Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KLIPING

TRANSISTOR
PTE KELAS B

OLEH :
MA’ISYATUL IHSANIYAH
2615100017
1. Pengertian
Transistor sebenarnya berasal dari kata “transfer” yang berarti
pemindahan dan “resistor” yang berarti penghambat. Dari kedua kata
tersebut dapat kita simpulkan, pengertian transistor adalah pemindahan
atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi suhu tertentu.
Transistor pertama kali ditemukan pada tahun 1948 oleh William
Shockley, John Barden dan W.H, Brattain. Tetapi, komponen ini mulai
digunakan pada tahun 1958. Jenis Transistor terbagi menjadi 2, yaitu
transistor tipe P-N-P dan transistor N-P-N.
Pengertian Transistor sendiri adalah komponen elektronika
semikonduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (Dasar),
Kolektor (Pengumpul) dan Emitor (Pemancar). Komponen ini berfungsi
sebagai penguat, pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi
tegangan, modulasi sinyal dan masih banyak lagi fungsi lainnya. Selain
itu, transistor juga dapat digunakan sebagai kran listrik sehingga dapat
mengalirkan listrik dengan sangat akurat dan sumber listriknya.

2. Cara Kerja
Cara Kerja Transistor hampir sama dengan resistor yang
mempunyai tipe dasar modern. Tipe dasar modern terbagi menjadi 2,
yaitu Bipolar Junction Transistor atau biasa di singkat BJT dan Field
Effect Transistor atau FET. BJT dapat bekerja bedasarkan arus inputnya,
sedangkan FET bekerja berdasarkan tegangan inputnya.
Dalam dunia elektronika modern, transistor merupakan komponen
yang sangat penting terutama dalam rangkaian analog karena fungsinya
sebagai penguat. Rangkaian analog terdiri dari pengeras suara, sumber
listrik stabil dan penguat sinyal radio. Tidak hanya rangkaian analog, di
dalam rangkaian digital juga terdapat transistor yang digunakan sebagai
saklar dengan kecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat di rangkai
sehingga berfungsi sebagai logic gate.

3. Jenis - jenis
Jenis transistor pada umumnya terbagi hanya menjadi dua jenis
saja yaitu jenis transistor bipolar atau dua kutub dan transistor efek
medan atau juga dikenal sebagai Field Effect Transistor (FET). Tiap-tiap
dari jenis transistor ini dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil
sebagaimana yang akan dijelaskan pada paragraf berikutnya.
a. Transistor yang pertama adalah transistor bipolar atau dwi kutub.
Transistor bipolar termasuk salah satu dari jenis-jenis transistor yang
paling banyak digunakan dalam suatu rangkaian elektronika.
Sedangkan pengertian dari transistor bipolar itu sendiri adalah
transistor yang memiliki dua buah persambungan kutub. Sedangkan
jenis transistor bipolar dibagi lagi menjadi tiga bagian lapisan material
semikonduktor yang kemudian membedakan transistor bipolar
kedalam dua jenis yaitu transistor P-N-P (Positif-Negatif-Positif) dan
transistor N-P-N (Negatif-Positif-Negatif). Masing-masing kaki dari
jenis transistor ini mempunyai nama seperti B yang berarti Basis, K
yang berarti Kolektor serta E yang berarti Emiter. Sedangkan untuk
fungsi transistor bipolar adalah sebagai regulator arus listrik.
b. Transistor kedua yang paling banyak digunakan dari berbagai jenis-
jenis transistor yang ada adalah transistor efek medan (FET).
Transistor jenis ini sama seperti transistor bipolar yang memiliki tiga
kaki. Tiga kaki terminal yang dimiliki oleh transistor efek medan
adalah Drain (D), Source (S), dan Gate (G). Transistor efek medan ini
atau dikenal pula dengan istilah transistor unipolar memiliki hanya
satu buah kutub saja. Sedangkan cara kerja dari transistor efek medan
ini adalah mengatur dan mengendalikan aliran elektron dari Source ke
Drain melalui tegangan yang diberikan pada Gate. Hal inilah yang
membedakan antara fungsi transistor efek medan dengan fungsi
transistor bipolar pada penjelasan diatas.

