Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah - Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini kami susun sebagai salah satu tugas makalah blok Paradigma Sehat.
Terima kasih saya sampaikan kepada drg. Kiswaluyo M.Kes., selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing kami demi lancarnya terselesaikan tugas
makalah ini.

Demikian tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas
makalah dari blok Paradigma Sehat dan penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi diri kami dan khususnya untuk pembaca. Dengan segala kerendahan
hati, saran - saran dan kritik yang konstruktif dan membangun sangat kami harapkan
dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan
pada waktu mendatang.

Jember, 3 Maret 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 4

1.2 Rumusan Masalah 4

1.3 Tujuan Penulisan 5

1.4 Manfaat Penulisan 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Komunikasi 6

2.2 Proses Komunikasi 6

2.2 Unsur-Unsur Komunikasi 7

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Dasar-dasar komunikasi dan komunikasi kesehatan 10

3.2 Komunikasi Massa 12

3.3 Ciri Komunikasi Massa 12

3.4 Proses Komunikasi Massa 13

3.5 Umpan Balik Komunikasi Massa 13

2
3.6 Hambatan Komunikasi Massa 14

3.7 Contoh Komunikasi Massa 15

BAB IV KESIMPULAN 17

DAFTAR PUSTAKA 18

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi adalah proses pengoperasian raangsangan (stimulus) dalam


bentuk lambang atau simbol bahasa atau gerak (non verbal), untuk mempengaruhi
orang lain. Stimulus atau rangsangan ini dapat berupa suara atau bunyi atau bahasa
lisan , maupun berupa gerakan,tindakan,atau simbol-simbol yang diharapkan dapat
dimengerti oleh pihak lain, dan pihak lain tersebut merespons atau bereaksi sesuai
dengan maksud pihak yang memberikan stimulus. Oleh sebab itu reaksi atau respons,
baik dalam bentuk bahasa maupun simbol-simbol ini merupakan pengaruh atau hasil
proses komunikasi. Proses komunikasi yang menggunakan stimulus atau respons
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan, selanjutnya disebut komunikasi
verbal. Sedangkan apabila proses komunikasi tersebut menggunakan simbol-simbol
disebut komunikasi nonverbal.

Komunikasi massa atau berkomunikasi melalui media massadipakai untuk


mengkomunikasikan pesan-pesan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya
massa atau publik. Dengan demikian cara yang paling tepat adalah pendekatan massa.
Oleh karena sasaran promosi ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan
golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan,
dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi massa?


2. Apa ciri-ciri komunikasi massa?
3. Bagaimana proses komunikasi massa?

4
4. Bagaimana umpan balik komunikasi massa?
5. Apa saja hambatan yang dapat terjadi dalam komunikasi massa?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi massa


2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari komunikasi massa
3. Untuk mengetahui dan memahami proses komunikasi massa
4. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana umpan balik komunikasi massa
5. Untuk mengetahui dan memahami hambatan yang dapat terjadi dalam komunikasi
massa

1.4 Manfaat Penulisan

1. Diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai komunikasi


massa
2. Dapat memberikan pengetahuan mengenai pentingnya komunikasi massa

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi berasal dari bahasa inggris “communication”,


secara epistemologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin
communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Kata communis
memiliki makana “berbagi” atau “menjadi milik bersama” yaitu usaha yang memiliki
tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminologis
merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada
orang lain (Oktavia, 2016).

Sedangkan menurut Menurut Wursanto (2001), komunikasi adalah proses


kegiatan pengoperan/penyampaian warta/berita/informasi yang mengandung arti dari
satu pihak (seseorang atau tempat) kepada pihak (seseorang atau tempat) lain dalam
usaha mendapatkan saling pengertian. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan
bahwa komunikasi adalah pengiriman atau penerimaan pesan atau berita antara dua
orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat
dipahami. Berlo (dalam Hasan (2005) mengemukakan komunikasi sebagai suasana
yang penuh keberhasilan jika dan hanya jika penerima pesan memiliki makna
terhadap pesan tersebut dimana makna yang diperolehnya tersebut sama dengan apa
yang dimaksudkan oleh sumber (Wursanto, 2001; Hasan et al, 2005).

