tua warnanya kuning kotor, panjang 10-30 cm, bagian pangkal
berbintil, banyak mengandung cairan. Bijinya banyak, bentuknya lonjong
meruncing pipih, warnanya putih kotor. Buahnya bisa dimakan mentah,
direbus, dikukus atau disayur.

2.2.2 Pengertian Usahatani

Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di


tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan
air, perbaikan-perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari,
bangunan bangunan yang didirikan diatas tanah dansebagainya. Usahatani
dapat berupa usaha bercocok tanam atau memelihara ternak. Dalam ekonomi
pertanian dibedakan pengertian produktivitas dan pengertian produktivitas
ekonomis daripada usahatani. Dalam pengertian ekonomis maka letak atau
jarakusahatani dari pasar penting sekali artinya. Kalau dua buah usahatani yang
lebih dekat dengan pasar penting sekali artinya. Kalau dua buah usahatani
mempunyai produktivitas fisik yangsama, maka usahatani lebih dekat dengan
pasar mempunyai nilai lebih tinggi karenaproduktivitas ekonominya lebih
besar.

Manajemen pertanian adalah bagaimana cara merencanakan suatu


usahatani yang akan dilakukan, megorganisasikam tenaga kerja yang
dibutuhkan, memberikan pengarahan kepada tenaga kerja tentang apa yang
harus di lakukan, mengkoordinasikan hal-hal apa saja yang menjadi tantangan
dalam melakukan kegiatan pertanian tersebut serta mengawasi tenaga kerja dan
produksi sehingga mencapai tujuan, dalam hal ini adalah mendapatkan laba
ataupun profit bagi produsen tersebut. Manajemen Usahatani adalah
kemampuan petani menentukkan, mengorganisir, dan mengkoordinasi faktor-
faktor produksi yang dikuasainya sebaik-baiknya dan mampu memberikan
produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan. Ukuran dari keberhasilan

7
pengelolaan itu adalah produktivitas dari setiap faktor maupun produktivitas
dari usahanya. (Hernanto, 1996).

2.2.3 Faktor-Faktor Produksi dalm Usahatani

Pengertian faktor produksi merupakan barang atau jasa-jasa yang disediakan


oleh alam atau ciptaan manusia yang digunakan untuk menghasilkan Berbagai
barang dan jasa lain yang diperlukan manusia. Faktor produksi dalam usaha
pertanian mencakup tanah/lahan, modal, tenaga kerja (Moehar Daniel, 2002 : 20).
Dalam praktek, faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dibedakan menjadi
dua kelompok, yaitu : a. Faktor biologi, seperti luas lahan, bibit, pupuk, obat-
obatan, dan sebagainya. b. Faktor sosial-ekonomi seperti biaya produksi, harga,
tenaga kerja, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, risiko, dan sebagainya.
Menurut Hermanto dalam Suratiyah (2008 : 37), menambahkan bahwa ada
lima unsur pokok dalam usaha tani yang sering disebut sebagai faktor-faktor
produksi, yaitu sebagai berikut:
1) Tanah Usahatani, Tanah usaha tani dapat berupa tanah pekarangan,
tegalan dan sawah. Tanah tersebut dapat diperoleh dengan cara
membuka lahan sendiri, membeli, menyewa, bagi hasil, pemberian
negara, warisan atau wakaf. Penggunaan tanah dapat diusahakan secara
monokultur maupun polikultur atau tumpangsari.
2) Tenaga Kerja, Jenis tenaga kerja dibedakan menjadi tenaga kerja pria,
wanita dan anakanak yang dipengaruhi oleh umur, pendidikan,
keterampilan, pengalaman, tingkat kesehatan dan faktor alam seperti
iklim dan kondisi lahan. Tenaga ini dapat berasal dari dalam dan luar
keluarga (biasanya dengan cara upahan).
3) Modal, Modal dalam usaha tani digunakan untuk membeli sarana
produksi sertapengeluaran selama kegiatan usaha tani berlangsung.
Sumber modal diperoleh dari milik sendiri, pinjaman atau kredit (kredit
bank, pelepas uang/famili/tetangga), hadiah, warisan, usaha lain
ataupun kontrak sewa.
4) Pengelolaan atau Manajemen, Usahatani Pengelolaan usaha tani adalah
kemampuan petani untuk menentukan, mengorganisir dan

8
mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya dengan
sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian
sebagaimana yang diharapkan. Pengenalan pemahaman terhadap
prinsip teknik dan ekonomis perlu dilakukan untuk dapat menjadi
pengelola yang berhasil.
5) Produksi, Produksi adalah hasil produksi fisik, yang diperoleh petani
dari hasil usahatani, dalam satu musim tanam dan diukur dalam Kg per
hektar permusim(khusus untuk jenis tanaman yang diusahakan).
Produksi tersebut juga dapat dinyatakan sebagai perangkat prosedur dan
kegiatan yang terjadi dalam penciptaan komoditas berupa kegiatan
usaha tani maupun usaha lainnya.

2.2.4 Biaya dan Penerimaan Usahatani

A. Biaya Usahatani

Konsep biaya memiliki hubungan yang sangat erat dengan konsep produksi.
Biaya produksi total adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk
menghasilkan sejumlah produk tertentu dalam satu kali proses produksi. Biaya
produksi dapat digolongkan atas dasar hubungan perubahan volume produksi,
yaitu biaya tetap dan biaya variable (Mubyarto 1989).
Menurut Suratiyah (2008) Biaya adalah nilai korbanan yang dikeluarkan
untuk memperoleh hasil. Menurut kerangka waktunya, biaya dapat dibedakan
menjadi biaya jangka pendek, dan biaya jangka panjang. Biaya jangka pendek
terdiri dari biaya tetap, dan biaya variabel, sedangkan dalam jangka panjang
semua biaya dianggap/diperhitungkan sebagai biaya variabel. Biaya usahatani
akan dipengaruhi oleh jumlah pemakaian input, harga dari input, tenaga kerja,
upah tenaga kerja, dan intensitas pengelolaan usahatani. Biaya adalah sejumlah
nilai uang yang dikeluarkan oleh produsen atau pengusaha untuk mengongkosi
kegiatan produksi (Supardi, 2004). Menurut Raharja dalam Suratiyah (2008: 8),
biaya – biayatersebut dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Biaya Tetap merupakan biaya yang secara total tidak mengalami
perubahan, walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan
dalam batas tertentu. Artinya biaya yang besarnya tidak tergantung pada

9
besar kecilnya kuantitas produksi yang dihasilkan. Yang termasuk biaya
tetap, seperti gaji yang dibayar tetap, sewa tanah, pajak tanah, alat dan
mesin, bangunan ataupun bunga uang serta biaya tetap lainnya.
2. Biaya variabel merupakan biaya yang secara total berubah-rubah sesuai
dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Artinya, biaya variable
berubah menurut tinggi rendahnya output yang dihasilkan, atau tergantung
kepada skala produksi yang dilakukan. Yang termasuk biaya variable
dalam usahatani seperti baiaya bibit, biaya pupuk, biaya obat-obatan, serta
termasuk ongkos tenaga kerja yang dibayar berdasarkan perhitungan
volume produksi.
B. Penerimaan Usahatani

Menurut Shinta (2005 :17), penerimaan usahatani adalah perkalian antara


produksi yang diperoleh dengan harga jual.Penerimaan usahatani dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu penerimaan bersih usahatani dan penerimaan kotor usahatani.
Penerimaan bersih usahatani adalah merupakan selisih antara penerimaan kotor
usahatani dengan penerimaan total usahatani. Pengeluaran total usahatani adalah
nilai semua masukan yang habis terpakai dalam proses produksi, tidak termasuk
tenaga kerja dalam keluarga petani. Sedangkan penerimaan kotor usahatani adalah
nilai total produksi usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang dijual
maupun tidak dijual. Menurut Soekartawi (1996:24) menyatakan bahwa berhasil
di dalam suatu kegiatan usahatani tergantung pada pengelolaannya karena
walaupun ketiga faktor yang lain tersedia, tetapi tidak adanya manajemen yang
baik, maka penggunaan dari faktor produksi yang lain tidak akan memperoleh
hasil yang optimal.
Bagi seorang petani, analisa pendapatan merupakan ukuran keberhasilan dari
suatu usahatani yang dikelola dan pendapatan ini digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan bahkan dapat dijadikan sebagai modal untuk
memperluas usahataninya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Patong dalam
suratiyah (2008:14) bahwa bentuk jumlah pendapatan mempunyai fungsi yang
sama yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memberikan kepuasan kepada
petani agar dapat melanjutkan usahanya. Besarnya pendapatan petani dan
usahatani dapat menggambarkan kemajuan ekonomi usahatani dan besarnya

10
tingkat pendapatan ini juga digunakan untuk membandingkan keberhasilan petani
yang satu dengan petani yang lainnya. Soeharjo dan Patong dalam Suratiyah
(2008:16) menyatakan bahwa analisis pendapatan usahatani memerlukan dua
hitungan pokok, yaitu keadaan penerimaan dan keadaan pengeluaran selama
jangka waktu yang ditetapkan. Penerimaan usahatani berwujud tiga hal, yaitu:
1. Hasil penjualan tanaman, ternak, dan hasil ternak
2. Produksi yang dikonsumsikan keluarga
3. Kenaikan nilai industry

2.2.6 Pengertian Pendapatan

Winardi (2002) menyatakan bahwa pendapatan adalah semua penghasilan


yang diperoleh dari pihak lain sebagai tanda balas jasa yang diberikan dimana
penghasilan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga atau
perseorangan. Pendapatan merupakan suatu tujuan utama dari perusahaan karena
dengan adanya pendapatan maka operasional perusahaan kedepan akan berjalan
dengan baik atau dengan kata lain bahwa pendapatan merupakan suatu alat untuk
kelangsungan hidup perusahaan.
Winardi juga mengemukakan pengertian pendapatan adalah sebagai
saluran penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari pihak lain maupun
dari hasil sendiri yang dimulai dengan sejumlah uang atau jasa atas dasar harga
yang berlaku pada saat itu. Membahas dan membicarakan masalah pendapatan
pemikiran orang selalu tertuju pada nilai uang yang diterima oleh seseorang
bahkan masih banyak pengertian lain yang timbul dalam diri seseorang.
Pengertian pendapatan yang dimaksud disini adalah semua barang-barang dan jasa
jasa serta uang yang diterima baik secara individu maupun golongan masyarakat
dalam jangka waktu tertentu. Tinggi rendahnya pendapatan seseorang sangat
tergantung pada ketrampilan, keahlian, luasnya kesempatan kerja dan besarnya
modal yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan tersebut dalam suatu
periode tertentu yang juga sering disebut dengan investasi, jadi jika investasi besar
maka pendapatan mereka juga akan bertambah.
Menurut Soekartawi (1990), pendapatan usahatani adalah selisih antara
penerimaan dan semua biaya produksi selama melakukan produksi, sedangkan

11
penerimaan usahatani merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual, dan biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang
dipergunakan dalam suatu usahatani. Secara umum pendapatan usahatani terdiri
dari dua hal pokok yaitu penerimaan dan pengeluaran (biaya) selama jangka
waktu tertentu. Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan yang
diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan selama berusahatani. Dari segi ekonomi,
keberhasilan
usahatani akhirnya dinilai dari pendapatan yang diperoleh dari usahatani tersebut.
Petani yang rasional selalu berusaha mendapatkan pendapatan yang lebih besar
dari setiap usahanya.
Menurut Tuwo (2011), suatu usahatani dikatakan sukses, kalau situasi
pendapatan yang memenuhi syarat-syarat, yaitu usahatani harus dapat
menghasilkan cukup pendapatan untuk membayar semua pembelian sarana
produksi, cukup untuk membayar bunga modal yang ditanam, cukup untuk
membayar upah tenaga kerja yang dibayar atau bentuk-bentuk upah lainnya, ada
tabungan untuk investasi pengembangan usahatani, serta ada dana yang cukup
untuk membayar pendidikan keluarga dan melaksanakan ibadah serta pajak
pembangunan. Dalam pendapatan usahatani ada dua unsur yang digunakan yaitu
unsur permintaan dan pengeluaran dari usahatani tersebut. Penerimaan adalah
hasil perkalian jumlah produk total dengan satuan harga jual, sedangkan
pengeluaran atau biaya sebagai nilai penggunaan sarana produksi dan lain-lain
yang dikeluarkan pada proses produksi tersebut.
Produksi berkaitan dengan penerimaan dan biaya produksi, penerimaan
tersebut diterima petani karena masih harus dikurangi dengan biaya produksi yaitu
keseluruhan biaya yang dipakai dalam proses produksi tersebut (Suratiyah, 2015).
Pendapatan bersih petani diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
Pendapatan = TR – TC
TR = Py . Y
TC = VC + FC
Keterangan :
TR = Total Penerimaan (Rp)
TC = Total Biaya (Rp)

12
Py = Harga per satuan hasil produksi (Rp)
Y = Jumlah Produksi (Rp)
VC = Biaya variabel (Rp)
FC = Biaya tetap (Rp)

Terdapat beberapa istilah yang dipergunakan dalam menganalisis pendapatan


usahatani menurut Soekartawi et al. (1986), diantaranya:
1) Penerimaan tunai usahatani merupakan nilai yang diterima dari penjualan
produk usahatani.
2) Pengeluaran tunai usahatani adalah jumlah uang yang dibayarkan untuk
pembelian barang dan jasa bagi usahatani.
3) Pendapatan tunai usahatani adalah produk usahatani dalam jangka waktu
tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual.
4) Pengeluaran total usahatani merupakan nilai semua yang habis terpakai
atau
dikeluarkan dalam kegiatan produksi termasuk biaya yang diperhitungkan.
5) Pendapatan total usahatani adalah selisih antara penerimaan kotor
usahatani
dengan pengeluaran total usahatani

2.2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani

Menurut Suratiyah (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya


biaya dan pendapatan yaitu terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal terdiri dari umur petani, pendidikan, jumlah tenaga kerja, luas lahan dan
modal, sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor produksi (input) dan produksi
(output). Faktor internal dan faktor eksternal akan bersama-sama mempengaruhi
biaya dan pendapatan usahatani. Ditinjau dari segi umur, semakin tua akan
semakin berpengalaman sehingga semakin baik dalam mengelola usahataninya.
Namun, disisi lain semakin tua semakin menurun kemampuan fisiknya sehingga
semakin memerlukan bantuan tenaga kerja, baik dalam keluarga maupun dari luar
keluarga. Pendidikan, terutama dalam pendidikan non-formal, misalnya kursus
kelompok tani, penyuluhan, demplot dan studi banding akan membuka cakrawala

13
petani, menambah keterampilan dan pengalaman petani dalam mengelola
usahataninya. Hal ini sangat diperlukan mengingat sebagian besar petani
berpendidikan formal rendah. Jumlah tenaga kerja dalam keluarga akan
berpengaruh pada biaya. Semakin banyak menggunakan tenaga kerja maka
semakin sedikit biaya yang dikeluarkan untuk mengupah tenaga kerja luar
keluarga.
Namun demikian, tidak semua hal berlaku seperti ini. Ada pekerjaan atau
kegiatan tertentu mengejar waktu sehubungan dengan iklim maka harus meminta
bantuan tenaga kerja luar yang berarti harus mengeluarkan biaya. Petani lahan
sempit dengan tenaga kerja keluarga yang tersedia, dapat menyelesaikan
pekerjaan usahataninya tanpa menggunakan tenaga kerja luar yang diupah.
Dengan demikian biaya per usahatani menjadi rendah. Namun jika garapan lahan
lebih luas belum tentu tenaga kerja keluarga mampu mengerjakan semua. Hal ini
dikarenakan adanya faktor-faktor musim dan tanam serempak sehingga segala
kegiatan usahatani harus dapat diselesaikan tepat waktu dengan tenaga kerja luar.
Biaya usahatani menjadi lebih tinggi karena harus memanfaatkan tenaga kerja luar
yang diupah. Modal yang tersedia berhubungan langsung dengan peran petani
sebagai manajer dan juru tani dalam mengelola usahataninya. Jenis komoditas
yang akan diusahakan tergantung modal karena ada komoditas yang padat modal
sehingga memerlukan biaya yang cukup tinggi untuk mengusahakannya.
Demikian pula seberapa besar tingkat penggunaan faktor produksi tergantung
pada modal yang tersedia. Sebagai juru tani harus tahu persis banyaknya masing
masing faktor produksi yang diperlukan. Oleh karena biasanya petani sebagai
manajer tidak dapat menyediakan dana maka terpaksa penggunaan faktor produksi
tidak sesuai dengan ketentuan yang seharusnya. Akibatnya, produktivitas rendah
dan pendapatan juga rendah.
Faktor eksternal dari segi faktor produksi (input) terbagi dalam dua hal,
yaitu ketersediaan dan harga. Lain halnya dengan faktor internal yang pada
umumnya diatasi petani. Faktor ketersediaan dan harga faktor produksi
benarbenar tidak dapat dikuasai oleh petani sebagai individu berapapun dana
tersedia. Namun, jika faktor produksi berupa pupuk tidak tersedia atau langka di
pasaran maka petani akan mengurangi penggunaan faktor produksi. Demikian

14
pula jika harga pupuk sangat tinggi bahkan tidak terjangkau. Semuanya itu pasti
berpengaruh pada biaya, produktivitas, dan pendapatan dari usahatani. Demikian
juga dari segi produksi (output), jika permintaan akan produksi tinggi maka harga
ditingkat petani tinggi pula sehingga dengan biaya yang sama petani akan
memperoleh pendapatan yang tinggi pula. Sebaliknya, jika petani telah berhasil
meningkatkan produksi, tetapi harga turun maka pendapatan petani akan turun
pula.

2.4 Alat Analisis


Alat analisis yang digunakan dalam mengurai dan menganalisis setiap
materi Praktikum, disesuaikan dengan topik dan materi serta daya dukung
teori yang sesuai. Kecermatan, ketrampilan serta kecerdasan dalam memilih
alat analisis inilah yang menunjukan tingkat kecerdasan intelektual
mahasiswa, dan hal ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil praktikum.
Adapun alat analisis yang digunakan dalam setiap materi praktikum adalah
sebagai berikut :

1. Analisis biaya dan pendapatan Usahatani

Biaya usahatani dapat dibeadakan menjadi dua macam yaitu

a. Biaya tetap (fixed cost)

Biaya yang besar kecilnya tidak berpengaruh terhadap produksi


Contoh: pajak, sewa tanah, dan penyusutan alat-alat pertanian.

b. Biaya Variabel (variabel cost)

Biaya yang besar kecilnya berpengaruh terhadap produksi.


Contoh:bibit, pupuk, tenaga kerja, pestisida dll. Secara matematis
dapat dirumuskan sebagai berikut :

TC = FC + VC

Keterangan : TC= Total Cost ( Total Biaya)

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)

VC = Variabel Cost (Biaya Variabel)

Adapun untuk mengetahui analisis pendapatan digunakan rumus :

∏ = TR – TC

15
Dimana : ∏ = Pendapatan

TR= Total Revenue

TC= Total Cost

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Tabel Biaya Tetap
No Deskriptif Jumlah Harga (Rp.)
1. Sewa Lahan Satu Tahun 6.000.000
2. Pembuatan Ajir Dalam 1 Hektar 25.000
3. Musa 11 Roll 6.600.000
4. Tali Rapia 6 Bal 600.000
5. Benih 1 Sachet 25.000
Total 13.250.000

Tabel Biaya Variabel


No Deskriptif Jumlah Harga (Rp.)
1. Ongkos Nyangkul Tanah 1 Hektar Tanah 10.000.000
2. Pupuk Urea 4 Kwintal 800.000
3. Pupuk Posca 4 Kwintal 924.000
4. Pupuk SP36 2 Kwintal 440.000
5. Pupuk NPKMutiara 1 Kwintal 1.000.000
6. Pestisida 3 Botol 205.000
7. Biaya Perawatan Selama Proses Tanam 10.000.000
8. Upah Metik Buah 32 Ton 8.000.000
Total 31.369.000

16
3.2 Pembahasan
Dalam observasi kali ini kelompok kami menemukan satu kelompok tani
yang di dalam nya ada 5 orang petani yang memproduksi timun, kelima petani
ini tergabung dalam satu kelompok tani yang diketuai oleh pak satibi. Di atas
ialah biaya-biaya yang dikeluarkan para petani ini dalam menanam timun.

- Aanalisi Biaya dan Pendapatan Petani


• Analisis Biaya
FC = 13.250.000
VC = 31.369.000
TC = FC+VC = 13.250.000+31.369.000 = 44.619.000
Keterangan : TC= Total Cost ( Total Biaya)
FC= Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variabel Cost (Biaya Variabel)

Dalam sekali proses tanam, petani timun ini memproduksi


sebanyak 32 ton timun yang dimana timun ini dijual seharga 2.000
perkilogramnya. Akan tetapi tergantung pasar juga dalam penentuan
harganya. Jika seperti biasanya petani menjual 2.000 perkilogramnya
sedangkan jika pada saat timun tidak bisa dijual seharga 2.000
perkilogramnya petani mengalami kerugian. Dan apabila harga timun
lebih dari 2.000 perkilogramnya maka petani mendapatkan keuntungan
yang lumayan besar. Hal seperti ini langka terjadi. Kebanyakan dan yang
paling sering ialah pada harga 2.000 perkilogram.

• Analisis Pendapatan
∏ = TR – TC
TR = P X Q
= 2.000 X 32.000
= 64.000.000
TC = 44.619.000

17
∏ = TR – TC
= 64.000.000 – 44.619.000
= 19.381.000

Dimana : ∏= Pendapatan
TR= Total Revenue
TC= Total Cost

BAB IV
KESIMPULAN

18
Biaya usahatani dihitung berdasarkan jumlah nilai uang yang benar-
benar dikeluarkan oleh petaniuntuk membiayai kegiatan usahataninya
yang meliputi biaya produksi, biaya tenaga kerja, dan biaya lain-lain. Dan
pendapatan usahatani dalam penelitian ini dihitung berdasarkan biaya-
biaya yang tertera pada hasil dan pembahasan diatas.
Dalam sekali proses tanam, petani timun ini memproduksi
sebanyak 32 ton timun yang dimana timun ini dijual seharga 2.000
perkilogramnya. Akan tetapi tergantung pasar juga dalam penentuan
harganya. Jika seperti biasanya petani menjual 2.000 perkilogramnya
sedangkan jika pada saat timun tidak bisa dijual seharga 2.000
perkilogramnya petani mengalami kerugian. Dan apabila harga timun
lebih dari 2.000 perkilogramnya maka petani mendapatkan keuntungan
yang lumayan besar. Hal seperti ini langka terjadi. Kebanyakan dan yang
paling sering ialah pada harga 2.000 perkilogram.
FC = 13.250.000
VC = 31.369.000
TC = FC+VC = 13.250.000+31.369.000 = 44.619.000
∏ = TR – TC
TR = P X Q
= 2.000 X 32.000
= 64.000.000
TC = 44.619.000
∏ = TR – TC
= 64.000.000 – 44.619.000
= 19.381.000
Dalam hasil observasi ini dapat disimpulkan bahwa petani
menerima pendapatan/keuntungan sebesar Rp 19.381.000.-

4.1 Saran
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:

19
1. Petani diharapkan terus mengembangkan usahatani mentimun, karena
secara ekonomi usahatani mentimun menguntungkan dan layak untuk
dikembangkan.
2. Pemerintah daerah diharapkan dapat menetapkan program pengembangan
usahatani mentimun, sehingga dapat meningkatkan mutu hasil mentimun,
misalnya dengan diintensifkannya program penyuluhan tentang
penanaman, pemeliharaan, dan penanganan pasca panen, sehingga dapat
meningkatkan kualitas dan harga jual mentimun.
3. Peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan dan mengembangkan
penelitian sejenis atau penelitian lanjutan seperti, analisis risiko usahatani
mentimun dan pengembangan agribisnis guna menambah nilai tambah.

DAFTAR PUSTAKA
Hernanto. F. 1996. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

20
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta:Lembaga Penelitian,
Pendidikan dan Penerangan ekonomi dan Sosial (LP3ES).

Poerwanto, Roedhy dan Anas D. Susila. 2014. Hortikultura Tropika Teknologi


Hortikultura. Bogor : IPB Press

Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis


Fungsi Cobb-Douglass. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Suratiyah, K. 2008. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Soekartawi, Soeharjo A, Dillon JL, Hardaker JB. 1986. Ilmu Usahatani dan
Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. Jakarta (ID): UI-Press

Savitri. 2008. Petunjuk struktur perkembangan tumbuhan (anatomi tumbuhan). Malang:


UIN Press

Soekartawi. 1996. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Pertanian Kecil.
Rajawali Press. Jakarta.

Tuwo, M.A. 2011. Ilmu Usahatani Teori dan Aplikasi Menuju Sukses. Unhalu Press.
Kendari.

Winardi, 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajeman. Jakarta: PT.Grafindo


Persada

LAMPIRAN

21

Anda mungkin juga menyukai