Dari sajian kali ini dapat disimpulkan bahwa antara transistor


bipolar dengan transistor efek medan mempunyai perbedaan yang cukup
signifikan dalam cara kerja dan fungsinya. Transistor bipolar yang
sebagai regulator arus listrik mengatur besar kecilnya arus listrik yang
melalui Emiter yang kemudian berlanjut kepada Basis untuk menentukan
seberapa besar arus yang diberikan kepadanya.
Sedangkan transistor efek medan mengendalikan elektron dari
Source ke Drain melalui tegangan yang diberikan pada Gate. Cara
termudahnya adalah dengan menggunakan alat ohmmeter jika anda ingin
menentukan suatu jenis transistor. Cukup letakkan kaki negatif dari
ohmmeter ke katoda dan kaki positif ke anoda.
4. Cara Mengukur Transistor
Cara Mengukur Transistor memang cukup awam dan tidak
diketahui oleh banyak orang. Akan tetapi mengetahui cara mengukur
sebuah transistor sangatlah penting untuk dilakukan secara rutin. Hal ini
bisa digunakan sebagai sebuah indikasi apakah transistor tersebut masih
dalam keadaan yang baik dan layak untuk digunakan maupun tidak.
Dalam mengukur sebuah transistor kita bisa menggunakan dua macam
alat bantu yaitu multimeter analog dan multimeter digital. Cara
mengukur transistor dengan menggunakan bantuan alat ini tergolong
gampang dan mudah untuk dilakukan. Hasil yang didapatkan pun
sangatlah akurat dalam menentukan kelayakan sebuah transistor. Oleh
karena itu kedua alat ini menjadi primadona bagi orang-orang yang
berkecimpung dalam dunia elektro. Berikut akan dijelaskan bagaimana
cara untuk mengukur transistor dengan menggunakan kedua alat
tersebut.

a. Mengukur dengan Multimeter Analog


Cara mengukur transistor yang pertama adalah dengan
menggunakan multimeter analog. Di dalam pengukurang transistor
yang menggunakan multimeter analog pun dibedakan menjadi dua
macam tipe yaitu Positif-Negatif-Positif (PNP) dan Negatif-Positif-
Negatif (NPN).
Untuk tipe PNP, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah atur
posisi saklar pada posisi Ohm x1k atau 10k. Kemudian sambungkan
probe merah pada terminal Basis dan probe hitam pada terminal
Emitor. Jika jarum bergerak ke kanan maka transmitor dalam
keadaan yang layak pakai. Langkah yang terakhir pindahkan probe
hitam ke terminal Colector dan jika jarum masih tetap bergerak ke
kanan berarti transmitor dalam keadaan baik. Lakukan langkah yang
sama untuk tipe NPN. Cukup pindahkan probe hitam ke terminal
Basis dan probe merah ke terminal Emitor serta memasukkan probe
merah pada terminal Colector.

b. Mengukur dengan Multimeter Digital


Sedangkan dalam cara mengukur transistor menggunakan
multimeter digital kurang lebih sama dengan multimeter analog.
Untuk multimeter digital cara pengukurannya dilakukan secara
terbalik dari multimeter analog. Mungkin langkah yang berbeda
hanyalah pada langkah awalnya. Jika langkah awal pada transistor
analog adalah memposisikan saklar pada posisi Ohm x1k atau 10k,
maka multimeter digital adalah mengatur posisi saklar pada posisi
dioda (Ohm x1k atau x100k). Pada prinsipnya multimeter digital ini
memiliki fungsi untuk mengukur dioda dan resistensi dalam saklar
yang sama. Untuk menentukan apakah transistor tersebut masih baik
atau tidak, maka tampilan pada multimeter digital harus menunjukan
nilai Voltage tertentu. Secara garis besar baik multimeter analog
maupun multimeter digital tidak mempunyai perbedaan yang
signifikan.