2.2 Proses Komunikasi

Menurut Harold D. Laswell, menyatakan bahwa dalam proses komunikasi harus


dapat menjawab pertanyaan ”who say what, in wich channel to whom and with what
effect”. yaitu :

6
a. Who (siapa), berarti siapa yang menjadi komunikator

b. Say what (apa yang dikatakan), berarti isi pesan yang disampaiakan harus diikuti
atau dilaksanakan.

c. In wich channel (saluran yang dipakai), saluran media yang dipakai dalam proses
komunikasi adalah langsung atau tatap muka.

d. To whom (kepada siapa), ini berarti sasaran atau komunikan.

e. With what effect (efek yang timbul), akibat yang timbul setelah pesan itu
disampaikan yaitu timbulnya suatu tindakan.

Menurut Sunarto (2003) terdapat tiga unsur penting dalam proses komunikasi
yang dilakukan dalam komunikasi, yaitu :

a. Sumber (source), sumber berarti komunikator atau yang menyampaikan

b. Pesan (message), dapat berupa ucapan atau pesan-pesan atau lambang –


lambang

c. Sasaran (destination), adalah sasaran dari komunikasi

2.3 Unsur-Unsur Komunikasi

Perkembangan terakhir adalah munculnya pandangan dari Joseph de Vito, K.


Sereno dan Erika Vora yang menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak
kalah pentingnya dalam mendukung terjadinya proses komunikasi.

a. Sumber (source) Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai


pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa
terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya organisasi
atau lembaga. Sumber sering juga disebut pengirim atau komunikator.

7
b. Pesan (message) Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu
yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara
tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan,
hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.

c. Media (channel)

Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan
dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau
media. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan
antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat
melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat
dibedakan kedalam dua kategori, yakni media cetak dan media elektronik. Media
cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, buletin, hand
out, poster, spanduk, dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain: radio,
film, televisi, video recording, komputer, electronic board, audio cassette dan
sebagainya.

d. Penerima (receiver)

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.
Penerima bisa saja satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau
negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak,
sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggrisnya disebut audience atau receiver.
Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena penerima
merupakan sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima,
akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan,
apakah pada sumber, pesan atau saluran. e. Efek Pengaruh atau efek adalah
perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima
sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan,
sikap dan tingkah laku seseorang, karena pengaruh juga bisa diartikan perubahan atau

8
penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat
penerimaan pesan.

f. Umpan balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu
bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima.

g. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat


mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat
macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan
dimensi waktu (Oktavia, 2016).

9
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Dasar-dasar komunikasi dan komunikasi kesehatan

Komunikasi adalah sebuah proses sosial dimana individu-individu


menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna
dalam lingkungannya. Komunikasi adalah tentang menghasilkan, bertukar informasi
dan makna menggunakan simbol. Komunikasi terjadi di berbagai tingkatan termasuk
individu, kelompok, organisasi dan masyarakat. Proses komunikasi meliputi
penyandian informasi (encoding information), pengiriman, penerimaan (decoding)
dan mengolah makna (Glanz, 2008).

Proses lain termasuk umpan balik, interaksi di tingkat individu,


menghasilkan dan memproses serta menyebarkan informasi di internet. Dimensi
utama komunikasi adalah pengirim (siapa yang menyandikan dan mentramisikan),
pesan (konten), saluran (media yang digunakan untuk mengirimkan konten),
penerima atau audien (yang menerjemahkan komunikasi untuk mendapatkan makna)
dan efek (beberapa hasil proses yang dapat diukur).

Komunikasi kesehatan adalah mengarahkan, menguatkan dan mempengaruhi


individu dan komunitas. Tujuan komunikasi kesehatan adalah meningkatkan kualitas
pengetahuan individu, karena komunikasi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
capaian kesehatan dengan berbagai informasi yang berkaitan dengan kesehatan.
(Wilujeng, 2017).

Menurut Tomas (2006) dalam Wilujeng (2017) komunikasi kesehatan


meliputi segala studi dan penggunaan strategi komunikasi untuk menginformasikan
dan mempengaruhi pengetahuan individu dan masyarakat, sikap dan perilaku untuk
memikirkan kesehatan dan perawatan kesehatan. Komunikasi kesehatan dapat
berkontribusi untuk seluruh aspek penanggulangan penyakit dan promosi kesehatan.

10
Komunikasi kesehatan dimulai ketika initiator memproduksi pesan kesehatan,
pesan bisa berupa verbal maupun non-verbal. Pesan ini disampaikan ke recipient
melalui berbagai konteks komunikasi. Konteks yang digunakan dapat berupa
komunikasi antarpersonal, kelompok, organisasi atau massa. Pesan kesehatan
berpotensi menimbulkan pengaruh baik itu pada aspek pengetahuan, sikap dan
perilaku recipient. Pengetahuan tentang kesehatan yang makin bertambah, sikap baru
terhadap persoalan kesehatan yang dihadapi atau perubahan perilaku terhadap kasus
kesehatan yang muncul di masyarakat.

Efek ini akan mendorong initiator untuk memproduksi pesan kesehatan


selanjutnya. Initiator akan menggunakan berbagai konteks komunikasi untuk
menyampaikan pesan kesehatan ke recipient. Pesan kesehatan ini akan menimbulkan
pengaruh dan mendorong initiator untuk memberikan pesan kesehatan kembali.
Demikian proses komunikasi kesehatan berlangsung secara terus-menerus (Wilujeng,
2017).

3.2 Komunikasi massa

11
Komunikasi massa atau (Communication through the mass media) merupakan
komunikasi menggunakan saluran (media) massa atau berkomunikasi melalui media
massa. Komunikasi massa adalah penggunaan media massa untuk menyampaikan
pesan atau informasi pada khalayak atau masyarakat. Komunikasi dalam kesehatan
masyarakat berarti menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat melalui
berbagai media massa dengan tujuan masyarakat berperilaku hidup sehat (Yusriani,
2018).
Komunikasi melalui media massa kurang efektif bila dibandingkan dengan
komunikasi interpersonal, meskipun mungkin lebih efisien. Komunikasi ini apabila
dilakukan di negara berkembang seperti di Indonesia masih banyak kendala misalnya
tingkat pendidikan masyarakat yang rendah. Oleh karena itu,terkadang pesan yang
disampaikan sulit dipahami sehingga respon menjadi lambat atau bahkan tidak
merespon (Yusriani, 2018).
Media yang paling banyak digunakan dalam komunikasi massa atau media
massa antara lain:
1. Media cetak: koran, majalah, jurnal, selebaran dan sebagainya
2. Media elektronik: radio, TV, internet
3. Papan nama (billboard)
4. Spanduk, umbul-umbul

Dalam perkembangan selanjutnya, komunikasi massa tidak hanya sebatas


pada penggunaan media cetak dan media elektronik saja, melainkan penggunaan
media tradisional juga dapat dipertimbangkan. Dengan menggunakan media
tradisional kemungkinan akan lebih efektif karena sangat erat hubungannya dengan
sosial budaya masyarakat setempat.

3.3 Ciri Komunikasi Massa

Ciri komunikasi massa yaitu menggunakan media massa, baik media audio
visual, maupun media cetak. Komunikasi massa selalu melibatkan lembaga dan

12
komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Beberapa ciri-ciri
komunikasi massa, antara lain:

a. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa merupakan komunikasi yang bersifat


terbuka, yaitu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk suatu
kelompok massa tertentu, sehingga komunikasi massa itu bersifat umum. Pesan yang
disampaikan dapat memuat fakta, peristiwa, atau opini yang dikemas dalam bentuk
apapun yang menarik dan penting untuk disampaikan (Romli, 2016).

b. Komunikannya Anonim dan Heterogen Komunikasi massa menggunakan media


audio visual seperti televisi maupun menggunakan media cetak, sehingga
komunikannya tidak tatap muka secara langsung dengan sang komunikator, sehingga
komunikan bersifat anonim, dimana komunikator tidak mengenal identitas
komunikan. Selain itu, komunikasi massa adalah heterogen karena terdiri dari
berbagai lapisan masyarakat yang terdiri dari berbagai tingkatan usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, latar belakang sosial budaya, agama, dan ekonomi (Romli,
2016).

c. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan Jumlah sasaran dari komunikasi


massa relative banyak dan tidak terbatas, dan secara serempak, komunikan akan
menerima pesan yang sama pada waktu yang sama (Romli, 2016).

d. Komunikasi Bersifat Satu Arah Komunikasi massa yang melalui media massa
bersifat satu arah, sehingga komuniktor dan komunikannya tidak bisa melakukan
interaksi secara langsung. Hal ini merupakan kelemahan dari komunikasi massa
melalui media massa (Romli, 2016).

3.4 Proses Komunikasi Massa

Proses komunikasi tidak hanya berupa memberitahukan dan mendengarkan


saja, tetapi harus mengandung ide, pikiran, fakta, atau pendapat dari satu orang ke
orang lain. Menurut Wilbur Schramm, komunikasi akan berhasil apabila pesan yang

13
disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan, yaitu paduan
pengalaman dari pengertian yang pernah diperoleh komunikan (Romli, 2016).

3.5 Umpan Balik Komunikasi Massa

Umpan balik merupakan tanggapan atau reaksi yang diberikan oleh


komunikan kepada komunikator.

a. Internal Feedback, merupakan umpan balik yang diterima oleh komunikator


bukan dari komunikan, melainkan datang dari pesan itu atau dari komunikator itu
sendiri. Contohnya, dalam penyampaian pesan, komunikator menyadari telah
melakukan kesalah, sehingga ia meminta maaf atas kesalahannya tersebut.
Permintaan maaf ini merupakan suatu tanggapan dari komunikatornya sendiri (Romli,
2016).

b. Eksternal Feedback, merupakan umpan balik yang diterima oleh


komunikator dari komunikan yang bersifat langsung maupun tidak (Romli, 2016).

3.6 Hambatan Komunikasi Massa

Terdapat beberapa hambatan dalam komunikasi, termasuk dalam komunikasi


massa. Suatu komunikasi dianggap efektif jika tandatanda yang digunakan dalam
pengemasan pesan dapat dimengerti secara relatif sama antara komunikator dan
komunikannya serta menimbulkan perubahan-perubahan tertentu seperti yang
dikehendaki komunikator. Secara umum, hambatan dalam komunikasi berpotensi
membuat pesan komunikasi tidak efektif.

a. Hambatan mekanis, berkaitan dengan konsekuensi penggunaan media.


Hambatan mekanis berkaitan dengan aspek-aspek teknis dari penggunaan media.
Misalnya faktor cuaca yang menyebabkan siaran televisi terganggu atau hasil cetakan
yang kurang bagus pada media cetak, rusaknya kertas (Halik, 2013).

b. Hambatan psikologis. Berkenaan dengan unsur psikis manusia, berupa:

14
1. Kepentingan (interest) yang berkaitan dengan sikap selektif dalam
menanggapi dan menghayati pesan. Kepentingan komunikan mempengaruhi
perhatian terhadap stimulus, daya tanggap, perasaan, pikiran, tingkah laku,
sikap reaktif terhadap pesan (Halik, 2013).

2. Persepsi (prasangka). Persepsi ditentukan oleh faktor personal


(fungsional) dan situasional. dalam komunikasi terjadi saat komunikan
menentang (pribadi) komunikator. Prasangka lebih bersifat emosional
daripada rasional, subjektif, dan cenderung menunjukkan penilaian negative
(Halik, 2013). 3. Stereotip (stereotype) merupakan gambaran atau tanggapan
tertentu mengenai sifat dan watak pribadi orang atau golongan lain yang
bercorak negative (Halik, 2013).

c. Hambatan dalam sosiokultural Perbedaan budaya mengakibatkan perbedaan


norma-norma sosial. Sementara cara, kebiasaan, tata kelakuan, adat istiadat yang
disampaikan turun-temurun, dapat memberi petunjuk bagi seseorang untuk bersikap
dan bertingkah (Halik, 2013).

3.7 Contoh Komunikasi Massa

a. Ceramah umum (public speaking), pada acara-acara tertentu, misalnya pada


Hari Kesehatan Nasional, Menteri Kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya
berpidato dihadapan massa rakyat untuk menyampaikan pesan pesan kesehatan.
Safari KB juga merupakan salah satu bentuk pendekatan massa.

b. Pidato-pidato atau diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik


TV maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan massa.

c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan


lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga merupakan
pendekatan pendidikan kesehatan massa.

15
d. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun
tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan adalah merupakan bentuk pendekatan
promosi kesehatan massa.

e. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya
juga merupakan bentuk promosi kesehatan massa. Contoh : billboard “Ayo ke
Posyandu”. (Susilowati, 2016).

16
BAB IV

KESIMPULAN

Komunikasi menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus,


yang bersumber pada kata “communis”. Kata “communis” memiliki makana
“berbagi” atau “menjadi milik bersama” yaitu usaha yang memiliki tujuan untuk
kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminologis merujuk pada
adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa komunikasi adalah pengiriman
atau penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

Sedangkan komunikasi massa merupakan komunikasi yang menggunakan


media massa, baik cetak maupun elektronik yang dikelola oleh suatu lembaga atau
orang yang melembagakan dan ditujukan kepada sejumlah besar orang. Metode
pendidikan kesehatan secara massa dipakai untuk mengkomunikasikan pesanpesan
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik.Oleh
karena sasaran promosi ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan
umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan
sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Pendekatan ini
biasanya digunakan untuk menggugah awareness (kesadaran) masyarakat terhadap
suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku.

17
DAFTAR PUSTAKA

Glanz, Karen. Barbara, K. R dan K. Viswanath. 2008. Behavior and Health


Education: Theory, Research and Practice 4th Edition. San Francisco: Jossey-
Bass

Halik, A. 2013. Komunikasi Massa. Makassar: Alauddin University Press.

Hasan dan Erliana. 2005. Komunikasi Pemerintahan. Bandung: Rafika Aditama.

Kepentingan PT. Bukit Borneo Sejahtera Dengan Masyrakat Desa Long Lunuk.
eJournal Ilmu Komunikasi. 4(1): 239-253.

Oktavia. 2016. Upaya Komunikasi Interpersonal Kepala Desa dalam Memediasi

Romli, Khomsahrial. 2016. Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo.

Sunarto. 2003. Manajemen Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta: Elex Media


Kompotindo

Tambunan, N. 2018. Pengaruh Komunikasi Massa terhadap Khalayak. Simbolika.


4(1): 24 – 31.

Wilujeng, Catur S. dan Tatag, H. 2017. Komunikasi Kesehatan: Sebuah Pengantar.


Malang: UB Press

Yusriani dan Alwi, Muhammad Khidri. 2018. Buku Ajar Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Ponorogo: Forum Ilmiah Kesehatan

Wursanto, I. G. 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Yogyakarta. Kanisius.

18

Anda mungkin juga menyukai