Anda di halaman 1dari 110

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum Galeri

Menurut arti bahasanya, pengertian galeri dapat dijelaskan sebagai berikut :


1. Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, (2003) :
Galeri adalah selasar atau tempat; dapat pula diartikan sebagai tempat
yang memamerkan karya seni tiga dimensional karya seorang atau
sekelompok seniman atau bisa juga didefinisikan sebagai ruangan atau
gedung tempat untuk memamerkan benda atau karya seni.
2. Menurut Oxford Advanced Learner’s Dictionary, A.S Hornby, edisi
kelima, Great Britain: Oxford University Press, (1995) : “Gallery: A
room or building for showing works of art”.
3. Menurut Kamus Inggris - Indonesia, An English-Indonesian Dictionary,
(1990) : “Galeri: Serambi, balkon, balai atau gedung kesenian”.
Menurut Encyclopedia of American Architecture (1975), Galeri
diterjemahkan sebagai suatu wadah untuk menggelar karya seni rupa. Galeri juga
dapat diartikan sebagai tempat menampung kegiatan komunikasi visual di dalam
suatu ruangan antara kolektor atau seniman dengan masyarakat luas melalui kegiatan
pameran. Sebuah ruang yang digunakan untuk menyajikan hasil karya seni, sebuah
area memajang aktifitas publik, area publik yang kadangkala digunakan untuk
keperluan khusus (Dictionary of Architecture and Construction, 2005).
Menurut Djulianto Susilo seorang arkeolog, Galeri berbeda dengan museum.
Galeri adalah tempat untuk menjual benda / karya seni, sedangkan Museum tidak
boleh melakukan transaksi karena museum hanya merupakan tempat atau wadah
untuk memamerkan koleksi benda-benda yang memiliki nilai sejarah dan langka
(Koran Tempo, 2013).

9
10

2.1.1 Fungsi Galeri


Galeri memiliki fungsi utama sebagai wadah / alat komunikasi antara
konsumen dengan produsen. Pihak produsen yang dimaksud adalah para
seniman sedangkan konsumen adalah kolektor dan masyarakat. Fungsi galeri
menurut Kakanwil Perdagangan antara lain :
1. Sebagai tempat promosi barang-barang seni.
2. Sebagai tempat mengembangkan pasar bagi para seniman.
3. Sebagai tempat melestarikan dan memperkenalkan karya seni dan
budaya dari seluruh Indonesia.
4. Sebagai tempat pembinaan usaha dan organisasi usaha antara
seniman dan pengelola.
5. Sebagai jembatan dalam rangka eksistensi pengembangan
kewirausahaan.
6. Sebagai salah satu obyek pengembangan pariwisata nasional.

2.1.2 Jenis-jenis Galeri


Jenis-jenis galeri dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Galeri di dalam museum
Galeri ini merupakan galeri khusus untuk memamerkan benda-
benda yang dianggap memiliki nilai sejarah ataupun kelangkaan.
2. Galeri Kontemporer
Galeri yang memiliki fungsi komersial dan dimiliki oleh
perorangan.
3. Vanity Gallery
Galeri seni artistik yang dapat diubah menjadi suatu kegiatan
didalamnya, seperti pendidikan dan pekerjaan.
4. Galeri Arsitektur
Galeri untuk memamerkan hasil karya-karya di bidang arsitektur
yang memiliki perbedaan antara 4 jenis galeri menurut karakter
masing-masing.
11

5. Galeri Komersil
Galeri untuk mencari keuntungan, bisnis secara pribadi untuk
menjual hasil karya. Tidak berorientasi mencari keuntungan
kolektif dari pemerintah nasional atau lokal.

2.1.3 Jenis Kegiatan pada Galeri


Jenis kegiatan pada galeri dapat dibedakan menjadi beberapa bagian
tugas, yaitu :
1. Pengadaan
Hanya beberapa benda yang dapat dimasukan ke dalam galeri,
yaitu hanya benda-benda yang memiliki nilai budaya, artistic dan
estetis. Serta benda yang dapat diidentifikasi menurut wujud, asal,
tipe, gaya, dan hal-hal lainnya yang mendukung identifikasi.
2. Pemeliharaan
Terbagi menjadi 2 aspek, yaitu :
a) Aspek Teknis
Dijaga serta dirawat supaya tetap awet dan tercegah dari
kemungkinan kerusakan.
b) Aspek Administrasi
Benda-benda koleksi harus mempunyai keterangan tertulis
yang membuatnya bersifat monumental.
3. Konservasi
Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah,
konservasi berasal dari bahasa Inggris “Conservation” yang
artinya pelestarian atau perlindungan.
4. Restorasi
Restorasi merupakan pengembalian atau pemulihan kepada
keadaan semula atau bisa disebut juga dengan pemugaran.
Restorasi yang dilakukan berupa perbaikan ringan, yaitu
mengganti bagian-bagian yang sudah usang/termakan usia.
5. Penelitian
Bentuk dari penelitian terdiri dari 2 macam, yaitu :
12

a) Penelitian Intern adalah penelitian yang dilakukan oleh


kurator untuk kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan.
b) Penelitian Ekstern adalah penelitian yang dilakukan oleh
peneliti atau pihak luar, seperti pengunjung, mahasiswa,
pelajar dan lain-lain untuk kepentingan karya ilmiah,
skripsi dan lain-lain.
6. Pendidikan
Kegiatan ini lebih ditekankan pada bagian edukasi tentang
pengenalan- pengenalan materi koleksi yang dipamerkan.
7. Rekreasi
Rekreasi yang bersifat mengandung arti untuk dinikmati dan
dihayati oleh pengunjung dan tidak diperlukan konsentrasi yang
menimbulkan keletihan dan kebosanan.
8. Bisnis
Bisnis juga dapat dilakukan di dalam galeri, karena galeri
merupakan wadah atau tempat untuk memperjualbelikan benda-
benda langka atau benda-benda yang dipamerkan di dalam galeri
tersebut.

2.1.4 Aktifitas Galeri


1. Aspek Pengunjung
• Pengunjung akan melakukan pendaftaran yang dilakukan di
receptionist dan mendapatkan pengarahan.
• Pengunjung datang dengan maksud untuk melakukan rekreasi
/ refreshing.
• Pengunjung datang hanya untuk mendapatkan informasi dari
karya yang dipamerkan.
2. Aspek Kurator
Kurator adalah pengurus atau pengawas institusi warisan budaya
atau seni, misalnya museum, pameran seni, galeri foto, dan
13

perpustakaan. Kurator bertugas untuk memilih dan mengurus


objek museum atau karya seni yang dipamerkan.
• Menjaga dan memelihara semua koleksi.
• Mengumpulkan benda-benda yang akan dipamerkan.
• Mempublikasikan dan memasarkan benda-benda yang
dipamerkan di dalam galeri.
• Membantu mempertimbangkan tata pameran tetap, sistem
pendokumentasian dan kebijakan pengelolaan koleksi.

2.1.5 Fasilitas Galeri


Sebuah galeri memiliki fasilitas, antara lain :
1. Exhibition Room / Tempat untuk memamerkan karya
2. Workshop / Tempat untuk membuat/memperbaiki sebuah karya.
3. Stock Room / Tempat untuk menampung / meletakkan karya
4. Restoration Room / Tempat untuk memelihara karya
5. Auction Room / Tempat untuk mempromosikan karya dan sebagai
tempat jual beli sebuah karya.
6. Sebagai wadah tempat berkumpulnya pecinta / penggemar karya
seni tersebut.

2.1.6 Prinsip Perancangan Ruang Galeri


A. Persyaratan Umum
Menurut Neufert (1996), Ruang pamer pada galeri sebagai
tempat untuk memamerkan atau mendisplay karya seni harus
memenuhi beberapa hal yaitu: Terlindung dari kerusakan, pencurian,
kelembaban, kekeringan, cahaya matahari langsung dan debu.
Persyaratan umum tersebut antara lain :
a) Pencahayaan yang cukup
b) Penghawaan yang baik dan kondisi ruang yang stabil
c) Tampilan display dibuat semenarik mungkin dan dapat dilihat
dengan mudah
14

B. Tata Cara Display Koleksi Galeri


Terdapat tiga macam penataan atau display benda koleksi
menurut Patricia Tutt dan David Adler (The Architectural Press,
1979), yaitu :
a) In show case
Benda koleksi mempunyai dimensi kecil maka diperlukan
suatu tempat display berupa kotak tembus pandang yang
biasanya terbuat dari kaca. Selain untuk melindungi, kotak
tersebut terkadang berfungsi untuk memperjelas atau
memperkuat tema benda koleksi yang ada.
b) Free standing on the floor or plinth or supports
Benda yang akan dipamerkan memiliki dimensi yang besar
sehingga diperlukan suatu panggung atau pembuatan
ketinggian lantai sebagai batas dari display yang ada. Contoh:
patung, produk instalasi seni, dll.
c) On wall or panels
Benda yang akan dipamerkan biasanya merupakan karya seni
2 dimensi dan ditempatkan di dinding ruangan maupun partisi
yang dibentuk untuk membatasi ruang. Contoh: karya seni
lukis, karya fotografi, dll.
Ada beberapa syarat tentang cara pemajangan benda koleksi
seni yang ada antara lain adalah dengan cara berikut :
a) Random Typical Large Gallery
Penataan benda yang dipamerkan disajikan dengan acak,
biasanya terdapat pada galeri yang berisi benda-benda non
klasik dan bentuk galeri yang asimetris, ruang-ruang yang ada
pada galeri dibentuk mempunyai jarak atau lorong pembatasan
oleh pintu. Jenis dan media seni yang ada dicampur dan
menguatkan kesan acak. Contoh: menggabungkan display
benda 2 dimensi dan 3 dimensi seperti seni lukis dan seni
patung.
15

b) Large Space With An Introductory Gallery


Pengolahan ruang pamer dengan pembagian area pamer
sehingga memperjelas tentang benda apa yang dipamerkan
didalamnya, pembagian dimulai pada suatu ruang utama
kemudian dengan memperkenalkan terlebih dahulu benda apa
yang dipajang didalamnya.
Vitrine merupakan salah satu lemari untuk menata dan
memamerkan benda-benda koleksi. Bentuk vitrine harus sesuai
dengan ruangan yang akan ditempatu oleh vitrine tersebut. Menurut
penempatannya, vitrine dibagi menjadi :
a) Vitrine Dinding
Vitrine yang diletakkan berhimpit dengan dinding, Dapat
dilihat dari sisi samping dan depan.

Gambar 2.1 Vitrine Dinding


Sumber ; DPK, 1994

b) Vitrine Tengah
Diletakkan di tengah dan tidak berhimpit dengan dinding.
Isinya harus terlihat dari segala arah, sehingga keempat sisinya
terbuat dari kaca.
16

Gambar 2.2 Vitrine Tengah


Sumber: DPK, 1994

c) Vitrine Sudut
Terletak di sudut ruangan yang hanya dapat dilihat dari satu
arah saja, yaitu dari sisi depan saja, sisi lain melekat pada
dinding.

Gambar 2.3 Vitrine Sudut


Sumber: DPK, 1994

d) Vitrine Lantai
Terletak di bawah pandangan mata dan biasanya diletakkan
untuk menata benda-benda kecil dan harus dilihat dari dekat.
17

e) Vitrine Tiang
Diletakkan disekitar tiang, sama seperti vitrine tangah karena
dapat dilihat dari berbagai sisi.

C. Elemen Interior
a) Elemen Lantai
Lantai merupakan elemen horizontal pembentuk ruang.
Menurut DK. Ching (1979), elemen horizontal suatu ruang
dapat dipertegas dengan cara meninggikan maupun
menurunkan bidang lantai dan lantai dasar. Dengan demikian
akan terbentuk kesatuan ruang dan kesatuan visual pada ruang
pamer akibat adanya penurunan dan peninggian elemen lantai.
b) Elemen Ceiling
Menurut Gardner (1960), langit-langit/ceiling yang sesuai
untuk ruang pamer (exibition hall) adalah langit-langit yang
sebagian dibiarkan terbuka untuk keperluan ekonomis dan
memberikan kemudahan untuk akses terhadap peralatan yang
digantung pada langit-langit/ceiling. Ceiling merupakan
faktor yang penting yang berfungsi sebagai tempat untuk
meletakan komponen yang terkait dengan pencahayaan.
c) Elemen Fleksibilitas
“Flexibilitas can definded as : eaxily changed to suit new
condition” (Homby,1987) dan dalam Bahasa Indonesia
artinya mudah disesuaikan dengan kondisi yang baru. Elemen
flexibilitas berarti elemen pembentuk ruang yang dapat diubah
untuk menyesuaikan dengan kondisi berbeda dengan tujuan
kegiatan baru yang diwadahi seoptimal mungkin pada ruang
yang sama.

D. Sistem Pencahayaan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002,
pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Dengan
18

adanya cahaya pada lingkungan ruang dalam yang bertujuan


menyinari berbagai bentuk elemen-elemen yang ada di dalam ruang,
sehingga ruangan menjadi teramati dan dapat dirasakan suasana
visualnya (Honggowidjaja, 2003). Pencahayaan pada galeri
memberikan kontribusi yang besar tentang bagaimana menampilkan
benda yang dipamerkan agar lebih memiliki kekuatan dan menarik
sesuai tema yang ada, selain itu pencahayaan juga dapat memberikan
fokus yang lebih menonjol dibandingkan dengan suasana galeri secara
keseluruhan. Berdasarkan sumber dan fungsinya pencahayaan dibagi
menjadi :
a) Pencahayaan Alami (Natural Lighting)
Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh
sumber cahaya alami yaitu matahari. Pencahayaan alami dapat
diperoleh dengan membuat jendela atau ventilasi atau bukaan-
bukaan yang besar.
b) Pencahayaan Buatan (General Artificial Lighting)
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh
sumber listrik. Apabila pencahayaan alami tidak memadai atau
posisi ruang sukar untuk dicapai oleh pencahayaan alami,
maka dapat digunakan pencahayaan buatan. Pencahayaan
buatan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Mempunyai intensitas yang cukup sesuai dengan jenis
kegiatan.
• Tidak menimbulkan pertambahan suhu udara yang
berlebihan pada ruang.
• Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap
menyebar secara merata, tidak berkedip, tidak
menyilaukan dan tidak menimbulkan bayang-bayang
yang dapat mengganggu kegiatan.
Sistem pencahayaan merupakan salah satu faktor penting yang
harus dipertimbangkan dalam proses mendesain. Untuk
menciptaka suasana yang dinginkan pada sebuah ruang,
19

dibutuhkan jenis sistem pencahayaan dalam ruangan. Teknik


pendistribuasian cahaya, dibedakan menjadi (Industrial
Hygiene Engineering, 1998) :
• Direct Lighting
Jenis pencahayaan langsung yang hampir seluruh
pencahayaannya dipancarkan pada bidang kerja, dapat
dirancang menyebar/terpusat. Pada sistem ini 90-100%
cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu
diterangi.
• Semi Direct Lighting
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung
pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya
dipantulkan ke langit-langit dan dinding.
• General Difus Lighting
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan
pada benda yang perlu disinari, sedangkan sisanya
dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dalam
pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect
yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan
sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan
kesilauan masih ditemui.
• Semi Indirect Lighting
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-
langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya
diarahkan ke bagian bawah. Pada sistem ini masalah
bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat
dikurangi.
• Indirect Lighting
Indirect Lighting disebut juga sebagai pencahayaan
tidak langsung. Pada sistem ini 90-100% cahaya
diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas
kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh
20

ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi


sumber cahaya perlu diberikan perhatian dan
pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah
tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan
kerugiannya mengurangi efisien cahaya total yang
jatuh pada permukaan kerja.

Gambar 2.4 Lima Teknik Pendistribusian Cahaya


Sumber : Philips Methods of light dispersement

Sistem Pencahayaan buatan menurut cakupan cahaya dapat


dibedakan menjadi :
• General Lighting
Pencahayaan merata pada ruangan & dimaksudkan
untuk memberi kesan merata agar tidak terlalu gelap.
• Ambience Lighting
Pencahayaan tidak langsung yang di pantulkan plafon
& dinding, lampu dapat digantung pada dinding atau
menyatu dengan perabot.
• Task Lighting
Jenis pencahayaan yang hanya terdapat pada tempat &
area sekelilingnya yang terkena cahaya.
• Accent Lighting
Jenis pencahayaan yang digunakan pada obyek
tertentu.
• Decorative Lighting
Pencahayaan dengan lampu sebagai object untuk di
lihat.
21

Sistem Pencahayaan buatan menurut arah pencahayaan dapat


dibedakan menjadi (Ruang Artistik Dengan Pecahayaan, 2006:
26) :
• Downlight (Arah cahaya ke bawah)
Arah pencahayaan ini berasal dari atas dengan tujuan
untuk memberikan cahaya pada obyek di bawahnya.
• Uplight (Arah cahaya ke atas)
Pencahayaan datang dari bawah ke atas. Uplight
umumnya berperan untuk dekoratif dengan kesan
megah, dramatis, dan memunculkan dimensi. Contoh
aplikasi pencahayaan ini misalnya pada kolom rumah
yang biasanya memakai lampu halogen.
• Backlight (Arah cahaya dari belakang)
Arah pencahayaan berasal dari belakang obyek untuk
memberi aksentuasi pada obyek seperti menimbulkan
siluet. Jenis pencahayaan memberikan pinggiran
cahaya yang menarik pada obyek dan bentuk obyek
menjadi lebih terlihat.
• Sidelight (Arah cahaya dari samping)
Arah cahaya datang dari samping sehingga
memberikan penekanan pada elemen interior tertentu,
memberikan aksen pada obyek. Biasanya digunakan
pada benda-benda seni untuk menonjolkan nilai
seninya.
• Frontlight (Arah cahaya dari depan)
Arah cahaya datang dari depan obyek dan biasanya
diaplikasikan pada obyek dua dimensi seperti lukisan
atau foto.

E. Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan memnberikan kenyamanan thermal bagi
pengunjungnya. Kenyamanan fisik dapat dicapai pada kondisi
22

temperatur rata-rata 23°C. Pencapaian kondisi kenyamanan ini


tergantung dari banyaknya bukaan jendela, kondisi lingkungan,
jumlah manusia dan dimensi ruang. Untuk mengatasinya dapat
dicapai dengan banyaknya bukaan jendela atau menggunakan
penghawaan seperti Air Conditioner atau Fan. Berikut adalah
beberapa jenis Air Conditioner yang dijelaskan menurut peletakannya:
a) Mounted type
Ditanam didalam dinding atau didalam plafond ruangan.
b) Ceiling type
Ditanam di atas atau dipasang di langit-langit ruangan.
c) Custom floor type
Diletakkan di atas lantai tanpa ada pemasangan khusus.
d) Wall mounted type
Ditanam didalam dinding.
Di pasaran pada umumnya kita mengenal 3 jenis Air
Conditioner (Suptandar, 1982: 150), yaitu :
a) AC Window
Umumnya dipakai pada perumahan dan dipasang pada pada
salah satu dinding ruang dengan batas ketinggian yang
terjangkau dan penyemprotan udara tidak mengganggu si
pemakai.
b) AC Central
Biasanya digunakan pada unit-unit perkantoran, hotel,
supermarket dengan pengontrolan pengendalian yang
dilakukan dari satu tempat.
c) AC Split
Memiliki bentuk yang hampir sama dengan AC window,
bedanya hanya terletak pada konstruksi dimana alat
kondensator terletak di luar ruangan.
23

F. Sirkulasi Ruang
Sirkulasi dalam galeri adalah mengantarkan pengunjung untuk
memberikan kelayakan dalam memamerkan hasil karya. Sirkulasi
pergerakan jalur dalam suatu kegiatan ruang pameran perlu dilakukan
agar memberikan kenyamanan antara objek dengan pengunjung.
Menurut De Chiara dan Calladar (Time Saver Standards for Building
Types, 1973), tipe sirkulasi dalam suatu ruang yang dapat digunakan
adalah sebagai berikut:
a) Sequential Circulation
Sirkulasi yang terbentuk berdasarkan ruang yang telah dilalui
dan benda seni yang dipamerkan satu persatu menurut ruang
pamer yang berbentuk ulir maupun memutar sampai akhirnya
kembali menuju pusat entrance area galeri.

Gambar 2.5 Pola Jalur Sequential Circulation


Sumber: De Chiara and Calladar, 1973

b) Random Circulation
Sirkulasi yang memberikan kebebasan bagi para
pengunjungnya untuk dapat memilih jalur jalannya sendiri dan
tidak terikat pada suatu keadaan dan bentuk ruang tertentu
tanpa adanya batasan ruang atau dinding pemisah ruang.
24

Gambar 2.6 Pola Jalur Random Circulation


Sumber: De Chiara and Calladar, 1973

c) Ring Circulation
Sirkulasi yang memiliki dua alternatif, penggunaannya lebih
aman karena memiliki dua rute yang berbeda untuk menuju
keluar suatu ruangan.

Gambar 2.7 Pola Jalur Ring Circulation


Sumber: De Chiara and Calladar, 1973

d) Linear Bercabang
Sirkulasi pengunjung jelas dan tidak terganggu, pembagian
koleksi teratur dan jelas sehingga pengunjung bebas melihat
koleksi yang dipamerkan.
25

Gambar 2.8 Pola Jalur linear bercabang


Sumber: De Chiara and Calladar, 1973

Menurut DK. Ching (2000), faktor yang berpengaruh dalam


sirkulasi eksterior maupun interior yaitu pencapaian, konfigurasi jalur,
hubungan jalur dan ruang, bentuk ruang sirkulasi. Dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a) Pencapaian
Pencapaian merupakan jalur yang ditempuh untuk
mendekati/menuju bangunan.

Tabel 2.1. Sirkulasi Pencapaian


Sumber : Ching, 2000:231
26

b) Konfigurasi jalur
Konfigurasi jalur yaitu tata urutan pergerakan pengunjung
sampai titik pencapaian akhir.
c) Hubungan Jalur dan Ruang
Hubungan Jalur dan Ruang dapat difungsikan sebagai
fleksibilitas ruang-ruang yang kurang strategis.

Tabel 2.2 Hubungan Jalur dan Ruang

d) Bentuk Ruang Sirkulasi


Bentuk ruang sirkulasi lebih mengutamakan pada interior
bangunan yang dapat menampung gerak pengunjung waktu
berkeliling, berhenti sejenak, beristirahat, atau menikmati
sesuatu yang dianggapnya menarik.
27

Tabel 2.3 Ruang Pembentuk Sirkulasi

G. Jarak Display

Gambar 2.9 Jarak Display


Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik, 2003:293
28

Gambar 2.10 Jarak dan sudut pandang pengamat


Sumber : Neufert 2002:250

H. Sistem Keamanan
Masalah keamanan sangatlah penting dalam display karena
objek koleksi tersebut sangat menarik bagi pengunjung terutama
kolektor, sehingga keamanan harus terjamin. Seperti, pencatatan
identitas benda koleksi, pemeriksaan tentang penyakit atau cacat
objek. Pemotretan kondisi koleksi baik sebelum dan sesudah
konservasi. Keselamatan benda-benda koleksi harus diperhatikan,
unsur-unsur yang dapat menimbulkan kerusakan antara lain,
tumbuhan, kotoran, dan bahkan manusia.

2.2 Tinjauan Umum Café Bar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kafe berarti tempat minum kopi
yang pengunjungnya dihibur dengan musik atau tempat minum yang pengunjungnya
dapat memesan minuman seperti kopi, teh, bir, dan kue-kue, kafe juga berarti kedai
kopi. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008) café juga dapat
diartikan sebuah restaurant kecil yang menyediakan makanan dan minuman.
Istilah kafe berasal dari bahasa Perancis yaitu café yang secara harafiah adalah kopi.
Café merupakan suatu tipe restoran yang biasanya tidak menyajikan makanan berat
namun lebih berfokus pada menu makanan ringan seperti kue, roti, dan sup. Untuk
29

minuman biasanya disajikan teh, kopi, juice, serta susu coklat. Minuman beralkohol
tidak disediakan di kafe.
Menurut Marsum WA (2004:1) Bar adalah suatu tempat yang diorganisasikan
secara komersial dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, terdapat baik di
dalam sebuah hotel, kadang-kadang berdiri sendiri di luar hotel, dimana seseorang
bisa mendapatkan pelayanan segala macam minuman baik yang beralkohol maupun
yang tidak beralkohol.
Para ahli mengatakan bahwa kata bar berasal dari kata ‘barrier’ yang berarti
penghalang. Yang dimaksudkan adalah bahwa para tamu yang datang untuk membeli
dan menikmati minuman dengan petugas peramu-pencampur minuman dibatasai
oleh suatu penghalang yang lazim disebut bar counter, sehingga para tamu tidak
bebas masuk ke tempat petugas berada.

2.2.1 Fungsi dan Tujuan Café Bar


Untuk menghidangkan minuman ringan seperti kopi, teh atau jus dan
juga makanan ringan sampai minuman beralkohol yang memberikan tempat
serta pelayanan yang nyaman bagi pengunjung. Café Bar juga berguna
sebagai tempat melepas lelah dan penat bagi sebagian orang sehingga café
bar harus dibuat senyaman mungkin.

2.2.2 Jenis-jenis Kegiatan pada Café Bar


1. Konsumsi
Pengunjung sebagai konsumen datang untuk menikmati makanan
dan minuman yang dijual pada tempat tersebut.
2. Rekreasi
Rekreasi adalah kegiatan yang menyehatkan pada aspek sosial,
fisik dan mental. Jay B. Nash memberikan gambaran bahwa
aktivitas rekreasi adalah pelengkap dari kerja, oleh karena itu
rekreasi adalah kebutuhan semua orang.
3. Bisnis
Kegiatan ini lebih ditekankan pada maksud kedatangan
pengunjung untuk keperluan bisnis.
30

2.2.3 Aktifitas Café Bar


1. Aspek Pengunjung
• Pengunjung yang datang dan langsung memesan hidangan.
• Pengunjung yang telah memesan, membayar makanan yang
dipesan.
• Pengunjung yang telah membayar, menunggu hidangan
disiapkan.
• Pengunjung yang telah mendapat hidangan, mendapati tempat
duduk mereka.
2. Aspek Pegawai
• Pegawai melayani pengunjung yang memesan hidangan.
• Pegawai melayani pengunjung yang membayar hidangan.
• Pegawai meracik dan menyiapkan hidangan yang dipesan.

2.2.4 Pembagian Ruang Café Bar


1. Smoking Area
Berdasarkan Oxford Dictionary, Smoking Area adalah “A room set
aside for smoking in a hotel or other public building”. Area ini
dipisahkan dengan area non smoking dimaksudkan agar kegiatan
dalam ruang kafe tidak mengganggu antara pengunjung yang satu
dengan yang lainnya. Smoking Area harus dilengkapi dengan
exhaust fan atau dapat diletakkan di area outdoor.
2. Non Smoking Area
Berdasarkan Dictionary of the English Language, Fifth edition,
Houghton Mifflin, Non Smoking Area adalah “Designated or
reserved for non smokers. The non smoking section of a
restaurant”. Non smoking area harus diletakkan secara terpisah
dari smoking area agar asap rokok tidak mengganggu aktifitas
pengunjung pada area ini.
31

2.2.5 Prinsip Perancangan Ruang Café Bar


A. Elemen Interior
a) Lantai
Material penutup lantai harus dapat mempresentasikan suasana
yang hangat dan nyaman namun tetap memperhatikan
ketahanan dan kebersihannya.
b) Dinding
Pola, tekstur, dan warna akan memberikan kesan yang aktif
dan dapat mengundang perhatian pengunjung. Bahan-bahan
seperti batu bata, kayu, dan gypsum board adalah beberapa
bahan yang dapat digunakan untuk pengaplikasian dinding.
c) Ceiling
Pemilihan material ceiling harus mudah dibersihkan dan tidak
mudah terbakar.
d) Jendela
Sirkulasi udara dan pencahayaan alami perlu diperhatikan
dalam sebuah café bar.

B. Sirkulasi, Dimensi Manusia dan Ruang Interior


a) Sirkulasi Ruang
Menurut Kuhne, Gunther (New Restaurants, New York :
Architectural Book, 1973), pola penataan sirkulasi café ada
beberapa macam antara lain :
• Linier
Pola sirkulasi terbentuk berdasarkan ruang yang telah
dilalui pengunjung yang mengarah pada satu tujuan
dengan satu jalan.
• Radial
Pengunjung tidak diarahkan pada suatu tempat namun
pengunjung bebas memilih arah yang dituju.
32

• Random
Pengunjung bebas memilih arah yang dituju tanpa ada
batasan ataupun dinding pemisah ruang.
b) Pengarahan Jalan

Gambar 2.11 Pengarahan Jalan


Sumber www.pnri.go.id

c) Dimensi Manusia dan Ruang Interior


Daerah-daerah yang menjadi pusat perhatian para perancang
adalah jarak bersih sekitar meja dan jumlah orang yang dapat
diakomodasi oleh meja dengan besar tertentu. Penentuan
besaran ruang yang dibutuhkan untuk mengakomodasi seorang
pengunjung harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu
lebar kursi, rentang maksimal orang yang bertubuh besar, dan
ukuran penataan perangkat makannya. Berikut merupakan
gambar-gambar jarak ideal dalam ruang makan :
33

Gambar 2.12 Jarak Ideal dan Ketinggian Meja Makan


Sumber: Panero, Zelnik, 2003:227

Gambar 2.13 Jarak Bersih Pelayanan dan Sirkulasi


Sumber: Panero, Zelnik, 2003:228

Gambar 2.14 Jalur Pelayanan Antar Kursi


Sumber: Panero, Zelnik, 2003:228
34

Gambar 2.15 Jalur Pelayanan Antar Meja


Sumber: Panero, Zelnik, 2003:229

Gambar 2.16 Jarak Bersih Minimal Tanpa Sirkulasi


Sumber: Panero, Zelnik, 2003:229

Gambar 2.17 Pengaturan Meja Secara Pararel


35

Gambar 2.18 Pengaturan Meja Secara Diagonal

Gambar 2.19 Sirkulasi Area Bar


Sumber: Panero, Zelnik, 2003:219
36

Gambar 2.20 Sirkulasi Area Bar


Sumber: Panero, Zelnik, 2003:218

2.3 Tinjauan Umum Bengkel (Workshop)

Bengkel adalah sebuah bangunan yang menyediakan ruang dan peralatan


untuk melakukan konstruksi atau manufaktur, atau memperbaiki benda. Pengertian
workshop dalam Oxford Dictionary berarti “A room or building in which goods are
manufactured or repaired” dan “A meeting at which a group of people engage in
intensive discussion and activity on a particular subject or project”. Istilah bengkel
dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia erat kaitannya dengan jasa perbaikan
kendaraan bermotor. Kegiatan perbengkelan adalah bagian dari kegiatan jaringan
layanan purna jual untuk mendukung pemasaran produk yang dijual.
Bengkel otomotif adalah tempat dimana kendaraan diperbaiki oleh teknisi
atau tenaga mekanik. Bengkel dapat dibagi menjadi repair shop dan body shop.
37

Bengkel repair shop melakukan pekerjaan seperti perbaikan mesin kendaraan, rem,
knalpot, transmisi, ban, kaca mobil, dan penggantian oli. Bengkel body shop
melakukan pekerjaan seperti perbaikan cat terhadap goresan, lecet, penyok, atau
kerusakan yang disebabkan oleh kecelakaan. Perbaikan membutuhkan kendaraan
untuk ditinggal selama beberapa hari tergantung seberapa lama proses perbaikan
dilakukan.

2.3.1 Fungsi dan Tujuan Bengkel


Bengkel merupakan tempat untuk melayani masyarakat untuk
membuat dan merawat kendaraan bermotor mereka. Secara umum bengkel
berfungsi untuk melayani keperluan teknis dari pelanggannya.
Bengkel berfungsi untuk dapat menjamin keamanan pengendara,
menjamin keselamatan dan melakukan perawatan berkala untuk kendaraan
bermotor mereka.

2.3.2 Jenis-jenis Bengkel


Bengkel memiki beberapa penjualan seperti :
1. Penjualan jasa perbaikan dan perawatan
2. Penjualan suku cadang (Spareparts)
3. Penjualan suku cadang tambahan (Optional Parts)
4. Penjualan aksesoris
Secara umum, ada beberapa jenis bengkel sebagai berikut :
1. Bengkel Bebas (Independent Workshop)
Bengkel bebas merupakan bengkel yang berdiri sendiri, tidak
terikat, tidak mewakili merek tertentu, dan kebijakan-kebijakan
dapat diambil sendiri sehingga tidak merugikan pihak lain sebagai
perusahaan pemegang merek.
2. Bengkel Perwakilan (Authorized Workshop)
Hampir sama dengan bengkel bebas namun bengkel ini mewakili
merek yang diwakili melalui surat penunjukan dari merek
tersebut. Bengkel ini mengikuti kebijakan dari perusahaan yang
menunjukknya berdasarkan kesepakatan dan perjanjian yang telah
disetujui oleh keduabelah pihak.
38

3. Bengkel Dealer (Dealer Workshop)


Merupakan sub operasional dari merek tertentu sebagai unit
layanan purna jual sistem pemasaran. Kebijakan yang dibuat
berdasarkan perusahaan yang bersangkutan.

2.3.3 Jenis-jenis Kegiatan pada Bengkel


Sebuah bengkel memiliki berbagai kegiatan didalamnya, antara lain :
membuat, membentuk, mengubah bentuk, merakit, serta memperbaiki
kendaraan bermotor mereka. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Restorasi
Restorasi berarti pengembalian atau pemulihan kepada keadaan
semula. Restorasi dilakukan dalam upaya perbaikan, seperti
mengganti atau memperbaiki bagian-bagian yang rusak.
2. Modifikasi
Modifikasi merupakan cara merubah bentuk sebuah barang dari
yang kurang menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan
fungsi aslinya.
3. Pencucian
Pencucian dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan
kendaraan yang kotor. Biasanya dilakukan di area terpisah, karena
area pencucian merupakan area basah.
Bengkel juga membutuhkan area khusus secara terpisah untuk
melakukan kegiatan lainnya seperti :
1. Ruang Mengecat
Ruang khusus untuk mengecat diperlukan agar kegiatan mengecat
tidak mengganggu aktifitas diluar ruangan ini. Area ini juga
bertujuan untuk mengeringkan barang yang sudah di cat dan
berguna untuk menaruh barang-barang yang sudah di cat agar
tidak mudah rusak.
39

2. Ruang Cuci
Ruang cuci juga harus terpisah dari area bengkel karena ruangan
ini merupakan area basah yang dapat mengganggu kegiatan atau
aktifitas utama pada bengkel.
Menurut ruang lingkup pekerjaan pada bengkel, sebagai berikut :
1. Layanan cepat
Berupa tune-up, ganti oli, mencuci kendaraan, dan lain-lain.
2. Perbaikan umum
Berupa perbaikan engine, transmisi, differensial, dan roda.
3. Perbaikan elektrik
Berupa perbaikan sistem starter, pengapian, pengisian, sistem
penerangan dan instrumen.
4. Perbaikan mesin
Berupa boring, honing, skir katup, bubut rem, dan lain-lain.
5. Perbaikan badan kendaraan dan pengecatan
6. Pemasangan aksesoris tambahan
7. Peremajaan bersifat tampilan seperti salon.

2.3.4 Aktifitas Bengkel


1. Aspek Pengunjung
• Pengunjung menjelaskan permasalahan kendaraannya
• Pengunjung menunggu antrian atau giliran proses pengerjaan
pada kendaraannya
• Pengunjung berdiskusi dengan staf ahli tentang permasalahan
kendaraannya yang kemudian disampaikan staf ke mekanik
untuk proses pengerjaan
2. Aspek Pegawai
• Pegawai mengerjakan pekerjaan perbaikan/modifikasi pada
kendaraan konsumen.
• Pegawai mengambil dan memasang sparepart yang sudah
tersedia pada bengkel.
40

• Pegawai harus memesan sparepart, bila dibutuhkan dan atas


rekomendasi konsumen.
• Pegawai menanyakan atau berdiskusi atas permasalahan yang
ditemukan pada kendaraan konsumen dan sparepart yang akan
dipasang pada kendaraan tersebut.
• Pegawai melakukan tiap-tiap pekerjaan sesuai job desk mereka
masing-masing, seperti : pengerjaan bubut, pengecatan,
kelistrikan, dan pengaturan.

2.3.5 Pembagian Ruang Bengkel


Pembagian ruang bengkel berdasarkan kegiatan / aktifitas dalam
bengkel tersebut, seperti :
1. Ruang Bengkel Storage
Ruang bengkel storage merupakan akses para pegawai untuk
menaruh kendaraan bermotor yang akan dikerjakan di dalam
bengkel.
2. Ruang Reparasi
Ruang yang digunakan untuk mereparasi sepeda motor.
3. Ruang Modifikasi
Ruang modifikasi merupakan area tempat pengecatan untuk
melakukan proses pengecatan agar baunya tidak mengganggu
aktifitas yang lain.
4. Ruang Pencucian Kendaraan
Ruang cuci terbagi menjadi ruang cuci hidrolik dan dry cleaning.
5. Ruang Penyimpanan Komponen Kendaraan
Ruang ini berguna untuk menyimpan komponen kendaraan seperti
sparepart.

2.3.6 Prinsip Perancangan Ruang Bengkel


Bengkel merupakan sarana untuk menunjang dan mengembangkan
atas teori yang dikuasainya, untuk memenuhi persyaratan standar
internasional maka bengkel harus memenuhi ketentuan dalam Workplace
41

(Health, Safety and Welfare - 1992 dan Approved Code of Practice no: L24).
Kenyamanan praktik di dalam bengkel akan mempengaruhi hasil praktik itu
sendiri, untuk itu diperlukan perancangan bengkel yang memenuhi standar.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh bengkel menurut Health and
Safety Executive (2009: 27) sebagai berikut :
1. Tempat kerja, peralatan tetap dan perabotannya, maupun peralatan
dan sistemnya yang terintegrasi atau tambahan, harus terawatt
dengan baik dan tetap bersih.
2. Atmosfer bengkel meliputi beberapa persyaratan, yaitu: kondisi
sekeliling bengkel harus terpelihara dengan cara membuka
jendela, memasang kipas angin di dinding atau langit-langit untuk
memberi kesejukan udara di bengkel, b) jika ventilasi diperlukan
untuk melindungi para personel bengkel, sistemnya harus
dipasangi alarm pendeteksi kegagalan, mampu memasok udara
bersih 5-8 liter/detik/pekerja, dirawat, dibersihkan dan kinerjanya
diperiksa secara rutin.
3. Temperatur tempat kerja selama jam kerja, harus memenuhi
persyaratan, untuk pekerjaan normal: 160 C (60,80 F) untuk
pekerjaan berat:130 C (55,40 F).
4. Pencahayaan, harus memadai dan mencukupi. Jika
memungkinkan memanfaatkan cahaya alami. Lampu darurat harus
dipasang untuk berjaga-jaga seandainya lampu utama mengalami
kegagalan dan menimbulkan bahaya.
5. Perawatan (house keeping)
6. Workstation, harus nyaman untuk semua yang bekerja di sana,
memiliki pintu darurat yang ditandai dengan jelas, lantai harus
tetap bersih dan tidak licin.
7. Lantai, harus rata dan mulus, tidak berlubang, bergelombang atau
rusak yang mungkin menyebabkan bahaya sandungan, tidak licin,
memiliki pemisah antara jalur-jalur lalulintas dan pejalan kaki
berupa hand rail, penghalang atau marka lantai.
42

Bangunan bengkel harus menciptakan kenyamanan manusia yang ada


didalam bangunan tersebut. Memiliki sirkulasi udara yang baik dan dapat
meredusi polusi udara dan suara yang dihasilkan dari dalam bengkel.
Perbaikan yang dilakukan tidak mencemari daerah perbaikan dan tidak
menimbulkan kotor. Bengkel harus memiliki ruang perbaikan yang besar
untuk melakukan perbaikan oleh mekanik dari pembongkaran mesin,
pemeriksaan pembakaran, dan ruang bakar kendaraan, penggantian oli mesin
atau transmisi, dan cuci kendaraan setelah selesai diperbaiki.
Selain itu bengkel juga harus memiliki ruang tertutup untuk perbaikan
body seperti pengecatan dan pendempulan agar udara tidak tercemar oleh zat
berbahaya. Gudang komponen kendaraan juga diperlukan untuk menyimpan
suku cadang yang dibutuhkan kendaraan yang sedang diperbaiki atau
dimodifikasi.

2.4 Tinjauan Umum Retail


Retail adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen.
Retail berasal dari bahasa Perancis yaitu ”Retailer” yang berarti “Memotong menjadi
kecil-kecil” (Risch Ernest H.,1991). Berikut ini definisi retailing menurut beberapa
ahli :
1. Menurut Levy dan Weitz Bortan A. (2001:8) “Retailing adalah satu
rangkaian aktivitas bisnis untuk menambah nilai guna barang dan jasa
yang dijual kepada konsumen untuk konsumsi pribadi atau rumah
tangga”. Jadi konsumen yang menjadi sasaran dari retailing adalah
konsumen akhir yang membeli produk untuk dikonsumsi sendiri.
2. Menurut Berman B. dan Evans J.R (2001:3) “Retailing merupakan suatu
usaha bisnis yang berusaha memasarkan barang dan jasa kepada
konsumen akhir yang menggunakannnya untuk keperluan pribadi dan
rumah tangga”. Produk yang dijual dalam usaha retailing adalah barang,
jasa maupun gabungan dari keduanya.
43

3. Menurut Kotler P. (2000:502) Retailing yaitu: “Penjualan eceran meliputi


semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang atau jasa pada
konsumen akhir untuk dipergunakan yang sifatnya pribadi, bukan bisnis”.
4. Menurut Gilbert (2003:6) Retail adalah “Semua usaha bisnis yang secara
langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan
konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai
inti dari distribusi”.

2.4.1 Klasifikasi Retail


Menurut Pintel dan Diamond (1971), Retail dapat diklasifikasikan
dalam banyak cara, retail dapat dikelompokkan sesuai dengan aktivitas
penjualan barang berdasarkan, sebagai berikut :
1. Retail Kecil
Bisnis Retail kecil di gambarkan sebagai retailer yang
berpenghasilan di bawah $500 pertahun. Pemilik retail pada
umumnya bertanggung jawab penuh terhadap seluruh penjualan
dan manajemen. Biasanya kebanyakan pemilik toko pada bisnis
retail kecil ini dimiliki oleh secara individu (Individual
Proprietorship).
2. Retail Besar
Perdagangan retail berskala besar menyediakan satu jenis barang
ataupun berbagai barang kepada sejumlah besar pelanggan dalam
suatu toko besar. Dalam kegiatan usahanya, peretail berskala
besar menyediakan kenyamanan bagi pelanggan, baik berupa
interior dan eksterior toko, maupun keramahan pelayanan yang
diberikan wiraniaganya. Produk yang biasa ditawarkan oleh
peritel berskala besar, antara lain pakaian, alat-alat elektronik, dan
juga produk-produk impor.
Seorang ahli ekonomi yaitu Albert Meyer mengklasifikasikan
retailing berdasarkan lima kriteria, yaitu :
1. Berdasarkan Tipe Kepemilikan
a) Independen Retail Firm
44

Suatu outlet pengecer yang dimilki dan dioperasikan secara


indepedenden dan tanpa afilasi (pengabungan).
b) Franchising (Waralaba)
Suatu sistem pemasaran atau distribusi barang dan jasa,
dimana sebuah Franchisor (perusahan induk) memberikan
kepada Franchise (individu atau perusahan lain) yang berskala
kecil atau menengah, hak- hak istimewa untuk melakukan
suatu sistem usaha tertentu dengan cara yang sudah
ditentukan, selama waktu tertentu, dan ditempat tertentu pula.
2. Berdasarkan Produk atau Jasa yang dijual
a) Service Retailing
Ada tiga jenis service retailing, yaitu :
• Rented-Goods Service
Dalam jenis ini, para pelanggan menyewa dan
menggunakan produk-produk tertentu. Contohnya
penyewaan mobil, carpet cleaner, kaset video, laser disc,
dan apartemen. Dalam hal ini suatu produk fisik disewakan
dengan tarif tertentu untuk jangka waktu tertentu pula.
Konsumen dapat menggunakan produk tersebut tetapi
kepemilikannya tetap berada pada pihak retailer.
• Owned-Goods Service
Dalam jenis ini, produk-produk yang dimiliki oleh para
konsumen dapat direparasi, ditingkatkan atau
dikembangkan. Owned-goods service juga mencakup
perubahan bentuk pada produk yang telah dimiliki
pelanggan. Contohnya adalah: jasa reparasi (jam tangan,
mobil, sepeda motor, komputer, dan lain-lain), pencucian
mobil, dry cleaning, perawatan rumput lapangan golf,
perawatan taman, dan lain-lain.
• Non-Goods Service
Karakteristik khusus pada jenis ini adalah jasa personal
yang bersifat intangible (tidak berbentuk produk fisik)
45

ditawarkan kepada para konsumen. Contohnya babysitter,


supir, tutor, pemandu wisata, tukang cukur, ahli
kecantikan, dan lain-lain.
b) Product Retailing
Product retailing terdiri atas beberapa jenis, di antaranya
yaitu:
• Toko serba ada (Department Store)
Departemen Perdagangan Amerika Serikat mendefinisikan
department store sebagai suatu perusahaan eceran yang
mempekerjakan paling sedikit 25 orang dan memiliki
penjualan pakaian dan peralatan rumah tangga sejumlah 20
persen atau lebih dari penjualan totalnya. Sebuah toserba
juga harus menjual item-item tertentu dalam lini
produknya, di antaranya yaitu mebel, perabotan, peralatan
dan perlengkapan rumah tangga, dan pakaian. Biasanya
toserba yang besar terdiri atas beberapa divisi dan
departemen. Setiap divisi merupakan gabungan dari
beberapa departemen yang menjual lini barang dagangan
yang saling berkaitan atau berhubungan.
• Specialty Store
Ciri khas specialty store adalah konsentrasinya pada jenis
barang dagangan yang terbatas/sedikit. Contohnya
Computer Land (komputer-komputer kecil), Toys “R” Us
(mainan anak anak), Singer Sewing Centers (mesin jahit).
Specialty store biasanya berlokasi di pusat perbelanjaan
yang besar.
• Catalog Showroom
Catalog showroom menawarkan harga rendah, merek
nasional, dan daerah perbelanjaan yang kecil yang
berdekatan dengan tempat pajangan (display) ecerannya.
Biasanya pembeli menelaah katalog-katalog yang
terdistribusi luas sebelum mengunjungi toko tersebut
46

Pembeli harus melengkapi blanko pemesanan, yang akan


diproses sebelum item yang dibeli diserahkan; kepadanya
di lokasi pusat.
• Food and Drug Retailer
Ada tiga jenis utama food and drug retailer, yaitu pasar
swalayan (supermarket). Pasar swalayan dan superdrug
store adalah toko-toko besar yang menjual makanan atau
obat obatan dalam jumlah besar dengan harga yang rendah.
Para pelanggan memilih barang dagangan yang tersusun
rapi pada rak-rak tertentu dan dapat menempatkannya pada
kereta dorong atau keranjang, kemudian membawa dan
membayarnya di kasir.
• Convenience Store
Convenience Store adalah toko swalayan mini yang
menjual barang kebutuhan sehari-hari dan berlokasi di
sekitar tempat pemukiman penduduk, serta biasanya buka
24 jam. Contoh convenience store antara lain Circle K,
Freshmart, dan Indomart.
• Combination Store
Lebih besar daripada pasar swalayan konvensional
maupun superdrug store, tetapi serupa dalam strategi
penetapan harga dan praktik-praktik operasinya. Istilah
superstore digunakan untuk menggambarkan kombinasi
pasar swalayan dan toserba yang menjual barang-barang
umum (general merchandise) dengan harga yang didiskon
secara periodik. Di Indonesia, tipe toko seperti ini diwakili
oleh eksistensi outlet kelompok Golden Truly, Mega M,
dan beberapa toserba.
3. Non-Store Retailing
Non- Store Retailing menjual produk dan jasa dengan
mengunakan metode- metode seperti :
a) Telephone and Media Retailers
47

Dalam kategori ini, pengecer mengunakan via telepon


(Telemarketing) dan media periklanan seperti TV, radio, surat
kabar, dan majalah untuk menginformasikan dan membujuk
konsumen untuk membeli produk- produknya.
b) Vending Machines
Mesin ini banyak dijumpai dibank, pasar swalayan, hotel-
hotel dan kantor- kantor tertentu.
c) Mail order
Dalam metode ini, penjualan dilakukan melalui pemesanan
dengan mengunakan catalog- catalog tertentu via pos.
d) Direct Seling
Direct Seling merupakan penjualan barang- barang konsumsi
langsung ke perorangan, dirumah- rumah maupun ditempat
kerja mereka, melalui transaksi- transaksi yang diawali dan
diselesaikan oleh tenaga penjualnya.
e) Electronic Shoping
Ada dua bentuk electronic shoping. Bentuk pertama
mengunakan videotext dan bentuk kedua adalah memanfatkan
jaringan internet (Cybermarketing) dengan seperangkat
peralatan computer personal (PC) dan modem.
4. Berdasarkan Strategi Marketing
a. Department Stores
Department Store merupakan toko yang sangat besar
menawarkan "soft goods" dan "hard goods”. Seorang penjual
toko tersebut mempunyai berbagai kategori dan memiliki
berbagai macam harga rata-rata. Mereka menawarkan layanan
pelanggan yang cukup besar.
b. Discount Stores
Cenderung untuk menawarkan beragam produk dan jasa,
tetapi mereka bersaing terutama pada harga menawarkan
berbagai macam pilihan barang dagangan dengan harga
terjangkau dan potongan harga. Biasanya pengecer menjual
lebih sedikit mode berorientasi merek.
48

c. Warehouse Stores
Gudang yang menawarkan biaya rendah, memiliki barang
yang berjumlah banyak yang bertumpuk di atas palet atau rak
baja.
d. Variety Stores
Toko ini menawarkan barang sangat murah, dengan pilihan
terbatas.
e. Demographic
Pengecer yang bertujuan pada satu segmen tertentu (misalnya,
high-end pengecer berfokus pada orang kaya).
f. Mom-And-Pop
Outlet ritel yang dimiliki dan dioperasikan oleh individu.
Rentang produk sangat selektif dan hanya sedikit jumlahnya.
Toko-toko terlihat di lingkungan – lingkungan masyarakat
setempat, biasanya bisnis ini dikelola oleh suatu keluarga.
g. Specialty Stores
Sebuah toko khusus yang khas memberi perhatian pada
kategori tertentu dan menyediakan tingkat layanan yang tinggi
kepada pelanggan. Sebagai contoh, sebuah toko hewan
peliharaan yang mengkhususkan diri dalam menjual makanan
anjing akan dianggap sebagai sebuah toko khusus.
h. General Store
Toko – toko di pedesaan yang memasok kebutuhan utama bagi
masyarakat setempat.
i. Convenience Stores
Pada dasarnya ditemukan di wilayah pemukiman. Mereka
menyediakan jumlah barang dagangan terbatas lebih dari
harga rata-rata dengan pengecekan barang yang cepat. Toko
ini sangat ideal untuk pembelian mendesak dan pembelian
langsung.
49

j. Hypermarkets
Menyediakan variasi dan barang dagangan volume besar
eksklusif dengan marjin yang rendah. Biaya operasi relatif
kurang dari ritel lainnya.
k. Supermarkets
Sebuah toko swalayan yang terutama terdiri dari bahan
makanan dan produk terbatas pada item non makanan.
l. Malls
Memiliki berbagai toko ritel di outlet tunggal. Mereka
melengkapinya dengan produk, makanan dan hiburan di
bawah atap.
m. Category Killers atau Category Specialist
Menyediakan harga yang lebih rendah dari pengecer lainnya.
Toko ritel lainnya dipaksa untuk mengurangi harga jika
Category Retail Specialist hadir di sekitarnya.
5. Berdasarkan Lokasi
Retailer juga dapat dikelompokan berdasarkan lokasinya, yaitu downtown
central business district, strip development, dan pusat-pusat perbelanjaan.

2.4.2 Fungsi Retail


Menurut William R. Davidson (1988) secara spesifik fungsi retailing
yang diharapkan oleh konsumen ada 3 yaitu:
1. Menciptakan penggolongan barang dan jasa untuk mengantisipasi
dan memenuhi kebutuhan konsumen individu/keluarga.
2. Menawarkan barang dan jasa dengan jumlah yang kecil sehingga
dapat dijangkau oleh konsumen individual maupun kebutuhan
keluarga.
3. Menawarkan pertukaran barang yang mempunyai keunggulan
dalam hal:
a) Transaksi yang efisien
b) Lokasi dan waktu yang pasti terjamin
c) Informasi yang berguna dalam menentukan pilihan
d) Harga yang bersaing.
50

Seorang pengecer berusaha memuaskan pemasok dengan cara


membeli beberapa jenis produk mereka yang jumlahnya terbatas, akan tetapi
dalam jumlah yang lebih besar. Pengecer memuaskan konsumen mereka
dengan cara menawarkan berbagai macam jenis barang dan jasa, yang
dikumpulkan dari sejumlah sumber, kemudian dijual dalam jumlah yang
kecil-kecil.

2.4.3 Aktifitas Retail


1. Aspek Pengunjung
• Pengunjung membeli barang-barang yang dijual di dalam
retail.
• Pengunjung melihat-lihat barang yang dijual ketika menunggu
pengerjaan kendaraannya.
• Pengunjung melakukan pembayaran pada kasir.
2. Aspek Pegawai
• Pegawai melayani pengunjung yang berada dalam retail.
• Pegawai melakukan transaksi pembayaran dengan konsumen.
• Pegawai membantu konsumen mencari produk yang sulit
ditemukan.

2.4.4 Fasilitas Retail


Fasilitas yang ada di dalam retail adalah :
1. Vitrine Pakaian dan Aksesoris

Gambar 2.21 Vitrine Pakaian


Sumber : Time Saver Standards, 1991 : 418
51

2. Ruang Ganti

Gambar 2.22 Jarak Bersih Minimal Tanpa Sirkulasi


Sumber: Panero, Zelnik, 2003:206

2.4.5 Prinsip Perancangan Ruang Retail


A. Unsur Retail
• Brainware
Meliputi manajemen dalam mengelola
• Promotion & Publication
Meliputi pengiklanan, publikasi, diskon, dan hal-hal lainnya
yang mendukung pemasaran.
• Merchandising
Pengadaan barang-barang untuk disediakan di dalam toko
untuk mencapai sasaran toko.
• Pricing
Penetapan harga pada setiap produk yg ditetapkan berdasarkan
harga saing antar toko, biaya produksi, dan permintaan
konsumen.
• Atmosfer
Suasana toko yang berperan untuk memikat calon pembeli.
52

• Sales (Selling, Cross Selling, Advising)


- Selling : Mendorong produk tertentu agar naik tingkat
penjualannya.
- Cross Selling : Menawarkan produk lain yang
berkaitan dengan produk yang diminati konsumen.
- Advising : Berperan menjadi penasihat konsumen
untuk memberikan pandangan pada produk yang dibeli
oleh konsumen.

B. Elemen Interior
• Lantai
Material penutup lantai harus dapat mempresentasikan suasana
yang hangat dan nyaman namun tetap memperhatikan
ketahanan dan kebersihannya.
• Dinding
Pola, tekstur, dan warna akan memberikan kesan yang aktif
dan dapat mengundang perhatian pengunjung. Bahan-bahan
seperti batu bata, kayu, dan gypsum board adalah beberapa
bahan yang dapat digunakan untuk pengaplikasian dinding.
• Ceiling
Pemilihan material ceiling harus mudah dibersihkan dan tidak
mudah terbakar.
• Jendela
Sirkulasi udara dan pencahayaan alami perlu diperhatikan
dalam sebuah retail.
53

C. Sirkulasi, Dimensi Manusia, dan Ruang Interior

Gambar 2.23 Lintasan Publik


Sumber: Panero & Zelnik, 2003:201

Gambar 2.24 Lintasan Publik


Sumber: Panero & Zelnik, 2003:203
54

2.5 Tinjauan Umum Sepeda Motor Triumph

2.5.1 Sejarah Sepeda Motor


Sepeda Motor merupakan kendaraan beroda dua yang digerakkan oleh
sebuah mesin. Sepeda motor merupakan pengembangan dari sepeda
konvensional yang lebih dahulu ditemukan. Ernest Michaux (Perancis),
Edward Butler (Inggris), dan Gottlieb Daimler (Jerman) merupakan tiga
orang yang diakui sebagai penemu sepeda motor. Namun pada tahun 1885,
Gottlieb Daimler seorang ahli mesin Jerman bersama dengan mitranya
Wilhem Maybach menjadi perakit motor pertama kali di dunia. Pada waktu
itu sepeda motor ini tidak dijual untuk umum melainkan hanya percobaan
mesin. Kemudian pada tahun 1893, Pabrik Hildebrand und Wolfmuller di
Munchen, Jerman mengawali pembuatan sepeda motor untuk bisnis dan pada
tahun inilah sepeda motor dijual untuk umum.
Pada tahun ini pula, seseorang berkebangsaan Inggris, John C. Potter
yang bertempat tinggal di Indonesia, memesan sepeda motor ini secara
langsung ke pabriknya. John C. Potter merupakan masinis pertama pabrik
gula Oemboel Probolinggo, Jawa Timur. Sepeda motor yang dimiliki oleh
John C. Potter adalah sepeda motor pertama dari permbuatannya pada tahun
1893 dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemilik sepeda motor
pertama di dunia. Dua tahun kemudian, pada tahun 1895 sepeda motor masuk
ke Amerika tepatnya di kota New York oleh seorang pemain sirkus asal
Perancis.
Ketika Perang Dunia I (1914-1918), Indian Motorcycle
Manufacturing Company merupakan pabrik sepeda motor dengan produksi
yang terbesar di dunia. Namun, setelah Perang Dunia I, posisinya diambil alih
oleh Harley Davidson sampai tahun 1928. Indian Motorcycle Manufacturing
Company tutup pada tahun 1953 dan merek Indian diambil alih oleh Royal
Enfield.
Pada tahun 1921, sepeda motor BMW hadir dengan konfigurasi mesin
2 silinder horizontal berlawanan (boxer) yang ditempatkan dalam rumah
55

mesin tunggal yang terbuat dari aluminium. BMW menggerakkan roda


belakang dengan koppel (shaft drive).
Pada tahun 1930-an ada sekitar 80 merek sepeda motor di Inggris, di
antaranya Norton, Triumph, AJS, dan merek-merek lainnya yang tidak terlalu
dikenal, seperti New Gerrard, NUT, SOS, Chell, dan Whitwood.
Perkembangan sepeda motor di Eropa juga dipicu oleh Perang Dunia
II (1939-1945), di mana sepeda motor pun dibuat untuk keperluan militer.
Dan, pada masa itu, BSA membuat 126.000 unit sepeda motor M20 untuk
Angkatan Bersenjata Inggris.
Seusai Perang Dunia II, tahun 1946, seorang desainer Italia, Piaggio
memperkenalkan skuter Vespa dan langsung menarik perhatian dunia. Pada
tahun 1946 itu juga, perusahaan pembuat perlengkapan radio Italia, Ducati,
membuat mesin 50 cc, Cucciolo, yang dipasangkan pada sepeda motor.
Pada tahun 1949, Honda memproduksi sepeda motor Dream atau
Model D, yang menyandang mesin dua langkah dengan kapasitas 98 cc.
Namun, suara mesin dua langkah yang berisik dan asap yang berbau tajam
yang keluar dari knalpot membuat Honda mengembangkan mesin empat
langkah.
Tahun 1951, BSA Group (Inggris) membeli Triumph Motorcycles dan
menjadi produsen sepeda motor terbesar di dunia. Kedudukan BSA diambil
alih oleh NSU (Jerman) tahun 1955. Namun, sejak tahun 1970-an hingga
kini, Honda tercatat sebagai produsen sepeda motor terbesar di dunia.
Tahun 1952, Honda memproduksi sepeda motor bebek yang dikenal
dengan nama cub. Sepeda motor jenis bebek ini sangat populer sehingga
modelnya pun ditiru oleh perusahaan pembuat sepeda motor asal Jepang
lainnya, seperti Kawasaki, Yamaha, dan Suzuki.
Pada tahun 1955, Suzuki memproduksi sepeda motor yang
menyandang mesin berkapasitas 125 cc, empat langkah, dan 1 silinder.
Kemudian tahun 1955, Yamaha memproduksi YA-1, sepeda motor yang
menyandang mesin dua langkah dengan kapasitas 125 cc. Pada tahun 1970,
Yamaha memproduksi XS-1 yang menyandang mesin empat langkah yang
berkapasitas 650 cc, dalam konfigurasi V.
56

Kawasaki baru memproduksi sepeda motornya yang pertama, B8,


pada tahun 1961. Sepeda motor keluaran Kawasaki itu menyandang mesin
dua langkah dengan kapasitas 125 cc. Pada tahun 1973, Kawasaki
memproduksi Kawasaki Z1, yang menyandang mesin empat langkah dengan
kapasitas 900 cc.
Sosok yang menarik, mesin yang andal dan mudah dirawat, serta
harga yang bersaing membuat sepeda motor asal Jepang, yakni Honda,
Suzuki, Yamaha, dan Kawasaki, sangat populer dan sampai kini
mendominasi pasar sepeda motor dunia.
Namun, nama-nama Harley Davidson tetaplah merupakan sepeda
motor yang populer, terutama di Amerika Serikat. Demikian juga dengan
BMW, Triumph, dan Ducati.

2.5.2 Sejarah Sepeda Motor Triumph


Triumph Motorcycle Ltd merupakan produsen sepeda motor asal
Inggris yang berkantor pusat di Hinckley, sebelah barat daya Leicestershire
County, East Midlands, England, United Kingdom. Dalam pengembangan
dan penelitian terdapat 200 insinyur yang dilibatkan untuk membuat Triumph
menjadi lebih baik. Uji kualitas yang melalui tes jalan hingga sejauh 35.000
km merupakan hal utama yang dilakukan sebelum melepas produk ke pasar.
Sejarah perusahaan ini dimulai ketika tahun 1883, Siegfried Bettmann
yang pindah dari Nuremberg, Jerman ke Conventry, Inggris. Tahun 1884
Bettmann mulai mendirikan perusahaan ekspor-impor yang bernama
Bettmann & Co yang pada mulanya ia mengimpor mesin jahit Jerman dan
juga menjual sepeda Badged dengan namanya “Bettmann”. Pada tahun 1887
perusahaan Bettmann mengalami perubahan nama ke New Triumph Co Ltd
yang kemudian diubah lagi menjadi Triumph Siklus Co Ltd dengan investor
utamanya John Dunlop seorang dokter hewan Skotlandia. Kemudian seorang
insinyur Jerman bernama Mauritz Schlute bergabung dengan Triumph dan
meyakinkan Bettmann untuk merancang dan menghasilkan produk sendiri.
Pada tahun 1895, perusahaan pembuat sepeda Inggris “Triumph”
memutuskan untuk membuat sepeda motor. Pada awalnya mereka
57

mengimpor salah satu sepeda motor yang dibuat oleh Hildebrand und
Wolfmuller untuk dipelajari konstruksi mesinnya. Kemudian pada tahun 1902
Triumph memproduksi sepeda motornya yang pertama dan membuatnya
dibawah lisensi serta membuatnya sesuai berdasarkan hukum Inggris tentang
meminimalisasi kebisingan knalpot motor yang sesuai dengan Motorcycle
Noise Act, Regulations 1987 Chapter 34, yang berbunyi “An Act to prohibit
the supply of motor cycle exhaust systems and silencers likely to result in the
emission of excessive noise; and for connected purposes”.
Triumph bangkrut pada tahun 1980-an dan kemudian diambil alih
oleh John Bloor sebagai pemiliknya yang baru pada tahun 1984. Filosofi For
The Ride kemudian ditanamkan sejak era baru Triumph yang dimulai pada
tahun 1990.
Terdapat 3 elemen penting yang menjadikan Triumph sebagai sepeda
motor yang nyaman dikendarai, yaitu penampilannya yang elegan, desain
konstruksi yang ergonomi dan kuat, serta performa mesin yang tidak
diragukan. Salah satu keunikan yang dirasakan pengguna Triumph adalah
stabilitas, dimana pada kecepatan serendah 1-2km/jam, Triumph dapat terus
melaju tanpa pengguna harus menurunkan kaki. Selain untuk menyalurkan
hobi, turing, off road, Triumph juga bisa digunakan sebagai kendaraan
harian.

2.5.3 Logo Triumph

Gambar 2.25 Logo Triumph


Sumber : http://tophqimages.com

Gambar 2.26 Logo Triumph


Sumber : http://tophqimages.com
58

2.5.4 Perkembangan Sepeda Motor Triumph


Tabel 2.4 Perkembangan Sepeda Motor Triumph

Gambar Tahun Perkembangan

Triumph memproduksi sepeda motor


pertama kali yang dilengkapi dengan
1902
mesin Minerva 2.2 hp yang dibuat di
Belgia.

Triumph memproduksi sepeda motor


450cc yang dilengkapi dengan mesin 3.5
hp. Penjualan mencapai 1.000 unit.
1907
Kemudian pabrik berpindah ke lahan
yang lebih luas di Priory Street in
Conventry.

Triumph dipilih untuk memasok sepeda


motor tipe H “Trusty” untuk layanan
sekutu militer. Dari sebanyak 57.000
1915
unit yang diproduksi, 30.000
diantaranya merupakan 499cc air cooled
single cylinder bikes.

Pabrik Conventry berdiri di 500.000 sq


ft yang memperkerjakan 3.000 orang
1927
dengan menghasilkan 30.000 unit per
tahun.

Edward Tunner ditunjuk sebagai kepala


1936
Desainer.
59

Turner memperkenalkan 498cc Speed


Twin (T100) yang memiliki kecepatan
tertinggi dari 90mph. Ini merupakan
1937 difinisi sepeda motor inggris yang di
tetapkan sebagai sepeda motor Triumph
yang akan berlangsung lebih dari 40
tahun.

Lebih dari 50.000 sepeda motor dijual


1940
kepada militer.

Dengan kembalinya perdamaian,


perusahaan yang memfokuskan pada
tiga model, Tiger 100 (dikemudikan dan
1946 menang perdana di 1946 Manx Grand
Prix oleh Eric Lyons), Speed Twin dan
small touring 349cc 3T. Semua fitur
garpu depan teleskopik.

Marlon Brando mengendarai 650cc


1954
Thunderbird 6T di The Wild One

Johnny Allen yang mengendarai


Triumph Tiger 110 yang mendapatkan
record mencapai kecepatan 214.4 mph.
Ini adalah awal dari sebuah era yang
1955 luar biasa saat Triumph memegang
rekor kecepatan darat motor mutlak
selama 15 tahun berturut-turut. Triumph
Tiger kemudian dikenal sebagai
Bonneville Salt Flats.
60

Memperkenalkan T120 Bonneville 650


sebagai ikon. Bonneville ditakdirkan
1959 untuk menjadi salah satu sepeda motor
terbaik dan sebagai British Twin
penjualan tertinggi sepanjang masa.

Sebuah TR6 650 Trophy yang


ditunggangi melompat dan jatuh oleh
1963
Bud Ekins, dan lebih terkenal oleh Steve
McQuenn di The Great Escape.

Street Racer – Triumph TT Special.


1966 Buddy Elmore memenangkan Daytona
200 pada Tiger 500cc.

Triumph Bonneville
Bonneville berasal dari sebuah nama
1967
“The Salt Flats” di Utah, Amerika
Serikat.

Malcolm Uphill memenangkan TT


Produksi di Bonneville. Dalam proses
ini ia menempatkan di lap pertama
1969
kalinya lebih dari 100 mph pada sepeda
motor produksi. Puncak produksi sepeda
motor di Meriden sekitar 46.800 unit.

Produksi Bonneville berlanjut untuk


1975
tahun kelima.
61

Pabrik di Meriden tutup. John Bloor


mengakui nama Triumph dan
1983 memberikan lisensi Bonneville untuk
tetap diproduksi oleh Les Harris di
Devon.

Triumph motor terbaru, 1200cc empat


1987
silinder yang berjalan pada bangku uji.

Triumph kembali. Enam model baru


diresmikan di Cologne Show, yaitu :
The unfaired Trident 750 dan 900
1990
Triples, the touring Trophy 900 Triple
dan 1200 Four dan the sports-oriented
Daytona 750 Triple dan 1000 Four.

Triumph memperkenalkan anak


perusahaan baru “Triumph Motorcycles
1994 Amerika”. Izin perencanaan diberikan
untuk mendirikan pabrik baru seluas 40
hektar di Hinckley.

Daytona T595 yang menjadi 50.000


1996 motor yang akan diproduksi di
Hinckley.
62

Satu dekade setelah kelahiran kembali


2000 Triumph, Bonneville kembali ke
Triumph line up.

Pukul 21.00 tanggal 15 Maret 2002


merupakan perayaan 100 tahun
Triumph, namun dihentikan oleh api
yang melalap pabrik. Namun pada bulan
September, para karyawan bahu
2002
membahu membangun pabrik baru.
Daytona 600 supersports diluncurkan,
dan menikmati kemenangan luar biasa
di Isle of Man TT pada tahun 2003 di
tangan Kiwi, Bruce Anstey.

675cc Triple Daytona baru diluncurkan.


Sejak pabrik 4 di Thailand terbuka,
2006
kenaikan volume pembangunan
mencapai 41.974 unit.

Triumph mengambil perjalanan pertama


di sektor 'R' dengan peluncuran Street
2009 Triple R. Tinggi spesifikasi pengereman
dan suspensi mengangkat paket kelas
yang mengarah ke ketinggian baru.
63

Triumph meluncurkan Tiger 800 &


800XC, Speed Triple, Daytona R,
2011 Speedmaster America dan Thunderbird
Storm. Jumlah terbesar peluncuran di
setiap tahun untuk Triumph.

110 tahun produsen sepeda motor


dirayakan dengan meluncurkan
sejumlah sepeda motor baru. The Tiger
Explorer yang merupakan adventure
bike, memiliki poros 1215cc yang
membuat perkembangan di adventure
2012
sector. Untuk melengkapi tahun yang
sibuk, ada update besar untuk 675cc
Street Triple dan Daytona platform.
Penjualan mencapai 50.000 unit, yang
didukung oleh pembukaan anak
perusahaan baru di Brasil.

Sebagai pangsa pasar Triumph di sektor


+ 500cc mencapai 6,2%, ekspansi
2013
berlanjut dengan peluncuran Triumph ke
India.

Sumber : triumphmotorcycles.co.id
64

Gambar 2.27 Perkembangan Sepeda Motor Triumph


Sumber : For The Ride Indonesia, 2015:7
65

2.5.5 Perkembangan Sepeda Motor Triumph di Indonesia


Perkembangan motor gede di Indonesia mengalami pertumbuhan
yang sangat pesat setiap tahunnya. Produsen motor gede pun banyak
bermunculan di Indonesia, salah satunya adalah Triumph, yang berasal dari
Inggris.

Gambar 2.28 Showroom Triumph di Jakarta


Sumber : mobilkomersial.com

Meskipun Triumph sudah lama berada di pasar motor Indonesia,


namun Triumph baru diresmikan pada bulan September 2014. Indonesia baru
memiliki satu showroom resmi yaitu PT. Gerai Motor Terpadu yang terletak
di Jalan Pejaten Barat no.6. Triumph Motorcycle Indonesia merupakan dealer
ke 5 setelah New York, Frankfurt, Milan, dan Mumbai. Managing Director
showroom PT. Triumph Motorcycle Indonesia Paulus B. Suranto mengatakan
“Dalam waktu dekat ini showroom kami akan dinobatkan menjadi showroom
Triumph terbesar di dunia, dan kita mungkin akan membangun beberapa
showroom lagi di Semarang dan Solo. Dan mungkin kita akan merambah ke
provinsi Jawa Timur khususnya Surabaya”. Dealer-dealer tersebut tidak
hanya sekedar menjual produk tapi juga diwajibkan memiliki layanan
perbaikan dan penjualan suku cadang. Fasilitas ini akan membuat konsumen
lebih nyaman dan tidak perlu menunggu impor suku cadang dari negara asal
yang memakan waktu berbulan-bulan.
Mayoritas pembeli moge Triumph di Indonesia adalah berusia muda.
Dari 250 pemesan yang terdata sejak diluncurkan resmi pada bulan
September 2014, rata-rata usia pembeli adalah 33 tahun. Angka tersebut jauh
di bawah rata-rata usia pembeli Triumph secara global, yakni 46 tahun.
66

Para pengguna Triumph juga sering melakukan kegiatan amal,


contohnya Distinguished Gentlemen’s Ride (DGR) yang diadakan pada 28
September 2014. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengumpulkan dana
untuk membiayai penelitian kanker prostat. Kegiatan ini tidak hanya di
lakukan di Jakarta, namun serempak di kota-kota besar diseluruh dunia.
Untuk Jakarta, jumlah peserta diperkirakan lebih dari 400. Para
pengendaranya kebanyakan berpakaian necis bergaya pria sejati mengenakan
jas lengkap, kemeja putih dengan dasi kupu-kupu. ( Sindonews.com)

Gambar 2.29 Poster Acara DGR


Sumber : 7seven.si

Gambar 2.30 Acara DGR di Jakarta


Sumber : autonetmagz.com dan dapurpacu.com

Menurut Bambang Prihandoko, salah satu perintis Riders Association


of Triumph, melakukan wawancara dengan otomania.com, beliau mengatakan
bahwa selain menikmati wisata sambil duduk di atas sadel sepeda motor,
touring perdana ini menjadi kesempatan bagi pemilik Triumph untuk
mengenal karakter kendaraannya. Selain itu tentu dapat dimanfaatkan untuk
menjalin relasi agar hubungan menjadi lebih hangat.
67

2.5.6 Jenis-Jenis Sepeda Motor Triumph


A. Adventure
1) Tiger 800 ABS
Tabel 2.5 Sepeda Motor Tiger 800 ABS
Dimensions and Capacities
Length 2215 mm
Width Handlebars 795
Height without Mirror 1350 mm
Seat Height 810 mm
Wheelbase 1530 mm
Rake 23.9°
Trail 92.4 mm
Tank Capacity 19.01
Wet Weight 210 kg

Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id

2) Tiger 800 XC
Tabel 2.6 Sepeda Motor Tiger 800 XC
Dimensions and Capacities
Length 2215 mm
Width Handlebars 865
Height without Mirror 1390 mm

Seat Height 865 mm

Wheelbase 1545 mm
Rake 24.3°
Trail 95.3 mm
Tank Capacity 19 l
Wet Weight 215 kg

Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id
68

3) Tiger Explorer
Tabel 2.7 Sepeda Motor Tiger Explorer
Dimensions and Capacities
Length 2248 mm
Width Handlebars 885
Height without Mirror 1410 mm
Seat Height 857 mm
Wheelbase 1530 mm
Rake 23.9°
Trail 105.5 mm
Tank Capacity 20 l
Wet Weight 259

Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id

B. Classics
1) Bonneville
Tabel 2.8 Sepeda Motor Bonneville
Dimensions and Capacities
Length 2115 mm
Width Handlebars 790
Height without Mirror 1130 mm
Seat Height 740 mm
Wheelbase 1490 mm
Rake 27°mm
Trail 106 mm
Tank Capacity 16 l
Wet Weight 225 kg

Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id
69

2) Bonneville T100
Tabel 2.9 Sepeda Motor Bonneville T100
Dimensions and Capacities
Length 2230 mm
Width Handlebars 740
Height without Mirror 1100 mm
Seat Height 775 mm
Wheelbase 1500 mm
Rake 28 °
Trail 110 mm
Tank Capacity 16 l
Wet Weight 230 kg

Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id

3) Thruxton
Tabel 2.10 Sepeda Motor Thruxton
Dimensions and Capacities
Length 2150 mm
Width Handlebars 830
Height without Mirror 1095 mm
Seat Height 820 mm
Wheelbase 1490 mm
Rake 27°
Trail 97 mm
4.2 us
Tank Capacity
gallon
Wet Weight 230 kg

Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id
70

C. Cruisers
1) Rocket III Roadster
Tabel 2.11 Sepeda Motor Rocket III Roadster
Dimensions and Capacities
Length 2500 mm
Width Handlebars 970
Height without Mirror 1165 mm
Seat Height 750 mm
Wheelbase 1695 mm
Rake 32°mm
Trail 148 mm
Tank Capacity 24 l
Wet Weight 367 kg

Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id

2) Thunderbird Storm
Tabel 2.12 Sepeda Motor Thunderbird Storm
Dimensions and Capacities
Length 2430 mm
Width Handlebars 880
Height without Mirror 1120 mm
Seat Height 700 mm
Wheelbase 1615 mm
Rake 32 °
Trail 151 mm
Tank Capacity 22 l
Wet Weight 339 kg

Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id
71

D. Roadsters
1) Street Triple ABS
Tabel 2.13 Sepeda Motor Street Triple ABS
Dimensions and Capacities
Length 2055 mm
Width Handlebars 740
Height without Mirror 1060 mm
Seat Height 800 mm
Wheelbase 1410 mm
Rake 24.1°mm
Trail 99.6 mm
Tank Capacity 17.4 l
Wet Weight 188 kg

Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id

2) Street Triple R ABS


Tabel 2.14 Sepeda Motor Street Triple R ABS
Dimensions and Capacities
Length 2055 mm
Width Handlebars 740
Height without Mirror 1100 mm
Seat Height 820 mm
Wheelbase 1410 mm
Rake 23.4 °
Trail 95.0 mm
Tank Capacity 17.4 l
Wet Weight 182 kg

Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id
72

3) Speed Triple ABS


Tabel 2.15 Sepeda Motor Speed Triple ABS
Dimensions and Capacities
Length 2100 mm
Width Handlebars 795
Height without Mirror 1110 mm
Seat Height 825 mm
Wheelbase 1435 mm
Rake 22.8°
Trail 90.9 mm
Tank Capacity 17.5 l
Wet Weight 214 kg

Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id

E. Super Sports
1) Daytona 675 ABS
Tabel 2.16 Sepeda Motor Daytona 675 ABS
Dimensions and Capacities
Length 2045 mm
Width Handlebars 695
Height without Mirror 1112 mm
Seat Height 820 mm
Wheelbase 1375 mm
Rake 22.9°mm
Trail 87.2 mm
Tank Capacity 17.4 l
Wet Weight 187 kg

Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id
73

2) Daytona 675 R ABS


Tabel 2.17 Sepeda Motor Daytona 675 R ABS
Dimensions and Capacities
Length 2045 mm
Width Handlebars 695
Height without Mirror 1112 mm
Seat Height 830 mm
Wheelbase 1375 mm
Rake 23.0 °
Trail 87.9 mm
Tank Capacity 17.4 l
Wet Weight 189 kg

Sumber: www.triumphmotorcycle.co.id

2.5.7 Jenis-Jenis Suku Cadang Sepeda Motor


Sepeda motor memiliki suku cadang yang hampir sama dengan mobil.
Hanya memiliki perbedaan di bagian-bagian tertantu, seperti : suku cadang
sepeda motor lebih kecil dari suku cadang mobil dan sebagian besar sepeda
motor memiliki 2 roda. Suku Cadang sepeda motor dapat di jelaskan sebagai
berikut :
1. Battery
Berfungsi untuk memberikan energy pada sepeda motor.
2. Brakes
Rem sepeda motor terbagi dalam dua jenis, drum atau disc.
Sepeda motor dengan kapasitas di atas 500cc dapat dilengkapi
dengan sistem anti penguncian rem (ABS)
3. Carburator
Karburator berguna untuk memadukan udara dan bahan bakar
yang diperlukan untuk pembakaran yang berlangsung di dalam
mesin.
4. Chain
74

Rantai menghubungkan transmisi ke roda belakang dan mengubah


tenaga dari mesin ke dalam gerakan.
5. Charger
Ada dua jenis charger, yaitu trickle dan float charger.
6. Chassis (frame, suspension, front fork)
Ini merupakan frame yang memegang/ menyanggah bagian-
bagian sepeda motor.
7. Clutch
Peran kopling adalah untuk mengirimkan daya, dalam bentuk
gerak, dari satu komponen ke yang lain.
8. Drivetrain
Drivetrain terdiri dari mesin, karburator atau injektor bahan bakar,
transmisi, rantai, pergeseran tuas dan kopling.
9. Engine
Fungsi dari mesin sepeda motor adalah mengubah gerak
reciprocating dari piston menjadi gerak putar.
10. Exhaust System
Sistem knalpot sepeda motor melepaskan gas limbah yang
dihasilkan oleh mesin melalui pipa ekor dan di luar bagian
belakang sepeda motor. Bisa dikustomisasi untuk membuat
tampilan sepeda motor dan suara tidak berisik.
11. Air Filter
12. Oil Filter
Tujuan dari saringan oli adalah untuk menjaga gunk dari minyak
yang bisa mengotori mesin.
13. Fuel Tank
Terletak di atas perakitan mesin, di depan kursi dan di belakang
setang.
14. Gears
Bagian transmisi, roda gigi.
15. Handle Grips
75

Grip karet pada setiap ujung setang bagi pengendara untuk


berpegangan.
16. Handle Bars
Mekanisme kemudi pada sepeda motor. Pada setang juga terdapat
kontrol rem dan gigi.
17. Helmet
Sebuah aksesori kontroversial yang melindungi kepala pengemudi
dan penumpang.
18. Kickstand
Digunakan untuk menjaga sepeda dari terjatuh ketika pengendara
tidak duduk di sepeda motor.
19. Lamp
Lampu kepala sepeda motor yang terletak di depan sepeda motor
di bawah setang.
20. Mirror
Ada dua cermin di kedua sisi setang untuk memudahkan
pengendara untuk melihat apa yang terjadi di balik dan di kedua
sisi sepeda motor.
21. Odometer
Bagian dari speedometer, melacak jumlah mil sepeda telah
melakukan perjalanan.
22. Seating
23. Shift Lever
Digunakan untuk mengubah gigi, tuas pergeseran terletak di stang
kiri.
24. Sidecar
Tempat duduk untuk penumpang.
25. Speedometer
Dipasang pada bagian tengah setang speedometer memberitahu
pengendara kecepatan sepeda motor.
26. Suspension
Untuk mengisolasi penumpang dari gundukan, kebisingan dan
getaran untuk menjaga pengendara nyaman dan aman. Tujuan
76

lainnya adalah untuk memberikan kontribusi untuk pengereman


dan penanganan kendaraan.
27. Tachometer
Tachometer memberikan informasi pembalap dalam revolusi per
menit tentang seberapa cepat mesin ini membalik.
Menginformasikan keputusan kapan harus mengubah gigi.
28. Tires
Pola alur yang disebut tapak memberikan gesekan untuk menjaga
sepeda tergelincir di semua tempat.
29. Transmission
Memberikan tenaga dari mesin ke roda belakang melalui satu set
roda gigi, sistem penggerak dan kopling.
30. Wheels
Struktur logam putaran di depan dan belakang sepeda. Ini
menerima tenaga dari mesin melalui transmisi dan mengubahnya
menjadi gerak.

Gambar 2.31 Bagian-Bagian Sepeda Motor


Sumber : Transportasi, Yuliandi Kusuma dan Pramana Sukmajati
77

2.6 Tinjauan Umum Studi Permasalahan Interior

2.6.1 Tinjauan Umum Karakteristik Garis dan Bentuk


a) Garis
Menurut Sadjiman Ebdi (2005:80), karakter garis merupakan
bahasa rupa dari unsur garis, karakter tersebut antara lain :

Gambar 2.32 Karakteristik Garis


Sumber : hikmat78.wordpress.com

Kandinsky (1979) melihat garis sebagai kekuatan dari titik yang


bergerak terus, oleh karena itu garis bersifat dinamis. Kandinsky
berpendapat bahwa garis memiliki 4 kualitas yang berbeda antara
lain :
a) Arah (Direction)
Dibagi menjadi 3 yaitu horizontal, vertikal dan diagonal.
Ketiga jenis garis tersebut memberi pengaruh psiko-estetik;
garis horizontal yang memberi kesan ketenangan, garis
78

vertikal yang memberi kesan ramping, dan garis diagonal


memberi kesan bersemangat.
b) Gerakan (Movement)
Garis mempunyai gerakan. Kebiasaan membaca garis vertikal
dan diagonal dari bawah ke atas mendasari pemikiran kognitif
dan perspektif visual.
c) Dimensi (Dimension)
Arah dan gerakan dari garis memberi beragam dimensi
panjang bidang dari suatu bidang atau implikasinya. Dimensi
ini sangat terasa saat suatu garis dikombinasikan.
d) Durasi atau waktu (Duration)
Kandinsky percaya bahwa waktu dapat dibaca dalam garis;
Waktu yang dibutuhkan untuk menyusuri sebuah garis
lengkung lebih lama dari pada garis lurus dan semakin
berbelok-belok sebuah garis, semakin lama pula waktu yang
dibutuhkan untuk menyusurinya. Hal itulah yang membuat
garis dapat dipakai untuk merubah perasaan seseorang pada
waktu melewati jalan.
b) Bentuk
Kandinsky membagi bentuk menjadi 2 yaitu :
a) Regular (Geometric)
Bentuk geometris dalam desain memiliki kesan yang spesifik
seperti kebaikan, kekuatan untuk menyenangkan dan
mengarah pada unsur Ketuhanan.
b) Bentuk lengkung tidak beraturan (Biomorphic)
Menimbulkan rasa dinamis, tidak stabil dan kadang-kadang
unik dalam kondisi tertentu tapi bentuk biomorphic ini terlihat
hidup terutama dari segi elastisitasnya.
Ching (2003:28) berpendapat bahwa bentuk yang paling penting
adalah wujud-wujud dasar, yaitu: lingkaran, segitiga dan
bujursangkar dengan definisi sebagai berikut :
79

a) Lingkaran
Lingkaran merupakan sesuatu yang terpusat, berarah ke dalam
dan umumnya bersifat stabil. Penempatan sebuah lingkaran
pada pusat suatu bidang akan memperkuat sifat dasarnya
sebagai poros.
b) Segitiga
Sebuah bidang datar yang dibatasi oleh tiga sisi dan
mempunyai tiga buah sudut. Segitiga menunjukkan stabilitas.
Apabila terletak pada salah satu sisinya, segitiga merupakan
bentuk yang sangat stabil. Jika diletakkan berdiri pada salah
satu sudutnya, dapat menjadi seimbang. Namun, bila terletak
dalam posisi yang tidak tepat maka akan menjadi tidak stabil
dan cenderung jatuh ke salah satu sisinya.
c) Bujursangkar
Sebuah bidang datar yang mempunyai empat buah sisi yang
sama panjang dan empat buah sisi siku-siku. Bujursangkar
menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Bentuk ini
merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki
arah tertentu.
Wujud dasar dapat dikembangkan untuk mengahasilkan bentuk
ruang yang berbeda, teratur dan mudah dikenali. Seperti contoh,
lingkaran yang dapat membentuk bola dan silinder, segitiga
membentuk kerucut dan piramida, bujur sangkar membentuk
kubus. Bentuk-bentuk tersebut merupakan bentuk tiga dimensi,
bentuk-bentuk tersebut, antara lain :
a) Bola
Bola adalah bentuk yang terpusat dan memiliki konsentrasi
(pemusatan) yang tinggi. Bola cenderung menggelinding jika
diletakkan pada suatu bidang miring. Dilihat dari sudut
manapun juga, wujud bola selalu tampak sama.
b) Silinder
Silinder terpusat pada sumbu yang berbentuk garis yang
menghubungkan pusat-pusat kedua permukaan lingkaran yang
80

ada. Silinder dapat diperpanjang dengan mudah menurut arah


sumbunya. Silinder merupakan bentuk yang stabil jika
diletakkan pada permukaan lingkarannya berubah menjadi
labil jika sumbunya dicondongkan.
c) Kerucut
Seperti halnya silinder, kerucut merupakan bentuk yang sangt
stabil jika berdiri di atas permukaan lingkaran dasarnya dan
berubah menjadi tidak stabil jika sumbu vertikalnya
dimiringkan atau dibalik. Bentuk ini masih dapat diletakkan
berdiri pada ujungya dalam suatu keadaan seimbang yang
kritis.
d) Piramida
Bentuk pyramid memiliki cirri-ciri yang serupa dengan
kerucut. Oleh karena semua permukaan sisi-sisinya merupakan
bidang-bidang yang datar, maka piramida dapat berdiri dengan
stabil pada setiap permukaannya. Piramida secara relatif
adalah bentuk yang berkesan keras dan bersudut.
e) Kubus
Sebuah prismatik yang memiliki enam permukaan bujur
sangkar yang berukuran sama, di mana setiap dua sisi yang
berhadapan membentuk sudut siku-siku. Karena dimensi-
dimensi tersebut, kubus adalah bentuk statis yang tidak
menunjukkan gerak maupun arah.

2.6.2 Tinjauan Umum Furniture


Kata mebel dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi furniture.
Istilah “mebel” digunakan karena sifat bergeraknya atau mobilitasnya sebagai
barang lepas di dalam interior arsitektural. Kata mebel berasal dari bahasa
Perancis yaitu meubel, atau bahasa Jerman yaitu mobel. Pengertian mebel
secara umum adalah benda pakai yang dapat dipindahkan, berguna bagi
kegiatan hidup manusia, mulai dari duduk, tidur, bekerja, makan, bermain
81

dan sebagainya, yang memberi kenyamanan dan keindahan bagi pemakainya


(Baryl, 1977 dalam Marizar, 2005).
Secara garis besar furniture dibagi menjadi dua yaitu:
1. Barang-barang bergerak bebas (Loose Furniture)
Tidak menyatu atau tidak terlihat pada elemen-elemen ruang, dan
dapat di pindah, misalnya kursi, sofa, dan meja.
2. Barang-barang yang masih terkait dengan ruang dimana barang itu
berada (Built-in).
Contohnya adalah rak, lemari yang menyatu dengan dinding,
tempat duduk yang berupa banquete.

2.6.3 Tinjauan Umum Material


A. Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi
memisahkan / membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan
konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi / pengisi
(tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural
(bearing wall). Beberapa alternatif material dinding yang dapat
digunakan adalah :
Tabel 2.18 Alternatif Material Dinding
Nama Keuntungan Kerugian Pemeliharaan
- tidak
fleksibel
- kekuatan tinggi - memiliki
Beton - tahan panas bobot yang Mudah
- tahan karat berat
- pantulan
suara besar
-tahan api
-murah -tidak tahan air
Gipsum
-ringan -mudah rusak
-fleksibel
82

-meredam suara
-pemasangan cepat
-tahan benturan
-kesan hangat Sederhana,
-tahan panas dibersihkan
Batu -desain
-tahan dingin dengan kain
terbatas
-tidak berubah lap
warna
-relatif singkat
-beberapa tahan air (1-2 tahun)
-mudah diperoleh -warna mudah
Cat -relatif murah berubah Mudah
Dinding -banyak variasi -Tidak tahan dibersihkan
-banyak teknik panas
aplikasi -tidak tahan
dingin
-tahan retak
-tahan bentur Mudah,
Fiber- -tahan panas pakai
glass -tahan dingin pembersih
-tidak berkilau/ kaca
refleksi
-tidak tahan
lembab
-dicuci pakai
-pemakaian -tidak tahan
sikat
sementara lama
Kain -pakai
-cocok untuk -tidak kuat
pembersih
ruang berAC goresan
debu
Tidak tahan
panas & dingin
Kayu -Tahan cuaca -tidak tahan -dapat
83

-tahan panas & air/lembab divernis


dingin -rentan rayap -pengecatan
-kuat pada kembali
Ac/tidak -digunakan
-kesan tradisional teak oil.
-tidak mudah
luntur
Mudah,
-tahan zat kimia -nat antar
memakai
-kuat keramik
Keramik cairan
-tahan dingin & mudah
pembersih
panas berlumut
dan air
-tahan tekanan
-tahan air
-elastis -tidak tahan
Vinyl -isolasi suara sentuhan kasar Mudah
-banyak variasi -menyerap air
-mewah
-tahan api
-tidak kotor -Bisa berlumut
Marmer Mudah
-tahan gores -mahal
-permukaan halus
-nat yang tipis
(Sumber: Suptandar, 1999 : 155-159)

B. Lantai
Ada banyak kemungkinan yang bisa diterapkan dalam pemilihan
material lantai, mulai dari motif, perpaduan warna, jenis dan
tekstur material. Setiap kemungkinan tersebut dapat menghasilkan
suasana dan nuansa yang berbeda. Namun, pemilihan material
lantai harus mementingkan segi fungsional. Misalnya, pemilihan
material lantai harus mudah dibersihkan pada area yang memiliki
84

kegiatan cukup tinggi. Beberapa alternatif material lantai yang


dapat digunakan diantaranya :
Tabel 2.19 Alternatif Material Lantai

Nama Keuntungan Kerugian Pemeliharaan


- tidak
fleksibel
- kekuatan tinggi - memiliki
Concrete - tahan panas bobot yang Mudah
Floor
- tahan karat berat
- pantulan
suara besar

-tahan lama -keras


Mudah,
Terazzo -tahan kotor -desain
dengan air
-aneka warna terbatas
-tahan lama Pemeliharaan
-tidak kotor -nat antar
mudah
-tahan gores keramik
Keramik dengan air
-permukaan halus mudah
-tidak menyerap hangat &
berlumut
air sabun

-tahan lama
-tidak licin
Vinyl Mudah
-tahan noda
Solid Tile
-menyerupai
warna alam
-mudah
-tahan akan sinar -tahan
Acrylic
-tahan gesek terhadap
kotoran
-tidak untuk
diletakkan
-mewah pada traffic
Karpet -hangat Mudah
yang padat
-elemen akustik
-menyimpan
debu
Glazzed -tahan basah Mudah,
Tile -tahan gesekan memakai air
85

& sabun
-mewah
-tahan api
-tidak kotor -Bisa berlumut
Marmer -tahan gores Mudah
-mahal
-permukaan halus
-heavy duty
-nat yang tipis
(Sumber: Suptandar, 1999 : 133-138)

C. Ceiling
Ceiling / plafon adalah salah satu unsur penting dalam interior
sebagai pembentuk space atau ruang. Seperti sebelumnya, lantai
dan dinding juga berfungsi sebagai pembatas ruang, demikian juga
dengan ceiling. Beberapa material yang dapat diaplikasikan untuk
ceiling adalah sebagai berikut :
Tabel 2.20 Alternatif Material Ceiling
Nama Keuntungan Kerugian Pemeliharaan
-rapi
-sambungan
tersamarkan -tidak tahan air
Gipsum Standar
-mudah diperoleh -mudah rusak
& dapat diganti
-pengerjaan cepat
-Meredam
kebisingan -jarang
Akustik Tidak tahan
-pengerjaan cepat dijumpai
Ceiling air
-dapat diperbaiki -relatif mahal
& diganti
-Ketahanan kuat
-pantulan akustik
Panel
cukup bagus -rentan tayap
Kayu
-desain yang -tidak tahan air
beragam
Beton -memberikan -daya serap Mudah
86

Ekspos kesan desain kebisingan


tersendiri kurang
-hemat -tidak tahan
air/basah
-tahan api
-kuat Tidak tahan
Fiber
-ringan dan lentur benturan
-pengerjaan mudah
(Sumber: Suptandar, 1999 : 160-167)

2.6.4 Tinjauan Umum Karakteristik Warna


Dalam ilmu alam, warna adalah gelombang cahaya yang dasar-dasar
teorinya dikemukakan oleh Newton. Warna adalah satu hal yang sangat vital
dalam desain perancangan sebuah galeri seni, karena warna membawa misi
untuk masing-masing ruangan beserta dengan kegiatannya. Warna
mempengaruhi bentuk, ukuran, berat, dan suhu. Warna sangat ekspresif
karena membawa gagasan tentang simbol.
Pencampuran suatu warna murni dengan warna putih atau hitam
menghasilkan skala warna lain yang disebut dengan warna-warna pastel. Jadi
warna murni dicampur putih akan menjadi warna muda (tint). Warna murni
dicampur hitam akan menghasilkan warna tua (shade). Sedangkan warna
murni dicampur warna abu-abu akan menghasilkan tone.

Gambar 2.33 Colorwheel


Sumber: http://blog.asmartbear.com/color-wheels.html
87

Warna yang diaplikasikan memiliki karakter yang berbeda-beda,


yakni sebagai berikut:
1. Putih
Warna putih melambangkan cahaya, kebenaran,
ketidakbersalahan, kemurnian, keperawanan, keamanan dan
kebersihan sehingga warna putih sering disebut sebagai warna
kesempurnaan. Warna putih diterapkan pada elemen pembentuk
ruang maupun pada finishing furnitur. Warna putih mampu
memberikan efek tinggi pada ruangan dan kesan luas serta bersih.
Baik untuk digunakan pada ruang dengan area yang sempit untuk
memunculkan suasana lebih cerah dan luas.
2. Coklat
Warna yang menyimbolkan dari tanah, memberi kesan nyaman,
dapat bertahan/menonjolkan eksistensi, dapat dipercaya,
merupakan warna netral dan kestabilan. Selain itu memberikan
suasana yang menginspirasi dan bijaksana. Tidak diaplikasikan
untuk bagian interior secara berlebihan atau akan menimbulkan
efek kesedihan dan cenderung kuno. Warna coklat warna yang
sebagian besar mendominasi cirikhas dari beragam budaya.
3. Merah
Warna yang penuh semangat, agresif, dan mencolok. Cocok
digunakan sebagai warna untuk memberikan aksen sehingga
ruangan nampak tegas dan mengagumkan. Jika terlalu berlebihan,
akan memberikan kesan berat, menolak, dan mengganggu. Warna
merah yang memiliki kesan berenergi penuh ini dapat
membangkitkan gairan dan kesenangan penikmatnya. Penggunaan
warna merah di dalam ruang juga ditujukan sebagai tekanan
komposisi (emphasize) sebagai upaya untuk mendapatkan point of
interest (pusat perhatian) dalam ruang.
4. Oranye
Warna oranye merupakan kombinasi dari energi yang dihasilkan
oleh warna merah dan kebahagiaan yang dipancarkan oleh warna
oranye. Memiliki kesan kreatif, flamboyant, percaya diri,
88

antusiasme, optimism, dan semangat. Warna ini efektif jika


sebagai aksen pada ruangan dan menghangatkan ruangan yang
berkesan dingin (pada ruang pamer sebagai pencipta suasana yang
berbeda).
5. Kuning
Dapat menstimulasi kesejukan, semangat, aktif, menghamburkan
dan menambah terang refleksi namun akan membosankan jika
pengaplikasian terlalu berlebih. Kuning merupakan warna sinar
matahari pagi, melambangkan kegembiraan, kebahagiaan,
kecerdasan dan energi.
6. Hijau
Hijau adalah warna adalah warna alam, melambangkan
pertumbuhan, keselarasan, kesegaran dan kesuburan. Warna ini
mampu mengurangi ketegangan hidup karena ruangan akan
terdapat kesan yang melindungi. Hijau memiliki hubungan
emosional yang sangat kuat dengan keselamatan, sehingga
digunakan sebagai warna tanda yang terkait dengan keamanan
seperti warna lampu lalu lintas yang menandakan boleh berjalan.
7. Biru
Bisa disebut warna menjauh, bersifat dingin, kaki, manipulatif,
baik, dan tenang. Biru adalah warna langit dan laut, sehingga
sering diasosiasikan sebagai warna yang mengesankan kedalaman
dan stabilitas. Memberikan efek memperdalam sebuah ruangan
dan menjadikan suasana menjadi menginspirasi dan tenang. Biru
juga merupakan warna maskulin dan biasanya disukai oleh laki-
laki.
8. Ungu
Warna ungu merupakan kombinasi dari stabilitas warna biru dan
energi dari warna merah. Memberikan kesan romantis, keagungan,
misteri, passion, rileks, lembut, kemegahan pada interior. Warna
ungu yang berlebih akan memberi kesan ruangan menjadi terlihat
pendek.
89

9. Hitam
Warna hitam melambangkan kematian,duka cita, kejahatan dan
misteri. Warna hitam juga merupakan warna yang misterius yang
dihubungkan dengan ketakutan dan sesuatu yang tidak diketahui.
Warna ini akan mengurangi cahaya dan bayangan. Cocok untuk
dijadikan aksen, sehingga mencegah ruangan terkesan gelap dan
suram. Warna hitam juga memberikan perasaan perspektif dan
kedalaman, menonjolkan bentuk di depannya. Cenderung
memberi pengaruh menekan, namun bila digunakan dengan warna
lain, akan berfungsi menunjang intensitas warna tersebut.
10. Abu-abu
Tenang, netral, tidak menyilaukan bila dipadukan dengan warna
lain. Dapat membawakan kesan dewasa, penuh masa depan,
intelek, bahkan kesedihan.

2.6.5 Tinjauan Umum Sistem Pencahayaan


Sistem pencahayaan yang terencana dengan baik akan dapat
menampilkan kelebihan desain sekaligus menciptakan atmosfer ruang
(Akmal, 2006:13). Pencahayaan yang kurang baik dapat menyebabkan
kelelahan pada mata atau bahkan sakit kepala. Adapun sumber cahaya dalam
ruang dibagi menjadi 2 yaitu :
a) Cahaya alami adalah cahaya alam yang dimanfaatkan dalam
perancangan ruang dalam yaitu sinar matahari. Pencahayaan alami
didapat dari bukaan pintu dan jendela. Jendela tinggi dapat
memberi cahaya baik hingga kebagian dalam ruangan. Jendela
memanjang horisontal memberikan penyebaran cahaya dengan
baik ke arah samping terutama dekat jendela itu sendiri.
b) Cahaya buatan dari berbagai alat penerang.
Penerangan dalam ruang bangunan setidaknya harus memenuhi
dua kebutuhan yaitu cukup secara kuantitas dan bagus secara
kualitas. Secara kuantitas, kadar terang yang dihasilkan oleh
penerangan tersebut harus membantu penuh berlangsungnya
aktivitas dalam ruangan. Secara kualitas, cahaya yang dihasilkan
90

harus mampu menciptakan kenyamanan ruang seperti, tidak


menyilaukan mata, mempercantik kesan ruang, menciptakan
aksen-aksen tertentu dan sesuai dengan fungsi yang berlangsung.
• General lighting
Biasanya diletakkan pada ceiling (yang berfungsi sebagai
reflektor) sehingga cahaya yang dihasilkan mampu menerangi
keseluruhan ruang. General lighting umumnya berupa down
light dengan lampu fluorescent atau lampu hemat energi dan
warna cahayanya putih.
• Accent lighting
Membuat suasana ruang terasa lebih hidup dan menarik.
Penggunaan accent lighting yang tepat (dibutuhkan cahaya 3
kali lebih terang daripada penerangan dalam ruang) juga dapat
menonjolkan dimensi dan karakter ruang. Jenis lampu yang
biasa digunakan yaitu spotlight, mini-spot, tungsten, dan
halogen.
• Task Lighting
Task lighting merupakan sistem pencahyaan yang difokuskan
pada suatu area dengan tujuan membantu aktivitas tertentu.
Task lighting juga dapat mengurangi ketengangan mata saat
beraktivitas.
• Decorative Lighting
Decorative lighting atau pencahayaan dekoratif merupakan
pencahayaan yang berfungsi sebagai elemen dekoratif (bukan
penerangan utama).
• Kinetic Lighting
Kinetic lighting adalah pencahayaan yang menghasilkan
cahaya dan bayangan yang bergerak.
91

Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum


dapat dibedakan atas 3 macam yakni :
1. Sistem Pencahayaan Merata
Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh
ruangan. Sistem pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak
dipergunakan untuk melakukan tugas visual khusus. Pada sistem ini
sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di seluruh langit-langit.
2. Sistem Pencahayaan Terarah
Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah
satu arah tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan
suatu objek karena akan tampak lebih jelas. Lebih dari itu,
pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek tersebut berperan
sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan sekitar, yakni melalui
mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan
dengan sistem pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi
efek menjemukan yang mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan
merata.
3. Sistem Pencahayaan Setempat
Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu
misalnya tempat kerja yang memerlukan tugas visual. Untuk
mendapatkan pencahayaan yang sesuai.

2.6.6 Tinjauan Umum Sistem Penghawaan


Yang dimaksud dari penghawaan adalah suatu usaha pembaharuan
udara dalam ruang melalui penghawaan buatan maupun penghawaan alami
dengan pengaturan sebaik-baiknya dengan harapan untuk mencapai tujuan
kesehatan dan kenyamanan dalam ruang. Jumlah udara segar yang
dimaksudkan berguna untuk menurunkan kandungan uap air di dalam udara,
menghilangkan bau keringat, gas karbondioksida. Dan jumlah/kapasitas udara
segar tersebut tergantung dari aktivitas penghuni, setiap tambahan jumlah
sivitas, maka udara yang dimasukkan akan lebih besar (Suptandar, 1982 :
150). Penghawaan juga terbagi menjadi 2, yaitu alami dan buatan,
92

penghawaan alami dapat memanfaatkan sistem cross ventilation. Sedangkan


penghawaan buatan dapat bersumber dari kipas atau AC.
Jenis-jenis penghawaan alami :
• Cross Ventilation System (CVS)
CVS atau yang biasa disebut sistem ventilasi silang dapat
diciptakan dengan meletakkan dua buah jendela atau bukaan di
kedua sisi ruangan. CVS dikenal 2 jenis bukaan yaitu inlet
(bukaan yang menghadap ke arah datangnya angin sehingga
berfungsi sebagai masuknya udara kedalam ruagan) dan outlet
(bukaain lain di dalam ruangan yang berfungsi untuk
mengeluarkan udara).
• Barrier System
Barrier System disebut juga penghalang untuk mengurangi
volume udara panas yang masuk ke dalam bangunan. Salah satu
barrier system adalah dengan menggunakan barisan tanaman atau
perpohonan untuk meredam kadar panas yang dibawa oleh udara
ke bangunan.
• Secondary Skin
Secondary skin atau kulit bangunan kedua, dapat digunakan
untuk menambah lama waktu panas masuk kedalam bangunan
dan dapat juga menghindari percikan hujan.
Mc. Guenness & Stein (dalam Susanta 2010) membagi sistem tata
udara menjadi 2 yaitu :
• Sistem tata udara langsung (Direct Cooling); pada sistem ini,
udara diturunkan suhunya oleh refrigrant freon dan disalurkan ke
dalam ruangan tanpa saluran udara (ducting). Jenis umum
digunakan adalah AC Window dengan kapasitas 0,5–2 pk., AC
Split Unit dengan kapsitas 0,5–3 pk.dan AC Package Unit dengan
kapasitas sampai 10 pk.
• Sistem tata udara tidak langsung (Indirect Cooling); refrigrant
yang digunakan bukan freon tetapi air es (chilled water dengan
suhu sekitar 5oC. Air es dihasilkan dalam chiller (mesin pembuat
93

es yang menggunakan refrigrant sebagai zat pendingin). Sistem


ini dikenal dengan sistem tata udara terpusat (Central Air
Conditioning System).
Selain itu, untuk memungkinkan pertukaran udara yang baik,
dibutuhkan pula return air diffuse yang berfungsi untuk menghisap udara
panas seperti suhu panas tubuh, panas dari computer, dan alat-alat elektronik
lainnya dan exhaust fan yang berfungsi untuk menyedot udara dalam ruangan
kemudian mengeluarkannya.