5. Fungsi Transistor
Fungsi Transistor sangat berpengaruh besar di dalam kinerja
rangkaian elektronika. Karena di dalam sirkuit elektronik, komponen
transistor berfungsi sebagai jangkar rangkaian. Transistor adalah
komponen semi konduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis
(B), Colector (C) dan Emitor (E). Dengan adanya 3 kaki elektroda
tersebut, tegangan atau arus yang mengalir pada satu kaki akan mengatur
arus yang lebih besar untuk melalui 2 terminal lainnya.
Fungsi Transistor Lainnya :
 Sebagai penguat amplifier.
 Sebagai pemutus dan penyambung (switching).
 Sebagai pengatur stabilitas tegangan.
 Sebagai peratas arus.
 Dapat menahan sebagian arus yang mengalir.
 Menguatkan arus dalam rangkaian.
 Sebagai pembangkit frekuensi rendah ataupun tinggi.
Jika kita lihat dari susuan semi konduktor, Transistor dibedakan
lagi menjadi 2 bagian, yaitu Transistor PNP dan Transistor NPN. Untuk
dapat membedakan kedua jenis tersebut, dapat kita lihat dari bentuk arah
panah yang terdapat pada kaki emitornya. Pada transistor PNP arah
panah akan mengarah ke dalam, sedangkan pada transistor NPN arah
panahnya akan mengarah ke luar. Saat ini transistor telah mengalami
banyak perkembangan, karena sekarang ini transistor sudah dapat kita
gunakan sebagai memory dan dapat memproses sebuah getaran listrik
dalam dunia prosesor komputer.

Dengan berkembangnya fungsi transistor, bentuk dari transistor


juga telah banyak mengalami perubahan. Salah satunya telah berhasil
diciptakan transistor dengan ukuran super kecil yang hanya dalam
ukuran nano mikron (transistor yang sudah dikemas di dalam prosesor
komputer). Karena bentuk jelajah tegangan kerja dan frekuensi yang
sangat besar dan lebar, tidak heran komponen ini banyak digunakan
didalam rangkaian elektornika. Contohnya adalah transistor pada
rangkaian analog yang digunakan sebagai amplifier, switch, stabilitas
tegangan dan lain sebagainya. Tidak hanya di rangkaian analog, pada
rangkaian digital juga terdapat transistor yang berfungsi sebagai saklar
karena memiliki kecepatan tinggi dan dapat memproses data dengan
sangat akurat.

6. Transistor Sebagai Saklar


Transistor Sebagai Saklar, mungkin anda sering mendengar kata
itu. Bagi sebagian besar orang kata transistor bukan merupakan hal aneh,
namun tidak semua orang mengerti apa itu sebenarnya transistor.
Sebagai definisi transistor merupakan bahan yang terbuat dari semi
konduktor, biasanya transistor berfungsi untuk menstabilkan fungsi
tegangan pada rangkaian elektronik, sebagai penguat, dan sebagai
penyambung serta pemutus tegangan. Apabila transistor sendiri
difungsikan untuk memutus dan menyambungkan tegangan, maka dapat
dikatakan bahwa anda mempergunakan memfungsikan transistor
dijadikan sebagai saklar. Karena seperti yang anda tahu bahwa saklar
seperti hal nya saklar lampu berfungsi untuk menyalakan dan mematikan
lampu. Mungkin anda juga masih bingung kenapa lampu bisa menyala
dan mati ketika anda menekan tombol saklar.
Saklar dapat dianalogikan sebagai sebuah kran pada air, dimana
fungsi kran air tersebut adalah untuk menghentikan aliran air dari pipa
sebagai jalannya air. Ketika kran ditutup seberapa besar pun tekanan
yang air berikan untuk mengalir sudah tentu dapat tertahan oleh kran air
yang walaupun secara fisik memiliki ukuran yang kecil. Dan ketika kran
kembali dibuka sudah tentu air akan kembali mengalir. Begitu juga di
dalam sebuah rangkaian elektronik, transistor sebagai saklar juga
memiliki fungsi yang mirip dengan kran air yaitu dapat menghentikan
aliran listrik pada komponen, dan juga dapat mengalirkan listrik.
Saklar dalam dunia elektronik sendiri sebenarnya ada banyak
macam dan jenisnya. Tapi tidak ada salahnya juga bagi anda yang
menginginkan menggunakan transistor sebagai saklar. Karena ada
kelebihan apabila menggunakan transistor sebagai alat penyambung dan
pemutus aliran listrik. Beberapa kelebihan apabila menggunakan
transistor adalah transistor cenderung aman digunakan karena tidak akan
menimbulkan percikan api ketika digunakan. Bentuknya sangat simpel.
Dan juga sudah tentu harganya lebih murah dibanding saklar lainnya.
Namun selain kelebihan yang transistor berikan apabila digunakan
sebagai saklar, ada juga kekurangan nya dari penggunaan transistor
untuk dijadikan saklar. Salah satunya adalah arus yang dapat ditahan
oleh transistor cukup kecil, sehingga tidak bisa digunakan pada arus
yang sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai