Anda di halaman 1dari 192

v

BUKU MANUAL PENENTUAN


INDEKS DAN FAKTOR
PENGUNGKIT PERKEMBANGAN
KAWASAN PERDESAAN

Oleh:

Direktorat Jenderal
Pembangunan Kawasan Perdesaan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Cetakan Pertama

JAKARTA
2018

vi
Undang-undang No 19 Tahun 2002
Tentang
Hak Cipta
Pasal 72

(1) Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1)
dipidana paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp
1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara lama 7 (tujuh) tahun
dan atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
(2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,
atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

vii
Perpustakaan Nasional katalog dalam terbitan (KDT)
Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan,
Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
Buku Manual Penentuan Indeks dan Faktor Pengungkit
Perkembangan Kawasan Perdesaan
Cet: 1. –Jakarta: Juli, 2018
xiv, 184 hal: 25 cm

ISBN

1. Ekonomi 1. Judul

vi
KATA PENGANTAR

Komitmen pemerintah untuk membangun kawasan


perdesaan sebagai amanah Nawacita 3 yaitu membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan, dilaksanakan secara
konsisten dan sungguh-sungguh oleh Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Pembangunan dari pinggiran dan desa-desa meliputi kawasan
perdesaan yang memiliki potensi besar namun belum
seluruhnya dikelola secara maksimal sebagaimana diharapkan.
Untuk itu, diperlukan intervensi ekstra dari Pemerintah untuk
mempercepat proses pembangunan di kawasan perdesaan.
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa memberikan
kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk melakukan
intervensi percepatan pembangunan perdesaan melalui
pendekatan pembangunan partisipatif. Peraturan Menteri Desa
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 5
Tahun 2016 tentang Pedoman Pembangunan Kawasan
Perdesaan memperjelas tujuan pembangunan kawasan
perdesaan yaitu untuk mempercepat dan meningkatkan
kualitas pelayanan, pengembangan ekonomi, dan atau
pemberdayaan masyarakat desa.

Berdasarkan Peraturan Menteri Desa Pembangunan


Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2016
tersebut, untuk mengukur pencapaian kinerja di setiap
kawasan perdesaan, telah disusun alat ukur untuk mengetahui
tingkat perkembangan pembangunan kawasan perdesaan
melalui penyusunan Indeks Perkembangan Kawasan
Perdesaan (I-PKP). I-PKP merupakan suatu ukuran yang
vii
dibentuk untuk menilai tingkat perkembangan pembangunan
kawasan perdesaan, dengan unit analisis adalah desa-desa
yang tergabung dalam kawasan perdesaan. Perkembangan
kawasan perdesaan terdiri dari berbagai multidimensi dengan
komleksitas yang cukup rumit. Untuk itu, dalam menganalisis I-
PKP telah dilakukan penyederhanaan secara akademis dan
ilmiah terhadap instrument serta teknis pengukurannya
melalui penentuan dimensi, peubah (variable) dan indikator
yang jelas dan terukur. Peubah dan indikator yang ditetapkan
telah memenuhi kriteria SMART variables yaitu Specific,
Measurable, Acvieveable, Relevant and Time-bound. Alat ukur ini
telah diuji cobakan di beberapa kawasan perdesaan, telah
disempurnakan berdasarkan hasil evaluasi dan rekomendasi
para pakar, praktisi dan akademisi serta kalangan birokrasi.
Keberhasilan penyusunan I-PKP ini tak lepas dari kerja
keras dan kerja cerdas tim Direktorat Jenderal Pembangunan
Kawasan Perdesaan, para pakar dan tenaga ahli serta
narasumber yang tanpa mengenal lelah dan bosan, tetap
konsisten membangun sistem, mengevaluasi serta
menyempurnakannya sehingga tersusunlah I-PKP ini. Peran
serta dan sumbang saran dari seluruh Unit Kerja Eselon I di
lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi, Kementerian Koordinasi Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Tata
Ruang dan Agraria Badan Pertanahan Nasional, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta lintas sektor
terkait lainnya sangatlah berarti. Tanpa peran serta seluruh
pihak tersebut, I-PKP ini akan tetap berupa konsep yang tidak
implementatif.
Ucapan terima kasih, kami sampaikan kepada seluruh
pihak atas keberhasilan penyusunan I-PKP ini, khususnya
viii
kepada tim teknis Ditjen PKP, yaitu Direktorat Perencanaan
Pembangunan Kawasan Perdesaan. Semoga seluruh upaya,
kerja keras dan kerja cerdas yang tak mengenal lelah ini
menjadi amal ibadah yang akan dibalas dengan pahala berlimpah
oleh Allah SWT.

Jakarta, Juli 2018


Plt. Direktur Jenderal
Pembangunan Kawasan Perdesaan

Ir. Harlina Sulistyorini, M.Si


NIP 19680823 199303 2 002

ix
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI X
DAFTAR TABEL Xiv
DAFTAR GAMBAR xvi
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan Penyusunan Indeks Perkembangan 2
Kawasan Perdesaan
1.3 Manfaat Penyusunan Indeks Perkembangan 3
Kawasan Perdesaan
BAB 2 METODE PENGUKURAN 6
2.1. Dimensi, Peubah dan Indikatornya 6
2.2. Cara Pengumpulan Data 28
2.3. Metode Analisis 33
BAB 3. CARA MENG-INSTALL PROGRAM I-PKP 35
3.1. Cara Meng-install Program I-PKP pada 36
Microsoft Excel 2010
3.2. Cara Meng-install Program I-PKP pada 47
Microsoft Excel 2007
BAB 4 CARA MENGOPERASIKAN PROGRAM I- PKP 50
BAB 5 CARA MENGOPERASIKAN PROGRAM 56
PENBODIM
BAB 6 CONTOH PENENTUAN STATUS DAN 60
ATRIBUT PENGUNGKIT
6.1. Penentuan Status dan Atribut Pengungkit 60
6.2. Simulasi Perbaikan Status 74
BAB 7 PENUTUP 88
DAFTAR PUSTAKA 90
LAMPIRAN 91

x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks

1. Peubah dan Skor Indikator dari Dimensi Ekonomi 7

2. Peubah dan Skor Indikator dari Dimensi Sosial 11


Budaya

3. Peubah dan Skor Indikator dari Dimensi 16


Lingkungan

4. Peubah dan Skor Indikator dari Dimensi Jejaring 19


Prasarana dan Sarana

5. Peubah dan Skor Indikator dari Dimensi 24


Kelembagaan

6. Nilai Bobot Gabungan dan Tertimbang 59

7. Data Hasil Survei dari percontohan Kawasan 61


Perdesaan Mina Wisata Jaya
8. Penentuan Indeks Komposit 74

9. Nilai Skor Awal dan Akibat Intervensi 75

10. Atribut Pengungkit dan Rencana Kegiatan Selama 76


Lima Tahun

11. Indeks Komposit setelah Intervensi 86

xiii
Nomor Halaman
Lampiran
1. Metode Pengumpulan Data 91

2. Formulir Isian Hasil Survei 121

3. Acuan Penyusunan Rencana Kegiatan Dimensi 123


Ekonomi

4. Acuan Penyusunan Rencana Kegiatan Dimensi 134


Sosial Budaya

5. Acuan Penyusunan Rencana Kegiatan Dimensi 146


Lingkungan

6. Acuan Penyusunan Rencana Kegiatan Dimensi 158


Jejaring Prasarana dan Sarana

7. Acuan Penyusunan Rencana Kegiatan Dimensi 175


Kelembagaan

xv
DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Ilustrasi Pelaksanaan World Café Method (WCM) 30

2. Tampilan setelah Mengklik Tombol File 37

3. Tampilan setelah Mengklik Tombol Options 38

4. Tampilan setelah Mengklik Tombol Save dan 39


Mengganti Default File Location

5. Tampilan setelah Mengklik Tombol Trust Center 40

6. Tampilan setelah Mengklik Tombol Trust Center 40


Setting

7. Tampilan setelah Mengklik Tombol Macro Setting 41

8. Tampilan setelah Mengklik Tombol Add-Ins 41

9. Tampilan setelah Mengklik Tombol Go 42

19. Tampilan setelah Mencari File Rap1 43

11. Tampilan setelah Mengklik Rap1 44

12. Tampilan setelah Mengklik View Macros 45

13. Tampilan setelah Mengklik Tombol Run 46

14. Tampilan setelah Mengklik Tombol Office Button 48

xvi
Nomor Teks Halaman

15. Tampilan setelah Mengklik Tombol Excel Options 49

16. Nilai Rapscores setelah Diisi 51

17. Menu Rapfish Analisis 52

18. Menu Rapfish Analisis setelah Pengisian 55

19. Pengisian Tabel 1 56

20. Nilai Rasio Konsistensi (CR) 57

21. Nilai Bobot Dimensi 57

22. Ordinasi I-PKP Dimensi Ekonomi 63

23. Atribut Pengungkit Dimensi Ekonomi 64

24. Ordinasi I-PKP Dimensi Sosial Budaya 65

25. Atribut Pengungkit Dimensi Sosial Budaya 66

26. Ordinasi I-PKP Dimensi Lingkungan 67

27. Atribut Pengungkit Dimensi Lingkungan 68

28. Ordinasi I-PKP Dimensi Jejaring Prasarana Dan 69


Sarana (Prasar)
29. Atribut Pengungkit Dimensi Jejaring Prasarana 70
Dan Sarana (Prasar)
30. Ordinasi I-PKP Dimensi Kelembagaan 71

xviii
Nomor Teks Halaman

31. Atribut Pengungkit Dimensi Kelembagaan 72


32. Diagram Layang-layang Indeks Dimensi di Kawasan 73
Perdesaan MWJ 73
33. Diagram Layang-layang Sebelum dan Sesudah 74
Intervensi

xix
1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Indeks Perkembangan Kawasan Perdesaan (I-PKP)


merupakan suatu ukuran yang dibentuk untuk menilai tingkat
perkembangan kawasan perdesaan, dengan unit analisisnya
adalah desa-desa yang tergabung dalam kawasan perdesaan
yang telah ditetapkan oleh Bupati/Walikota. Perkembangan
kawasan perdesaan merupakan konsep multidimensional
dengan kompleksitas yang tinggi. Oleh karena itu, pengukuran
tingkat perkembangan kawasan perdesaan perlu dilakukan
penyederhanaan terhadap instrumen dan teknis pengukurannya
melalui penentuan dimensi, variabel dan indikator yang jelas dan
terukur.
Pada tahun 2017 telah dilaksanakan proses penentuan
dimensi, peubah dan indikator sebagai pembentuk kawasan
perdesaan melalui diskusi dengan para pakar yang memiliki
keahlian di bidangnya serta melakukan studi pada literatur
terkait. Setelah itu, dilakukan pembobotan pada masing-masing
indikator, sehingga pengukuran status perkembangan kawasan
perdesaan dapat ditentukan secara kuantitatif yang kemudian
dapat mengambarkan kondisi rill kawasan tersebut.

1
Paling tidak ada dua kriteria yang harus dipenuhi agar
sebuah ukuran perkembangan memenuhi ukuran yang ideal.
Pertama, ukuran tersebut sensitif dalam mengukur perbedaan
antar kawasan (regional variation). Sensitivitas tersebut dilihat
dari kemampuan indeks-indeks komposit tersebut dalam
membedakan antara wilayah yang maju dan wilayah tertinggal.
Kriteria kedua yang juga sangat penting dalam mengukur
kinerja pembangunan adalah kemampuan sebuah ukuran
dalam mengukur perubahan suatu wilayah antar waktu yang
disebabkan bukan oleh perubahan posisi suatu wilayah
tersebut terhadap wilayah lainnya. Dengan kata lain, ukuran
tersebut mampu mengukur sejauh mana perkembangan
kinerja pembangunan sebuah wilayah antar waktu di wilayah itu
sendiri tanpa memperhatikan apa yang terjadi di wilayah lain.

1.2. Tujuan Penyusunan Indeks Perkembangan Kawasan


Perdesaan

Secara umum, penyusunan Indeks Perkembangan Kawasan


Perdesaan adalah untuk memperoleh ukuran kinerja
pembangunan Kawasan Perdesaan yang lebih valid. Selain itu,
dapat digunakan untuk mengukur kinerja pembangunan antar
kawasan perdesaan dan antar waktu.
Secara khusus tujuan penyusunan Indeks Perkembangan
Kawasan Perdesaan mencakup beberapa hal sebagai berikut:

2
a. Mengetahui tingkat perkembangan kawasan perdesaan
secara umum;
b. Menetapkan status perkembangan kawasan perdesaan;
c. Membandingkan kinerja pembangunan kawasan
perdesaan antar wilayah;
d. Melihat perkembangan kinerja pembangunan kawasan
perdesaan antar waktu;
e. Memberikan kemudahan bagi Kementerian/
Lembaga/Daerah/Mitra (K/L/D/M) dalam merumuskan
program dan anggaran untuk membangun kawasan
perdesaan sesuai dengan lokus, fokus dan tempo;
f. Merumuskan strategi alternatif bagi Kementerian
Lembaga ( K/L) dalam rangka evaluasi kinerja
pembangunan.

1.3. Manfaat Penyusunan Indeks Perkembangan Kawasan


Perdesan

Manfaat penyusunan Indeks Perkembangan Kawasan


Perdesaan memiliki manfaat sebagai berikut:
a. Indeks Perkembangan Kawasan Perdesaan memuat data
dan informasi yang dapat dijadikan sebagai
acuan/referensi untuk melihat kondisi dan tingkat
perkembangan kawasan perdesaan khususnya di
Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN). Data ini

3
sangat membantu para pengambil kebijakan di tingkat
pusat dan daerah, Kementerian/Lembaga/Daerah/Mitra
b. Pembangunan (K/L/D/M) bahkan masyarakat desa itu
sendiri untuk memahami kondisi terkini kemajuan
pembangunan kawasan perdesaan di Indonesia.
c. Indeks Perkembangan Kawasan Perdesaan berguna
sebagai bahan bagi perencanaan pembangunan kawasan
perdesaan di tingkat pusat (Kementerian/Lembaga),
tingkat provinsi, kabupaten/kota (Bappeda dan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait
pembangunan kawasan perdesaan), serta tingkat desa
(pemerintahan desa dan masyarakat desa). Indeks
Perkembangan Kawasan Perdesaan memuat data yang
dapat menunjukkan dimensi, variabel, dan indikator
mana saja yang perlu didukung karena dianggap sudah
oprimal di tingkat kawasan perdesaan. Seluruh
pemangku kepentingan pembangunan kawasan
perdesaan dapat menjadikan Indeks Perkembangan
Kawasan Perdesaan sebagai rujukan dalam proses
perumusan kebijakan, penyiapan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi program pembangunan
kawasan perdesaan;
d. Indeks Perkembangan Kawasan Perdesaan berguna
untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan
program-program dalam pembangunan kawasan

4
perdesaan, kesesuaian antara program yang telah
dilaksanakan dengan kebutuhan kawasan perdesaan,
serta tercapai peningkatan status kemajuan kawasan
perdesaan tersebut.

5
2 METODE PENGUKURAN
2.1. Dimensi, Peubah dan Indikatornya
Tingkat kemajuan dan perkembangan kawasan perdesaan
akan diukur menggunakan beberapa alat ukur yang secara
fungsional saling berkaitan agar dapat mewakili gambaran
kondisi kawasan secara komprehensif. Untuk menyederhanakan
kompleksitas perkembangan kawasan perdesaan, dilakukan
verifikasi kriteria yang dapat mewakili karakteristik wilayah
melalui sintesis terhadap:
a. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
dan Peraturan Pelaksanaannya;
b. Teori dasar tentang pembangunan kawasan perdesaan
seperti teori keterkaitan desa kota, pembangunan
perdesaan berkelanjutan, pembangunan ekonomi lokal,
daya saing wilayah, pembangunan berpusat kepada
manusia, pendekatan penghidupan berkelanjutan dan
good governance.

Dari hasil sintesis tersebut, perkembangan kawasan


perdesaan ditopang oleh 5 dimensi yang dapat mewakili
karakteristik wilayah, yaitu Dimensi Ekonomi, Sosial Budaya,
Lingkungan, Jaringan Prasarana dan Kelembagaan yang
membentuk indeks komposit. Pada Tabel 1, 2, 3, 4, dan 5
disajikan masing-masing dimensi, peubah dan indikator.

6
Tabel 1. Peubah dan Skor Indikator dari Dimensi Ekonomi

Nilai
No. Peubah Definisi Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
1. Pengembangan Komoditas unggulan kawasan 0;1;2;3 3 0 Komoditas unggulan belum dikembangkan = 0
Komoditas perdesaan dikembangkan
mulai dari hulu (produksi), Komoditas unggulan sudah dikembangkan namun
Unggulan
pengolahan, sampai masih parsial = 1
Kawasan
Perdesaan pemasaran (hilir) dan terkait Komoditas unggulan sudah dikembangkan secara
dengan pengembangan terpadu dari produksi, pengolahan sampai pemasaran
komoditi lainnya dalam suatu =2
rantai nilai vertikal dan Komoditas unggulan sudah dikembangkan secara
horisontal terpadu terpadu dari produksi, pengolahan sampai pemasaran
dan berkaitan dengan sektor lainnya = 3
2. Pelibatan Pelaku utama adalah 0;1;2 2 0 Hanya sebagian kecil masyarakat dan UMKM yang
Masyarakat dan masyarakat dan UMKM dalam terlibat dalam pengembangan komoditas unggulan
UMKM dalam mengembangkan komoditas secara terorganisir oleh klaster (hanya kurang dari
Pengembangan unggulan mulai dari 25 %) = 0
Komoditas perencanaan sampai Sekitar 25 – 50 % masyarakat dan UMKM dilibatkan
Unggulan pelaksanaan dan mulai dari dalam pengembangan komoditas unggulan secara
(Kelembagaan hulu sampai hilir. teroganisir oleh klaster = 1
Ekonomi) Lebih dari 50 % masyarakat dan UMKM dilibatkan
dalam pengembangan komoditas unggulan secara
teroganisir oleh klaster = 2

7
Tabel 1. Lanjutan

Nilai
No. Peubah Definisi Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
3. Peran BUMDES BUMDES dan atau BUMDES 0;1;2 2 0 BUMDES dan atau BUMDES Bersama belum
dan atau BUMDES Bersama mempunyai peran mendukung pengembangan komoditas unggulan = 0
Bersama yang signifikan terhadap BUMDES dan atau BUMDES Bersama sudah
Mengembangkan pengembangan komoditas mendukung pengembangan komoditas unggulan tapi
Komoditas unggulan dari mulai masih parsial = 1
Unggulan produksi, pengolahan, BUMDES dan atau BUMDES Bersama sudah
sampai pemasaran. mengembangkan komoditas unggulan sudah secara
terpadu dari produksi, pengolahan sampai pemasaran
dan berkaitan dengan sektor lainnya = 2
4. Pengembangan Kawasan perdesaan/klaster 0;1;2 2 0 Tidak ada keterkaitan antara kawasan
Jejaring Kawasan yang dibangun terkait Perdesaan/Klaster dengan kawasan lainnya dalam
Perdesaan/klaster dengan klaster/kawasan rangka pengembangan komoditas unggulan = 0
perdesaan lainnya pada Ada keterkaitan antara kawasan perdesaan/Klaster
wilayah yang berdekatan dengan kawasan lainnya dalam rangka
dalam satu kabupaten pengembangan komoditas unggulan walaupun belum
maupun kabupaten/provinsi berkembang dengan baik = 1
lainnya. Ada keterkaitan antara kawasan perdesaan/
Klaster dengan kawasan lainnya dalam rangka
pengembangan komoditas unggulan dan sudah
berkembang dengan baik = 2

8
Tabel 1. Lanjutan

Nilai
No. Peubah Definisi Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
5. Promosi Kawasan perdesaan/klaster 0;1;2; 3 0 Kawasan perdesaan/klaster belum mempromosikan
Komoditas mempromosikan produk 3 komoditas unggulan = 0
Unggulan oleh unggulan melalui berbagai
Kawasan perdesaan/klaster sudah mempromosikan
Kawasan media (website,expo/ komoditas unggulan dalam skala lokal
Perdesaan/ pameran dll) baik secara lokal, (kabupaten/kota dan provinsi) = 1
Klaster nasional maupun
internasional. Kawasan perdesaan/Klaster sudah mempromosikan
komoditas unggulan dalam skala nasional = 2
Kawasan Perdesaan/Klaster sudah mempromosikan
komoditas unggulan dalam skala internasional = 3
6. Sertifikasi/Standa Produk yang dihasilkan sudah 0;1;2 2 0 Produk yang dihasilkan belum mempunyai standard/
risasi Produk memiliki sertifikat baik secara sertifikasi baik nasional maupun internasional = 0
yang Dihasilkan nasional, maupun Produk yang dihasilkan sudah memiliki sertifikasi/
(mengarah pada internasional. standarisasi aras nasional = 1
peningkatan Produk yang dihasilkan sudah memiliki sertifikasi/
kualitas) standarisasi aras internasional = 2

9
Tabel 1. Lanjutan
Nilai
No. Peubah Definisi Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
7. Tingkat Melek Tingkat pemanfaatan jasa 0;1;2 2 0 Sebagian besar (lebih dari 50 %) masyarakat
Keuangan keuangan melalui bank/ belum memanfaatkan jasa keuangan = 0
Masyarakat lembaga keuangan Sebagian besar (lebih dari 50 %) sudah
(perbankan bukan bank oleh masyarakat memanfaatkan jasa perbankan namun belum
dan/atau lembaga di kawasan memanfaatkan jasa kredit untuk usaha = 1
keuangan bukan perdesaan/klaster
Sebagian besar (lebih dari 50 %) sudah
bank)
memanfaatkan jasa perbankan dan sudah
memanfaatkan jasa kredit untuk usaha = 2
8. Kepemilikan Tingkat kepemilikan dan 0;1;2 2 0 Hampir 50 % lebih lahan di kawasan dikuasai oleh
dan/atau penguasaan lahan yang penduduk dari luar kawasan = 0
Penguasaan ada di kawasan oleh Sekitar 25 - 50 % lebih lahan di kawasan
Lahan masyarakat yang ada dikuasai oleh penduduk dari luar kawasan = 1
kawasan perdesaan/
Kurang dari 25 % lahan di kawasan dikuasai oleh
klaster tersebut.
penduduk dari luar kawasan = 2

10
Tabel 2. Peubah dan Skor Indikator dari Dimensi Sosial Budaya
Nilai
No. Peubah Definisi Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
1. Kreativitas Besarnya/banyaknya 0;1;2 2 0 Masyarakat masih belum ada kreativitas
Masyarakat masyarakat di kawasan mengembangkan komoditas unggulan = 0
perdesaan/klaster Sebagian kecil masyarakat sudah mempunyai kreativitas
berkreativitas untuk mengembangkan komoditas unggulan = 1
mengembangkan Sebagian besar masyarakat sudah mempunyai
komoditas unggulan kreativitas mengembangkan komoditas unggulan = 2
2. Pelibatan Pelibatan pelaku seni 0;1;2 2 0 Pelaku seni dan budaya tidak dilibatkan dalam
Pelaku Seni budaya dalam pengembangan komoditas unggulan dan kawasan = 0
dan Budaya pengembangan komoditas Pelaku seni dan budaya sudah dilibatkan dalam
unggulan pengembangan komoditas unggulan dan kawasan
kawasan perdesaan namun belum efektif = 1
Pelaku seni dan budaya sudah dilibatkan dalam pengembangan
komoditas unggulan dan kawasan dan sudah efektif/optimal =
2
3. Pemanfaatan Pemanfaatan produk 0;1;2 2 0 Produk budaya masyarakat lokal belum dimanfaatkan dalam
Produk budaya masyarakat dalam rangka pengembangan komoditas unggulan = 0
Budaya pengembangan komoditas Produk budaya masyarakat lokal sudah dimanfaatkan secara
Masyarakat unggulan, misalnya batik, komersial dalam rangka pengembangan komoditas unggulan
tari- tarian dll. namun belum optimal = 1
Produk budaya masyarakat lokal sudah dimanfaatkan
secara industrialisasi dalam rangka pengembangan
komoditas unggulan secara optimal = 2

11
Tabel 2. Lanjutan
Nilai
No. Peubah Definisi Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
4. Migrasi Besarnya migrasi 0;1;2 2 0 Lebih dari 25 % dari kawasan perdesaan bermigrasi ke luar
Penduduk penduduk kawasan kabupaten untuk mencari nafkah = 0
Keluar Kawasan perdesaan dalam mencari Sekitar 10 - 25 % dari kawasan perdesaan bermigrasi ke luar
nafkah ke luar kabupaten kabupaten untuk mencari nafkah = 1
Sedikit penduduk (kurang dari 10 %) dari kawasan perdesaan
bermigrasi ke luar kabupaten untuk mencari nafkah = 2
5. Governansi Prioritas pelibatan warga 0;1;2 2 0 Keterlibatan warga dalam pengelolaan institusi budaya,
Budaya dalam pengelolaan program dan acara, baik secara langsung maupun melalui
institusi budaya, program organisasi masyarakat madani, bukanlah salah satu prioritas
dan acara, baik secara atau sasaran kebijakan budaya lokal = 0
langsung maupun melalui Keterlibatan warga dalam pengelolaan institusi budaya,
organisasi masyarakat program dan acara, baik secara langsung maupun melalui
madani organisasi masyarakat madani, baru sebagian menjadi salah
satu prioritas atau sasaran kebijakan budaya lokal = 1
Keterlibatan warga dalam pengelolaan institusi budaya,
program dan acara, baik secara langsung maupun melalui
organisasi masyarakat madani, sudah menjadi salah satu
prioritas atau sasaran kebijakan budaya lokal = 2

12
Tabel 2. Lanjutan
Nilai
No. Peubah Definisi Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
6. Budaya dan Kepedulian dari 0;1;2 2 0 Budaya lokal tidak diajarkan baik dalam sekolah formal
Pendidikan pemerintah, dunia usaha maupun informal di kawasan perdesaan tersebut = 0
dan masyarakat dalam Budaya lokal diajarkan baik dalam sekolah formal maupun
melestarikan budaya lokal informal di kawasan perdesaan tersebut = 1
melalui pendidikan Pendidikan informal dan formal, asosiasi dan dunia usaha
informal dan formal dan bersama-sama melakukan pelestarian dan penciptaan budaya
menampilkannya dalam lokal, dan menampilkannya dalam kalender budaya kawasan
kalender budaya kawasan perdesaan tersebut = 2
7. Budaya, Efektivitas promosi 0;1;2 2 0 Tidak ada kebijakan atau program dari pemerintah dan dunia
Informasi dan demokrasi budaya melalui usaha/ masyarakat untuk berusaha mempromosikan demokrasi
Pengetahuan keterlibatan masyarakat budaya melalui keterlibatan masyarakat dalam menciptakan,
dalam menciptakan, memproduksi dan mendistribusikan secara digital = 0
memproduksi dan
mendistribusikan secara Terdapat kebijakan atau program dari pemerintah dan
digital oleh pemerintah, swasta/masyarakat untuk berusaha mempromosikan
dunia usaha dan demokrasi budaya melalui keterlibatan masyarakat dalam
masyarakat menciptakan, memproduksi dan mendistribusikan secara
digital namun belum efektif = 1
Terdapat kebijakan atau program dari pemerintah dan
swasta/masyarakat untuk berusaha mempromosikan demokrasi
budaya melalui keterlibatan masyarakat dalam menciptakan,
memproduksi dan mendistribusikan secara digital dan sudah
efektif = 2

13
Tabel 2. Lanjutan
Nilai
No. Peubah Definisi Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
8. Budaya dan Permasalahan budaya 0;1;2 2 0 Perencanaan kawasan perdesaan ataupun masterplan
Perencanaan menjadi sumber pembangunan kawasan belum secara eksplisit merujuk kepada
rujukan dalam sumber-sumber dan permasalahan budaya = 0
penyusunan master plan Perencanaan kawasan perdesaan ataupun masterplan
pembangunan pembangunan kawasan perdesaan sudah secara eksplisit
kawasan perdesaan merujuk kepada sumber-sumber dan permasalahan budaya
walaupun baru sebagian = 1
Perencanaan kawasan perdesaan ataupun master plan
pembangunan kawasan p e r d e s a a n sudah secara
keseluruhan dan eksplisit telah merujuk kepada sumber-
sumber dan permasalahan budaya = 2
9. Budaya, Pertimbangan 0, 1, 2 1 Fasilitas budaya dan ruang publik tidak didesain dengan
Kesetaraan eksistensi, aktualitas, 2 mempertimbangkan eksistensi, aktualitas, aksesibilitas
dan Inklusi aksesibilitas dalam untuk seluruh lapisan masyarakat (misalnya untuk orang
Sosial mendesain fasilitas disabilitas) = 0
budaya dan ruang Fasilitas budaya dan ruang publik baru sebagian didesain
publik untuk seluruh
dengan mempertimbangkan eksistensi, aktualitas,
lapisan masyarakat.
aksesibilitas untuk seluruh lapisan
masyarakat (misalnya untuk orang disabilitas) = 1
Fasilitas budaya dan ruang publik seluruhnya sudah didesain
dengan mempertimbangkan eksistensi, aktualitas,
aksesibilitas untuk seluruh lapisan
masyarakat (misalnya untuk orang disabilitas)= 2

14
Tabel 2. Lanjutan

Nilai
No. Peubah Definisi Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
10. Kerekatan Kerekatan masyarakat 0, 1, 2 1 Masyarakat di kawasan perdesaan satu sama lain belum
Sosial dan mekanisme resolusi 2 merasa menjadi masyarakat yang satu di kawasan perdesaan
konflik oleh masyarakat tersebut dan apabila terjadi konflik maka tidak ada
dalam menangani mekanisme resolusi konflik yang baik = 0
konflik.
Masyarakat di kawasan perdesaan satu sama lain belum
seluruhnya merasa menjadi masyarakat yang satu di kawasan
perdesaan tersebut dan apabila terjadi konflik maka baru ada
sedikit mekanisme resolusi konflik yang baik = 1

Masyarakat di kawasan perdesaan satu sama lain sudah


seluruhnya merasa menjadi masyarakat yang satu di kawasan
perdesaan tersebut dan apabila terjadi konflik maka sudah ada
mekanisme resolusi konflik yang baik = 2

15
Tabel 2. Peubah dan Skor Indikator dari Dimensi Lingkungan
Definisi Peubah Nilai
No. Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
1. Pembangunan Pembangunan kawasan 0;1;2 2 0 Belum ada penetapan tata ruang kawasan = 0
Kawasan Perdesaan perdesaan mengacu kepada
mengacu pada Tata Rencana detail tata ruang Ada dokumen penetapan tata ruang kawasan
Perdesaan = 1
Ruang Kawasan kawasan perdesaan
Ada dokumen penetapan tata ruang dan
Perdesaan
dijadikan acuan dalam perencanaan, pengawasan
dan pengendalian Pembangunan Kawasan
Perdesaan = 2
2. Ruang Terbuka Hijau Ruang terbuka hijau adalah 0;1;2; 3 0 RTH kurang dari 10% = 0
(RTH) area memanjang/jalur 3 RTH antara 11 %- 20% = 1
dan/atau mengelompok, RTH Antara 21%- 30 % = 2
yang penggunaannya lebih RTH lebih dari 31 % = 3
bersifat terbuka, tempat
tumbuh tanaman, baik yang
tumbuh secara alamiah
maupun yang sengaja
ditanam.
3. Pemanfaatan Amenity Pemanfaatan sumber daya 0;1;2 2 0 Belum ada pemanfaatan amenity esources
Resources untuk keindahan dan kenyamanan untuk kegiatan ekonomi dan sosial = 0
Kegiatan Ekonomi untuk kegiatan ekonomi dan
dan Sosial sosial khususnya dalam Sudah ada pemanfaatan amenity resources untuk
rangka pengembangan kegiatan ekonomi dan sosial tapi belum optimal =
komoditas unggulan 1
Sudah ada pemanfaatan amenity resources untuk
kegiatan ekonomi dan sosial sudah optimal = 2

16
Tabel 2. Peubah dan Skor Indikator dari Dimensi Lingkungan
Definisi Peubah Nilai
No. Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
4. Regulasi dan edukasi Peraturan perundang- 0;1;2; 3 0 Belum ada regulasi dan edukasi = 0
terkait pengelolaan perundangan dan kegiatan 3 Ada regulasi atau edukasi = 1
lingkungan yang mengedukasi dalam Ada regulasi dan edukasi tapi belum dijalankan
rangka pengelolaan secara optimal= 2
lingkungan Ada regulasi dan Edukasi yang dijalankan
secara optimal dan berkelanjutan = 3
5. Adaptasi terhadap Adaptasi kegiatan ekonomi 0;1;2 2 0 Kegiatan ekonomi utama meningkatkan
perubahan iklim utama terhadap perubahan kerentanan terhadap resiko terhadap
iklim perubahan iklim = 0
Kegiatan ekonomi utama sudah adaptif
terhadap perubahan iklim namun belum optimal
=1
Kegiatan ekonomi utama sudah adaptif
terhadap perubahan iklim = 2
6. Kapasitas Mitigasi Mitigasi bencana sudah 0;1;2 2 0 Ada resiko bencana tapi belum ada upaya
Bencana terdapat pada kebijakan mitigasi = 0
program dan anggaran Ada resiko bencana dan sudah ada rencana
untuk kawasan perdesaan untuk
tersebut mitigasi = 1
Ada resiko bencana, dan mitigasi yang
terstuktur dalam kebijakan program dan
anggaran = 2

17
Tabel 2. Peubah dan Skor Indikator dari Dimensi Lingkungan
Definisi Peubah Nilai
No. Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
7. Pengelolaan dan Pengelolaan sampah yang 0;1;2; 3 0 Tidak ada TPS dan tidak ada sistem pengelolaan
Pemanfaatan Sampah melibatkan masyarakat dan 3 sampah = 0
ketersediaan Tempat Ada TPS tapi masyarakat tidak membuang
Pembuangan Sementara sampah di TPS = 1
(TPS). Ada TPS dan ada sistem penanganan sampah =
2
Ada TPS, sistem penanganan dan pengelolaan
sampah = 3
8. Pengelolaan dan Pengelolaan dan 0;1;2 2 0 Limbah dari kegiatan ekonomi utama dibiarkan
Pemanfaatan Limbah pemanfaatan limbah kegiatan tanpa pengelolaan = 0
ekonomi utama Limbah dari kegiatan ekonomi utama sudah
dikelola tapi belum optimal = 1
Limbah dari kegiatan ekonomi utama sudah
dikelola dan dimanfaaatkan = 2

18
Tabel 4. Peubah dan Skor Indikator dari Dimensi Jejaring Prasarana dan Sarana
Nilai
No. Peubah Definisi Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
1. Konektivitas antar Desa-desa di dalam 0;1;2 2 0 Antar desa di dalam kawasan belum semuanya
Desa dalam kawasan perdesaan satu terhubung = 0
Kawasan Perdesaan sama lain terhubung Antar desa di dalam kawasan semuanya sudah
dengan jalan/ terhubung namun kondisi jalan/alat transportasi
alat transportasi hampir lebih 50 % buruk = 1
Antar desa di dalam kawasan semuanya sudah
terhubung dan kondisi jalan/alat transportasi
hampir lebih 50 % baik = 2
2. Sekolah Menengah Sekolah Menengah 0;1;2;3 3 0 Tidak ada SMK di sekitar lokasi kawasan perdesaan
Kejuruan (SMK) Kejuruan (SMK) yang yang ditetapkan = 0
terdapat di dalam dan Ada SMK di sekitar lokasi kawasan perdesaan yang
sekitar kawasan perdesaan ditetapkan namun tidak ada program studi yang
yang memiliki program berkaitan dengan komoditas unggulan = 1
studi yang sesuai dengan Ada SMK di sekitar lokasi kawasan perdesaan yang
pengembangan komoditas ditetapkan dan ada program studi yang berkaitan
unggulan kawasan dengan komoditas unggulan namun lulusannya
perdesaan dan lulusan SMK sebagian besar tidak bekerja di kawasan = 2
tersebut bekerja di Ada SMK di sekitar lokasi kawasan perdesaan yang
kawasan perdesaan untuk ditetapkan dan ada program studi yang berkaitan
mengembangan komoditas dengan komoditas unggulan dan lulusannya sebagian
unggulan besar bekerja di kawasan = 3

19
Tabel 4. Lanjutan
Nilai
No. Peubah Definisi Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
3. Pelayanan Pelayanan pendidikan 0;1;2 2 0 Tidak ada pelayanan pendidikan yang melatih
Pendidikan Vokasi vokasi dan keterampilan masyarakat di kawasan perdesaan yang ditetapkan =
dan Keterampilan yang dapat melatih 0
masyarakat untuk Ada pelayanan pendidikan yang melatih masyarakat
mengembangkan di kawasan perdesaan yang ditetapkan namun belum
komoditas unggulan berkaitan dengan komoditas unggulan=1
Ada pelayanan pendidikan yang melatih masyarakat
di kawasan perdesaan yang ditetapkan dan
berkaitan dengan komoditas unggulan = 2
4. Aksesibilitas ke Keterjangkauan kawasan 0;1;2 2 0 Alat transportasi tidak dapat mengakses dari dan ke
dan dari Kawasan perdesaan dan ke sentra kawasan = 0
Perdesaan serta komoditas unggulan oleh Alat transportasi dapat mengakses dari dan ke
ke Sentra alat transportasi kawasan = 1
Komoditas Alat transportasi dapat mengakses dari dan ke
Unggulan kawasan dan ke sentra komoditas unggulan
dan/atau non unggulan = 2
5. Angkutan Umum Angkutan umum dapat 0;1;2;3 3 0 Tidak ada angkutan umum yang melalui kawasan
menjangkau kawasan perdesaan = 0
perdesaan dengan trayek Ada angkutan umum dengan trayek tidak tetap = 1
tetap dan setiap hari Ada angkutan umum ada trayek tetap tapi tidak
setiap hari = 2
Ada angkutan umum trayek tetap dan setiap hari = 3

20
Tabel 4. Lanjutan
Nilai
No. Peubah Definisi Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
6. Elektrifikasi Desa berlistrik adalah 0;1;2;3 3 0 Kurang dari 25 % dari jumlah desa yang ada di
Kawasan apabila lebih dari 50 % kawasan perdesaan sudah dialiri listrik = 0
Perdesaan jumlah rumah tangga yang 26 - 50 % dari jumlah desa yang ada di kawasan
sudah memperoleh perdesaan sudah dialiri listrik = 1
aliran listrik di rumahnya 51 - 75 % dari jumlah desa yang ada di
dibagi dengan jumlah kawasan perdesaan sudah dialiri listrik = 2
seluruh rumah
>75 % dari jumlah desa yang ada di kawasan
tangga yang ada di
perdesaan sudah dialiri listrik = 3
kawasan perdesaan

7. Pemanfaatan alat Jumlah penduduk di 0;1;2 2 0 Sebagian besar masyarakat belum dapat
komunikasi kawasan perdesaan yang mengakses alat komunikasi dan internet = 0
dan Internet sudah menggunakan alat Sebagian besar masyarakat sudah dapat mengakses
komunikasi dan internet namun belum dimanfaatkan untuk
memanfaatkan telepon pengembangan Komoditas unggulan (misalnya untuk
genggam tersebut untuk promosi komoditas unggulan) = 1
mengakses internet dan
berkaitan dengan
pengembangan komoditas Sebagian besar masyarakat sudah dapat mengakses
unggulan internet dan sudah dimanfaatkan untuk
pengembangan Komoditas unggulan (misalnya
untuk promosi komoditas unggulan) = 2

21
Tabel 4. Lanjutan
Nilai
No. Peubah Definisi Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
8. Sumber Air Minum Sumber air yang digunakan 0;1;2;3; 5 0 Air hujan = 0
dan Mandi/Cuci oleh sebagian besar 4;5 Sungai/danau/kolam = 1
masyarakat di masyarakat di kawasan Mata Air = 2
kawasan perdesaan untuk minum Sumur = 3
perdesaan dan mandi/cuci Sumur Bor/pompa = 4
PAM/Ledeng/air kemasan = 5
9. Ketersediaan Ketersedian sumber bahan 0;1;2 2 0 Tidak ada SPBU dan atau penyedia BBG = 0
Bahan Bakar bakar minyak (Stasiun Ada SPBU dan atau penyedia BBG namun tidak
Pengisian Bahan Bakar tersedia sepanjang waktu = 1
Umum-SPBU) dan Bahan
Bakar Gas (BBG) yang ada Ada SPBU dan atau penyedia BBG tersedia
di dalam dan sekitar sepanjang waktu = 2
kawasan perdesaan
10. Kios Sarana Kios/warung/took yang 0;1;2 2 0 Di dalam dan sekitar kawasan perdesaan tidak
Produksi menyediakan sarana terdapat kios saprodi yang berkaitan dengan
Pertanian produksi pertanian, dan komoditas unggulan = 0
atau bahan pengolahan Di dalam dan sekitar kawasan perdesaan sudah
industri pertanian atau ada kios saprodi yang berkaitan dengan komoditas
bahan-bahan lainnya yang unggulan namun tidak lengkap = 1
berkaitan dengan
Di dalam dan sekitar kawasan perdesaan sudah
pengembangan komoditas ada kios saprodi yang berkaitan dengan komoditas
unggulan unggulan dan lengkap =2

22
Tabel 4. Lanjutan
Nilai
No. Peubah Definisi Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
11. Pasar Kawasan Ketersediaan pasar 0;1;2;3 3 0 Tidak ada pasar kawasan perdesaan = 0
Perdesaan kawasan perdesaan dalam Sudah ada pasar kawasan perdesaan namun
bentuk fisik maupun online masih belum memasarkan komoditas unggulan = 1
untuk memasarkan Sudah ada pasar kawasan perdesaan yang
komoditas unggulan memasarkan produk komoditas unggulan tapi omset
kawasan pemasaran per bulan masih kecil = 2
Sudah ada pasar kawasan perdesaan yang
memasarkan produk komoditas unggulan dan omset
pemasaran per bulan sudah besar/banyak = 3
12. Perbankan dan/ Ketersediaan fasilitas bank 0;1;2 2 0 Tidak ada fasilitas bank/LKBB di dalam dan sekitar
atau Lembaga dan atau lembaga Kawasan perdesaan = 0
Keuangan Bukan keuangan bukan bank dan Sudah ada fasilitas bank/LKBB di dalam dan sekitar
Bank Untuk pemanfaatan kredit dari kawasan perdesaan namun sebagian besar
Pengembangan lembaga keuangan tersebut masyarakat masih belum memanfaatkan kredit
Komoditas oleh masyarakat perbankan untuk pengembangan komoditas
Unggulan unggulan = 1
Sudah ada fasilitas bank/LKBB di dalam dan sekitar
kawasan perdesaan dan sebagian besar masyarakat
sudah memanfaatkan kredit perbankan untuk
pengembangan komoditas unggulan = 2

23
Tabel 5. Peubah dan Skor Indikator dari Dimensi Kelembagaan
Nilai
No. Peubah Definisi Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
1. Kebijakan Pemerintah Pemerintah daerah sudah 0;1;2;3 3 0 Tidak ada kebijakan pemerintah
Kabupaten/Kota memiliki kebijakan kabupaten/kota dan/atau norma masyarakat
dan/atau Norma (PERDA) dan atau =0
Masyarakat dalam masyarakat sudah memiliki Ada kebijakan pemerintah kabupaten/kota
Meminimalisasi Alih norma untuk atau norma masyarakat tapi belum efektif = 1
Fungsi Lahan meminimalisasi alih fungsi Ada kebijakan pemerintah kabupaten/kota
lahan kepada badan usaha atau norma masyarakat dan sudah efektif = 2
skala besar Ada kebijakan pemerintah kabupaten/kota
dan norma masyarakat dan sudah efektif = 3
2. Kebijakan Daerah Kebijakan daerah (PERDA) 0;1;2 2 0 Tidak ada kebijakan daerah (pemerintah
tentang Penggunaan tentang penggunaan tenaga kabupaten/kota) = 0
Tenaga Kerja Lokal kerja lokal untuk dunia Ada kebijakan daerah (pemerintah
untuk dunia usaha usaha yang berinvestasi di kabupaten/kota) tapi belum efektif = 1
yang berinvestasi di kawasan perdesaan Ada kebijakan daerah (pemerintah
Kawasan Perdesaan kabupaten/kota) dan sudah efektif = 2
3. Pengembangan Adanya kelembagaan 0;1;2 2 0 Klaster berbasis komoditas unggulan belum
Kawasan perdesaan Kawasan Perdesaan/ klaster dibentuk oleh masyarakat = 0
/Klaster Berbasis berbasis komoditas Klaster berbasis komoditas unggulan sudah
Komoditas unggulan yang mengelola dibentuk oleh masyarakat namun belum dapat
Unggulan kawasan perdesaan dari mengembangkan komoditas unggulan dengan
mulai produksi, pengolahan optimal = 1
sampai pemasaran. Klaster berbasis komoditas unggulan sudah
dibentuk oleh masyarakat dan sudah
mengembangkan komoditas unggulan terpadu
dari produksi, pengolahan dan pemasaran = 2

24
Tabel 5. Lanjutan
Nilai
No. Peubah Definisi Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
4. Insentif/ Kebijakan PERDA tentang insentif atau 0;1;2 2 0 Tidak ada kebijakan pemberian insentif = 0
Daerah tentang kemudahan investasi di Ada kebijakan pemberian insentif tapi belum
Investasi di Kawasan kawasan perdesaan efektif = 1
Ada kebijakan pemberian insentif dan sudah
efektif = 2
5. Forum Pengembangan Forum pengembangan 0;1;2 2 0 Tidak ada forum pengembangan ekonomi daerah
(Ekonomi) Daerah/ ekonomi daerah di aras di aras kabupaten/kota = 0
Kawasan Perdesaan di kabupaten/kota yang Ada forum pengembangan ekonomi daerah di aras
Aras Kabupaten/Kota berperan untuk kabupaten/kota tapi belum efektif dalam
memberikan masukan memberikan masukan kebijakan pengembangan
kebijakan kepada kawasan = 1
pemerintah daerah. Ada forum pengembangan ekonomi daerah di aras
kabupaten/kota dan sudah efektif dalam
memberikan masukan kebijakan pengembangan
kawasan = 2
6. Kebijakan Daerah Kebijakan pengembangan 0;1 1 0 Tidak ada kebijakan daerah baik dalam RTRWK
dalam Pengembangan kawasan perdesaan yang dan atau RPJMD tentang pengembangan kawasan
Kawasan Perdesaan telah ditetapkan baik dalam perdesaan yang telah ditetapkan = 0
yang telah ditetapkan RTRWK maupun Sudah ada kebijakan daerah baik dalam RTRWK
RPJPD/RPJMD dan atau RPJMD tentang pengembangan kawasan
perdesaan yang telah ditetapkan = 1

25
Tabel 5. Lanjutan
Nilai
No. Peubah Definisi Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
7. Komitmen Daerah Pemerintah daerah 0;1;2; 3 0 Tidak ada komitmen daerah dalam mendanai
untuk Pembiayaan mengalokasikan anggaran yang 3 pembangunan kawasan perdesaan yang telah
PKP yang telah tertuang dalam APBD untuk ditetapkan = 0
ditetapkan pembangunan kawasan Ada komitmen daerah dalam mendanai
perdesaan yang telah pembangunan kawasan perdesaan yang telah
ditetapkan dalam beberapa ditetapkan namun masih belum signifikan (relatif
tahun terakhir kecil yaitu kurang dari 50 % dari rencana anggaran
biaya yang ditetapkan) = 1
Ada komitmen daerah dalam mendanai
pembangunan kawasan perdesaan yang telah
ditetapkan namun masih terlalu signifikan (antara
50-75 % dari rencana anggaran biaya yang
ditetapkan) = 2
Ada komitmen daerah dalam mendanai
pembangunan kawasan perdesaan yang telah
ditetapkan yang sudah signifikan (lebih dari 75 %
dari rencana anggaran biaya yang ditetapkan) = 3
8. Kebijakan Daerah Efektivitas kebijakan tentang 0;1;2 2 0 Tidak ada kebijakan daerah tentang pengaturan
tentang Corporate pengaturan Corporate Social CSR = 0
Social Responsibility esponsibility (CSR)perusahaan Ada kebijakan daerah tentang pengaturan CSR
(CSR) untuk Kawasan yang ada di dalam dan sekitar tapi belum efektif = 1
Perdesaan yang telah kawasan untuk pembangunan Ada kebijakan daerah tentang pengaturan CSR dan
Ditetapkan kawasan sudah efektif = 2

26
Tabel 5. Lanjutan
Nilai
No. Peubah Definisi Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
9. Pengembangan Efektivitas kerjasama antara 0;1;2 2 0 Tidak ada kerjasama antara pemerintah daerah,
Kerjasama antara pemerintah daerah, BUMDES/BUMDESMA, dunia usaha dengan PT/LP
Pemerintah Daerah, BUMDES/BUMDESMA, dunia setempat untuk mendorong inovasi pengembangan
BUMDES/BUMDES usaha dan perguruan komoditas unggulan = 0
MA, Dunia Usaha tinggi/lembaga penelitian Sudah ada kerjasama antara pemerintah daerah,
dan Perguruan setempat untuk BUMDES/BUMDESMA, dunia usaha dengan PT/LP
Tinggi/Lembaga meningkatkan inovasi setempat namun belum mendorong inovasi
Penelitian setempat pengembangan komoditas pengembangan Komoditas Unggulan = 1
untuk unggulan
Meningkatkan Sudah ada kerjasama antara pemerintah daerah,
Inovasi BUMDES/BUMDESMA, dunia usaha dengan PT/LP
Pengembangan setempat dan sudah menghasilkan inovasi
Komoditas pengembangan Komoditas Unggulan = 2
Unggulan
10. Kebijakan Daerah Pemerintah Daerah 0;1;2; 3 0 Tidak ada kebijakan daerah tentang promosi kawasan
tentang Promosi mengalokasikan anggaran 3 yang telah ditetapkan = 0
Kawasan untuk promosi dan Sudah ada kebijakan daerah tentang promosi
memperomosikan (film kawasan yang telah ditetapkan namun baru skala
pendek, website, leaflet, lokal = 1
festival dll) kawasan maupun Sudah ada kebijakan daerah tentang promosi
produk-produk barang dan kawasan yang telah ditetapkan namun baru skala
jasa kawasan baik di aras
nasional = 2
lokal, nasional maupun
internasional. Sudah ada kebijakan daerah tentang promosi
kawasan yang telah ditetapkan dan skala
internasional = 3

27
2.2. Cara Pengumpulan Data
2.2.1. Metode Kafe Dunia (World Café Method)
Pengumpulan data melalui mekanisme FGD yang
dilaksanakan dengan metode World Cafe Method (WCM). Metode
WCM adalah sebuah metode diskusi yang dilakukan secara
sederhana, dan dapat dilakukan di dalam maupun di luar ruangan.
Pelaksanaan diskusi melalui metode WCM akan dipandu oleh
fasilitator.
Peserta WCM adalah Kementerian/Lembaga, Pemerintah
Kabupaten, Pemerintah Kecamatan dan Desa serta Stakeholder
lainnya yang terpilih, misalnya antara lain:
1. Anggota legislatif yang menangani kawasan perdesaan
2. Asisten Daerah
3. BAPPEDA kabupaten/kota
4. Bagian Ekonomi, Sekretariat Daerah
5. Bagian Hukum, Sekretariat Daerah
6. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa
(DPMPD) atau sebutan lainnya
7. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
8. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu
9. Dinas Sosial
10. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
11. Dinas Perhubungan
12. Dinas Koperasi, KUKM dan Perdagangan
13. Dinas Pertanian (apabila komoditas unggulan
berkaitan dengan sektor pertanian)
28
14. Dinas Kelautan dan Perikanan (apabila komoditas
unggulan berkaitan dengan sektor perikanan)
15. Dinas Pariwisata (apabila komoditas unggulan
berkaitan dengan sektor pariwisata)
16. Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM
17. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
18. Badan Pertanahan kabupaten/kota
19. Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) atau
sebutan lainnya
20. Camat di kawasan perdesaan
21. Kepala desa yang ada di kawasan perdesaan
22. Perwakilan Perguruan Tinggi dan SMK setempat yang
prodinya sesuai dengan komoditas unggulan
23. Ketua BUMDES/BUMDES Bersama di kawasan perdesaan
24. Pengurus kawasan perdesaan/klaster dan ketua
pokja- pokjanya (apabila sudah terbentuk)
25. Asosiasi bisnis misalnya Kamar Dagang Indonesia
Daerah (KADINDA), PHRI dan ASITA (apabila komoditas
unggulan berkaitan dengan sektor pariwisata) dll
26. Himpunan Kerukunan Tani Indonesia
27. Ketua kelompok perwakilan dari kawasan seperti
kelompok tani/gabungan kelompok tani
(POKTAN/GAPOKTAN), kelompok usaha perikanan
(POKDAKAN), kelompok pengolahan dan pemasaran ikan
(POKLAHSAR), kelompok sadar wisata (POKDARWIS), dll
28. Organisasi Masyarakat Madani (LSM, Ormas, Tokoh
Agama, Tokoh Masyarakat dll)

29
29. Pelaku seni dan budaya
30. Stakeholders lainnya sesuai kebutuhan

Dalam pelaksanaan WCM di dalam ruangan, peserta duduk


dalam round table atau meja persegi, sebanyak 5-7 di setiap meja,
dengan total meja sebanyak 5 sesuai dengan bidang, yaitu:
Ekonomi, Sosial Budaya, Lingkungan, Jejaring Prasarana dan
Sarana, dan Kelembagaan. Contoh desain ruangan untuk WCM
disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Ilustrasi Pelaksanaan WCM

Peserta WCM akan dikelompokkan ke dalam 5 dimensi,


setelah itu responden diberikan lembar kuesioner. Dalam mengisi

30
kuesioner, responden dipandu oleh seorang fasilitator dan
pendamping di setiap meja dengan tahapan sebagai berikut:
a. Fasilitator menjelaskan tentang pertanyaan-pertanyaan
dari indikator yang telah disusun;
b. Fasilitator mempersilahkan kepada peserta untuk
menanyakan hal-hal yang kurang jelas;
c. Setelah tanya jawab sekitar 30 menit, kemudian fasilitator
mempersilahkan para peserta untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan;
d. Peserta boleh mendiskusikan dengan para peserta lainnya
yang berada dalam satu meja;
e. Jawaban dari peserta, dapat berupa jawaban dari masing-
masing peserta ataupun merupakan jawaban dari satu
meja;
f. Pendamping bertugas mencatat semua proses diskusi yang
terjadi pada setiap meja.
Setelah peserta melakukan pengisian kuesioner, tahapan
selanjutnya adalah melakukan rekapitulasi jawaban responden
yang diinput ke dalam Microsoft Excel. Jawaban responden
diinput berdasarkan Dimensi Ekonomi, Dimensi Sosial Budaya,
Dimensi Lingkungan, Dimensi Prasarana dan Sarana, dan Dimensi
Kelembagaan sesuai dengan lembar isian yang tersedia.

31
2.2.2. Metode Wawancara

Selain dengan metode WCM, pengumpulan data Indeks


Perkembangan Kawasan Perdesaan dapat juga dilakukan dengan
metode wawancara terstruktur terhadap responden terpilih.
Dengan mempertimbangkan kesulitan geografis dalam melakukan
FGD di daerah, responden dipilih secara sengaja dengan
menggunakan metode Purposive Random Sampling, yaitu
sampling yang dipilih dengan pertimbangan bahwa responden
adalah key person atau orang yang dianggap memahami dan
mengusai kondisi eksisting perkembangan kawasan perdesaan
tersebut. Adapun langkah-langkah menggunakan metode
wawancara ini adalah :
a. Calon responden yang dipilih mempertimbangkan tingkat
pemahaman terkait substansi dari masing-masing dimensi
indeks tersebut, responden yang dipilih minimal 3 orang per
dimensi sehingga total responden minimal 15 orang setiap
kawasan perdesaan;
b. Responden pertama yang terpilih diminta untuk mengisi
kuesioner I-PKP dengan dipandu dan didiskusikan bersama
fasilitator.
c. Responden kedua dan selanjutnya diminta untuk mengisi
kuesioner I-PKP dipandu oleh fasilitator, namun dalam
memberikan jawaban dapat mempertimbangkan jawaban
dari responden pertama atau sebelumnya.
d. Setelah seluruh responden telah mengisi kuesioner,
selanjutnya dilakukan rekapitulasi jawaban responden yang

32
diinput ke dalam Microsoft Excel. Jawaban responden diinput
berdasarkan Dimensi Ekonomi, Dimensi Sosial Budaya,
Dimensi Lingkungan, Dimensi Jejaring Prasarana dan Sarana,
dan Dimensi Kelembagaan sesuai dengan lembar isian yang
disediakan.
e. Bilamana masih ditemukan jawaban dari responden pertama
atau sebelumnya yang berbeda dengan hasil jawaban dari
responden kedua atau setelahnya, fasilitastor diperkenankan
menkonfirmasi ulang kepada responden pertama atau
sebelumnya untuk memastikan jawaban dengan menyertakan
bukti dari aspek terkait. Sehingga akan didapatkan sebuah
jawaban yang disepakati oleh seluruh responden.

2.3. Metode Analisis

Beberapa analisis dapat digunakan untuk menyusun indeks


dengan kriteria di atas yang peubahnya menggunakan bilangan
ordinal, namun yang lebih tepat adalah Muldimensional Scaling
(MDS), sebuah metode ordinasi multivariat. Alder et al. (2000)
telah membandingkan beberapa metode analisis dengan MDS,
antara lain Analisis Kelompok (Cluster Analysis), Analisis Faktor
(Factor Analysis), Analisis (Regresi) Komponen Utama (Principal
Component Analysis), Analisis Hubungan (Correspondence
Analysis), dan Multi-Attribute Utility Theory (MAUT) untuk kajian
perikanan yang berkelanjutan yang menggunakan multidimensi,
banyak perubah dan banyak indikator. Berdasarkan hal tersebut
maka MDS merupakan metode analisis yang paling tepat untuk
menganalisis perkembangan wilayah perdesaan yang bersifat

33
multidimensi (Budiharsono, 2018). Selain MDS, maka untuk
menghitung indeks komposit digunakan pairwise comparison
matrix, yang merupakan bagian dari Analisys Hierarchy Process
(AHP), untuk menentukan bobot masing-masing dimensi
(Budiharsono,. 2018). Nilai indeks komposit suatu kawasan
perdesaan adalah:
Indeks Perkembangan Kawasan perdesaan (IPKP) = ∑ wi Di
Dimana : wi = Bobot masing-masing dimensi
Di = Nilai indeks masing-masing dimensi
Status dari suatu kawasan perdesaan dapat diketahui dari Indeks
Perkembangan Kawasan perdesaan (IPKP) tersebut, sebagai
berikut:
a. 0 ≤ IPKP < 25 = Kawasan Perdesaan Inisiasi
b. 25 ≤ IPKP < 50 = Kawasan Perdesaan Konsolidasi
c. 50 ≤ IPKP < 75 = Kawasan Perdesaan Mandiri
d. IPKP ≥ 75 = Kawasan Perdesaan Berdaya Saing

Keterangan:

1. Kawasan Perdesaan Inisiasi adalah Kawasan Perdesaan


yang mulai berkembang dicirikan dengan teridentifikasinya
seluruh variabel dimensi di KP, namun kelembagaan KP
belum berjalan dengan baik;
2. Kawasan Perdesaan Konsolidasi adalah Kawasan perdesaan
yang ditandai dengan kelembagaan KP yang mulai bekerja,
komoditas unggulan mulai dikembangkan, infrastruktur
telah dibangun, namun belum didukung oleh Pendidikan
vokasi;

34
3. Kawasan Perdesaan Mandiri adalah Kawasan perdesaan
yang kelembagaannya sudah bekerja mengembangkan
komoditas unggulan dan produksinya telah dipasarkan dan
dipromosikan, namun pengembangan komoditas unggulan
belum terpadu dengan sektor lainnya. Produk-produk
budaya mulai dimanfaatkan untuk pengembangan
komoditas unggulan;
4. Kawasan Perdesaan Berdaya Saing adalah Kawasan
perdesaan yang komoditas unggulannya telah berkembang
secara terpadu, dipromosikan dan dipasarkan di aras
nasional maupun internasional, serta memanfaatkan
produk budaya dengan memperhatikan lingkungan dengan
baik.

35
CARA MENGINSTAL
3 PROGRAM I-PKP
Penentuan status dan atribut/faktor pengungkit (leverage
attribute) perkembangan kawasan perdesaan menggunakan
beberapa program kemasan yang telah dirancang Dr. Ir. Sugeng
Budiharsono untuk kepentingan tersebut. Program yang digunakan
adalah Program I-PKP (Indeks Perkembangan Kawasan Perdesaan)
dan Program PENBODIM (Penentuan Bobot Dimensi).
Program I-PKP merupakan program yang dimodifikasi dari
Program RAPFISH (Rapid Appraisal Techniques for Fisheries) yang
dikembangkan oleh Fisheries Center, University of British
Columbia, Kanada. Program I-PKP ini mengacu pada program
RATRURAL (Rapid Appraisal for Rural Development) yang
dikembangkan oleh Budiharsono (2018). Modifikasi yang telah
dilakukan hanya pada peubah maupun indikatornya saja. Hasil
analisis dengan menggunakan Program I-PKP ini berupa indeks dan
faktor pengungkit dari masing-masing dimensi perkembangan
kawasan perdesaan. Akan tetapi Program KAPKP ini tidak dapat
menentukan status perkembangan kawasan perdesaan secara
keseluruhan (Budiharsono, 2018).
Penentuan status perkembangan kawasan perdesaan secara
keseluruhan menggunakan program lainnya, yaitu Program
PENBODIM. Hasil analisis dari program ini berupa bobot dari

36
masing-masing dimensi perkembangan desa. Dengan diketahuinya
indeks masing-masing dimensi pembangunan wilayah perdesaaan
dari hasil analisis I-PKP dan Bobot masing- masing dimensi
perkembangan desa dari Progam Penentuan Bobot, maka akan
diketahui status perkembangan wilayah perdesaan secara
keseluruhan (Budiharsono, 2018).

3.1. Cara Meng-install Program I-PKP pada Microsoft Excel 2010


Cara menginstall program I-PKP untuk Microsoft Excel 2010
adalah sebagai berikut (Budiharsono, 2018):
1. Copy folder PROGRAM I-PKP, yang ada dalam CD/USB ke
komputer, misalnya ke hardisk C.
2. Buka program Microsoft Excel, dan lalu klik tombol File
sehingga akan muncul seperti yang ada pada Gambar 2.
3. Selanjutnya klik tombol Options dan akan muncul seperti
pada Gambar 3.
4. Selanjutnya klik tombol Save dan akan muncul seperti
pada Gambar 4. Pada kolom Default file location, yaitu:
C:\Document and Setting\intel\My Document kemudian
diganti menjadi C:\PROGRAM I-PKP\I-PKP VERSION
2018\ seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.

5. Selanjutnya klik tombol Trust Center dan akan muncul


tampilan seperti pada Gambar 5, selanjutnya klik tombol

37
Trust Center Setting, dan akan muncul tampilan pada
Gambar 6. Setelah itu akan klik Macro Setting dan akan
muncul tampilan pada Gambar 7 dan klik lingkaran
kosong Enable all macros lalu klik tombol Ok.
6. Selanjutnya klik tombol Add-Ins dan akan muncul
tampilan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 9
kemudian klik lagi tombol Go yang berada pada bagian
bawah, dan akan muncul tampilan seperti yang dapat
dilihat pada Gambar 10.

Gambar 2. Tampilan setelah Mengklik Tombol File

38
Gambar 3. Tampilan setelah Mengklik Tombol Options

39
Gambar 4. Tampilan setelah Mengklik Tombol Save dan
Mengganti Default File Location

40
Gambar 5. Tampilan setelah Mengklik Tombol Trust
Center

Gambar 6. Tampilan setelah Mengklik Tombol Trust


Center Setting

41
Gambar 7. Tampilan setelah Mengklik Tombol Macro Setting

Gambar 8. Tampilan setelah Mengklik Tombol Add-Ins

42
Gambar 9. Tampilan setelah Mengklik Tombol Go

7. Apabila pada kotak Add-Ins seperti yang dapat dilihat


pada Gambar 9 belum ada tulisan Rapfish version 1.6,
maka klik tombol Browse dan selanjutnya cari file Rap1
yang ada di folder I-PKP VERSION 2018 di C: dan akan
muncul tampilan seperti yang dapat dilihat pada Gambar
10. Kemudian klik tulisan Rap1 tersebut dan akan muncul
tampilan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 11,
setelah itu klik khususnya tombol Rapfish version 5,
Analysis ToolPak VBA dan Solver Add-Ins, lalu klik tombol
Ok.
8. Klik tombol View dan Macros, selanjutnya klik tombol
View Macros dan akan muncul tampilan seperti pada

43
Gambar 12. Kemudian di bawah tulisan Macro name ditulis
Main_Initialize, lalu tekan tombol Run dan akan muncul
tampilan seperti yang dapat dilihat pada Gambar
13.

Gambar 10. Tampilan setelah Mencari File Rap1

44
Gambar 11. Tampilan setelah Mengklik Rap1

45
Gambar 12. Tampilan setelah Mengklik View Macros

46
Gambar 13. Tampilan setelah Mengklik Tombol Run

47
3.2. Cara Meng-install Program I-PKP pada Microsoft Excel 2007

Cara menginstall program I-PKP SBH untuk Microsoft Excel


2007 adalah sebagai berikut (Budiharsono, 2018):
1. Copy folder program I-PKP, yang ada dalam folder I-PKP
dari USB stick ke komputer, misalnya ke hardisk C.
2. Buka program Microsoft Excel 2007, dan lalu klik tombol
Office Button sehingga akan muncul seperti yang ada pada
Gambar 14.
3. Selanjutnya klik tombol Excel Options dan akan muncul
seperti pada Gambar 15.
4. Langkah selanjutnya sama dengan cara menginstall pada
Microsoft Excel 2010.

48
Gambar 14. Tampilan setelah Mengklik Tombol Office
Button

49
Gambar 15. Tampilan setelah Mengklik Tombol Excel
Options

50
4 CARA MENGOPERASIKAN
PROGRAM I-PKP
Program I-PKP yang sudah di-install, sudah dapat dgunakan
untuk menganalisis status perkembangan wilayah perdesaan,
mengidentifikasi faktor pengungkit maupun melakukan analisis
Monte Carlo. Tahapan pengoperasian Program I-PKP adalah
sebagai berikut (Budiharsono, 2018):
1. Buka File Dimensi Ekonomi I-PKP, kemudian klik worksheet
Rapscores. Isilah nilai pada baris DIMENSI EKONOMI mulai
dari sel D2, misalkan isinya seperti disajikan pada Gambar
16. Pada gambar tersebut dapat dilihat Rapscores setelah
diisi dengan nilai modus.
2. Setelah itu klik View, klik Macros, dan klik View Macros,
lalu tulis Main_Initialize di bawah tulisan Macro name lalu
klik Run sehingga akan diperoleh tampilan seperti pada
Gambar 17.
3. Isilah kotak-kotak yang kosong pada Kotak Rapfish Analysis
sebagai berikut:
a. Kotak kosong di depan Number of Fisheries, diisi
dengan jumlah lokasi/komoditi yang akan dianalisis, pada
kasus ini karena hanya 1 nilai dari Kabupaten
Serang, maka nilai yang dimasukkan adalah angka 1.

51
b. Kotak kosong di depan tulisan Row # diisi dengan
letak baris tempat tulisan DIMENSI EKONOMI.
Dalam kasus ini, tulisan DIMENSI EKONOMI ada pada
baris ke dua, sehingga nilai yang dimasukkan ke
dalam kotak adalah angka 2.

Gambar 16. Nilai Rapscores setelah Diisi

52
Gambar 17. Menu Rapfish Analisis

c. Kotak kosong di depan tulisan Name of Fisheries are


in Excel Column diisi dengan letak kolom tulisan
DIMENSI EKONOMI. Pada kasus ini tulisan DIMENSI
EKONOMI terletak pada kolom A, sehingga yang
diisikan pada kotak tersebut adalah huruf A.

53
d. Kotak kosong di bawah tulisan NUMBER of
attributes diisi dengan jumlah indikator/atribut
yang digunakan. Pada kasus ini, DIMENSI EKONOMI
menggunakan 8 peubah/atribut, sehingga yang
diisikan pada kotak tersebut adalah angka 8.
e. Kotak kosong di bawah tulisan Column letter of 1st
attribute diisi dengan kolom dimana terletak
peubah/atribut yang pertama. Pada kasus ini
indikator/atribut yang pertama terletak pada kolom
D, sehingga kotak tersebut diisikan dengan huruf D.
f. Kotak kosong di bawah tulisan REFERENCE diisi
dengan angka 4.
g. Kotak kosong di bawah tulisan ANCHORs diisi
dengan jumlah baris Anchor. Pada kasus ini jumlah
baris pada Anchor ada 12, yaitu mulai dari baris ke-9
sampai dengan baris ke-20.
h. Kotak kosong di depan tulisan GOOD diisi dengan
letak baris tulisan GOOD pada worksheet. Pada
kasus ini, tulisan GOOD terletak pada baris ke-5,
sehingga kotak tersebut diisi dengan angka 5.
i. Kotak kosong di depan tulisan BAD diisi dengan
letak baris tulisan BAD pada worksheet. Pada kasus
ini tulisan BAD terletak pada baris ke-6, sehingga
kotak tersebut diisi dengan angka 6.

54
j. Kotak kosong di depan tulisan UP diisi dengan letak
baris tulisan UP pada worksheet. Pada kasus ini
tulisan UP terletak pada baris ke-7, sehingga kotak
tersebut diisi dengan angka 7.
k. Kotak kosong di depan tulisan DOWN diisi dengan
letak baris tulisan DOWN pada worksheet. Pada
kasus ini tulisan DOWN terletak pada baris ke-8,
sehingga kotak tersebut diisi dengan angka 8.
l. Kotak kosong di bawah tulisan 1st Anchor fishery
diisi dengan letak baris Anchor PEL yang pertama
pada worksheet. Pada kasus ini terletak pada baris
ke-9, sehingga kotak tersebut diisi dengan angka 9.
m. Kotak kosong di depan tulisan Number of random
repeat diisi dengan angka 25.
n. Kotak kosong di depan tulisan Normal 0 mean error
distribution with 95 % interval confidence = diisi
dengan angka 20.
Hasil pengisian kotak-kotak kosong tersebut disajikan
pada Gambar 18.
4. Setelah semua terisi maka dapat langsung dilakukan
running software dengan melakukan klik pada tombol
berikut

untuk melihat nilai status atau


=
indeks dimensi

55
= untuk melihat atribut
pengungkit

= Untuk melihat validasi dari


nilai Montecarlo

Gambar 18. Menu Rapfish Analisis setelah Pengisian

55

56
CARA MENGOPERASIKAN
5 PROGRAM PEMBODIM
Cara pengoperasian Program PENBODIM sangat mudah.
Tahapan pengoperasiannya adalah (Budiharsono, 2018):
1. Buka file Program PENBODIM, lalu isilah matriks yang
ada pada Res-1 (pakar yang menjadi responden yang ke-
1) dan seterusnya. Untuk menambahkan worksheet
responden, tinggal mengcopy dan mengubah di worksheet
Penentuan Bobot Gabungan. Contoh pengisian oleh pakar
ke-1, ke-2 sampai dengan pakar ke-9 dapat dilihat pada
Gambar 19.
2. Bagian yang diisi hanya pada Tabel 1 saja dan pada
kolom yang putih saja. Dengan mengisi Tabel 1 pada
worksheet, maka secara otomatis dapat diketahui nilai
Rasio konsistensi (CR) seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 20.

Gambar 19. Pengisian Tabel 1

57
Gambar 20. Nilai Rasio Konsistensi (CR)

3. Apabila nilai Rasio Konsistensi (CR) < 0,1, maka nilai


bobot dapat digunakan, dan sebaliknya apabila nilai CR ≥
0, maka nilai bobot tidak dapat digunakan. Pada kasus
ini, karena nilai CR = 0,0427, maka nilai bobot seperti
disajikan pada Gambar 21 dapat digunakan.

Gambar 21. Nilai Bobot Dimensi

58
4. Setelah semua pakar mengisinya, maka akan diperoleh
nilai bobot gabungan dan bobot tertimbang seperti yang
disajikan pada Tabel 2. Nilai Bobot Tertimbang inilah
yang akan dikalikan dengan nilai indeks dimensi dan akan
menjadi nilai indeks komposit. Tabel 1 merupakan hasil
pengisian beberapa pakar pada saat dilaskanakan expert
meeting pada tanggal di Jakarta.
5. Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa bobot dimensi
Ekonomi, Sosial Budaya, Lingkungan, Jejaring Prasarana
dan Sarana, dan Kelembagaan masing-masing berturut
adalah 0,3401, 0,1919, 0,1213, 0,1397 dan 0,2070.

59
Tabel 6. Nilai Bobot Gabungan dan Tertimbang

Dimensi RES-1 RES-2 RES-3 RES-4 RES-5 RES-6 RES-7 BOBOT BOBOT
GABUNGAN TERTIMBANG
Ekonomi 0.3564 0.3451 0.3564 0.2343 0.2267 0.3412 0.1933 0.3043 0.3401
Sosial Budaya 0.0844 0.3134 0.0844 0.2677 0.2914 0.1471 0.2413 0.1717 0.1919
Lingkungan 0.0357 0.1825 0.0357 0.2008 0.1943 0.1804 0.2413 0.1085 0.1213
Jejaring 0.1415 0.1122 0.1415 0.1004 0.0971 0.1738 0.1833 0.1250 0.1397
Prasarana dan
sarana
Kelembagaan 0.3819 0.0469 0.3819 0.1968 0.1905 0.1576 0.1409 0.1852 0.2070
JUMLAH 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.8948 1.0000

60
CONTOH PENENTUAN
6
STATUS DAN ATRIBUT
PENGUNGKIT
Pada sub-bab ini diuraikan contoh penentuan status,
atribut pengungkit, interpretasi hasil analisis, penentuan
rencana aksi berdasarkan atribut pengungkit, dan
mensimulasikan I-PKP berdasarkan rencana aksi dengan
menggunakan Program I-PKP dan PENBODIM. Sebagai contoh
untuk hal tersebut digunakan data hipotetik dari Kawasan
Perdesaan Mina Wisata Jaya (MWJ). Pada Tabel 7 disajikan data
hasil survei dari Kawasan Perdesaan Mina Wisata Jaya dari
11 responden. Nilai gabungan merupakan nilai modus dari
11 responden tersebut.

6.1. Penentuan Status dan Atribut Pengungkit


6.1.1. Dimensi Ekonomi
Hasil analisis untuk Dimensi Ekonomi dengan menggunakan
Program I-PKP ditunjukan dengan “peta” posisi Dimensi Ekonomi
pada Ordinasi I-PKP pada posisi 39,29. Hal tersebut menunjukkan
bahwa Indeks Dimensi Ekonomi dari kawasan perdesaan MWJ
adalah 39,29. Pada Gambar 22 disajikan ordinasi I-PKP Dimensi
Ekonomi.
Nilai Stress dari hasil analisis sebesar = 0,1371 artinya
bahwa model dimensi ekonomi sangat baik. Nilai RMS (R2),
juga tinggi, yaitu: 0,9483, hal ini berarti peubah yang ada telah
menyumbang sebesar 94,83 % dari model.

61
Tabel 7. Data Hasil Survei dari Kawasan Perdesaan Mina Wisata Jaya

Responden Dimensi Ekonomi Dimensi Sosial Budaya Dimensi Lingkungan


E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8
1 1 1 1 1 0 1 0 2 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 2 2 1 0 0 1 2 0
2 1 2 0 0 0 0 0 2 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 3 2 1 1 1 2 1
3 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 3 0 1 1 1 1 2
4 1 2 1 0 1 0 1 2 0 0 1 1 0 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 0 2 1
5 1 0 0 0 1 1 1 2 0 0 0 2 1 0 1 1 1 1 2 3 1 0 1 0 1 1
6 0 2 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 2 1 1 1 0 2 1
7 1 2 1 1 1 1 0 2 1 1 0 2 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 2 1
8 0 1 0 0 1 0 1 2 1 1 1 2 0 0 0 0 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 0 0 0 1 2 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 3 0 1 1 1 2 2
10 1 2 0 0 1 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1
11 1 2 0 1 1 1 1 2 1 1 0 2 0 1 1 1 1 0 1 3 1 1 1 1 0 0
Gabungan 1 2 0 0 1 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1

62
Tabel 7. Lanjutan
Responden Dimensi Kelembagaan Dimensi Jejaring Prasarana
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12
1 2 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 2 1 2 3 3 1 4 2 0 0 1
2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 2 2 3 1 4 2 0 1 1
3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 2 0 2 2 3 1 4 2 0 1 1
4 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 3 2 1 4 1 1 1 1
5 2 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 3 2 1 3 2 1 1 1
6 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 2 0 0 3 3 0 3 2 1 1 1
7 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 0 1 3 3 0 4 2 1 0 0
8 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 2 0 1 3 3 0 3 1 1 0 1
9 0 2 0 0 0 1 0 1 0 1 0 2 1 2 3 3 0 4 1 1 0 1
10 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 2 1 1 3 3 1 3 1 1 1 1
11 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 2 1 2 3 2 1 4 2 1 1 1
Gabungan 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 2 0 2 3 3 1 4 2 1 1 1

63
I-PKP Ordination
60
UP
40
Other Distingishing Features

20

0 BAD GOOD
0 20 40 60 80 100
39.29 References
-20 Anchors

-40
DOWN
-60
Rursal Development Sustainability

Gambar 22. Ordinasi I-PKP Dimensi Ekonomi

Atribut pengungkit (leverage attributes) untuk Dimensi


Ekonomi ada dua atribut/peubah yaitu Pengembangan Jejaring
Klaster dan Peran BUMDES/BUMDESMA untuk
mengembangkan komoditas unggulan. Pada Gambar 23
disajikan atribut pengungkit Dimensi Ekonomi.

64
Leverage of Attributes

Kepemilikan/Penguasaan Lahan 1.02

Tingkat Melek Keuangan 3.61

Sertifikasi Produk 3.62


Attribute

Promosi PRUKADES oleh Klaster


0.07
Pengembangan Jejaring Klaster 7.31

Peran 5.82
BUMDES/BUMDESMA
Pelibatan Masyarakat dan UMKM
2.37
Pengembangan Komoditas
Unggulan
0. 4
0 2 4 6 8

Root Mean Square Change in Ordination when Selected


Attribute Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar 23. Atribut Pengungkit Dimensi Ekonomi

6.1.2. Dimensi Sosial Budaya


Hasil analisis untuk Dimensi Sosial Budaya dengan
menggunakan Program I-PKP ditunjukan dengan “peta” posisi
Dimensi Sosial Budaya pada Ordinasi I-PKP pada posisi 46,71.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Indeks Dimensi Sosial Budaya
dari kawasan perdesaan MWJ adalah 46,71. Pada Gambar 24
disajikan ordinasi I-PKP Dimensi Sosial Budaya.

65
I-PKP Ordination
60
UP
40
Other Distingishing Features

20
46.71
0 BAD GOOD
0 20 40 60 80 100
References
-20
Anchors

-40
DOWN
-60
Rural Development Sustainability

Gambar 24. Ordinasi I-PKP Dimensi Sosial Budaya

Nilai Stress dari hasil analisis sebesar = 0,1522 artinya bahwa


model Dimensi Sosial Budaya sangat baik. Nilai RMS (R2), juga
tinggi, yaitu: 0,9463, hal ini berarti peubah yang ada telah
menyumbang sebesar 94,63 % dari model.
Atribut pengungkit (leverage attributes) untuk Dimensi
Sosial Budaya hanya satu atribut/peubah yaitu Governansi
Budaya. Pada Gambar 25 disaikan atribut pengungkit Dimensi
Sosial Budaya.

66
Leverage of Attributes
Kerekatan Sosial 0.14
Budaya, Kesetaraan dan Inklusi
Sosial
0.40

Budaya dan Perencanaan 0.51


Budaya Informasi dan
Pengetahuan
0.52
Attribute

Budaya dan Pendidikan 0.42

Governansi Budaya 3.21


Migrasi Penduduk Keluar
Kawasan Perdesaan
0.40
Pemanfaatan Produk Budaya
Masyarakat
0.41
Pelibatan Pelaku Seni dan
Budaya 0.28

Kreativitas Masyarakat 0.08

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Root Mean Square Change in Ordination when Selected


Attribute Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar 25. Atribut Pengungkit Dimensi Sosial


Budaya

6.1.3. Dimensi Lingkungan


Hasil analisis untuk Dimensi Lingkungan dengan
menggunakan Program I-PKP ditunjukan dengan “peta” posisi
Dimensi Lingkungan pada Ordinasi I-PKP pada posisi 39,31. Hal
tersebut menunjukkan bahwa Indeks Dimensi Lingkungan dari
kawasan perdesaan MWJ adalah 39,31. Pada Gambar 26
disajikan ordinasi I-PKP Dimensi Lingkungan.

67
I-PKP Ordination
60
UP
40
Other Distingishing Features

20

0 BAD GOOD
0 20 40 60 80 100
39.31 References
-20 Anchors

-40
DOWN
-60
Rural Sustainable Sustainability

Gambar 26. Ordinasi I-PKP Dimensi Lingkungan

Nilai Stress dari hasil analisis sebesar = 0,1418 artinya bahwa


model Dimensi Lingkungan sangat baik. Nilai RMS (R2), juga
tinggi, yaitu: 0,9505, hal ini berarti peubah yang ada telah
menyumbang sebesar 95,05 % dari model.
Atribut pengungkit (leverage attributes) untuk Dimensi
Lingkungan adalah atribut/peubah yaitu Regulasi dan Edukasi
dalam Pengelolaan Lingkungan dan Pemanfaatan Amenity
Resource. Pada Gambar 27 disajikan atribut pengungkit
Dimensi Lingkungan.

68
Leverage of Attributes
Pengelolaan dan Pemanfaatan
Limbah
1.06

Pengelolaan dan Pemanfaatan


Sampah
1.94

Kapasitas Mitigasi Bencana 3.34

Adaptasi terhadap Perubahan


3.18
Attribute

Iklim
Regulasi dan Edukasi dalam
Pengelolaan Lingkungan 6.10

Pemanfaatan Amenity Resource 5.28

Ruang Terbuka Hijau 1.59

Mengacu Tata Ruang Perdesaan 1.26

0 1 2 3 4 5 6 7
Root Mean Square Change in Ordination when Selected
Attribute Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar 27. Atribut Pengungkit Dimensi Lingkungan

6.1.4. Dimensi Jejaring Prasarana dan Sarana


Hasil analisis untuk Dimensi Jejaring Prasarana dan Sarana
(Prasar) dengan menggunakan Program I-PKP ditunjukan dengan
“peta” posisi Dimensi Jejaring Prasar pada Ordinasi I-PKP pada
posisi 61,25. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indeks Dimensi
Jejaring Prasar dari kawasan perdesaan MWJ adalah 61,25. Pada
Gambar 28 disajikan ordinasi I-PKP Dimensi Jejaring Prasar.

69
I-PKP Ordination
60
UP
40
Other Distingishing Features

20

61.25
0 BAD GOOD
0 20 40 60 80 100
References
-20 Anchors

-40
DOWN
-60
Rural Development Sustainability

Gambar 28. Ordinasi I-PKP Dimensi Jejaring Prasar

Nilai Stress dari hasil analisis sebesar = 0,1418 artinya bahwa


model Dimensi Jejaring Prasar sangat baik. Nilai RMS (R2),
juga tinggi, yaitu: 0,9505, hal ini berarti peubah yang ada telah
menyumbang sebesar 95,05 % dari model.
Atribut pengungkit (leverage attributes) untuk Dimensi
Jejaring Prasar adalah atribut/peubah yaitu Elektrifikasi
Kawasan, Sumber Air Minum dan Mandi/Cuci, Telepon
Genggam dan Internet dan Aksesibilitas ke dan dari Kawasan dan
Sentra. Pada Gambar 29 disaikan atribut pengungkit
Dimensi Jejaring Prasar.

70
Leverage of Attributes
Bank/LKBB untuk pengembangan Komoditas
Unggulan 0.21

Pasar Kawasan 2.05


Kios Sarana Produksi 1.92
Ketersediaan Bahan Bakar 3.53
Sumber Air Minum dan Mandi/Cuci 5.00
Attribute

Telepon Genggam dan Internet 4.17


Elektrifikasi Kawasan 6.15
Angkutan Umum 0.51
Aksesibilitas ke dan dari Kawasan dan Sentra 3.93
Pelayanan Pendidikan Vokasi dan Ketrampilan 3.23
SMK 0.03
Konektivitas Antar Desa dalam Kawasan 0.10

0 1 2 3 4 5 6 7

Root Mean Square Change in Ordination when Selected


Attribute Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar 29. Atribut Pengungkit Dimensi Jejaring


Prasar

6.1.5. Dimensi Kelembagaan


Hasil analisis untuk Dimensi Kelembagaan dengan
menggunakan Program I-PKP ditunjukan dengan “peta” posisi
Dimensi Kelembagaan pada Ordinasi I-PKP pada posisi 70,71. Hal
tersebut menunjukkan bahwa Indeks Dimensi Kelembagaan dari
kawasan perdesaan MWJ adalah 70,71. Pada Gambar 30
disajikan ordinasi I-PKP Dimensi Kelembagaan.

71
I-PKP Ordination
60

UP
40
Other Distingishing Features

20

0 BAD GOOD
0 20 40 60 80 100

-20 Anchors

70.71
-40

DOWN
-60
Rural Development Sustainability

Gambar 30. Ordinasi I-PKP Dimensi Kelembagaan

Nilai Stress dari hasil analisis sebesar = 0,1314 artinya bahwa


model Dimensi Kelembagaan sangat baik. Nilai RMS (R2),
juga tinggi, yaitu: 0,9446, hal ini berarti peubah yang ada telah
menyumbanag sebesar 94,46 % dari model.
Atribut pengungkit (leverage attributes) untuk Dimensi
Kelembagaan adalah atribut/peubah yaitu Insentif/Kebijakan
Investasi di Kawasan, Pengembangan Klaster Berbasis
Komoditas Unggulan dan Kebijakan Penggunaan Kebijakan

72
Tenaga Kerja Lokal. Pada Gambar 31 disaikan atribut
pengungkit Dimensi Kelembagaan.

Leverage of Attributes
Kebijakan Daerah tentang Promosi
Kawasan 5.73
Kerjasama dalam Mengembangkan
Inovasi 5.35

Kebijakan tentang CSR 4.84


Komitmen Daerah dalam Pembiayaan
PKP 5.03
Kebijakan Daerah dalam Pengembangan
Attribute

Kawasan 5.79
Forum Pengembangan Ekonomi Daerah
di Aras Kawasan 6.09
Insentif/Kebijakan tentang Investasi di
Kawasan 11.47
Pengembangan Klaster Berbasis
Komoditas Unggulan 10.19
Kebijakan Penggunaan Tenaga Kerja
Lokal 8.06

Kebijakan Alih Fungsi Lahan 2.19

0 2 4 6 8 10 12 14

Root Mean Square Change in Ordination when Selected


Attribute Removed (on Sustainability scale 0 to 100)
Gambar 31. Atribut Pengungkit Dimensi
Kelembagaan

Posisi masing-masing dimensi dapat dilihat pada diagram


laba-laba. Sehingga dapat diketahui dimensi yang memperoleh
prioritas utama untuk diperbaiki. Dari hasil analisis menunjukkan
bahwa Indeks Dimensi Ekonomi dan Lingkungan yang
masing-masing memiliki posisi yang paling

73
buruk, yaitu masing-masing 39,29 dan 39,21. Dimensi terbaik
adalah Kelembagaan, diikuti oleh Jejaring Prasar dan Sosial
Budaya. Pada Gambar 32 secara skematik disajikan diagram
layang-layang dimensi di Kawasan Perdesaan MWJ.

Ekonomi
100

80

60
40
39.29
Kelembagaan 70.71 Sosial Budaya
20 46.71

39.31
61.25
Jejaring Prasar Lingkungan

Gambar 32. Diagram Layang-layang Indeks Dimensi di


Kawasan Perdesaan MWJ

Nilai indeks dimensi tersebut kemudian dikalikan dengan


bobot setiap dimensi. Berdasarkan hasil perhitungan bobot dari
tiga pakar diperoleh bobot gabungan tertimbang masing-masing
untuk Dimensi Ekonomi, Sosial, Lingkungan dan Kelembagaan
berturut-turut adalah 0,3401, 0,1919, 0,1213, 0,1397 dan
0,2070. Dari hasil perkalian antara nilai masing-masing indeks
dimensi dan bobot masing-masing dimensi diperoleh nilai

74
Indeks Perkembangan Kawasan Perdesaan (I-PKP) sebesar
50,29 atau pada status MANDIRI. Secara rinci pada Tabel 8
disajikan penentuan indeks komposit.
Tabel 8. Penentuan Indeks Komposit

No Dimensi Indeks Bobot Indeks


Dimensi Komposit
1 Ekonomi 39,29 0,3401 13,36
2 Sosial Budaya 46,71 0,1919 8,96
3 Lingkungan 39,31 0,1213 4,77
4 Jejaring Prasar 61,25 0,1397 8,55
5 Kelembagaan 70,71 0,2070 14,64
I-PKP 50,29
STATUS KAWASAN MANDIRI

6.2. Simulasi Perbaikan Status

Perbaikan status perkembangan kawasan perdesaan MWJ


dapat dilakukan dengan memperbaiki leverage attribute-nya,
terutama pada Dimensi Ekonomi dan Lingkungan. Namun
karena nilai indeks Sosial Budaya masih di bawah nilai 50,
dimensi tersebut juga masih perlu juga diperbaiki. Leverage
attribute inilah yang dijadikan sebagai acuan penyusunan
rencana kegiatan untuk beberapa tahun mendatang di kawasan
perdesaan MWJ. Penentuan jumlah atribut yang harus diperbaiki
juga tergantung terutama kepada tigal hal, yaitu: (1) ketersediaan
anggaran; (2) sumber daya manusia; dan (3) waktu (Budiharsono,
2018). Sehingga tidak seluruh atribut pengungkit diperbaiki,
cukup yang paling jelek saja atau beberapa atribut

75
lainnya, tergantung kepada ketiga hal di atas. Atribut pengungkit
tersebut sebagai dasar untuk menyusun rencana kegiatan. Pada
Tabel 9 disajikan nilai skor awal dan skor akibat intervensi
pada masing-masing atribut. Berdasarkan hal tersebut kemudian
disusun rencana intervensinya. Pada Tabel 10 disajikan atribut
pengungkit dan rencana kegiatannya untuk lima tahun
mendatang Dari rencana kegiatan di atas, maka dapat disusun
simulasi apabila rencana kegiatan tersebut dilaksanakan.
Rujukan atau acuan untuk penyusunan rencana kegiatan tersebut
disajikan pada Lampiran 3, 4, 5, 6, dan 7.

Tabel 9. Nilai Skor Awal dan Akibat Intervensi


Dimensi Atribut Pengukit Skor
Awal Intervensi
Ekonomi Pengembangan Jejaring 0 2
Klaster
Peran BUMDES/ 0 2
BUMDESMA
Sosial Budaya Governansi Budaya 0 1
Lingkungan Regulasi dan Edukasi dalam 1 2
Pengelolaan Lingkungan
Pemanfaatan sumber daya 1 2
amenitas
Jejaring Prasar Elektrifikasi kawasan 0 2
Sumber Air Minum dan 1 3
Mandi/Cuci
Kelembagaan Kebijakan/Insentif investasi 0 1
di kawasan
Pengembangan Klaster 0 2
Berbasis Komoditas
Unggulan
Penggunaan TK Lokal 0 1

76
Tabel 10. Atribut Pengungkit dan Rencana Kegiatan Selama Lima Tahun

Dimensi Atribut Rencana Kegiatan Tahun ke-


Perngungkit 1 2 3 4 5
Ekonomi Pengembangan Pemerintah kabupaten menyusun kebijakan keterkaitan
jejaring klaster kawasan perdesaan/klaster dengan kawasan lainnya baik v
dalam RPJMD maupun peninjauan kembali RTRWK
Pengurus klaster melakukan identifikasi kawasan/klaster di
dalam maupun luar kabupaten untuk mengembangkan komoditas v
unggulan
Pemerintah kabupaten memfasilitasi kerjasama antara
v v
kawasan perdesaan/klaster dengan kawasan/klaster lainnya
Pengelola kawasan perdesaan/klaster melakukan kerjasama
dengan kawasan lainnya dalam pengembangan komoditas v
unggulan
Pemerintah kabupaten meningkatkan kapasitas kerjasama
v v v v
antara kawasan/klaster dengan kawasan/klaster lainnya
Pengelola kawasan perdesaan/klaster mengoptimalkan
kerjasama dengan kawasan lainnya dalam pengembangan v v v v
komoditas unggulan

76

77
Tabel 10. Lanjutan

Dimensi Atribut Rencana Kegiatan Tahun ke-


Perngungkit 1 2 3 4 5
Peran BUMDES/ Pemerintah Kabupaten dan atau pengurus klaster melakukan
BUMDESMA sosialisasi kepada kepala desa, BUMDES dan BUMDESMA v
dalam tentang pentingnya peran mereka dalam pengembangan
pengembangan komoditas unggulan di kawasan
komoditas Pemerintah Kabupaten dan atau pengurus klaster mendorong
unggulan BUMDes dan BUMDESMa untuk berusaha dalam rangka v
mengembangkan
komoditas unggulan
Pemerintah Desa memberikan bantuan modal untuk BUMDES dan
BUMDESMA untuk mengembangkan komoditas unggulan v v v v v

Pemerintah kabupaten dan atau pengurus klaster dan atau


kepala desa mendorong BUMDES dan BUMDESMA untuk v v v v v
mengembangkan komoditas unggulan di bidang produksi,
pengolahan dan pemasaran
Pemerintah kabupaten dan atau pengurus klaster dan atau kepala
desa mendorong BUMDES dan BUMDESMA untuk
mengembangkan komoditas unggulan di bidang produksi, v v v v v
pengolahan dan pemasaran dan mengaitkan dengan
pengembangan usaha sektor lainnya yang terkait dengan
pengembangan komoditas unggulan

78
Tabel 10. Lanjutan
Pemerintah kabupaten dan atau pengurus klaster dan atau kepala
desa v v v v
mencarikan mitra BUMDES dan BUMDESMA dari dunia usaha
untuk mengembangkan komoditas unggulan

79
Tabel 10. Lanjutan

Dimensi Atribut Rencana Kegiatan Tahun ke-


Perngungkit 1 2 3 4 5
Sosial Governansi Pemerintah kabupaten dan atau pengelola klaster
Budaya Budaya mengidentifikasi masyarakat yang mau terlibat dalam v v
pengelolaan institusi, program dan acara budaya
Pemerintah kabupaten melibatkan masyarakat, khususnya dari
kawasan perdesaan/klaster dalam setiap event v v v v
calendar budaya
Pengelola kawasan perdesaan/klaster dan pemerintah desa
melibatkan masyarakat dalam setiap kegiatan budaya baik v v v v
di aras desa maupun kawasan

80
Tabel 10. Lanjutan

Dimensi Atribut Rencana Kegiatan Tahun ke-


Perngungkit 1 2 3 4 5
Lingkungan Regulasi dan Sosialisasi regulasi pengelolaan lingkungan kepada
masyarakat v
Edukasi
dalam Pemerintah kabupaten, pengelola klaster dan kepala desa,
Pengelolaan serta penggiat lingkungan memfasilitasi pembentukan
Lingkungan kelompok-kelompok masyarakat untuk pengelolaan v
lingkungan
Pemanfaatan Pemanfaatan amenity resource oleh masyarakat untuk
sumber daya kegiatan ekonomi dan sosial dikaitkan dengan v v v
amenitas pengembangan komoditas unggulan
Pengurus klaster dan masyarakat memanfaatkan
v v v
amenity resource secara komersial

81
Tabel 10. Lanjutan

Dimensi Atribut Rencana Kegiatan Tahun ke-


Perngungkit 1 2 3 4 5
Jejaring Elektrifikasi Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah
Prasarana Kawasan desa meminta kepada PLN setempat untuk meningkatkan v v
pengguna listrik di seluruh
dan Sarana kawasan mencapai
Pemerrintah 26 - 50
kabupaten, %
pengurus klaster dan pemerintah
desa mendorong BUMDES/BUMDESMA atau pelaku usaha lain
untuk mengusahakan listrik alternatif bagi kawsan sampai v v v
mencapai26-50%
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa
meminta kepada PLN setempat untuk meningkatkan pengguna v v
listrik di seluruh kawasan mencapai 51 - 75 %
Pemerrintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah
desa mendorong BUMDES/BUMDESMA atau pelaku usaha lain
untuk mengusahakan listrik alternatif bagi kawsan sampai v v
mencapai 51-75 %
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa
meminta kepada PLN setempat untuk meningkatkan pengguna v v v
listrik di seluruh kawasan mencapai lebih dari 75 %
Pemerrintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah
desa mendorong BUMDES/BUMDESMA atau pelaku usaha
lain untuk mengusahakan listrik alternatif bagi kawsan v v v
sampai mencapai lebih dari 75 %

82
Tabel 10. Lanjutan

Dimensi Atribut Rencana Kegiatan Tahun ke-


Perngungkit 1 2 3 4 5
Sumber Air Pencarian dan pembangunan jaringan dari sumber mata
Minum dan air v v v v v
Mandi/Cuci Peningkatan pengguna air sumur bersama v v v v v
Peningkatan pengguna air sumur pompa v v v v

83
Tabel 10. Lanjutan

Dimensi Atribut Rencana Kegiatan Tahun ke-


Perngungkit 1 2 3 4 5
Kelembagaan Kebijakan/Insentif Pemerintah kabupaten menyusun naskah akademis
investasi di kawasan tentang pemberian insentif investasi di kawasan v v v v v
perdesaan
Penyusunan RANPERDA pemberian insentif investasi
v v v
di kawasan perdesaan
Penetapan PERDA pemberian insentif investasi di
v
kawasan perdesaan
Pemerintah kabupaten melakukan sosialisasi kepada
investor yang sudah di kawasan tentang pemberian v v v v
insentif investasi di kawasan perdesaan

84
Tabel 10. Lanjutan

Dimen Atribut Rencana Kegiatan Tahun ke-


si Perngungkit 1 2 3 4 5
Pengembangan Pemerintah kabupaten menetapkan kawasan perdesaan dengan
v
Klaster PERBUP
Berbasis Pemerintah kabupaten melakukan workshop selama beberapa hari
untuk pembentukan klaster, penetapan pengurus klaster, AD/ART v
Komoditas Klaster dan rencana aksi klaster
Unggulan Pemerintah kabupaten memfasilitasi legalitas AD/ART memalui
v
PERBUP atau akte notaris
Pemerintah kabupaten memberikan pendampingan kepada penurus
v v
klaster untuk mengembangkan komoditas unggulan
Pemerintah kabupaten dan K/L mendampingi pengurus klaster
untuk menyusun dan atau melakukan pendalaman master plan v
kawasan/klaster
Pemerintah kabupaten memfasilitasi legalitas master plan klaster
v
dengan PERBUP
Pemerintah kabupaten dan K/L memberikan pendampingan kepada
pengurus klaster/kawasan untuk mengembangkan komoditas unggulan v v v v
dari mulai produksi, pengolahan dan pemasaran
Pemerintah kabupaten menetapkan kawasan perdesaan dengan
v
PERBUP
Pemerintah kabupaten melakukan workshop selama beberapa hari
untuk pembentukan klaster, penetapan pengurus klaster, AD/ART v
Klaster dan rencana aksi klaster

85
Tabel 10. Lanjutan

Dimensi Atribut Rencana Kegiatan Tahun ke-


Perngungkit 1 2 3 4 5
Penggunaan Pemerintah kabupaten menyusun naskah akademis
TK Lokal tentang penggunaan tenaga kerja lokal di kawasan v
Kebijakan/ perdesaan
Insentif Penyusunan RANPERDA Penggunaan Tenaga Kerja Lokal v
investasi di Penetapan PERDA tentang Penggunaan Tenaga Kerja
kawasan v
Lokal
Pemerintah kabupaten melakukan sosialisasi kepada
investor yang sudah di kawasan tentang penggunaan v v
tenaga kerja lokal

86
Skor intervensi pada masing-masing atribut pada setiap
dimensi tersebut kemudian disimulasikan. Perubahan nilai skor
pada masing-masing atribut pengungkit tersebut akan berakibat
terhadap perubahan nilai indeks setiap dimensi dan juga status
perkembangan wilayah perdesaan. Pada Gambar 33 disajikan
diagram layang-layang untuk indeks dimensi sebelum dan
sesudah intervensi. Sedangkan pada Tabel 11 disajikan status
perkembangan wilayah perdesaan setelah adanya intervensi.

i
100
80 66.21
60
39.29
Kelemb 86.63 40 Sosial
agaan 49.95 Budaya
70.71 20
46.71
Sebelum
0
Sesudah
39.31

61.25

59.78
68.82
Jejaring Lingkun
Prasar gan

Gambar 33. Diagram Layang-layang Sebelum dan


Sesudah Intervensi

87
Tabel 11. Indeks Komposit Setelah Intervensi

No Dimensi Indeks Bobot Indeks


Dimensi Komposit
1 Ekonomi 66,21 0,3401 22,52
2 Sosial Budaya 49,95 0,1919 9,58
3 Lingkungan 59,78 0,1213 7,25
4 Jejaring Prasar 68,82 0,1397 9,61
5 Kelembagaan 86,63 0,2070 17,93
I-PKP 66,90
STATUS KAWASAN MANDIRI

Pada Gambar 33 dapat dilihat bahwa ada perubahan yang


besar pada nilai indeks Dimensi Lingkungan dari 39,31 menjadi
59,78, Dimensi Ekonomi dari 39,29 menjadi 66,21 dan Dimensi
Kelembagaan dari 70,71 menjadi 86,63. Sedangkan dimensi yang
tidak mengalami perubahan besar, yaitu: Dimensi Sosial Budaya
dari 46,71 menjadi 49,95 dan Dimensi Jejaring Prasarana dan
Sarana dari 61,25 menjadi 68,82. Perubahan nilai indeks
dimensi tersebut mengakibatkan meningkatnya nilai indkes
komposit (I-PKP) dari 50,29 dengan status berkembang
menjadi 66,90 dengan status Mandiri.

88
7 PENUTUP
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya
dengan penentuan indikasi kegiatan pembangunan berbasis I-
PKP sebagai berikut:
1. Library atau acuan untuk setiap atribut pada masing-
masing dimensi masih bersifat generik. Para perencana
baik di aras provinsi, kabupaten/kota dan aras
kawasan perdesaan agar lebih kreatif dan inovatif
mengembangkan indikasi kegiatan sesuai dengan
atribut.
2. Penyusunan library atau acuan walaupun bersifat
generik, namun diharapkan dapat dijadikan panduan
untuk menyusun indikasi kegiatan pembangunan
kawasan perdesaan yang lebih akurat sebagai dasar
penyusunan rencana pembangunan desa.
3. Peubah dan indikator I-PKP sebagian besar berupa
input dan proses, maka leverage atributtes yang muncul
hanya merupakan gejala atau tanda-tanda (sympton),
sehingga diperlukan pendekatan untuk menyusun
indikasi kegiatan pembangunan kawasan perdesaan.
4. Sosialisasi manual ini perlu dilakukan secara terus
menerus, mulai dari Kemendesa dan K/L lain,

89
pemerintah provinsi, kabupaten/kota sampai
kawasan perdesaan.
5. Program I-PKP ini dapat dioperasikan dengan
menggunakan android yang berbasis Microsoft Excel.
Stakeholder di wilayah perdesaan dapat mengevaluasi
sendiri status perkembangan kawasan tersebut
dengan Personal Computer, laptop, atau android..

6. Apabila ada hal-hal teknis yang perlu dipertanyakan


berkaitan dengan manual ini agar menghubungi
Direktorat Perencanaan Pembangunan Kawasan
Perdesaan, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan
Perdesaan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Trasmigrasi
Email: ditperencanaanpkp@googlegroups.com

90
DAFTAR PUSTAKA
Alder, J. T. J. Pitcher, D. Preikshot, K. Kaschner, dan B. Ferrias.
How Good is Good?: A Rapid Appraisal Technique for
Evaluation of the Sustainability Status od Fisheries of
the North Atlantic. Fisheries Centre, University of British
Columbia, Vancouver, Canada.

Budiharsono, S. 2018. Membangun Keajaiban Wilayah


Perdesaan. IPB Press, Bogor.

Chuenpagdee, R. dan J. Alder. Sustainability Ranking of


Fisheries North Atlantic Fisheries. Sea Around Us: North
Atlantic: 49-54 Saaty, T. L. 1988. Decision Making for
Leaders. The Analytical Hierarchy Process for Decisions
in A Complex World. RWS Publication, Pittsburgh.

Kavanagh, P. dan T. J. Pitcher. 2004. Implementing Microsoft


Excel Software for Rapfish: A Technique for The Rapid
Appraisal of Fisheries Status. Fisheries Centre Research
Reports Volume 12 Number 12 (2004):

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan


Transmigrasi. 2017. Indeks Desa. Jakarta.

Pithcher, T. J. dan D. Preikshot. 2001. Rapfish: A Rapid


Appraisal Technique to Evaluate the Sustainability of
Fisheries. Fisheries Research (2001): 255 – 270.

Pitcher, T. J. 1999. Rapfish, A Rapid Appraisal Technique for


Fisheries, and Its Application to the Code of Conduct for
Responsible Fisheries. FAO UN. Rome.

Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin.


Terjemahan P.T. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.

91
LAMPIRAN

92
KUESIONER
PENGUKURAN INDEKS PERKEMBANGAN KAWASAN
PERDESAAN

Nama Kawasan :
Lokasi Kawasan :
Kab. :
Kec. :
Desa-desa :

Komoditas unggulan :
Nama Responden :
Nomor Responden :
Nama Fasilitator :
Petugas Pencatat :
Pelaksanaan pengumpulan :
data

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN


PERDESAAN
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
2018

93
A. Dimensi Ekonomi

No. Peubah Definisi Peubah Indikator Nilai


1. Pengembangan Komoditas unggulan kawasan Komoditas unggulan belum dikembangkan = 0
Komoditas dikembangkan mulai dari hulu Komoditas unggulan sudah dikembangkan namun masih
Unggulan (produksi), pengolahan, sampai parsial = 1
Kawasan pemasaran (hilir) dan terkait
Perdesaan dengan pengembangan Komoditas unggulan sudah dikembangkan secara
terpadu dari produksi, pengolahan sampai pemasaran =
komoditi lainnya dalam suatu
2
rantai nilai vertikal dan
horisontal terpadu Komoditas unggulan sudah dikembangkan secara
terpadu dari produksi, pengolahan sampai pemasaran
dan berkaitan dengan sektor lainnya = 3
2. Pelibatan Pelaku utama adalah Hanya sebagian kecil masyarakat dan UMKM yang
Masyarakat dan masyarakat dan UMKM dalam terlibat dalam pengembangan komoditas unggulan
UMKM dalam mengembangkan komoditas secara terorganisir oleh klaster (hanya kurang dari 25
Pengembangan unggulan mulai dari %) = 0
Komoditas perencanaan sampai Sekitar 25 % - 50 masyarakat dan UMKM dilibatkan
Unggulan pelaksanaan dan mulai dari dalam pengembangan komoditas unggulan secara
(Kelembagaan hulu sampai hilir. teroganisir oleh klaster = 1
Ekonomi) Lebih dari 50 % masyarakat dan UMKM dilibatkan
dalam pengembangan komoditas unggulan secara
teroganisir oleh klaster = 2

94
No. Peubah Definisi Peubah Indikator Nilai
3. Peran BUMDES BUMDES dan atau BUMDES BUMDES dan atau BUMDES Bersama belum mendukung
dan atau BUMDES Bersama mempunyai peran pengembangan komoditas unggulan = 0
Bersama yang signifikan terhadap BUMDES dan atau BUMDES Bersama sudah mendukung
Mengembangkan pengembangan komoditas pengembangan komoditas unggulan tapi masih parsial =
Komoditas unggulan dari mulai produksi, 1
Unggulan pengolahan, sampai BUMDES dan atau BUMDES Bersama sudah
pemasaran. mengembangkan komoditas unggulan sudah secara
terpadu dari produksi, pengolahan sampai pemasaran
dan berkaitan dengan sektor lainnya = 2
4. Pengembangan Kawasan perdesaan/klaster Tidak ada keterkaitan antara klaster/kawasan perdesaan
Jejaring Klaster/ yang dibangun sebaiknya dengan kawasan lainnya dalam rangka pengembangan
Kawasan terkait dengan komoditas unggulan = 0
Perdesaan klaster/kawasan perdesaan Ada keterkaitan antara klaster/kawasan perdesaan
lainnya pada wilayah yang dengan kawasan lainnya dalam rangka pengembangan
berdekatan dalam satu komoditas unggulan walaupun belum berkembang
kabupaten masupun dengan baik = 1
kabupaten/provinsi lainnya. Ada keterkaitan antara klaster/kawasan perdesaan
dengan kawasan lainnya dalam rangka pengembangan
komoditas unggulan dan sudah berkembang dengan baik
=2

95
No. Peubah Definisi Peubah Indikator Nilai
5. Promosi Kawasan Kawasan perdesaan/klaster belum mempromosikan komoditas
Komoditas perdesaan/klaster unggulan = 0
Unggulan oleh mempromosikan produk Kawasan perdesaan/klaster sudah mempromosikan komoditas
kawasan unggulan melalui berbagai unggulan dalam skala lokal (kabupaten/kota dan provinsi) = 1
perdesaan/ media (website, Kawasan perdesaan/klaster sudah mempromosikan komoditas
Klaster ekspo/pameran dll) baik unggulan dalm skala nasional = 2
secara lokal, nasional Klaster sudah mempromosikan komoditas unggulan dalam
maupun internasional. skala internasional = 3
6. Sertifikasi/ Produk yang dihasilkan Produk yang dihasilkan belum mempunyai standard/ sertifikasi
Standarisasi sudah memiliki sertifikat baik nasional maupun internasional = 0
Produk yang baik secara nasional, Produk yang dihasilkan sudah memiliki sertifikasi/ standarisasi
dihasilkan maupun internasional. aras nasional = 1
(mengarah pada Produk yang dihasilkan sudah memiliki sertifikasi/ standarisasi
peningkatan aras internasional = 2
kualitas)

96
No. Peubah Definisi Peubah Indikator Nilai
7. Tingkat Melek Tingkat pemanfaatan jasa Sebagian besar (50 % lebih) masyarakat belum memanfaatkan
Keuangan keuangan melalui jasa keuangan = 0
Masyarakat bank/lembaga keuangan Sebagian besar (50 % lebih) sudah memanfaatkan jasa
(perbankan bukan bank oleh perbankan namun belum memanfaatkan jasa kredit untuk
dan/atau masyarakat di usaha = 1
lembaga klaster/kawasan Sebagian besar (50 % lebih) sudah memanfaatkan jasa
keuangan perdesaan perbankan dan sudah memanfaatkan jasa kredit untuk usaha =
bukan bank) 2
8. Kepemilikan Tingkat kepemilikan dan Hampir 50 % lebih lahan di kawasan dikuasai oleh penduduk
dan/atau penguasaan lahan yang dari luar kawasan = 0
Penguasaan ada di kawasan oleh Sekitar 25 - 50 % lebih lahan di kawasan dikuasai oleh
Lahan masyarakat yang ada penduduk dari luar kawasan = 1
klaster/kawasan Kurang dari 25 % lahan di kawasan dikuasai oleh penduduk
perdesaan tersebut. dari luar kawasan = 2

97
B. Dimensi Sosial Budaya

No. Peubah Definisi Peubah Indikator Nilai


1. Kreativitas Besarnya/banyaknya Masyarakat masih belum ada kreativitas mengembangkan
Masyarakat masyarakat di kawasan komoditas unggulan = 0
perdesaan/klaster Sebagian kecil (kurang dari 50 %) masyarakat sudah mempunyai
berkreativitas untuk kreativitas mengembangkan komoditas unggulan = 1
mengembangkan Sebagian besar (lebih dari 50 %) masyarakat sudah mempunyai
komoditas unggulan kreativitas mengembangkan komoditas unggulan = 2
2. Pelibatan Pelibatan pelaku seni Pelaku seni dan budaya tidak dilibatkan dalam pengembangan
Pelaku Seni budaya dalam komoditas unggulan dan kawasan = 0
dan Budaya pengembangan Pelaku seni dan budaya sudah dilibatkan dalam pengembangan
komoditas unggulan komoditas unggulan dan kawasan namun belum efektif = 1
kawasan Pelaku seni dan budaya sudah dilibatkan dalam pengembangan
komoditas unggulan dan kawasan dan sudah efektif/optimal = 2
3. Pemanfaatan Pemanfaatan produk Produk budaya masyarakat lokal belum dimanfaatkan dalam
Produk budaya masyarakat rangka pengembangan komoditas unggulan = 0
Budaya dalam pengembangan Produk budaya masyarakat lokal sudah dimanfaatkan secara
Masyarakat komoditas unggulan, komersial dalam rangka pengembangan komoditas unggulan
misalnya batik, tari- namun belum optimal = 1
tarian dll. Produk budaya masyarakat lokal sudah dimanfaatkan secara
industrialisasi dalam rangka pengembangan komoditas unggulan
secara optimal = 2

98
No. Peubah Definisi Peubah Indikator Nilai
4. Migrasi Besarnya migrasi Lebih dari 25 % dari kawasan perdesaan bermigrasi ke luar kabupaten
Penduduk penduduk kawasan untuk mencari nafkah = 0
Keluar perdesaan dalam Sekitar 10 - 25 % dari kawasan perdesaan bermigrasi ke luar kabupaten
Kawasan mencari nafkah ke untuk mencari nafkah = 1
perdesaan luar kabupaten Sedikit penduduk (kurang dari 10 %) dari kawasan perdesaan
bermigrasi ke luar kabupaten untuk mencari nafkah = 2
5. Governansi Prioritas pelibatan Keterlibatan warga dalam pengelolaan institusi budaya, program dan
Budaya warga dalam acara, baik secara langsung maupun melalui organisasi masyarakat
pengelolaan madani, bukanlah salah satu prioritas atau sasaran kebijakan budaya
institusi budaya, lokal = 0
program dan acara, Keterlibatan warga dalam pengelolaan institusi budaya, program dan
baik secara acara, baik secara langsung maupun melalui organisasi masyarakat
langsung maupun madani, baru sebagian menjadi salah satu prioritas atau sasaran
melalui organisasi kebijakan budaya lokal = 1
masyarakat madani Keterlibatan warga dalam pengelolaan institusi budaya, program dan
acara, baik secara langsung maupun melalui organisasi masyarakat
madani, sudah menjadi salah satu prioritas atau sasaran kebijakan
budaya lokal = 2

99
No. Peubah Definisi Peubah Indikator Nilai
6. Budaya dan Kepedulian dari pemerintah, Budaya lokal tidak diajarkan baik dalam sekolah formal
Pendidikan dunia usaha dan masyarakat maupun informal di kawasan tersebut = 0
dalam melestarikan budaya Budaya lokal diajarkan baik dalam sekolah formal maupun
lokal melalui pendidikan informal di kawasan tersebut = 1
informal dan formal dan Pendidikan informal dan formal, asosiasi dan dunia usaha
menampilkannya dalam bersama-sama melakukan pelestarian dan penciptaan budaya
kalender budaya kawasan lokal, dan menampilkannya dalam kalender budaya kawasan
tersebut = 2
7. Budaya, Efektifitas promosi demokrasi Tidak ada kebijakan atau program dari pemerintah dan dunia
Informasi budaya melalui keterlibatan usaha/ masyarakat untuk berusaha mempromosikan
dan masyarakat dalam demokrasi budaya melalui keterlibatan masyarakat dalam
Pengetahuan menciptakan, memproduksi menciptakan, memproduksi dan mendistribusikan secara
dan mendistribusikan secara digital = 0
digital oleh pemerintah, dunia Terdapat kebijakan atau program dari pemerintah dan
usaha dan masyarakat swasta/masyarakat untuk berusaha mempromosikan
demokrasi budaya melalui keterlibatan masyarakat dalam
menciptakan, memproduksi dan mendistribusikan secara
digital namun belum efektif = 1
Terdapat kebijakan atau program dari pemerintah dan
swasta/masyarakat untuk berusaha mempromosikan
demokrasi budaya melalui keterlibatan masyarakat dalam
menciptakan, memproduksi dan mendistribusikan secara
digital dan sudah efektif = 2

100
No. Peubah Definisi Peubah Indikator Nilai
8. Budaya dan Permasalahan Perencanaan kawasan ataupun master plan pembangunan kawasan
Perencanaan budaya menjadi belum secara eksplisit merujuk kepada sumber-sumber dan
sumber rujukan permasalahan budaya = 0
dalam penyusunan Perencanaan kawasan ataupun master plan pembangunan kawasan
master plan sudah secara eksplisit merujuk kepada sumber-sumber dan
pembangunan permasalahan budaya walaupun baru sebagian = 1
kawasan Perencanaan kawasan ataupun master plan pembangunan kawasan
sudah secara keseluruhan dan eksplisit telah merujuk kepada sumber-
sumber dan permasalahan budaya = 2
9. Budaya, Pertimbangan Fasilitas budaya dan ruang publik tidak didesain dengan
Kesetaraan eksistensi, mempertimbangkan eksistensi, aktualitas, aksesibilitas untuk seluruh
dan Inklusi aktualitas, lapisan masyarakat (misalnya untuk orang disabilitas) = 0
Sosial aksesibilitas dalam Fasilitas budaya dan ruang publik baru sebagian didesain dengan
mendesain fasilitas mempertimbangkan eksistensi, aktualitas, aksesibilitas untuk seluruh
budaya dan ruang lapisan masyarakat = 1
publik untuk Fasilitas budaya dan ruang publik seluruhnya sudah didesain dengan
seluruh lapisan mempertimbangkan eksistensi, aktualitas, aksesibilitas untuk seluruh
masyarakat. lapisan masyarakat = 2

101
No. Peubah Definisi Peubah Indikator Nilai
10. Kerekatan Kerekatan Masyarakat di kawasan satu sama lain belum merasa menjadi masyarakat
Sosial masyarakat dan yang satu di kawasan tersebut dan apabila terjadi konflik maka tidak ada
mekanisme mekanisme resolusi konflik yang baik = 0
resolusi konflik Masyarakat di kawasan satu sama lain belum seluruhnya merasa menjadi
oleh masyarakat masyarakat yang satu di kawasan tersebut dan apabila terjadi konflik
dalam menangani maka baru ada sedikit mekanisme resolusi konflik yang baik = 1
konflik. Masyarakat di kawasan satu sama lain sudah seluruhnya merasa menjadi
masyarakat yang satu di kawasan tersebut dan apabila terjadi konflik
maka sudah ada mekanisme resolusi konflik yang baik = 2

102
C. Dimensi Lingkungan

No. Peubah Definisi Peubah Indikator Nilai


1. Pembangunan Pembangunan kawasan Belum ada penetapan tata ruang kawasan = 0
Kawasan perdesaan mengacu kepada Ada dokumen penetapan tata ruang Kawasan
Perdesaan Rencana detail tata ruang kawasan Perdesaan = 1
mengacu pada perdesaan Ada dokumen penetapan tata ruang dan dijadikan
Tata Ruang acuan dalam perencanaan, pengawasan dan
Kawasan pengendalian Pembangunan Kawasan Perdesaan = 2
2. Ruang Terbuka Hijau
Perdesaan Ruang terbuka hijau adalah RTH kurang dari 10% = 0
(RTH) area memanjang/jalur dan/atau RTH antara 11 %- 20% = 1
mengelompok, yang RTH Antara 21%- 30 % = 2
penggunaannya lebih bersifat RTH lebih dari 31 % = 3
terbuka, tempat tumbuh
tanaman, baik yang tumbuh
secara alamiah maupun yang
sengaja ditanam.
3. Pemanfaatan Pemanfaatan sumber daya Belum ada pemanfaatan amenity resources untuk
Amenity keindahan dan kenyamanan untuk kegiatan ekonomi dan sosial = 0
Resources untuk untuk untuk kegiatan ekonomi Sudah ada pemanfaatan amenity resources untuk
Kegiatan dan sosial khususnya dalam kegiatan ekonomi dan sosial tapi belum optimal = 1
Ekonomi dan rangka pengembangan komoditas Sudah ada pemanfaatan amenity resources untuk
unggulan kegiatan ekonomi dan sosial sudah optimal = 2
Sosial
4. Regulasi dan Peraturan perundang- Belum ada regulasi dan edukasi = 0
edukasi terkait perundangan dan kegiatan Ada regulasi atau edukasi = 1
pengelolaan yang mengedukasi dalam Ada regulasi dan edukasi tapi belum dijalankan
lingkungan rangka pengelolaan lingkungan secara optimal= 2
Ada regulasi dan Edukasi yang dijalankan secara
optimal dan berkelanjutan = 3

103
No. Peubah Definisi Peubah Indikator Nilai
5. Adaptasi terhadap Adaptasi kegiatan Kegiatan ekonomi utama meningkatkan kerentanan
perubahan iklim ekonomi utama terhadap terhadap resiko terhadap perubahan iklim = 0
perubahan iklim Kegiatan ekonomi utama sudah adaptif terhadap perubahan
iklim namun belum optimal = 1
Kegiatan ekonomi utama sudah adaptif terhadap perubahan
iklim = 2
6. Kapasitas Mitigasi Mitigasi bencana sudah Ada resiko bencana tapi belum ada upaya mitigasi = 0
Bencana terdapat pada kebijakan Ada resiko bencana dan sudah ada rencana untuk
program dan anggaran mitigasi = 1
untuk kawasan Ada resiko bencana, dan mitigasi yang terstuktur dalam
perdesaan tersebut kebijakan program dan anggaran = 2
7. Pengelolaan dan Pengelolaan sampah Tidak ada TPS dan tidak ada sistem pengelolaan sampah = 0
Pemanfaatan yang melibatkan Ada TPS tapi masyarakat tidak membuang sampah di TPS =
Sampah masyarakat dan 1
ketersediaan TPS. Ada TPS dan ada sistem penanganan sampah = 2
Ada TPS, sistem penanganan dan pengelolaan sampah = 3
8. Pengelolaan dan Pengelolaan dan Limbah dari kegiatan ekonomi utama dibiarkan tanpa
Pemanfaatan Limbah pemanfaatan pengelolaan = 0
limbah kegiatan ekonomi Limbah dari kegiatan ekonomi utama sudah dikelola tapi
utama belum optimal = 1
Limbah dari kegiatan ekonomi utama sudah
dikelola dan dimanfaaatkan = 2

104
D. Dimensi Jejaring Prasarana dan Sarana

No. Peubah Definisi Peubah Indikator Nilai


1. Konektivitas Desa-desa di dalam Antar desa di dalam kawasan belum semuanya terhubung = 0
antar Desa kawasan satu sama lain Antar desa di dalam kawasan semuanya sudah terhubung
dalam Kawasan terhubun dengan namun kondisi jalan/alat transportasi hampir lebih 50 % buruk
jalan/alat transportasi=1
Antar desa di dalam kawasan semuanya sudah terhubung dan
kondisi jalan/alat transportasi hampir lebih 50 % baik = 2
2. Sekolah Sekolah Menengah Tidak ada SMK di sekitar lokasi kawasan perdesaan yang
Menengah Kejuruan (SMK) yang ditetapkan = 0
Kejuruan (SMK) terdapat di dalam dan Ada SMK di sekitar lokasi kawasan perdesaan yang ditetapkan
sekitar kawasan yang namun tidak ada program studi yang berkaitan dengan
memiliki program studi komoditas unggulan = 1
yang sesuai dengan Ada SMK di sekitar lokasi kawasan perdesaan yang ditetapkan
pengembangan omoditas dan ada program studi yang berkaitan dengan komoditas
unggulan kawasan dan unggulan namun lulusannya sebagian besar tidak bekerja di
lulusan SMK tersebut kawasan = 2
bekerja di kawasan Ada SMK di sekitar lokasi kawasan perdesaan yang ditetapkan
untuk mengembangan dan ada program studi yang berkaitan dengan komoditas
komoditas unggulan unggulan dan lulusannya sebagian besar bekerja di kawasan = 3

105
No. Peubah Definisi Peubah Indikator Nilai
3. Pelayanan Pelayanan pendidikan Tidak ada pelayanan pendidikan yang melatih masyarakat di
Pendidikan vokasi dan keterampilankawasan perdesaan yang ditetapkan = 0
Vokasi dan yang dapat melatih Ada pelayanan pendidikan yang melatih masyarakat di kawasan
Ketrampilan masyarakat untuk perdesaan yang ditetapkan namun belum berkaitan dengan
mengembangkan komoditas unggulan=1
komoditas unggulan Ada pelayanan pendidikan yang melatih masyarakat di kawasan
perdesaan yang ditetapkan dan berkaitan dengan komoditas
unggulan = 2
4. Aksesibilitas ke Keterjangkauan Alat transportasi tidak dapat mengakses dari dan ke kawasan =
dan dari kawasan perdesaan dan 0
Kawasan serta ke sentra komoditas Alat transportasi dapat mengakses dari dan ke kawasan = 1
ke Sentra unggulan oleh alat Alat transportasi dapat mengakses dari dan ke kawasan dan ke
Komoditas transportasi sentra komoditas unggulan dan/atau non unggulan = 2
Unggulan
5. Angkutan Angkutan umum dapat Tidak ada angkutan umum yang melalui kawasan perdesaan = 0
Umum menjangkau kawasan Ada angkutan umum dengan trayek tidak tetap = 1
perdesaan dengan Ada angkutan umum ada trayek tetap tapi tidak setiap hari = 2
trayek tetap dan setiap Ada angkutan umum trayek tetap dan setiap hari = 3
hari

106
No. Peubah Definisi Peubah Keterangan
6. Elektrifikasi Desa berlistrik adalah Kurang dari 25 % dari jumlah desa yang ada di kawasan
Kawasan apabila lebih dari 50 % perdesaan sudah dialiri listrik = 0
Perdesaan jumlah rumah tangga 26 - 50 % dari jumlah desa yang ada di kawasan perdesaan
yang sudah memperoleh sudah dialiri listrik = 1
aliran listrik di 51 - 75 % dari jumlah desa yang ada di kawasan perdesaan
rumahnya dibagi dengan sudah dialiri listrik = 2
jumlah seluruh rumah >75 % dari jumlah desa yang ada di kawasan perdesaan sudah
tangga yang ada di desa dialiri listrik = 3
tersebut
7. Pemanfaatan Alat Jumlah penduduk di Sebagian besar masyarakat belum dapat mengakses telepon
Komunikasi kawasan yang sudah genggam dan internet = 0
dan Internet menggunakan telepon Sebagian besar masyarakat sudah dapat mengakses internet
genggam dan namun belum dimanfaatkan untuk pengembangan Komoditas
memanfaatkan telepon unggulan (misalnya untuk promosi komoditas unggulan) = 1
genggam tersebut untuk
Sebagian besar masyarakat sudah dapat mengakses internet dan
mengakses internet dan
sudah dimanfaatkan untuk pengembangan Komoditas unggulan
berkaitan dengan
(misalnya untuk promosi komoditas unggulan) = 2
pengembangan
komoditas unggulan

107
No. Peubah Definisi Peubah Indikator Nilai
8. Sumber Air Sumber air yang digunakan oleh Air hujan = 0
Minum dan sebagian besar masyarakat di Sungai/danau/kolam = 1
Mandi/Cuci kawasan untuk minum dan Mata Air = 2
Masyarakat di mandi/cuci Sumur = 3
Kawasan Sumur Bor/pompa = 4
Perdesaan PAM/Ledeng/air kemasan = 5
9. Ketersediaan Ketersedian sumber bahan Tidak ada SPBU dan atau penyedia BBG = 0
Bahan Bakar bakar minyak (Stasiun Ada SPBU dan atau penyedia BBG namun tidak tersedia
Pengisian Bahan Bakar Umum- sepanjang waktu = 1
SPBU) dan Bahan Bakar Gas Ada SPBU dan atau penyedia BBG namun tersedia
(BBG) yang ada di dalam dan sepanjang waktu = 2
sekitar kawasan
10. Kios Sarana Kios/warung/toko yang Di dalam dan sekitar kawasan tidak terdapat kios
Produksi menyediakan sarana produksi saprodi yang berkaitan dengan komoditas unggulan = 0
Pertanian pertanian, dana tau bahan Di dalam dan sekitar kawasan sudah ada kios saprodi
pengolahan industri pertanian yang berkaitan dengan komoditas unggulan namun tidak
atau bahan-bahan lainnya yang lengkap = 1
berkaitan dengan Di dalam dan sekitar kawasan sudah ada kios saprodi
pengembangan komoditas yang berkaitan dengan komoditas unggulan dan lengkap
unggulan =2

108
No. Peubah Definisi Peubah Indikator Nilai
11. Pasar Kawasan Ketersediaan pasar Tidak ada pasar kawasan = 0
Perdesaan kawasan dalam bentuk Sudah ada pasar kawasan namun masih belum memasarkan
fisik maupun online komoditas unggulan = 1
untuk memasarkan Sudah ada pasar kawasan yang memasarkan produk komoditas
komoditas unggulan unggulan tapi omset pemasaran per bulan masih kecil = 2
kawasan Sudah ada pasar kawasan yang memasarkan produk komoditas
unggulan dan omset pemasaran per bulan sudah besar/banyak
=3
12. Perbankan Ketersediaan fasilitas Tidak ada fasilitas bank/LKBB di dalam dan sekitar kawasan = 0
dan/atau bank dan atau lembaga Sudah ada fasilitas bank/LKBB di dalam dan sekitar kawasan
Lembaga keuangan bukan bank namun sebagian besar masyarakat masih belum memanfaatkan
Keuangan Bukan dan pemanfaatan kredit kredit perbankan untuk pengembangan komoditas unggulan =
Bank Untuk dari lembaga keuangan 1
Pengembangan tersebut oleh Sudah ada fasilitas bank/LKBB di dalam dan sekitar kawasan
Komoditas masyarakat dan sebagian besar masyarakat sudah memanfaatkan kredit
Unggulan perbankan untuk pengembangan komoditas unggulan = 2

109
E. Dimensi Kelembagaan

No. Peubah Definisi Peubah Indikator Nilai


1. Kebijakan Pemerintah daerah Tidak ada kebijakan pemerintah kabupaten/kota dan/atau
Pemerintah sudah memiliki kebijakan norma masyarakat = 0
Kabupaten/Kota (PERDA) dan atau Ada kebijakan pemerintah kabupaten/kota atau norma
dan/atau Norma masyarakat sudah masyarakat tapi belum efektif = 1
Masyarakat dalam memiliki norma untuk Ada kebijakan pemerintah kabupaten/kota atau norma
Meminimalisasi meminimalisasi alih masyarakat dan sudah efektif = 2
Alih Fungsi Lahan fungsi lahan kepada Ada kebijakan pemerintah kabupaten/kota dan norma
badan usaha skala besar masyarakat dan sudah efektif = 3
2. Kebijakan Daerah Kebijakan daerah Tidak ada kebijakan daerah (pemerintah kabupaten/kota)
tentang (PERDA) tentang =0
Penggunaan Tenaga penggunaan tenaga kerja Ada kebijakan daerah (pemerintah kabupaten/kota) tapi
Kerja Lokal lokal untuk dunia usaha belum efektif = 1
yang berinvestasi di Ada kebijakan daerah (pemerintah kabupaten/kota) dan
kawasan perdesaan sudah efektif = 2
3. Pengembangan Adanya kelembagaan Kawasan perdesdaan/klaster berbasis komoditas unggulan
Kawasan kawasan perdesaan/ belum dibentuk oleh masyarakat = 0
Perdesaan/Klaster klaster berbasis Kawasan perdesaan/klaster berbasis komoditas unggulan
Berbasis Komoditas komoditas unggulan yang sudah dibentuk oleh masyarakat namun belum dapat
Unggulan untuk mengelola kawasan mengembangkan komoditas unggulan dengan optimal = 1
dunia usaha yang perdesaan dari mulai Kawasan perdesaan/klaster berbasis komoditas unggulan
berinvestasi di produksi, pengolahan sudah dibentuk oleh masyarakat dan sudah
Kawasan sampai pemasaran. mengembangkan komoditas unggulan terpadu dari
Perdesaan produksi, pengolahan dan pemasaran = 2

110
No. Peubah Definisi Peubah Indikator Nilai
4. Insentif/ Kebijakan PERDA tentang insentif atau Tidak ada kebijakan pemberian insentif = 0
Daerah tentang kemudahan investasi di Ada kebijakan pemberian insentif tapi belum efektif = 1
Investasi di Kawasan kawasan perdesaan Ada kebijakan pemberian insentif dan sudah efektif = 2
perdesaan
5. Forum Forum pengembangan Tidak ada forum pengembangan ekonomi daerah di aras
Pengembangan ekonomi daerah di aras kabupaten/kota = 0
(Ekonomi) Daerah/ kabupaten/kota yang Ada forum pengembangan ekonomi daerah di aras kabupaten/kota
Kawasan Perdesaan berperan untuk tapi belum efektif dalam memberikan masukan kebijakan
di Aras memberikan masukan pengembangan kawasan = 1
Kabupaten/Kota kebijakan kepada Ada forum pengembangan ekonomi daerah di aras kabupaten/kota
pemerintah daerah. dan sudah efektif dalam memberikan masukan kebijakan
pengembangan kawasan = 2
6. Kebijakan Daerah Kebijakan pengembangan Tidak ada kebijakan daerah baik dalam RTRWK dan atau RPJMD
dalam Pengembangan kawasan perdesaan yang tentang pengembangan kawasan perdesaan yang telah ditetapkan
Kawasan Perdesaan telah ditetapkan baik dalam =0
yang telah Ditetapkan RTRWK maupun Sudah ada kebijakan daerah baik dalam RTRWK dan atau RPJMD
RPJPD/RPJMD tentang pengembangan kawasan perdesaan yang telah ditetapkan
=1

111
No. Peubah Definisi Peubah Indikator Nilai
7. Komitmen Daerah Pemerintah daerah Tidak ada komitmen daerah dalam mendanai
untuk Pembiayaan mengalokasikan anggaran pembangunan kawasan perdesaan yang telah ditetapkan
PKP yang telah yang tertuang dalam APBD =0
Ditetapkan untuk pembangunan Ada komitmen daerah dalam mendanai pembangunan
kawasan perdesaan yang kawasan perdesaan yang telah ditetapkan namun masih
telah ditetapkan dalam belum signifikan (relative kecil yaitu kurang dari 50 %
beberapa tahun terakhir dari rencana anggaran biaya yang ditetapkan) = 1
Ada komitmen daerah dalam mendanai pembangunan
kawasan perdesaan yang telah ditetapkan namun masih
terlalu signifikan (antara 50-75 % dari rencana anggaran
biaya yang ditetapkan) = 2
Ada komitmen daerah dalam mendanai pembangunan
kawasan perdesaan yang telah ditetapkan yang sudah
signifikan (lebih dari 75 % dari rencana anggaran biaya
yang ditetapkan) = 3
8. Kebijakan Daerah Efektivitas kebijakan Tidak ada kebijakan daerah tentang pengaturan CSR = 0
tentang CSR untuk tentang pengaturan
Kawasan Perdesaan Corporate Social Ada kebijakan daerah tentang pengaturan CSR tapi belum
yang telah Responsibility perusahaan efektif = 1
ditetapkan yang ada di dalam dan Ada kebijakan daerah tentang pengaturan CSR dan sudah
sekitar kawasan untuk efektif = 2
pembangunan kawasan

112
No. Peubah Definisi Peubah Indikator Nilai
9. Pengembangan Efektivitas kerjasama antara Tidak ada kerjasama antara pemerintah daerah, dunia
Kerjasama antara pemerintah daerah, dunia usaha dengan PT/LP setempat untuk mendorong
Pemerintah Daerah, usaha dan perguruan inovasi pengembangan komoditas unggulan = 0
Dunia Usaha dan tinggi/lembaga penelitian
Sudah ada kerjasama antara pemerintah daerah, dunia
Perguruan setempat untuk
usaha dengan PT/LP setempat namun belum
Tinggi/Lembaga meningkatkan inovasi mendorong inovasi pengembangan Komoditas
Penelitian setempat pengembangan komoditas Unggulan = 1
untuk Meningkatkan unggulan
Sudah ada kerjasama antara pemerintah daerah, dunia
Inovasi
usaha dengan PT/LP setempat dan sudah
Pengembangan
menghasilkan inovasi pengembangan Komoditas
Komoditas Unggulan
Unggulan = 2
10. Kebijakan Daerah Pemerintah Daerah Tidak ada kebijakan daerah tentang promosi kawasan
tentang Promosi mengalokasikan anggaran yang telah ditetapkan = 0
Kawasan untuk promosi dan Sudah ada kebijakan daerah tentang promosi kawasan
memperomosikan (film yang telah ditetapkan namun baru skala lokal = 1
pendek, website, leaflet, Sudah ada kebijakan daerah tentang promosi kawasan
festival dll) kawasan yang telah ditetapkan namun baru skala nasional = 2
maupun produk-produk Sudah ada kebijakan daerah tentang promosi kawasan
barang dan jasa kawasan yang telah ditetapkan dan skala internasional = 3
baik di aras lokal, nasional
maupun internasional.

113
Lampiran 2. Form Isian Hasil Survey

Responden Ekonomi Sosial Budaya Lingkungan


ke E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

n
Gabungan

114
Lampiran 2. Lanjutan

Responden Prasarana dan Sarana Kelembagaan


ke P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

n

115
Lampiran 3. Acuan Penyusunan Rencana Kegiatan Dimensi Ekonomi

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5

1 Pengembangan Komoditas unggulan belum dikembangkan = 0


Komoditas
Indentifikasi komoditas unggulan v
Unggulan
Kawasan Identifikasi pelaku usaha komoditas unggulan v
Perdesaan Penentuan dan penetapan komoditas unggulan oleh stakeholder kawasan v
Identifikasi usaha dan pelaku usaha komoditas unggulan dari produksi,
pengolahan sampai pemasaran v
Pengembangan usaha dari mulai poduksi, pengolahan sampai pemasaran v v v v
Penguatan kelembagaan pengelola kawasan/klaster v v v v v
Penguatan kapasitas pelaku usaha dari mulai produksi, pengolahan, dan
v v v v
pemasaran
Identifikasi pengembangan komoditas unggulan dengan sektor lainnya di
kawasan atau sekitar kawasan v
Indentifikasi para pelaku usaha sektor lainnya v
Pengembangan komoditas unggulan dengan sektor lainnya baik di dalam
v v v v v
kawasan maupun sekitar kawasan
Penguatan kapasitas pelaku usaha dari mulai produksi, pengolahan,
v v v v
pemasaran dan sektor lainnya yang terkait

116
Lampiran 3. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
Komoditas unggulan sudah dikembangkan namun masih parsial = 1
Identifikasi usaha dan pelaku usaha komoditas unggulan dari produksi, pengolahan sampai
pemasaran v
Pengembangan usaha dari mulai poduksi, pengolahan sampai pemasaran v v v v
Penguatan kelembagaan pengelola kawasan/klaster v v v v v
Penguatan kapasitas pelaku usaha dari mulai produksi, pengolahan, dan pemasaran
v v v v
Identifikasi pengembangan komoditas unggulan dengan sektor lainnya di kawasan atau sekitar
kawasan v
Indentifikasi para pelaku usaha sektor lainnya v
Pengembangan komoditas unggulan dengan sektor lainnya baik di dalam kawasan maupun
sekitar kawasan v v v v v

Penguatan kapasitas pelaku usaha dari mulai produksi, pengolahan, pemasaran dan sektor
v v v v
lainnya yang terkait
Komoditas unggulan sudah dikembangkan secara terpadu dari produksi, pengolahan sampai
pemasaran = 2
Identifikasi pengembangan komoditas unggulan dengan sektor lainnya di kawasan atau sekitar
v
kawasan
Indentifikasi para pelaku usaha sektor lainnya
v
Pengembangan komoditas unggulan dengan sektor lainnya baik di dalam kawasan maupun
sekitar kawasan v v v v v

Penguatan kapasitas pelaku usaha dari mulai produksi, pengolahan, pemasaran dan sektor
v v v v
lainnya yang terkait

117
Lampiran 3. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
2 Pelibatan Hanya sebagian kecil masyarakat dan UMKM yang terlibat dalam
masyarakat dan pengembangan komoditas unggulan secara terorganisir oleh klaster
UMKM dalam (hanya kurang dari 25 %) = 0
pengembangan Identifikasi para pelaku usaha yang terlibat dalam pengembangan
komoditas unggulan v
komoditas
unggulan Sosialisasi kepada para pelaku usaha pengembangan komoditas unggulan v
Pelibatan para pelaku usaha dalam klaster v v
Para pelaku usaha yang tergabung dalam klaster memperoleh peningkatan
v v v v
kapasitas dalam bidang produksi, pengolahan dan pemasaran
Pengadaan sarana produksi bersama v v v v
Standarisasi produk v v v v
Pemasaran produk secara bersama v v v v
Sekitar 25 % - 50 masyarakat dan UMKM dilibatkan dalam pengembangan
komoditas unggulan secara teroganisir oleh klaster = 1
Peningkatan kapasitas para pelaku usaha yang tergabung dalam klaster
v v v v
dalam bidang produksi, pengolahan dan pemasaran
Pengadaan sarana produksi bersama v v v v
Standarisasi produk v v v v
Pemasaran produk secara bersama v v v v

118
Lampiran 3. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
3 Peran BUMDES BUMDES dan atau BUMDES Bersama belum mendukung pengembangan
dan atau komoditas unggulan = 0
BUMDES Pemerintah Kabupaten dan atau pengurus klaster melakukan sosialisasi
Bersama kepada kepala desa, BUMDES dan BUMDESMA tentang pentingnya peran v
Mengembangkan mereka dalam pengembangan komoditas unggulan di kawasan
Komoditas Pemerintah Kabupaten dan atau pengurus klaster mendorong BUMDes
Unggulan dan BUMDESMa untuk berusaha dalam rangka mengembangkan v
komdoitas unggulan
Pemerintah Desa memberikan bantuan modal untuk BUMDES dan
v v v v v
BUMDESMA untuk mengembangkan komoditas unggulan
Pemerintah kabupaten dan atau pengurus klaster dan atau kepala desa
mendorong BUMDES dan BUMDESMA untuk mengembangkan komoditas v v v v v
unggulan di bidang produksi, pengolahan dan pemasaran
Pemerintah kabupaten dan atau pengurus klaster dan atau kepala desa
mendorong BUMDES dan BUMDESMA untuk mengembangkan komoditas
unggulan di bidang produksi, pengolahan dan pemasaran dan mengaitkan v v v v v
dengan pengembangan usaha sektor lainnya yang terkair dengan
pengembangan komoditas unggulan
Pemerintah kabupaten dan atau pengurus klaster dan atau kepala desa
mencarikan mitra BUMDES dan BUMDESMA dari dunia usaha untuk v v v v
mengembangkan komoditas unggulan

119
Lampiran 3. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
BUMDES dan atau BUMDES Bersama sudah mendukung pengembangan komoditas
unggulan tapi masih parsial = 1
Pemerintah kabupaten dan atau pengurus klaster dan atau kepala desa
mendorong BUMDES dan BUMDESMA untuk mengembangkan komoditas v v v v v
unggulan di bidang produksi, pengolahan dan pemasaran
Pemerintah kabupaten dan atau pengurus klaster dan atau kepala desa
mendorong BUMDES dan BUMDESMA untuk mengembangkan komoditas
unggulan di bidang produksi, pengolahan dan pemasaran dan mengaitkan v v v v v
dengan pengembangan usaha sektor lainnya yang terkair dengan
pengembangan komoditas unggulan
Pemerintah kabupaten dan atau pengurus klaster dan atau kepala desa
mencarikan mitra BUMDES dan BUMDESMA dari dunia usaha untuk v v v v
mengembangkan komoditas unggulan

120
Lampiran 3. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
4 Pengembangan Tidak ada keterkaitan antara klaster/kawasan perdesaan dengan kawasan lainnya
Jejaring Klaster/ dalam rangka pengembangan komoditas unggulan = 0
Kawasan Pemerintah kabupaten menyusun kebijakan keterkaitan kawasan v
Perdesaan perdesaan/klaster dengan kawasan lainnya baik dalam RPJMD maupun
peninjauan kembali RTRWK
Pengurus klaster melakukan identifikasi kawasan/klaster di dalam v
maupun luar kabupaten untuk mengembangkan komoditas unggulan
Pemerintah kabupaten memfasilitasi kerjasama antara kawasan v v
perdesaan/klaster dengan kawasan/klaster lainnya
Pengelola kawasan perdesaan/klaster melakukan kerjasama dengan v
kawasan lainnya dalam pengembangan komoditas unggulan
Pemerintah kabupaten meningkatkan kapasitas kerjasama antara v v v v
kawasan/klaster dengan kawasan/klaster lainnya
Pengelola kawasan perdesaan/klaster mengoptimalkan kerjasama dengan v v v v
kawasan lainnya dalam pengembangan komoditas unggulan
Ada keterkaitan antara klaster/kawasan perdesaan dengan kawasan lainnya dalam
rangka pengembangan komoditas unggulan walaupun belum berkembang dengan
baik = 1
Pemerintah kabupaten meningkatkan kapasitas kerjasama antara v v v v
kawasan/klaster dengan kawasan/klaster lainnya
Pengelola kawasan perdesaan/klaster mengoptimalkan kerjasama dengan v v v v
kawasan lainnya dalam pengembangan komoditas unggulan

121
Lampiran 3. Lanjutan

Tahun
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
5 Promosi Klaster belum mempromosikan komoditas unggulan = 0
komoditas Pemerintah kabupaten memfasilitasi untuk mempromosikan komdoitas unggulan dalam
berbagai cara dan acara v v
unggulan oleh Pengelola klaster/kawasan mengidentifikasi produk barang dan jasa yang akan dipromosikan v v
klaster Pemerintah kabupaten dan atau pengelola klaster memfasilitasi peningkatan kapasitas dari
pelaku usaha untuk meningkatkan standard produk unggulansesuai ketentuan yang berlaku
(misalnya mutu produk sampai packaging) v v v v
Pengelola klaster membuat website untuk mempromosikan produk barang dan jasa yang
diproduksinya v v
Pemerintah kabupaten memfasilitasi peningkatan kapasitas klaster dan pelaku usaha untuk
memanfaatkan IoT (Internet of Things) dalam mempromosikan produk unggulan v v v v
Klaster mengidentifikasi cara dan alat untuk mempromositas komoditas unggulan di aras
nasional v
Pemerintah kabupaten memfasilitasi kerjasama dengan K/L atau lembaga non-pemerintah
yang mempromosikan produk barang dan jasa unggulan
v v
Pengelola klaster/kawasan melakukan kerjasama dengan K/L atau lembaga non-pemerintah
untuk mempromosikan komoditas unggulan di aras nasional v v v
Klaster ikut mempromosikan komoditas unggulan dalam pameran, expo, atau event-event
berskala nasional v v v
Klaster mengidentifikasi cara dan alat untuk mempromositas komoditas unggulan di aras
internasional v
Klaster ikut mempromosikan komoditas unggulan dalam expo, atau event-event internasional
v v v

122
Lampiran 3. Lanjutan

Tahun
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
Klaster sudah mempromosikan komoditas unggulan dalam skala lokal
(kabupaten/kota dan provinsi) = 1
Klaster mengidentifikasi cara dan alat untuk mempromositas komoditas
unggulan di aras nasional v
Pemerintah kabupaten memfasilitasi kerjasama dengan K/L atau lembaga
non-pemerintah yang mempromosikan produk barang dan jasa unggulan v v
Pengelola klaster/kawasan melakukan kerjasama dengan K/L atau
lembaga non-pemerintah untuk mempromosikan komoditas unggulan di v v v
aras nasional
Klaster ikut mempromosikan komoditas unggulan dalam pameran, expo,
atau event-event berskala nasional v v v

Klaster sudah mempromosikan komoditas unggulan dalm skala nasional = 2


Klaster mengidentifikasi cara dan alat untuk mempromositas komoditas
unggulan di aras internasional v
Klaster ikut mempromosikan komoditas unggulan dalam expo, atau event-
event internasional v v v

123
Lampiran 3. Lanjutan

Tahun
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
6 Sertifikasi/Stan Produk yang dihasilkan belum mempunyai standard/ sertifikasi baik nasional maupun
internasional = 0
darisasi Produk
Pemerintah kabupaten dan pengelola kawasan/klaster melakukan sosialisasi kepada para
yang dihasilkan pelaku usaha tentang pentingnya sertifikasi/standarisasi nasional dan sertifikasi halal untuk v v
produk barang dan jasa yang diekspor
Pemerintah daerah dan pengurus klaster memfasilitasi untuk peningkatan kapasitas untuk
mencapai dan mengelola produk barang dan jasa pelaku usaha di kawasan/klaster sesuai v v v v
dengan standar nasional
Pemerintah kabupaten dan pengelola kawasan/klaster melakukan sosialisasi kepada para
pelaku usaha tentang pentingnya sertifikasi/standarisasi internasional untuk produk barang v v
dan jasa yang diekspor
Pemerintah daerah dan pengurus klaster memfasilitasi untuk peningkatan kapasitas untuk
mencapai dan mengelola produk barang dan jasa pelaku usaha di kawasan/klaster sesuai v v v v
dengan standar internasional
Pemerintah kabupaten dan pengelola kawasan/klaster melakukan sosialisasi kepada para
pelaku usaha tentang pentingnya sertifikasi/standarisasi internasional untuk produk barang v v
dan jasa yang diekspor
Pemerintah daerah dan pengurus klaster memfasilitasi untuk peningkatan kapasitas untuk
mencapai dan mengelola produk barang dan jasa pelaku usaha di kawasan/klaster sesuai v v v v
dengan standar internasional
Produk yang dihasilkan sudah memiliki sertifikasi/ standarisasi aras nasional = 1
Pemerintah kabupaten dan pengelola kawasan/klaster melakukan sosialisasi kepada para
pelaku usaha tentang pentingnya sertifikasi/standarisasi internasional untuk produk barang v v v
dan jasa yang diekspor
Pemerintah daerah dan pengurus klaster memfasilitasi untuk peningkatan kapasitas untuk
mencapai dan mengelola produk barang dan jasa pelaku usaha di kawasan/klaster sesuai v v v v v
dengan standar internasional

124
Lampiran 3. Lanjutan

Tahun
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
7 Tingkat Melek Sebagian besar masyarakat belum memanfaatkan jasa keuangan = 0
Keuangan Pengelola klaster, pemerintah desa, BUMDES dan bank melakukan sosialisasi
v
Masyarakat tentang pentingnya bank/LKBB
Pengelola klaster mendorong masyarakat dan atau BUMDesa untuk membentuk
v v
lembaga keuangan bukan bank
Pengelola klaster dan BUMDES meminta bank untuk menyediakan mobil pelayanan
v v
bank
Penyuluhan tentang pemanfaatan bank untuk pengembangan usaha v v v
Pengelola klaster dan atau BUMDesa bekerjasama dengan bank untuk memberikan
layanan bank dan memudahkan masyarakat mengakses kredit v v v v

Pendampingan kepada masyarakat untuk menyusunan proposal yang bankable v v v v


Pengelola klaster/kawasan mendorong pelaku usaha dan atau BUMDesa untuk
v v v v
berusaha mengembangkan komoditas unggulan
Sebagian besar sudah memanfaatkan jasa perbankan namun belum
memanfaatkan jasa kredit = 1
Penyuluhan tentang pemanfaatan bank untuk pengembangan usaha v v v
Pengelola klaster dan atau BUMDesa bekerjasama dengan bank untuk memberikan
v v v v
layanan bank dan memudahkan masyarakat mengakses kredit
Pendampingan kepada masyarakat untuk menyusunan proposal yang bankable v v v v
Pengelola klaster/kawasan mendorong pelaku usaha dan atau BUMDesa untuk
v v v v
berusaha mengembangkan komoditas unggulan

125
Lampiran 3. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
8 Kepemilikan Hampir 50 % lebih lahan di kawasan dikuasai oleh pengusaha/penduduk dari luar kawasan =
dan/atau 0
Penguasaan Pengurus klaster bersama kepala desa melakukan identifikasi lahan-lahan yang dikuasai
penguasa/penduduk dari luar kawasan v v v
Lahan
Pengurus klaster dan kepala desa meminta kepada pengusaha/penduduk luar kawasan yang
memiliki lahan agar lahannya dapat dikerjasamakan untuk diusahakan komoditas unggulan v v v v
oleh penduduk kawasan.
Pengurus klaster dan kepala desa mensosialisasikan kepada penduduk kawasan agar lahan
tidak dijual kepada penduduk/pengusaha di luar kawasan, namun cukup dikerjasamakan saja v v v

Pengurus klaster dan kepala desa mensosialisasikan kepada penduduk kawasan agar lahan
v v v
tidak dijual kepada penduduk/pengusaha di luar kawasan, namun cukup dikerjasamakan saja
Pengurus klaster dan kepala desa mendorong untuk membuat kesepakatan di antara anggota
masyarakat agar tidak menjual lahannya kepada penduduk/pengusaha di luar kawasan v v v v v
Pengurus klaster dan kepala desa meminta kepada pemerintah kabupaten untuk
menerbitkan kebijakan (PERDA) tentang pelarangan penjualan lahan-lahan kepada v v v v
pendududuk/pengusaha di luar kawasan, namun cukup dikerjasamakan saja
Sekitar 25 - 50 % lebih lahan di kawasan dikuasai oleh penduduk dari luar kawasan = 1
Pengurus klaster dan kepala desa mensosialisasikan kepada penduduk kawasan agar lahan
v v v
tidak dijual kepada penduduk/pengusaha di luar kawasan, namun cukup dikerjasamakan saja
Pengurus klaster dan kepala desa mendorong untuk membuat kesepakatan di antara anggota
masyarakat agar tidak menjual lahannya kepada penduduk/pengusaha di luar kawasan v v v v v

Pengurus klaster dan kepala desa meminta kepada pemerintah kabupaten untuk
menerbitkan kebijakan (PERDA) tentang pelarangan penjualan lahan-lahan kepada v v v v
pendududuk/pengusaha di luar kawasan, namun cukup dikerjasamakan saja

126
Lampiran 4. Acuan Penyusunan Rencana Kegiatan Dimensi Sosial Budaya

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Kreativitas Masyarakat masih belum ada kreativitas mengembangkan komoditas unggulan
Masyarakat =0
Sosialisasi kepada masyarakat pelaku usaha di kawasan/klaster tentang
v
pentingnya kreatifitas dalam pengembangan komoditas unggulan
Peningkatan kapasitas sebagian masyarakat pelaku usaha
pengembangan produk unggulan mulai dari proses produksi, v v v v
pengolahan, sampai pemasaran
Pemerintah kabupaten bersama pengelola klaster melakukan kompetisi
tentang kreatifitas dalam memproduksi, mengolah dan memasarkan v v v v
komoditas unggulan minimal setahun dua kali
Pemerintah kabupaten bersama pengelola klaster/kawasan melakukan
sosialisasi kepada masyarakat yang lebih luas di kawasan/klaster
tentang pentingnya kreativitas dalam pengembangan komoditas v v
unggulan
Pemerintah kabupaten bersama pengelola klaster/kawasan melakukan
meningkatkan kapasitas sebagian besar masyarakat tentang berbagai
macam proses produksi, penganekaragaman produksi dan pengolahan v v v v
serta pemasaran produk barang dan jasa yang lebih unik untuk
pengembangan komoditas unggulan

127
Lampiran 4. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
Sebagian kecil masyarakat sudah mempunyai kreativitas mengembangkan
komoditas unggulan = 1
Pemerintah kabupaten bersama pengelola klaster/kawasan melakukan
sosialisasi kepada masyarakat yang lebih luas di kawasan/klaster
tentang pentingnya kreativitas dalam pengembangan komoditas v v
unggulan
Pemerintah kabupaten bersama pengelola klaster/kawasan melakukan
meningkatkan kapasitas sebagian besar masyarakat tentang berbagai
macam proses produksi, penganekaragaman produksi dan pengolahan v v v v
serta pemasaran produk barang dan jasa yang lebih unik untuk
pengembangan komoditas unggulan

128
Lampiran 4. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
3 Pemanfaatan Produk budaya masyarakat lokal belum dimanfaatkan dalam rangka
Produk Budaya pengembangan komoditas unggulan = 0
Masyarakat Pemerintah kabupaten dan pengelola klaster/kawasan melakukan
identifikasi produk seni dan budaya yang ada di kawasan v
Pemerintah kabupaten dan K/L memfasilitasi untuk menghidupkan
kembali/menguatkan sanggar-sanggar tari, dan kesenian dan budaya v
lainnya
Pemerintah kabupaten dan atau K/L membangun tempat pertunjukan
v v
seni budaya (panggung terbuka)
Pengurus klaster mengagendakan pertunjukan seni dan budaya secara
reguler (minimal 1 bulan satu kali) untuk para wisatawan di panggung v v
terbuka
Pemerintah kabupaten bersama pengelola klaster membuat event
v
calendar pertunjukkan seni dan budaya minimal setahun 3 kali
Pemerintah kabupaten bekerjasama dengan K/L mempromosikan
produk seni dan budaya yang ada di kawasan/klaster baik untuk aras v
kabupaten, provinsi, nasional maupun internasional

129
Lampiran 4. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
Produk budaya masyarakat lokal sudah dimanfaatkan secara
komersial dalam rangka pengembangan lomoditas unggulan namun
belum optimal = 1
Pengurus klaster mengagendakan pertunjukan seni dan budaya secara
komersial dan reguler (minimal 1 bulan satu kali) untuk para v v
wisatawan di panggung terbuka
Pemerintah kabupaten bersama pengelola klaster membuat event
v v
calendar pertunjukkan seni dan budaya minimal setahun 3 kali
Pemerintah kabupaten bekerjasama dengan K/L mempromosikan
produk seni dan budaya yang ada di kawasan/klaster baik untuk aras v
kabupaten, provinsi, nasional maupun internasional

130
Lampiran 4. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
4 Migrasi Penduduk Lebih dari 25 % dari kawasan perdesaan bermigrasi ke luar kabupaten untuk
Keluar Kawasan mencari nafkah = 0
Pemerintah kabupaten, kecamatan, desa dan aparat keamanan bersama
pengelola klaster melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar mendorong v v v
rasa aman di kawasan
Pemerintah kabupaten, kecamatan, desa, aparat keamanan pengelola klaster
serta masyarakat melakukan kegiatan agar terjadinya rasa aman di kawasan v v v v v
Pemerintah kabupaten, kecamatan, desa dan K/L membangun ruang
publik yang ada di desa sebagai tempat olah raga maupun taman v v v
Pemerintah kabupaten dan K/L memfasilitasi pembangunan rumah
v v v v v
(bedah rumah) dan lingkungan perumahan yang baik
Pemerintah kabupaten, kecamatan, desa untuk meningkatkan
kesempatan bekerja di kawasan melalui cash for work untuk v v v v v
masyarakat.
Pemerintah kabupaten dan K/L serta pemerintah desa mengoptimalkan
v v v v v
program penanggulangan kemiskinan agar tepat sasaran
Pemerintah kabupaten dan pemerintah desa mendorong timbulnya jiwa
wira usaha melalui peningkatan kapasitas masysrakat sesuai dengan v v v v v
pengembangan komoditas unggulan
Pemerintah kabupaten, K/L, pemerintah desa dan pengelola klaster
mencari dana CSR dari perusahaan yang ada di dalam dan sekitar v v v v v
kawasan/klaster untuk bantuan modal bagi para pengusaha pemula

131
Lampiran 4. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
Sekitar 10 - 25 % dari kawasan perdesaan bermigrasi ke luar
kabupaten untuk mencari nafkah = 1
Pemerintah kabupaten dan K/L serta pemerintah desa mengoptimalkan
v v v v v
program penanggulangan kemiskinan agar tepat sasaran
Pemerintah kabupaten dan pemerintah desa mendorong timbulnya jiwa
wira usaha melalui peningkatan kapasitas masysrakat sesuai dengan v v v v v
pengembangan komoditas unggulan
Pemerintah kabupaten, K/L, pemerintah desa dan pengelola klaster
mencari dana CSR dari perusahaan yang ada di dalam dan sekitar v v v v v
kawasan/klaster untuk bantuan modal bagi para pengusaha pemula

132
Lampiran 4. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
5 Governansi Keterlibatan warga dalam pengelolaan institusi budaya, program dan acara, baik secara
Budaya langsung maupun melalui organisasi masyarakat madani, bukanlah salah satu prioritas atau
sasaran kebijakan budaya lokal = 0
Pemerintah kabupaten dan atau pengelola klaster mengidentifikasi masyarakat yang mau
terlibat dalam pengelolaan institusi, program dan acara budaya v v
Pemerintah kabupaten melibatkan masyarakat, khususnya dari klaster/kawasan perdesaan
dalam setiap event calendar budaya v v v v
Pengelola klaster/kawasan perdesaan dan pemerintah desa melibatkan masyarakat dalam
setiap kegiatan budaya baik di aras desa maupun kawasan v v v v

Pemerintah kabupaten melibatkan sebagian besar masyarakat, khususnya dari


v v
klaster/kawasan perdesaan dalam setiap event calendar budaya
Pengelola klaster/kawasan perdesaan dan pemerintah desa melibatkan sebagian besar
v v v
masyarakat dalam setiap kegiatan budaya baik di aras desa maupun kawasan
Keterlibatan warga dalam pengelolaan institusi budaya, program dan acara, baik secara
langsung maupun melalui organisasi masyarakat madani, baru sebagian menjadi salah satu
prioritas atau sasaran kebijakan budaya lokal = 1
Pemerintah kabupaten melibatkan sebagian besar masyarakat, khususnya dari
klaster/kawasan perdesaan dalam setiap event calendar budaya v v
Pengelola klaster/kawasan perdesaan dan pemerintah desa melibatkan sebagian besar
masyarakat dalam setiap kegiatan budaya baik di aras desa maupun kawasan v v v

133
Lampiran 4. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
6 Budaya dan Budaya lokal tidak diajarkan baik dalam sekolah formal maupun informal di
Pendidikan kawasan tersebut = 0
Pemerintah kabupaten mengidentifikasi budaya-budaya lokal yang dapat dijadikan
muatan lokal dalam kurikulum pendidikan informal dan formal v
Pemerintah kabupaten memasukan budaya lokal sebagai muatan lokal dalam
kurikulum pendidikan dasar dan menengah v
Pemerintah kabupaten memasukan budaya lokal sebagai muatan lokal dalam
kurikulum pendidikan informal v
Budaya lokal sebagai muatan lokal diajarkan baik dalam pendidikan informal
maupun formal v v v
Pemerintah kabupaten, dunia usaha dan pengurus klaster/kawasan bekerjasama
untuk melestarikan dan mengembangkan budaya lokal dan menampilkannya dalam v v v
event calendar budaya minimal di aras kabupaten
Budaya lokal diajarkan baik dalam sekolah formal maupun informal di kawasan
tersebut = 1
Pemerintah kabupaten memasukan budaya lokal sebagai muatan lokal dalam
kurikulum pendidikan dasar dan menengah v
Pemerintah kabupaten memasukan budaya lokal sebagai muatan lokal dalam
kurikulum pendidikan informal v
Budaya lokal sebagai muatan lokal diajarkan baik dalam pendidikan informal
maupun formal v v v
Pemerintah kabupaten, dunia usaha dan pengurus klaster/kawasan bekerjasama
untuk melestarikan dan mengembangkan budaya lokal dan menampilkannya dalam v v v
event calendar budaya minimal di aras kabupaten

134
Lampiran 4. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
7 Budaya, Tidak ada kebijakan atau program dari pemerintah dan dunia usaha/ masyarakat untuk
Informasi berusaha mempromosikan demokrasi budaya melalui keterlibatan masyarakat dalam
menciptakan, memproduksi dan mendistribusikan secara digital = 0
dan
Pengetahuan Pemerintah kabupaten dan atau pengurus kawasan/klaster melakukan
v
identifikasi budaya masyarakat yang perlu dipromosikan secara digital
Pemerintah kabupaten dan dunia usaha menyusun kebijakan atau program
untuk mempromosikan budaya dengan melibatkan masyarakat mulai dari v v
menciptakan, memproduksi dan mendistribusikan secara digital
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster/kawasan dan dunia usaha melibatkan
masyarakat dalam mempromosikan budaya mulai dari menciptakan, v v v v
memproduksi, dan mendistribusikan secara digital
Pemerintah (pemerintah kabupaten/KL) menlakukan pendampingan dalam
mempromosikan budaya mulai dari menciptakan, memproduksi, dan v v v v
mendistribusikan secara digital
Terdapat kebijakan atau program dari pemerintah dan swasta/masyarakat untuk
berusaha mempromosikan demokrasi budaya melalui keterlibatan masyarakat dalam
menciptakan, memproduksi dan mendistribusikan secara digital namun belum efektif = 1
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster/kawasan dan dunia usaha melibatkan
masyarakat dalam mempromosikan budaya mulai dari menciptakan, v v v v
memproduksi, dan mendistribusikan secara digital
Pemerintah (pemerintah kabupaten/KL) menlakukan pendampingan dalam
mempromosikan budaya mulai dari menciptakan, memproduksi, dan v v v v
mendistribusikan secara digital

135
Lampiran 4. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
8 Budaya dan Perencanaan kawasan ataupun master plan pembangunan kawasan
Perencanaan
belum secara eksplisit merujuk kepada sumber-sumber dan
permasalahan budaya = 0
Pemerintah kabupaten dan pengurus kawasan/klaster mengindentikasi
permasalahan-permasalahan budaya di kawasan v

Permasalahan utama budaya di kawasan baru sebagian dijadikan


sebagai salah satu permasalahan utama dalam penyusunan master plan v
pembangunan kawasan
Permasalahan utama budaya di kawasan secara keseluruhan dan
eksplisit sudah dijadikan sebagai salah satu permasalahan utama dalam v v
penyusunan master plan pembangunan kawasan
Perencanaan kawasan ataupun master plan pembangunan kawasan sudah
secara eksplisit merujuk kepada sumber-sumber dan permasalahan budaya
walaupun baru sebagian = 1
Permasalahan utama budaya di kawasan secara keseluruhan dan
eksplisit sudah dijadikan sebagai salah satu permasalahan utama dalam v v
penyusunan master plan pembangunan kawasan

136
Lampiran 4. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
9 Budaya, Kesetaraan
dan Inklusi Sosial Fasilitas budaya dan ruang publik tidak didesain dengan mempertimbangkan
eksistensi, aktualitas, aksesibilitas untuk seluruh lapisan masyarakat (misalnya
untuk orang disabilitas) = 0
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa mengidentifikasi
fasilitas budaya yang ada di kawasan. v
Pemerintah (K/L. provinsi, kabupaten/kota), pengurus klaster dan pemerintah
desa, serta dunia usaha dan masyarakat membangun dana tau meningkatkan
fasilitas budaya yang ada di kawasan yang mempertimbangkan eksistensi, v v v v
aktualitas, aksesibilitas untuk seluruh lapisan masyarakat
Pemerintah kabupaten, pemerintah desa dan pengurus klaster melalui dana dari
pemerintah (K/L, provinsi, kabupaten/kota, desa), CSR dan masyarakat
membangun fasilitas budaya khususnya untuk difabel (tuna daksa, tuna rungu, v v v v
tuna netra) dan orang-orang rentan (orang tua, ibu hamil dll) yang ada di
seluruh kawasan.
Fasilitas budaya dan ruang publik baru sebagian didesain dengan
mempertimbangkan eksistensi, aktualitas, aksesibilitas untuk seluruh lapisan
masyarakat = 1
Pemerintah kabupaten, pemerintah desa dan pengurus klaster melalui dana dari
pemerintah (K/L, provinsi, kabupaten/kota, desa), CSR dan masyarakat
membangun fasilitas budaya khususnya untuk difabel (tuna daksa, tuna rungu, v v v v
tuna netra) dan orang-orang rentan (orang tua, ibu hamil dll) yang ada di
seluruh kawasan.

137
Lampiran 4. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
10 Kerekatan Sosial
Masyarakat di kawasan satu sama lain belum merasa menjadi masyarakat yang
satu di kawasan tersebut dan apabila terjadi konflik maka tidak ada mekanisme
resolusi konflik yang baik = 0
Pengurus klaster dan pemerintah desa mengadakan kegiatan gotong royong dan
atau budaya yang melibatkan masyarakat namun belum secara reguler v

Konflik yang terjadi ditangani secara parsial dan belum ada peraturan desa
v v
tentang resolusi konflik.
Pengurus klaster dan pemerintah desa sudah melakukan kegiatan-kegiatan
gotong royong dan kegiatan budaya secara reguler minimal sekali dalam v v v
setahun yang melibatkan seluruh masyarakat
Seluruh pemerintah desa sudah memiliki Peraturan Desa dana tau Peraturan
Desa Bersama tentang resolusi konflik untuk menangani konflik yang terjadi dan v v v
berjalan dengan optimal
Masyarakat di kawasan satu sama lain belum seluruhnya merasa menjadi
masyarakat yang satu di kawasan tersebut dan apabila terjadi konflik maka baru
ada sedikit mekanisme resolusi konflik yang baik = 1
Pengurus klaster dan pemerintah desa sudah melakukan kegiatan-kegiatan
gotong royong dan kegiatan budaya secara reguler minimal sekali dalam v v v
setahun yang melibatkan seluruh masyarakat
Seluruh pemerintah desa sudah memiliki Peraturan Desa dana tau Peraturan
Desa Bersama tentang resolusi konflik untuk menangani konflik yang terjadi dan v v v
berjalan dengan optimal

138
Lampiran 5. Acuan Penyusunan Rencana Kegiatan Dimensi Sosial Budaya

Tahun
No Peubah Indikasi Kegiatan Ke-
1 2 3 4 5
1 Pembangunan Belum ada penetapan tata ruang kawasan = 0
Kawasan
Perdesaan Melakukan peninjauan kembali RTRW Kabupaten apabila kawasan v
mengacu perdesaan bukan kawasan strategis kabupaten atau kawasan strategis
pada Tata Penyusunan naskah akademis secara partisipatif termasuk konsultasi v v
Ruang dengan BIG dan BKTRD
Kawasan Penyusunan RANPERDA Tata Ruang Kawasan Perdesaan v
Perdesaan
Penentapan PERDA Tata Ruang Kawasan Perdesaan v
Pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang sudah berdasaran v v v
tata ruang kawasan perdesaan
Ada dokumen penetapan tata ruang Kawasan Perdesaan = 1
Penentapan PERDA Tata Ruang Kawasan Perdesaan v
Pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang sudah berdasaran v v v
tata ruang kawasan perdesaan

139
Lampiran 5. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
2 Ruang RTH kurang dari 10% = 0
Terbuka Identifikasi hutan/lahan-lahan kritis di kawasan v
Hijau (RTH) Pemerintah kabupaten, pengelola klaster dan kepala desa mensosialisasikan
v v v v v
tentang pentingnya lingkungan yang baik
Pemerintah kabupaten bekerjasama dengan K/L untuk pengadaan bibit untuk
reboisasi hutan/lahan kritis v v v v v
Pengurus klaster/kawasan dan kepala desa bersama masyarakat melakukan
penanaman lahan-lahan kritis dan lahan pekarangan milik warga dengan kayu v v v v v
atau pohon produktif di lahan-lahan kritis
Pengurus klaster dan kepala desa mengajak masyarakat untuk menanam v v v v v
pekarangan rumah dengan pohon-pohon produktif
Pengurus klaster/kawasan bersama kepala desa serta masyarakat menanam v v v v v
lahan-lahan kosong milik warga dengan tanaman produktif
Pemerintah kabupaten. K/L dan kepala desa serta pengurus kawasan/klaster v v v v v
melakukan penyuluhan agar tidak menebang pohon/membabat hutan
Pemerintah kabupaten. K/L dan kepala desa serta pengurus kawasan/klaster v v v v v
melakukan penyuluhan agar timenjaga kebun/pekarangan dari kebakaran
lahan
Pemerintah kabupaten dan K/L menanami bantaran sungai dan atau mata air v v v v v

140
Lampiran 5. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
RTH antara 10 %- 20% = 1
Pengurus klaster dan kepala desa mengajak masyarakat untuk menanam v v v v v
pekarangan rumah dengan pohon-pohon produktif
Pengurus klaster/kawasan bersama kepala desa serta masyarakat menanam v v v v v
lahan-lahan kosong milik warga dengan tanaman produktif
Pemerintah kabupaten. K/L dan kepala desa serta pengurus kawasan/klaster v v v v v
melakukan penyuluhan agar tidak menebang pohon/membabat hutan
Pemerintah kabupaten. K/L dan kepala desa serta pengurus kawasan/klaster v v v v v
melakukan penyuluhan agar timenjaga kebun/pekarangan dari kebakaran
lahan
Pemerintah kabupaten dan K/L menanami bantaran sungai dan atau mata air v v v v v
RTH Antara 20%- 30 % = 2
Pemerintah kabupaten. K/L dan kepala desa serta pengurus kawasan/klaster v v v v v
melakukan penyuluhan agar tidak menebang pohon/membabat hutan
Pemerintah kabupaten. K/L dan kepala desa serta pengurus kawasan/klaster v v v v v
melakukan penyuluhan agar timenjaga kebun/pekarangan dari kebakaran
lahan
Pemerintah kabupaten dan K/L menanami bantaran sungai dan atau mata air v v v v v

141
Lampiran 5. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
3 Pemanfaatan Belum ada pemanfaatan amenity resources untuk kegiatan ekonomi dan sosial
Amenity =0
Resources
untuk Pengurus klaster dan atau kepala desa melakukan identifikasi amenity
resource yang ada di kawasan v v
Kegiatan
Ekonomi dan Pengurus klaster, kepala desa dan masyarakat melakukan identifikasi amenity
v v
Sosial resourse yang dapat dikembangkan sebagai komoditas unggulan
Pengurus klaster memasukan pemanfaatan amenity resource dalam master
plan sebagai salah satu pengembangan komoditas unggulan v
Pengurus klaster dan pemerintahan desa sudah memanfaatkan amenity
v v v
resource untuk kegiatan ekonomi dan sosial
Pemanfaatan amenity resource oleh masyarakat untuk kegiatan ekonomi dan
v v v
sosial dikaitkan dengan pengembangan komoditas unggulan
Pengurus klaster dan masyarakat memanfaatkan amenity resource secara
komersial v v v

Sudah ada pemanfaatan amenity resources untuk kegiatan ekonomi dan sosial tapi
belum optimal = 1
Pemanfaatan amenity resource oleh masyarakat untuk kegiatan ekonomi dan
sosial dikaitkan dengan pengembangan komoditas unggulan v v v
Pengurus klaster dan masyarakat memanfaatkan amenity resource secara
komersial v v v

142
Lampiran 5. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
4 Regulasi dan Belum ada regulasi dan edukasi = 0
edukasi
terkait Pemerintah kabupaten, pengelolan klaster bersama penggiat lingkungan
mengidentifikasi regulasi yang diperlukan untuk pengelolaan lingkungan v
pengelolaan
lingkungan Pemerintah kabupaten, pengelola klaster, penggiat lingkungan dan pendidikan
mengidentifikasi pendidikan formal dan informaal berkaitan dengan v
lingkungan
Penyusunan naskah akademis secara partisipatif tentang pengelolaan
lingkungan v

Penyusunan RANPERDA pengelolaan lingkungan v


Penentapan PERDA Pengelolaan Lingkungan v
Memasukan kurikulum pengelolaan lingkungan pada pendidikan dasar dan
v
menengah
Sosialisasi regulasi pengelolaan lingkungan kepada masyarakat v v v
Pemerintah kabupaten, pengelola klaster dan kepala desa, serta penggiat
lingkungan memfasilitasi pembentukan kelompok-kelompok masyarakat v v
untuk pengelolaan lingkungan
Pemerintah kabupaten memberikan pendampingan dalam pengelolaan
v v v
lingkungan
Pengajaran pengelolaan lingkungan di pendidikan formal dan informal v v v

143
Lampiran 5. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
Ada regulasi atau edukasi = 1
Sosialisasi regulasi pengelolaan lingkungan kepada masyarakat v v v
Pemerintah kabupaten, pengelola klaster dan kepala desa, serta penggiat
lingkungan memfasilitasi pembentukan kelompok-kelompok masyarakat v v
untuk pengelolaan lingkungan
Pemerintah kabupaten memberikan pendampingan dalam pengelolaan
lingkungan v v v

Pengajaran pengelolaan lingkungan di pendidikan formal dan informal v v v


Ada regulasi dan edukasi tapi belum dijalankan secara optimal= 2
Pemerintah kabupaten memberikan pendampingan dalam pengelolaan
lingkungan v v v

Pengajaran pengelolaan lingkungan di pendidikan formal dan informal v v v

144
Lampiran 5. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
5 Adaptasi Kegiatan ekonomi utama meningkatkan kerentanan terhadap resiko
terhadap terhadap perubahan iklim = 0
perubahan Pemerintah kabupaten, K/L. pengelola klaster, pemerintah desa melakukan
iklim sosialisasi tentang pentingnya berusaha yang beradaptasi terhadap v v v
perubahan iklim
Pelatihan untuk para kader-kader masyarakat tentang cara berusaha yang
beradaptasi dengan perubahan iklim v v v
Pemerintah kabupaten memberikan pendampingan dalam berusaha yang
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan v v v v
Para kader mendampingi masyarakat tentang cara berusaha kegiatan
v v v v
ekonomi utama yang beradaptasi terhadap perubahan iklim
Peningkatan kapasitas para pelaku usaha berkaitan dengan pengusahaan
v v v v
kegiatan ekonomi utama yang beradaptasi dengan lingkungan
Kegiatan ekonomi utama sudah adaptif terhadap perubahan iklim namun
belum optimal = 1
Pemerintah kabupaten memberikan pendampingan dalam berusaha yang
v v v v
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan
Para kader memberikan pendampingan kepada masyarakat tentang cara
berusaha kegiatan ekonomi utama yang beradaptasi terhadap perubahan v v v v
iklim
Peningkatan kapasitas para pelaku usaha berkaitan dengan pengusahaan
v v v v
kegiatan ekonomi utama yang beradaptasi dengan lingkungan

145
Lampiran 5. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
6 Kapasitas Ada resiko bencana tapi belum ada upaya mitigasi = 0
Mitigasi Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa melaksanakan
Bencana v
identifikasi desa-desa yang memiliki resiko bencana
Pemerintah desa yang memiliki resiko bencana sudah menyusun dokumen
rencana penanggulangan bencana, rencana aksi pengurangan bencana, dan v v
rencana kontijensi
Pemerintah kabupaten sudah mengalokasi anggaran untuk pengurangan
resiko bencana/penanggulangan bencana pada desa-desa yang memiliki v v v v v
resiko bencana di kawasan
Pemerintah desa yang memiliki resiko bencana sudah memasukan kegiatan
v v v v v
penanggulangan bencana pada APBDes
Peningkatan kapasitas masyarakat dalam penanggulangan bencana v v v v v
Pemerintah kabupaten dan BNPB memfasilitasi pengadaan sarana dan
prasarana yang diperlukan dalam penanggulangan bencana pada desa-desa v v v v v
yang memiliki resiko bencana
Pelatihan simulasi dan geladi bersih tanggap darurat v v v v v
Pembentukan dan pendampingan Forum Pengurangan Resiko Bencana dan
v v v v v
Tim Relawan/Siaga Desa untuk desa-desa yang memiliki resiko bencana

146
Lampiran 5. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
Ada resiko bencana dan sudah ada rencana untuk mitigasi = 1
Pemerintah kabupaten sudah mengalokasi anggaran untuk pengurangan
resiko bencana/penanggulangan bencana pada desa-desa yang memiliki v v v v v
resiko bencana di kawasan
Pemerintah desa yang memiliki resiko bencana sudah memasukan kegiatan
penanggulangan bencana pada APBDes v v v v v
Peningkatan kapasitas masyarakat dalam penanggulangan bencana v v v v v
Pemerintah kabupaten dan BNPB memfasilitasi pengadaan sarana dan
prasarana yang diperlukan dalam penanggulangan bencana pada desa-desa v v v v v
yang memiliki resiko bencana
Pelatihan simulasi dan geladi bersih tanggap darurat v v v v v
Pembentukan dan pendampingan Forum Pengurangan Resiko Bencana dan
Tim Relawan/Siaga Desa untuk desa-desa yang memiliki resiko bencana v v v v v

147
Lampiran 5. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
7 Pengelolaan
dan Tidak ada TPS dan tidak ada sistem pengelolaan sampah = 0
Pemanfaatan Sosialisasi permasalahan kerugian adanya sampah dan pengelolaan sampah v v
Sampah Pengadaan tempat sampah di spot- spot strategis v v
Sosialisasi tentang perlunya membuang sampah di TPS v v
Pemerintah kabupaten memfasilitasi pengadaan sarana dan prasarana untuk
pengumpulan sampah dan membuangnya ke TPS v v
Pengadaan tempat-tempat sampah dengan pemilahan v v
Pengadaan pengelolaan sampah terpadu v v
Penyuluhan pengelolaan sampah yang dapat didaur ulang v v v v v
Pemanfaatan sampah menjadi barang bernilai ekonomi v v v v
Pengadaan program bank sampah v v v v

148
Lampiran 5. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
Ada TPS tapi masyarakat tidak membuang sampah di TPS = 1

Sosialisasi tentang perlunya membuang sampah di TPS v v


Pemerintah kabupaten memfasilitasi pengadaan sarana dan prasarana untuk
pengumpulan sampah dan membuangnya ke TPS v v
Pengadaan tempat-tempat sampah dengan pemilahan v v
Pengadaan pengelolaan sampah terpadu v v
Penyuluhan pengelolaan sampah yang dapat didaur ulang v v v v v
Pemanfaatan sampah menjadi barang bernilai ekonomi v v v v
Pengadaan program bank sampah v v v v
Ada TPS dan ada sistem penanganan sampah = 2
Pengadaan tempat-tempat sampah dengan pemilahan v v
Pengadaan pengelolaan sampah terpadu v v
Penyuluhan pengelolaan sampah yang dapat didaur ulang v v v v v
Pemanfaatan sampah menjadi barang bernilai ekonomi v v v v
Pengadaan program bank sampah v v v v

149
Lampiran 5. Lanjutan

No Peubah Indikasi Kegiatan Tahun Ke-


1 2 3 4 5
8 Pengelolaan Limbah dari kegiatan ekonomi utama dibiarkan tanpa pengelolaan = 0
dan Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa melakukan
v v v
Pemanfaatan sosialisasi/penyuluhan tentang pentingnya pengelolaan dan pemanfaatan limbah
Limbah Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa memfasilitasi
peningkatan kapasitas kepada masyarakat tentang pengelolaan dan pemanfaatan v v v v v
limbah
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa memberikan
v v v v
pendampingan bagi para pelaku usaha yang mengelola dan memanfaatkan limbah
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa memberikan insentif
bagi para pelaku usaha yang mengelola dan memanfaatkan limbah v v v v
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa memfasilitasi
v v v v
pemanfaatan limbah menjadi barang bernilai ekonomi
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa memfasilitasi promosi
dan pemasaran produk-produk yang berbahan dasar limbah v v v v
Limbah dari kegiatan ekonomi utama sudah dikelola tapi belum optimal = 1
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa memberikan
v v v v
pendampingan bagi para pelaku usaha yang mengelola dan memanfaatkan limbah
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa memberikan insentif
v v v v
bagi para pelaku usaha yang mengelola dan memanfaatkan limbah
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa memfasilitasi
v v v v
pemanfaatan limbah menjadi barang bernilai ekonomi
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa memfasilitasi promosi
v v v v
dan pemasaran produk-produk yang berbahan dasar limbah

150
Lampiran 6. Acuan Penyusunan Rencana Kegiatan Dimensi Jejaring Prasarana dan Sarana

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Konektivitas Antar desa di dalam kawasan belum semuanya terhubung = 0
antar Desa Pemerintah kabupaten bersama K/L memfasilitasi pembangunan sarana
v v v v v
dalam dan prasarana yang menghubungkan antar desa di dalam kawasan/klaster
Kawasan Pemerintah kabupaten. K/L dan pemeriuntah desa
memeliharaan/meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang v v v v v
menghubungkan antar desa
Pemerintah kabupaten. K/L dan pemeriuntah desa memelihara dan
v v v v v
meningkatkan sarana dan prasarana transportasi yang ada
Pemerintah kabupaten mengembangkan sistem monitoring partisipasitif
untuk pemeliharaan dan peningkatan klualitas sarana dan prasarana v
transportasi antar desa
Penerapan sistem monitoring partisipatid pemeliharaan dan peningkatan
v v v v
kualitas prasaran dan sarana transportasi
Antar desa di dalam kawasan semuanya sudah terhubung namun kondisi
jalan/alat transportasi hampir lebih 50 % buruk = 1
Pemerintah kabupaten. K/L dan pemeriuntah desa memelihara dan
v v v v v
meningkatkan sarana dan prasarana transportasi yang ada
Pemerintah kabupaten mengembangkan sistem monitoring partisipasitif
untuk pemeliharaan dan peningkatan klualitas sarana dan prasarana v
transportasi antar desa
Penerapan sistem monitoring partisipatid pemeliharaan dan peningkatan
v v v v
kualitas prasaran dan sarana transportasi

151
Lampiran 6. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
2 SMK
Tidak ada SMK di sekitar lokasi kawasan perdesaan yang ditetapkan = 0
Pengurus klaster dan pemerintah desa mengusulkan kepada pemerintah
kabupaten atau kepada yayasan pendidikan untuk membangun SMK v
Pemerintah kabupaten dan K/L memfasilitasi pembangunan SMK dengan
program studi yang sesuai dengan pengembangan komoditas unggulan v
Pengurus klaster dan pemerintah desa mengusulkan kepada pemerintah
kabupaten atau kepada yayasan pendidikan yang mengelola SMK yang
v
sudah ada agar ada program studi yang berkaitan dengan komoditas
kawasan/klaster
Pemerintah kabupaten dan yayasan pendidikan membuka program studi
yang berkaitan dengan pengembangan komoditas unggulan v v
kawasan/klaster
Pemerintah kabupaten mengembangkan sistem inkubasi bisnis untuk siswa
yang mau lulus di SMK yang berkaitan dengan pengembangan komoditas v v v v v
unggulan
Pemerintah kabupaten memberikan insentif permodalan bagi siswa lulusan
SMK setelmpat yang mau mengembangkan usaha yang berkaitan dengan v v v v v
pengembangan komoditas unggulan

152
Lampiran 6. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
Ada SMK di sekitar lokasi kawasan perdesaan yang ditetapkan namun tidak ada
program studi yang berkaitan dengan komoditas unggulan = 1
Pengurus klaster dan pemerintah desa mengusulkan kepada pemerintah
kabupaten atau kepada yayasan pendidikan yang mengelola SMK yang sudah v
ada agar ada program studi yang berkaitan dengan komoditas kawasan
Pemerintah kabupaten dan yayasan pendidikan membuka program studi
yang berkaitan dengan pengembangan komoditas unggulan kawasan v v
Pemerintah kabupaten mengembangkan sistem inkubasi bisnis untuk siswa
yang mau lulus di SMK yang berkaitan dengan pengembangan komoditas v v v v v
unggulan
Pemerintah kabupaten memberikan insentif permodalan bagi siswa lulusan
SMK setelmpat yang mau mengembangkan usaha yang berkaitan dengan v v v v v
pengembangan komoditas unggulan
Ada SMK di sekitar lokasi kawasan perdesaan yang ditetapkan dan ada program studi
yang berkaitan dengan komoditas unggulan namun lulusannya sebagian besar tidak
bekerja di kawasan = 2
Pemerintah kabupaten mengembangkan sistem inkubasi bisnis untuk siswa
yang mau lulus di SMK yang berkaitan dengan pengembangan komoditas v v v v v
unggulan
Pemerintah kabupaten memberikan insentif permodalan bagi siswa lulusan
SMK setelmpat yang mau mengembangkan usaha yang berkaitan dengan v v v v v
pengembangan komoditas unggulan

153
Lampiran 6. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
3 Pelayanan Tidak ada pelayanan pendidikan yang melatih masyarakat di kawasan perdesaan
Pendidikan yang ditetapkan = 0
Vokasi dan Pemrintah kabupaten dan atau K/L menyediakan tempat pendidikan vokasi
dan ketrampilan berupa gedung atau mobil keliling v v
Ketrampilan
Tempat pelatihan yang ada melakukan pendidikan vokasi dan ketrampilan
v v v v
untuk meningkatkan kapasitas masyarakat
Tempat pelatihan yang ada mendidik masyarakat dalam kaitannya dengan
pengembangan komoditas unggulan v v v v
Tempat pelatihan yang ada mendidik masyarakat untuk meningkatkan
v v v
kreativitas masyarakat untuk pengembangan komoditas unggulan
Pemerintah kabupaten dan atau K/L memberikan pendampingan kepada
masyarakat setelah memperoleh pendidikan vokasi dan ketrampilan v v v v
Ada pelayanan pendidikan yang melatih masyarakat di kawasan perdesaan yang
ditetapkan namun belum berkaitan dengan komoditas unggulan=1
Tempat pelatihan yang ada mendidik masyarakat dalam kaitannya dengan
v v v v
pengembangan komoditas unggulan
Tempat pelatihan yang ada mendidik masyarakat untuk meningkatkan
v v v
kreativitas masyarakat untuk pengembangan komoditas unggulan
Pemerintah kabupaten dan atau K/L memberikan pendampingan kepada
v v v v
masyarakat setelah memperoleh pendidikan vokasi dan ketrampilan

154
Lampiran 6. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
4 Aksesibilitas Alat transportasi tidak dapat mengakses dari dan ke kawasan = 0
ke dan dari Pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi dan K/L membangun
Kawasan prasarana transportasi (jalan, dermaga dll) untuk dari dan ke v v v v v
kawasan/klaster
serta ke
Pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi dan K/L melakukan
Sentra
peningkatan kualitas dan pemeliharaan prasarana transportasi (jalan, v v v v v
Komoditas dermaga dll) untuk dari dan ke kawasan/klaster
Unggulan Pengurus klaster dan pemerintah desa mengusulkan kepada kepada
pemerintah kabupaten untuk pembangunan dan atau peningkatan kualitas
dan atau pemeliharaan prasarana jalan, jembatan, dermaga menunju ke v v
sentra komoditas unggulan/non-unggulan
Pemerintah kabupaten dan desa membangun dan atau meningkatkan
kualitas dan atau memelihara prasarana jalan, jembatan, dermaga menuju v v v v
sentra komoditas unggulan/non-unggulan
Alat transportasi dapat mengakses dari dan ke kawasan = 1
Pengurus klaster dan pemerintah desa mengusulkan kepada kepada
pemerintah kabupaten untuk pembangunan dan atau peningkatan kualitas
dan atau pemeliharaan prasarana jalan, jembatan, dermaga menunju ke v v
sentra komoditas unggulan/non-unggulan
Pemerintah kabupaten dan desa membangun dan atau meningkatkan
kualitas dan atau memelihara prasarana jalan, jembatan, dermaga menuju v v v v
sentra komoditas unggulan/non-unggulan

155
Lampiran 6. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
5 Angkutan Tidak ada angkutan umum yang melalui kawasan perdesaan = 0
Umum Pemerintah kabupaten dan atau BUMDES/BUMDESMA menyediakan
v
kendaraan umum dari dan ke kawasan dan di dalam kawasan
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa mendorong
dunia usaha untuk mengusahakan kendaraan umum dari dan ke kawasan v
dan di dalam kawasan
Pemerintah kabupaten meminta kepada penyedia jasa angkutan umum dari
dan ke kawasan dan di dalam kawasan dengan trayek tetap walau tidak v
setiap hari
Pemerintah kabupaten meminta kepada penyedia jasa angkutan umum dari
dan ke kawasan dan di dalam kawasan dengan trayek tetap setiap hari v v v v
Pengecekan kendaraan laik pakai secara reguler v v v v
Ada angkutan umum dengan trayek tidak tetap = 1
Pemerintah kabupaten meminta kepada penyedia jasa angkutan umum dari
v
dan ke dan di dalam kawasan dengan trayek tetap walau tidak setiap hari
Pemerintah kabupaten meminta kepada penyedia jasa angkutan umum dari
dan ke kawasan dan di dalam kawasan dengan trayek tetap setiap hari v v v v
Pengecekan kendaraan laik pakai secara reguler v v v v
Ada angkutan umum ada trayek tetap tapi tidak setiap hari = 2
Pemerintah kabupaten meminta kepada penyedia jasa angkutan umum dari
v v v
dan ke kawasan dan di dalam kawasan dengan trayek tetap setiap hari
Pengecekan kendaraan laik pakai secara reguler v v v v

156
Lampiran 6. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
6 Elektrifikasi Kurang dari 25 % dari jumlah desa yang ada di kawasan perdesaan sudah dialiri
Desa Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa meminta kepada PLN
setempat untuk meningkatkan pengguna listrik di seluruh kawasan mencapai 26 - 50 v v
%
Pemerrintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa mendorong
BUMDES/BUMDESMA atau pelaku usaha lain untuk mengusahakan listrik v v v
alternatif bagi kawsan sampai mencapai26-50 %
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa meminta kepada PLN
setempat untuk meningkatkan pengguna listrik di seluruh kawasan mencapai 51 - 75 v v
%
Pemerrintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa mendorong
BUMDES/BUMDESMA atau pelaku usaha lain untuk mengusahakan listrik v v
alternatif bagi kawsan sampai mencapai 51-75 %
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa meminta kepada PLN
setempat untuk meningkatkan pengguna listrik di seluruh kawasan mencapai lebih v v v
dari 75 %
Pemerrintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa mendorong
BUMDES/BUMDESMA atau pelaku usaha lain untuk mengusahakan listrik v v v
alternatif bagi kawsan sampai mencapai lebih dari 75 %

157
Lampiran 6. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
26 - 50 % dari jumlah desa yang ada di kawasan perdesaan sudah dialiri
listrik = 1
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa meminta kepada PLN
setempat untuk meningkatkan pengguna listrik di seluruh kawasan mencapai 51 - v v
75 %
Pemerrintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa mendorong
BUMDES/BUMDESMA atau pelaku usaha lain untuk mengusahakan listrik v v
alternatif bagi kawsan sampai mencapai 51-75 %
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa meminta kepada PLN
setempat untuk meningkatkan pengguna listrik di seluruh kawasan mencapai lebih v v v
dari 75 %
Pemerrintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa mendorong
BUMDES/BUMDESMA atau pelaku usaha lain untuk mengusahakan listrik v v v
alternatif bagi kawsan sampai mencapai lebih dari 75 %
51 - 75 % dari jumlah desa yang ada di kawasan perdesaan sudah dialiri listrik = 2
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa meminta kepada PLN
setempat untuk meningkatkan pengguna listrik di seluruh kawasan mencapai lebih v v v
dari 75 %
Pemerrintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa mendorong
BUMDES/BUMDESMA atau pelaku usaha lain untuk mengusahakan listrik v v v
alternatif bagi kawsan sampai mencapai lebih dari 75 %

158
Lampiran 6. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
7 Pemanfaatan Sebagian besar masyarakat belum dapat mengakses telepon genggam dan internet
Telepon =0
Genggam dan Pemerintah mendorong penyedia layanan telepon seluler untuk mendirikan
BTS khususnya di sebagian besar kawasan perdesaan/klaster v
Internet
Pemerintah kabupaten meminta K/L untuk dapat memfasilitasi dan
mengoperasikan semacam MPLIK v
Pemerintah kabupaten bersama pengurus klaster dan pemerintah desa
melakukan sosialisasi/penyuluhan dalam rangka pemanfaatan telepon
genggam untuk dapat mengakses internet dalam rangka pengembangan v v v v v
komoditas unggulan
Pemerintah kabupaten memfasilitasi peningkatan kapasitas masyarakat
untuk mengakses internet untuk pengembangan komoditas unggulan v v v v v
Sebagian besar masyarakat sudah dapat mengakses internet namun belum
dimanfaatkan untuk pengembangan Komoditas unggulan (misalnya untuk promosi
komoditas unggulan) = 1
Pemerintah kabupaten bersama pengurus klaster dan pemerintah desa
melakukan sosialisasi/penyuluhan dalam rangka pemanfaatan telepon
genggam untuk dapat mengakses internet dalam rangka pengembangan v v v v v
komoditas unggulan
Pemerintah kabupaten memfasilitasi peningkatan kapasitas masyarakat
dalam rangka mengakses internet untuk pengembangan komoditas v v v v v
unggulan

159
Lampiran 6. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
8 Sumber Air Air hujan = 0
Minum dan Pemanfaatan air sungai dan pembuatan kolam tampungan air v
Mandi/Cuci Pencarian dan pembangunan jaringan dari sumber mata air v v v v v
Masyarakat di Peningkatan pengguna air sumur bersama v v v v v
Kawasan Peningkatan pengguna air sumur pompa v v v v
Perdesaan Penyuluhan manfaat air PAM/Kemasan v v v v
Peningkatan penggunaan PAM/air kemasan v v v v
Sungai/danau/kolam = 1
Pencarian dan pembangunan jaringan dari sumber mata air v v v v v
Peningkatan pengguna air sumur bersama v v v v v
Peningkatan pengguna air sumur pompa v v v v
Penyuluhan manfaat air PAM/Kemasan v v v v
Peningkatan penggunaan PAM/air kemasan v v v v

160
Lampiran 6. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
Mata Air = 2
Peningkatan pengguna air sumur bersama v v v v v
Peningkatan pengguna air sumur pompa v v v v
Penyuluhan manfaat air PAM/Kemasan v v v v
Peningkatan penggunaan PAM/air kemasan v v v v
Sumur = 3
Peningkatan penggunaan air sumur pompa v v v v
Penyuluhan manfaat air PAM/Kemasan v v v v
Peningkatan penggunaan PAM/air kemasan v v v v
Sumur Bor/pompa = 4
Penyuluhan manfaat air PAM/Kemasan v v v v
Peningkatan penggunaan PAM/air kemasan v v v v

161
Lampiran 6. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
9 Ketersediaan Tidak ada SPBU dan atau penyedia BBG = 0
Bahan Bakar Pemerintah kabupaten, pengurus klaster/kawasan dan pemerintah desa
mendorong BUMDES/BUMDESMA dan dunia usaha untuk membangun v
SPBU dan atau agen BBG
Penyuluhan kehematan dan kenyamanan penggunaan Gas v v v v
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster/kawasan dan pemerintah desa
mendorong penyedia SPBU dan atau agen BBG agar bahan bakar tersedia v v v v
sepanjang waktu
Ada SPBU dan atau penyedia BBG namun tidak tersedia sepanjang waktu =
1
Penyuluhan kehematan dan kenyamanan penggunaan Gas v v v v
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster/kawasan dan pemerintah desa
mendorong penyedia SPBU dan atau agen BBG agar bahan bakar tersedia v v v v
sepanjang waktu

162
Lampiran 6. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
10 Kios Sarana Di dalam dan sekitar kawasan tidak terdapat kios saprodi yang berkaitan
Produksi dengan komoditas unggulan = 0
Pertanian Pemerintah kabupaten, pengurus klaster/kawasan dan pemerintah desa
mendorong BUMDES/BUMDESMA dan dunia usaha untuk menyediakan v
sarana produksi
Pemerintah desa mengalokasi dana penyertaan modal baik untuk BUMDES
maupun BUMDESMA v v v v v
Pengurus klaster/kawasan dan pemerintah desa memberikan sosialisasi
dan penyuluhan kepada masyarakat agar membeli saran produksi dari kios v v v v v
sarana produksi
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster/kawasan dan pemerintah desa
mendorong BUMDES/BUMDESMA dan dunia usaha untuk menyediakan v v v v
sarana produksi yang lengkap
Pemerintah desa mendorong BUMDES/BUMDESMA agar menjual harga v v v v
sarana produksi dengan harga kompetitif
Di dalam dan sekitar kawasan sudah ada kios saprodi yang berkaitan dengan
komoditas unggulan namun tidak lengkap = 1
Pemerintah kabupaten, pengurus klaster/kawasan dan pemerintah desa
mendorong BUMDES/BUMDESMA dan dunia usaha untuk menyediakan v v v v
sarana produksi yang lengkap
Pemerintah desa mendorong BUMDES/BUMDESMA agar menjual harga
v v v v
sarana produksi dengan harga kompetitif

163
Lampiran 6. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
11 Pasar Tidak ada pasar kawasan = 0
Kawasan Pemerintah kabupaten mengusulkan kepada K/L untuk membangun pasar kawasan v
Perdesaan Pembangunan pasar kawasan v
Pemerintah kabupaten, pemerintah desa dan pengurus klaster mendorong pasara
v
kawasan agar dapat memasarkan produk-produk unggulan kawasan
Pelatihan manajemen keuangan dan pemasaran bagi pengelola pasar kawasan v
Pengurus klaster bersama pengelola pasar kawasan melakukan sosialisasi kepada
masyarakat agar dapat membeli kebutuhan yang berkaitan dengan komoditas v v v v
unggulan di pasar kawasan
Pengelola klaster dan pemerintah desa mendorong pasar kawasan agar menjual
v v v v
barang-barang dengan harga yang kompetitif
Pengurus klaster dan pengelola kawasan melakukan promosi kepada masyarakat
v v v
daerah sekitar kawasan
Pengelola klaster dan pengurus pasar kawasan mempromosikan barang-barang yang
v v v
dijual melalui internet
Pengelola klaster dan pemerintah desa mendorong pengelola pasar kawasan untuk
v v v
menjual secara online
Pengelola klaster, pengelola pasar kawasan dan pemerintah desa mendorong para
pelaku usaha untuk mendorong pelaku usaha memproduksi barang-barang yang laku v v v v
di pasaran dengan kualitas yang baik
Pemerintah kabupaten dan K/L memfasilitasi peningkatan kapasitas pengelola pasar
v v v v
kawasan dalam mempromosikan dan memasarkan yang yang dijual
Pemerintah kabupaten dan K/L memfasilitasi peningkatan pelaku usah untuk
v v v v
memproduksi barang yang laku dijual dengan kualitas yang baik

164
Lampiran 6. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
Sudah ada pasar kawasan namun masih belum memasarkan komoditas unggulan =
1
Pengurus klaster bersama pengelola pasar kawasan melakukan sosialisasi
kepada masyarakat agar dapat membeli kebutuhan yang berkaitan dengan v v v v
komoditas unggulan di pasar kawasan
Pengelola klaster dan pemerintah desa mendorong pasar kawasan agar
menjual barang-barang dengan harga yang kompetitif v v v v
Pengurus klaster dan pengelola kawasan melakukan promosi kepada
masyarakat daerah sekitar kawasan v v v
Pengelola klaster dan pengurus pasar kawasan mempromosikan barang-
barang yang dijual melalui internet v v v
Pengelola klaster dan pemerintah desa mendorong pengelola pasar
kawasan untuk menjual secara online v v v
Pengelola klaster, pengelola pasar kawasan dan pemerintah desa
mendorong para pelaku usaha untuk mendorong pelaku usaha
memproduksi barang-barang yang laku di pasaran dengan kualitas yang v v v v
baik
Pemerintah kabupaten dan K/L memfasilitasi peningkatan kapasitas
pengelola pasar kawasan dalam mempromosikan dan memasarkan yang v v v v
yang dijual
Pemerintah kabupaten dan K/L memfasilitasi peningkatan pelaku usaha
v v v v
untuk memproduksi barang yang laku dijual dengan kualitas yang baik

165
Lampiran 6. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
Sudah ada pasar kawasan yang memasarkan produk komoditas unggulan tapi omset
pemasaran per bulan masih kecil = 2
Pengelola klaster dan pemerintah desa mendorong pengelola pasar
kawasan untuk menjual secara online v v v
Pengelola klaster, pengelola pasar kawasan dan pemerintah desa
mendorong para pelaku usaha untuk mendorong pelaku usaha
memproduksi barang-barang yang laku di pasaran dengan kualitas yang v v v v
baik

Pemerintah kabupaten dan K/L memfasilitasi peningkatan kapasitas


pengelola pasar kawasan dalam mempromosikan dan memasarkan yang v v v v
yang dijual
Pemerintah kabupaten dan K/L memfasilitasi peningkatan pelaku usah
v v v v
untuk memproduksi barang yang laku dijual dengan kualitas yang baik

166
Lampiran 6. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
12 Perbankan Tidak ada fasilitas bank di dalam dan sekitar kawasan = 0
dan/atau Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa mendorong
Lembaga BUMDES/BUMDESMA untuk bekerjasama dengan perbankan BUMN v
Keuangan Nasional untuk memberikan layanan perbankan
Bukan Bank Pemerintah kabupaten, pengurus klaster, BUMDES/BUMDESMA dan bank
melakukan sosialisasi tentang pentingnya bank dalam berusaha v v v v v
Untuk
Pengembangan Bank bersama BUMDES/BUMDESMA dan pengurus klaster melakukan
Komoditas sosialisasi tentang pentingnya kredit dalam pengembangan komoditas v v v v
unggulan
Unggulan
Bank bersama BUMDES/BUMDESMA dan pengurus klaster melakukan
pelatihan manajemen keuangan bagi para pelaku usaha khususnya dalam v v v v
rangka pemanfaatan kredit

Sudah ada fasilitas bank di dalam dan sekitar kawasan namun sebagian besar
masyarakat masih belum memanfaatkan kredit perbankan untuk pengembangan
komoditas unggulan = 1
Bank bersama BUMDES/BUMDESMA dan pengurus klaster melakukan
sosialisasi tentang pentingnya kredit dalam pengembangan komoditas v v v v
unggulan
Bank bersama BUMDES/BUMDESMA dan pengurus klaster melakukan
pelatihan manajemen keuangan bagi para pelaku usaha khususnya dalam v v v v
rangka pemanfaatan kredit

167
Lampiran 7. Acuan Penyusunan Rencana Kegiatan Dimensi Jejaring Kelembagaan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Kebijakan Tidak ada kebijakan pemerintah kabupaten/kota dan/atau norma
Pemerintah masyarakat = 0
Kabupaten/Kota Pemerintah kabupaten melakukan penyusunan naskah akademis untuk
meminimalisasi alih fungsi lahan/LP2B v
dan/atau Norma
Penyusunan RANPERDA Alih Fungsi Lahan/LP2B v v
Masyarakat
dalam Penetapan PERDA Alih Fungsi Lahan/LP2B v
Meminimalisasi Pemerintah kabupaten, pengurus klaster dan pemerintah desa
melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya jangan v
Alih Fungsi sampai terjadi alih fungsi lahan
Lahan
Masyarakat di kawasan menyusun norma-norma tertulis atau tidak
tertulis tentang alih fungsi lahan v v
Sosialisasi PERDA dan atau norma tentang alih fungsi lahan kepada
v
masyarakat
Sosialisasi PERDA dan norma kepada masyarakat tentang alih fungsi
v
lahan
Pemerintah kabupaten memberikan insentif pembiayaan bagi
v v v
masyarakat yang tidak mau menjual lahannya dan mengusahakannnya
Pengurus klaster dan pemerintah desa di kawasan memberikan insentif
v v v
bagi pemilik lahan berupa pemasaran produk yang dihasilkan

168
Lampiran 7. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
Ada kebijakan pemerintah kabupaten/kota atau norma masyarakat tapi
belum efektif = 1
Sosialisasi PERDA dan atau norma tentang alih fungsi lahan kepada v
masyarakat
Sosialisasi PERDA dan norma kepada masyarakat tentang alih fungsi lahan v
Pemerintah kabupaten memberikan insentif pembiayaan bagi masyarakat
yang tidak mau menjual lahannya dan mengusahakannnya v v v
Pengurus klaster dan pemerintah desa di kawasan memberikan insentif
bagi pemilik lahan berupa pemasaran produk yang dihasilkan v v v

Ada kebijakan pemerintah kabupaten/kota atau norma masyarakat dan sudah


efektif = 2
Sosialisasi PERDA dan norma kepada masyarakat tentang alih fungsi lahan v
Pemerintah kabupaten memberikan insentif pembiayaan bagi masyarakat
v v v
yang tidak mau menjual lahannya dan mengusahakannnya
Pengurus klaster dan pemerintah desa di kawasan memberikan insentif
bagi pemilik lahan berupa pemasaran produk yang dihasilkan v v v

169
Lampiran 7. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
2 Kebijakan Tidak ada kebijakan daerah (pemerintah kabupaten/kota) = 0
Daerah Pemerintah kabupaten menyusun naskah akademis tentang penggunaan
v
tentang tenaga kerja lokal di kawasan perdesaan
Penggunaan Penyusunan RANPERDA Penggunaan Tenaga Kerja Lokal v
Tenaga Kerja Penetapan PERDA tentang Penggunaan Tenaga Kerja Lokal v
Lokal Pemerintah kabupaten melakukan sosialisasi kepada investor yang sudah
v v
di kawasan tentang penggunaan tenaga kerja lokal
Pemerintah kabupaten secara tegas melakukan law enforcement terhadap
pelaku usaha yang tidak mentaati aturan tentang penggunaan tenaga kerja v v v v
lokal
Pemerintah kabupaten memberikan fasilitasi peningkatan kapasitas
kepada masyarakat untuk meningkatan kompetensi dan ketrampilan v v v v
masyarakat agar dapat bekerja di perusahaan yang ada di kawasan
Ada kebijakan daerah (pemerintah kabupaten/kota) tapi belum efektif = 1
Pemerintah kabupaten melakukan sosialisasi kepada investor yang sudah
v v
di kawasan tentang penggunaan tenaga kerja lokal
Pemerintah kabupaten secara tegas melakukan law enforcement terhadap
pelaku usaha yang tidak mentaati aturan tentang penggunaan tenaga kerja v v v v
lokal
Pemerintah kabupaten memberikan fasilitasi peningkatan kapasitas
kepada masyarakat untuk meningkatan kompetensi dan ketrampilan v v v v
masyarakat agar dapat bekerja di perusahaan yang ada di kawasan

170
Lampiran 7. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
3 Pengembangan Klaster berbasis komoditas unggulan belum dibentuk oleh masyarakat = 0
Klaster Berbasis Pemerintah kabupaten menetapkan kawasan perdesaan dengan PERBUP v
Komoditas Pemerintah kabupaten melakukan workshop selama beberapa hari untuk
Unggulan pembentukan klaster, penetapan pengurus klaster, AD/ART Klaster dan rencana v
aksi klaster
Pemerintah kabupaten memfasilitasi legalitas AD/ART memalui PERBUP atau
v
akte notaris
Pemerintah kabupaten memberikan pendampingan kepada penurus klaster untuk
v v
mengembangkan komoditas unggulan
Pemerintah kabupaten dan K/L mendampingi pengurus klaster untuk menyusun
v
dan atau melakukan pendalaman master plan kawasan/klaster
Pemerintah kabupaten memfasilitasi legalitas master plan klaster dengan PERBUP v
Pemerintah kabupaten dan K/L memberikan pendampingan kepada pengurus
klaster/kawasan untuk mengembangkan komoditas unggulan dari mulai produksi, v v v v
pengolahan dan pemasaran
Klaster berbasis komoditas unggulan sudah dibentuk oleh masyarakat namun
belum dapat mengembangkan komoditas unggulan dengan optimal = 1
Pemerintah kabupaten dan K/L mendampingi pengurus klaster untuk menyusun
v
dan atau melakukan pendalaman master plan kawasan/klaster
Pemerintah kabupaten memfasilitasi legalitas master plan klaster dengan PERBUP v
Pemerintah kabupaten dan K/L memberikan pendampingan kepada pengurus
klaster/kawasan untuk mengembangkan komoditas unggulan dari mulai produksi, v v v v
pengolahan dan pemasaran

171
Lampiran 7. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
4 Insentif/ Tidak ada kebijakan pemberian insentif = 0
Kebijakan Pemerintah kabupaten menyusun naskah akademis tentang pemberian
insentif investasi di kawasan perdesaan v v v v v
Daerah
tentang Penyusunan RANPERDA pemberian insentif investasi di kawasan
v v v
Investasi di perdesaan
Kawasan Penetapan PERDA pemberian insentif investasi di kawasan perdesaan v
Pemerintah kabupaten melakukan sosialisasi kepada investor yang sudah
di kawasan tentang pemberian insentif investasi di kawasan perdesaan v v v v
Pemerintah kabupaten melalui website OPD maupun klaster
mempromosikan tentang insentif investasi di kawasan v v v v
Pemrintah kabupaten dan pengurus klaster mempromosikan kepada para
pengusaha/asosiasi dunia usaha tentang pemberinan insentif investasi di
kawasan/klaster baik di aras kabuapetn, provinsi, nasional maupun v v v v
internasional
Ada kebijakan pemberian insentif tapi belum efektif = 1
Pemerintah kabupaten melalui website OPD maupun klaster
mempromosikan tentang insentif investasi di kawasan v v v v
Pemrintah kabupaten dan pengurus klaster mempromosikan kepada para
pengusaha/asosiasi dunia usaha tentang pemberinan insentif investasi di
kawasan/klaster baik di aras kabuapetn, provinsi, nasional maupun v v v v
internasional

172
Lampiran 7. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
5 Forum Tidak ada forum pengembangan ekonomi daerah di aras kabupaten/kota = 0
Pengembangan Bappeda melakukan identifikasi stakeholder yang terlibat dalam forum
pengembangan ekonomi daerah v
(Ekonomi)
Daerah/ Bappeda melakukan inisiasi pembentukan forum dengan anggota
sebagian kecil dari OPD dan sebagian besar dari pelaku usaha di aras v
Kawasan kabupaten, akademisi dan organisasi masyarakat madani
Perdesaan di
Bappeda membentuk forum pengembangan ekonomi daerah dengan
Aras ketua dari pelaku usaha dan pengurus lainnya berasal dari kombinasi v
Kabupaten/Kota dunia usaha dan birokrat
Forum pengembangan ekonomi daerah menyusun master plan
pengembangan ekonomi daerah khususnya untuk mengembangakna v
kawasan dan jejaring kawasan
Pemerintah kabupaten memberikan pendampingan kepada pengurus
v v v v
forum untuk mengembangkan forum
Pengurus forum berkoordinasi dengan pengurus klaster/kawasan untuk
v v v v
mengembangkan kawasan dan jejaring kawasan
Forum memfasilitasi pemasaran produk-produk kawasan melalui
v v v v
berbagai media
Forum aktif memberikan masukan kepada pemerintah kabupaten dalam
rangka pengembangan kebijakan ekonomi daerah khususnya v v v v
pengembangan kawasan perdesaan/klaster

173
Lampiran 7. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
Ada forum pengembangan ekonomi daerah di aras kabupaten/kota tapi belum
efektif dalam memberikan masukan kebijakan pengembangan kawasan = 1
Pemerintah kabupaten memberikan pendampingan kepada pengurus
forum untuk mengembangkan forum v v v v
Pengurus forum berkoordinasi dengan pengurus klaster/kawasan untuk
mengembangkan kawasan dan jejaring kawasan v v v v
Forum memfasilitasi pemasaran produk-produk kawasan melalui
berbagai media v v v v
Forum aktif memberikan masukan kepada pemerintah kabupaten dalam
rangka pengembangan kebijakan ekonomi daerah khususnya v v v v
pengembangan kawasan perdesaan/klaster

174
Lampiran 7. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
6 Kebijakan Tidak ada kebijakan daerah baik dalam RTRWK dan atau RPJMD tentang
Daerah dalam pengembangan kawasan perdesaan yang telah ditetapkan = 0
Pengembangan Pemerintah kabupaten melakukan peninjauan kembali pada RTRWK untuk
menetapkan kawasan perdesaan sebagai kawasan strategis kabupaten v
Kawasan
Perdesaan yang Penetapan RTRWK v
telah Ditetapkan Pemerintah kabupaten melakukan midterm review terhadap RPJMD untuk
memasukan kebijakan pengembangan kawasan perdesaan dalam RPJMD
atau pemerintah kabupaten memasukan kebojakan pengembangan v
kawasan perdesaan yang ditetapkan dalam RPJMD
Penetapan RPJMD ataupun RPJMD revisi v

175
Lampiran 7. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
7 Komitmen Daerah Tidak ada komitmen daerah dalam mendanai pembangunan kawasan perdesaan
untuk Pembiayaan yang telah ditetapkan = 0
PKP yang telah
Pemerintah sudah mengalokasikan anggaran dalam APBD kabupaten untuk
Ditetapkan v
pembiayaan pembangunan kawasan perdesaan yang telah ditetapkan
Realisasi pembiayaan pembangunan kawasan perdesaan dari pemerintah kabupaten
v
masih kurang dari 50 % dari total rencana anggaran yang dialokasikan.
Pemerintah kabupaten merealisasikan pembiayaan pembangunan kawasan perdesaan
v
antara 50-75 % dari total rencana anggaran yang dialokasikan pada APBD kabupaten
Pemerintah kabupaten merealisasikan pembiayaan pembangunan kawasan perdesaan
v v v
lebih dari 75 % dari total rencana anggaran yang dialokasikan pada APBD kabupaten.
Ada komitmen daerah dalam mendanai pembangunan kawasan perdesaan yang telah
ditetapkan namun masih belum signifikan (relative kecil yaitu kurang dari 50 % dari
rencana anggaran biaya yang ditetapkan) = 1
Pemerintah kabupaten merealisasikan pembiayaan pembangunan kawasan perdesaan
v
antara 50-75 % dari total rencana anggaran yang dialokasikan pada APBD kabupaten
Pemerintah kabupaten merealisasikan pembiayaan pembangunan kawasan perdesaan
v v v
lebih dari 75 % dari total rencana anggaran yang dialokasikan pada APBD kabupaten.
Ada komitmen daerah dalam mendanai pembangunan kawasan perdesaan yang telah
ditetapkan namun masih belum terlalu signifikan (antara 50-75 % dari rencana
anggaran biaya yang ditetapkan) = 2
Pemerintah kabupaten merealisasikan pembiayaan pembangunan kawasan perdesaan
v v v
lebih dari 75 % dari total rencana anggaran yang dialokasikan pada APBD kabupaten.

176
Lampiran 7. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
9 Pengembangan Tidak ada kerjasama antara pemerintah daerah, dunia usaha dengan PT/LP setempat
Kerjasama untuk mendorong inovasi pengembangan Komoditas Unggulan = 0
antara Pemerintah kabupaten melakukan inisiasi kerjasama antar pemerintah
Pemerintah kabupaten, lembaga penelitian/perguruan tinggi lokal dan dunia
usaha/klaster dalam pengembangan inovasi komoditas unggulan di v
Daerah, Dunia
Usaha dan kawasan/klaster
Perguruan MOU kerjasama antara pemerintah kabupaten. Lembaga
Tinggi/Lembaga penelitian/pergirian tinggi dengan dunia usaha/klaster untuk v
Penelitian mengembangkan inovasi komoditas unggulan
setempat untuk
Pemerintah kabupaten mengalokasi anggaran kepasda lembaga
Meningkatkan
penelitian/perguruan tinggi untuk pengembangan inovasi komoditas v v v v
Inovasi
unggulan
Pengembangan
Komoditas Pemerintah kabupaten memberikan insentif kepada para peneliti di lembaga
v v v
Unggulan penelitian/perguruan tinggi lokal yang menghasilkan inovasi
Sudah ada kerjasama antara pemerintah daerah, dunia usaha dengan PT/LP
setempat namun belum mendorong inovasi pengembangan Komoditas Unggulan = 1
Pemerintah kabupaten mengalokasi anggaran kepasda lembaga
penelitian/perguruan tinggi untuk pengembangan inovasi komoditas v v v v
unggulan
Pemerintah kabupaten memberikan insentif kepada para peneliti di lembaga
v v v
penelitian/perguruan tinggi lokal yang menghasilkan inovasi

177
Lampiran 7. Lanjutan

Tahun Ke-
No Peubah Indikasi Kegiatan
1 2 3 4 5
10 Kebijakan Tidak ada kebijakan daerah tentang promosi kawasan yang telah ditetapkan = 0
Daerah Pemerintah kabupaten mengalokasi anggaran pada APBD untuk promosi kawasan
v
(region branding) melalui berbagai macam media untuk aras kabupaten
tentang Pemerintah kabupaten dan pengurus kawasan/klaster membuat berbagai media
Promosi (leaflet, booklet, film pendek, website dll) untuk mempromosikan kawasan melalui v v
Kawasan berbagai event di aras kabupaten
Pemerintah kabupaten, K/L. dunia usaha dan pengurus klaster mempromosikan
kawasan perdesaan dengan berbagai macam media untuk mengikuti berbagai event v v v v
nasional
Pemerintah kabupaten, K/L. dunia usaha dan pengurus klaster mempromosikan
kawasan perdesaan dengan berbagai macam media untuk mengikuti berbagai event v v v v
internasional
Sudah ada kebijakan daerah tentang promosi kawasan yang telah ditetapkan namun
baru skala lokal = 1
Pemerintah kabupaten, K/L. dunia usaha dan pengurus klaster mempromosikan
kawasan perdesaan dengan berbagai macam media untuk mengikuti berbagai event v v v v
nasional
Pemerintah kabupaten, K/L. dunia usaha dan pengurus klaster mempromosikan
kawasan perdesaan dengan berbagai macam media untuk mengikuti berbagai event v v v v
internasional
Sudah ada kebijakan daerah tentang promosi kawasan yang telah ditetapkan namun
baru skala nasional = 2
Pemerintah kabupaten, K/L. dunia usaha dan pengurus klaster mempromosikan
kawasan perdesaan dengan berbagai macam media untuk mengikuti berbagai event v v v v
internasional

178
179

Anda mungkin juga menyukai