2.6.7 Tinjauan Umum Sistem Akustik Ruang


Akustik merupakan unsur penunjang dalam sebuah desain, karena
akustik memberi pengaruh luas dan dapat menimbulkan efek psikis dan
emosional bagi orang yang mendengarnya. Pengendalian akustik yang baik
membutuhkan penggunaan bahan dengan tingkat penyerapan yang tinggi
seperti pada lapisan permukaan lantai, dinding, plafond, luas ruang, fungsi
ruang, isi ruang, bahan tirai, tempat duduk dengan lapisan lunak, karpet,
udara di dalam ruang dan pengaruh lingkungan sekitarnya, akustik yang perlu
diperhatikan dalam sebuah ruang untuk mampu meredam bunyi bising yang
ditimbulkan dengan persyaratan tingkat kebisingan 60 dB (Akustik Ling,
1985 : 33).
Berikut merupakan beberapa perilaku bunyi:
a) Gema dan Jarak Kritis
Dalam ruangan, sebagian besar dari suara akan dipantulkan
kembali oleh dinding, langit-langit, dan permukaan benda lain
yang ada di dalam ruang.
b) Refleksi Bunyi
Bunyi akan memantul apabila menambrak beberapa permukaan
sebelum sampai ke pendengar sebagaimana pendapat Mills (1986:
27) “Reflected Sound Strikea surface or several surface before
reaching the receiver”. Pemantulan dapat diakibatkan oleh bentuk
ruang dan benda pelapisnya, permukaan pemantul yang cembung
akan menyebarkan gelombang bunyi sebaliknya permukaan yang
cekung seperti dome akan menyebabkan pemantulan bunyi
94

berkumpul dan tidak menyebar sehingga menciptakan pemusatan


bunyi.
c) Absorbsi Bunyi
Saat bunyi menabrak permukaan yang lembut dan berpori maka,
bunyi akan terserap olehnya sehingga permukaan tersebut
menyerap bunyi. Pengendalian akustik yang tinggi memerlukan
penyerapan bunyi yang tinggi. Adapun yang menunjang
penyerapan bunyi adalah lapisan permukaan, lantai, dinding dan
ceiling.
d) Difusi Bunyi
Bunyi dapat menyebar ke atas, kebawah maupun kesekeliling
ruangan. Suara juga dapat berjalan menembus saluran pipa
ataupun koridor dan bersifat kesemua arah didalam ruangan
tertutup.
e) Difraksi Bunyi
Difraksi bunyi adalah gejala akustik yang menyebabkan
gelombang bunyi dibelokan atau dihamburkan disekitar
penghalang seperti sudut, kolom, tembok dan balok.

2.6.8 Tinjauan Umum Sistem Keamanan dan Signage


A. Sistem Keamanan
a) CCTV (Closed Circuit Television)
CCTV adalah penggunaan kamera video untuk mentransmisikan
signal video ke tempat spesifik, dalam beberapa set monitor.
Berbeda dengan siaran televisi, sinyal CCTV tidak secara terbuka
ditransmisikan. CCTV paling banyak digunakan untuk
pengawasan pada area yang memerlukan monitoring seperti bank,
gudang, tempat umum, dan rumah yang ditinggal pemiliknya.
b) Access Control
Sebuah sistem keamanan Access Control memungkinkan pemilik
bangunan dan properti untuk melakukan lebih dari sekedar
mengontrol masuk ke daerah yang diproteksi. Sistem ini juga
95

dapat membuat catatan history atau informasi secara elektronik


mengenai siapa saja yang masuk ke dalam ruangan yang sudah
diproteksi. Dengan adanya cacatan informasi tersebut membantu
pemilik usaha mengidentifikasi siapa saja yang masuk ke ruangan
pada waktu-waktu tertentu.
c) Fire hydrant
Alat pemadam kebakaran permanen yang biasanya diletakkan
pada lokasi yang mudah dijangkau.
d) Fire extinguisher
Alat pemadam portable berupa tabung berisi kandungan gas
karbon monoksida atau buih untuk memadamkan api.
e) Sprinkler
Pada umumnya alat ini terletak pada langit-langit ruangan. Bila
terjadi kebakaran pada suatu ruangan, detector api bekerja dan
menyembunyikan alarm. Apabila api sudah mencapai suhu
hingga 70°C, lilin yang terdapat pada sprinkler akan mencair dan
kemudian memancarkan air, dan alat penyedot asap akan bekerja
secara otomatis. Lalu kipas penghembus udara segar masuk ke
ruangan tersebut.
f) Smoke detector dan heat detector
Bekerja berdasarkan temperature, misalnya terjadi kenaikan suhu
dan sebagainya.
g) Fire alarm
Terhubung pada alat pendeteksi kebakaran ataupun dapat
dinyalakan secara manual dengan cara menekan tombol yang
akan menyalakan sirene tanda bahaya. Fire Alarm merupakan
tanda bahaya yang akan memberi tahu orang-orang disekitarnya
bahwa telah terjadi suatu permulaan kebakaran. Tanda bahaya ini
biasanya terjadi dari peralatan fire detector yang akan berbunyi
setelah terpengaruh panas, asap, atau cahaya.
B. Signage
Signage menurut Oxford Advance Learner Dictionary of Current
English adalah sebuah kata atau kata-kata, desain dan lain-lain
96

pada sebuah papan atau lempengan untuk memberikan peringatan


atau untuk mengarahkan seseorang menuju sesuatu. Menurut
Lawrence K. Frank, arti sign adalah pesan atau informasi yang
muncul secara berturut-turut atau teratur dalam hubungannya
dengan tanda-tanda yang penting dan menimbulkan respon pada
manusia.
Aspek – aspek yang seharusnya menjadi syarat sign yang baik
adalah:
a) Visibilitas
Tingkat kemudahan bagaimana sign tersebut dapat dilihat oleh
manusia. Hal-hal yang mendukung seperti penempatan,
penggunaan warna dan material, bentuk, dan pemasangan.
b) Readibilitas
Informasi yang ingin ditujukan oleh sign tersebut dapat
dimengerti oleh orang lain dengan mudah.
c) Legibilitas
Informasi paling penting dalam sebuah signage dapat dibaca
dengan jelas, seperti kemampuan sebuah kata utama muncul
dan mencolok atau menarik perhatian dibandingkan
background-nya.
Berdasarkan jenis isi atau informasi yang disampaikan, signage
secara umum dikategorikan menjadi :
a) Pemberi Orientasi (Orientational Sign)
Berfungsi untuk memberi tahu kedudukan atau posisi tepat
seseorang dalam suatu kawasan, agar ia tahu arah selanjutnya
untuk menuju ke tempat yang ia inginkan.
b) Pemberi Informasi (Informational Sign)
Berisi informasi mengenai segala sesuatu di lingkungan
tempat sign itu berada.
c) Pemberi Identitas (Identificational Sign)
97

Berfungsi mengenalkan identitas suatu tempat atau ruang


disuatu kawasan, agar masyarakat dapat membedakan tempat
tersebut dengan tempat-tempat lainnya.
d) Penunjuk Arah (Directional Sign)
Alat untuk memberi arah atau navigasi kepada pengguna
secara eksplisit. Misalnya sign berbentuk panah yang
mengarahkan orang ke toilet dalam suatu mall.
e) Pemberi Peringatan (Statutory Regulatory Sign)
Berfungsi untuk memberitahukan peraturan-peraturan
mengenai kegiatan yang boleh atau tidak boleh dilakukan di
daerah tersebut.
f) Pemberi Dekorasi (Ornamental Sign)
Berfungsi untuk memperindah atau meningkatkan penampilan
suatu bangunan baik secara umum atau khusus. Seperti,
spanduk, plakat, dan bendera.
Signage dapat dinikmati atau dibuat dalam bentuk dua dimensi
ataupun tiga dimensi. Menurut sifat pemasangannya, signage
dapat dipasang disuatu tempat secara permanen ataupun
sementara. Sedangkan menurut cara pemasangannya, signage
dibedakan menjadi free-standing dan signage yang menempel
pada bagian dari bangunan.

2.7 Tinjuan Khusus (Data Survei)

Survei dilakukan untuk kebutuhan penulis agar dapat memperluas wawasan,


pengetahuan, serta informasi dalam merancang interior desain ruang Galeri Sepeda
Motor Triumph.

2.7.1 Galeri dan Showroom Sepeda Motor Motor Triumph “Troupe”


A. Informasi Umum Troupe
• Jam Operasional : Senin - Sabtu pk. 10.00 – 22.00
• Alamat : Jl. Kemang Utara no.17-A
98

Mampang Prapatan, Jakarta Selatan,


Indonesia.

Gambar 2.34 Peta Lokasi Troupe


Sumber:Google Maps

Troupe adalah sebuah toko sekaligus galeri motor yang


didirikan berdasarkan hobby pada awal tahun 2011 di Jakarta. Konsep
galeri motor ini dibuat lebih menyesuaikan dengan lifestyle pengguna
sepeda motor Triumph. Galeri ini tidak hanya menjual Triumph
Motorcycles, melainkan pakaian, aksesoris, serta workshop.
Troupe juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan bersama
dengan komunitas pecinta sepeda motor Triumph, seperti perjalanan
dalam kota, antar kota, atau sekedar berkumpul. Setiap hari minggu
pagi, mereka mengadakan konvoi kecil untuk pergi sarapan bersama
kemudian kembali ke Galeri ini untuk berkumpul dan bertukar
pikiran.
Klien juga dapat menitipkan sepeda motor Triumph mereka di
galeri ini jika mereka ingin menjual sepeda motor mereka. Hal ini
juga memberikan keuntungan bagi Troupe untuk menambah display
sepeda motor mereka di galeri ini serta memudahkan customer untuk
mencari dan membeli sepeda motor yang tidak diproduksi lagi oleh
Triumph.
99

1. Sejarah berdirinya Troupe


Troupe Brut Rides Industry atau yang lebih dikenal dengan
Troupe berdiri sejak tahun 2011 di Jl. Abdul Madjid no.41, Jakarta
Selatan, namun karena lokasi dan gedungnya tidak sesuai dengan
konsep yang ingin di ambil maka pada tahun 2014, galeri ini pindah
lokasi ke daerah Kemang. Galeri ini didirikan berdasarkan hobby dari
pemiliknya. Pemilik Galeri ini bersama teman-temannya sesama
pecinta motor ini memulai usaha untuk membuka galeri ini. Galeri ini
selain dibuat untuk tempat penjualan sepeda motor Triumph, tetapi
juga dibuat untuk tempat para berkumpulnya komunitas-komunitas
sepeda motor ini. Selain itu mereka juga menjual produk seperti
Jacket, Gloves, Helmet, dan T-Shirt.
Konsep interior dirancang sedemikian rupa untuk membuat
customer nyaman untuk menunggu sepeda motor mereka yang sedang
direparasi atau sekedar berkumpul dengan teman-teman penggemar
Triumph lainnya.
Setiap hari Minggu, Troupe rutin untuk mengadakan breakfast
ride atau barbeque bersama pelanggan setia mereka. Mereka juga
sering mengadakan bakti sosial dan touring setiap tahun. Pada tahun
2013, touring dilakukan dari kota Malang hingga Bali. Sedangkan
perjalanan kedua dilakukan pada tahun 2014 yang dimulai dari
Yogyakarta menuju Bali.
2. Fasilitas
1. Ruang Pajang (Gallery Area)
2. Merchandising Store
3. Bengkel (Workshop Area)

B. Desain dan Fasilitas Troupe


Bangunan Troupe dibuuat dengan konsep modern industrial.
Bangunan ini berdiri diatas tanah seluas 995 meter persegi dengan luas
bangunan sekitar 300 meter persegi.
100

• Profil tampak depan bangunan Troupe

Gambar 2.35 Tampak Depan Bangunan Troupe


Sumber: Jessica, 2015

Gambar 2.36 Tampak Depan Bangunan Troupe


Sumber: thegaspol.com

Analisa desain interior dapat diuraikan menurut fasilitas yang ada,


yaitu :
a) Ruang Pajang (Gallery dan Showroom Area)
Area ini merupakan area yang berfungsi untuk memajang
beberapa motor yang telah dihasilkan oleh Troupe. Motor –
motor ini merupakan koleksi pribadi pemilik ataupun koleksi
milik klien Troupe yang menitipkan sepeda motornya untuk
dipajang maupun untuk diperjual belikan.
101

Gambar 2.37 Ruang Display Troupe


Sumber: Jessica, 2015

Gambar 2.38 Ruang Display Troupe


Sumber: Jessica, 2015

b) Merchandising Store
Merchandising Store tergabung dengan area pajang. Pada
bagian pojok ruang terdapat area duduk yang telah ditata rapi
untuk menjamu para klien mereka. Ruangan ini di desain
mengadopsi tatanan ruang industrial yang menggunakan
expose ceiling, batang-batang besi, kayu-kayu dengan tekstur
yang sengaja di ekspos dan tembok yang dibiarkan tanpa
finishing. Selain penujualan apparel, Troupe juga melengkapi
102

penjualannya dengan helm-helm impor seperti Damtraxx,


Biltwell, hingga Bell. Mereka juga merencanakan untuk
memproduksi helm merek mereka sendiri.

Gambar 2.39 Ruang Retail Troupe


Sumber: Jessica, 2015

Gambar 2.40 Ruang Retail Troupe


Sumber: Jessica, 2015

c) Bengkel (Workshop Area)


Bengkel disebut juga sebagai workshop area. Pada area ini lah
sepeda motor tersebut mengalami transformasi, dari mesin
hingga ke tampilannya. Workshop ini juga dibuat kedap suara
sehingga suara yang bising yang dihasilkan oleh mesin-mesin
tersebut tidak mengganggu aktifitas di luar workshop.
Workshop ini juga merupakan area private. Untuk alasan
103

keamanan pula, klien tidak dapat masuk ke dalam area ini,


mereka hanya diperbolehkan melihat dari luar jendela.

Gambar 2.41 Ruang Bengkel Troupe


Sumber: Jessica, 2015

C. Analisa S.W.O.T Troupe


a) Strength
• Sebagai salah satu Galeri Sepeda Motor Triumph yang
memiliki desain interior yang menarik.
• Memiliki fasilitas pendukung seperti tempat barbeque di
bagian luar bangunan yang akan segera dibuat.
• Memiliki tempat parkir yang cukup luas untuk mendisplay
sepeda motor Triumph.
• Memiliki bengkel yang kedap suara sehingga tidak
mengganggu customer yang sedang berbincang di bagian
luar bengkel.
b) Weakness
• Interior bagian dalam / tempat display masih terlalu kosong
dan kurang diolah.
104

c) Oppurtunity
• Adanya permintaan yang cukup banyak dari penggemar
sepeda motor ini untuk mencari sparepart atau onderdil
aftermarket sebagai penunjang tempat tersebut.
d) Thread
• Jalanan menuju lokasi semakin padat dan keadaan jalan
yang sempit.

2.7.2 PT. Gerai Motor Terpadu (Triumph Motorcycles Exclusive


Official Dealer Jakarta)
A. Informasi Umum PT. Gerai Motor Terpadu
• Telephone : +6221 71794060
• Alamat : Jl. Pejaten Barat no.6
Jakarta 12150
Indonesia

Gambar 2.42 Peta Lokasi PT. Gerai Motor Terpadu


Sumber:Google Maps

1. Sejarah berdirinya PT. Gerai Motor Terpadu


Triumph Motorcycle menunjuk Triumph Motorcycle
Indonesia menjadi anak perusahaan sekaligus menjadi pengimpor
dan penjual resmi sepeda motor Triumph di Indonesia. Triumph
105

memiliki 12 anak perusahaan dan kini salah satunya terdapat di


Indonesia. Pada tahun 2014 lalu, PT Triumph Motorcycle
Indonesia resmi membawa merek Triumph ke Tanah Air.
Peluncuran pertama tepatnya dilaksanakan pada tanggal 17
September 2014. PT. Gerai Motor Terpadu merupakan dealer
eksklusif triumph di Jakarta. Sedangkan PT. Megah Putra
Motorindo untuk wilayah Serpong dan Banten.
Triumph merupakan legenda motor inggris model klasik yang
banyak di senangi oleh masyarakat khususnya di Indonesia.
Produk Triumph yang dipasarkan mulai dari Rp. 305.000.000
hingga Rp. 569.000.000. Aktivitas rutin yang dilakukan oleh
GMT adalah test ride setiap hari Sabtu dan Minggu. Khusus hari
Minggu, GMT mengadakan sarapan dan minum kopi bersama
RAT (Riders Associations of Triumph) dan dengan klub sepeda
motor lainnya.
Triumph hadir sebagai sesuatu yang beda bagi konsumen
sepeda motor ini, Triumph Motorcycle khusus mengejar apa yang
diinginkan oleh para konsumen, yaitu kesempurnaan berkendara.
2. Visi & Misi
Triumph Motorcycle memiliki visi dan misi yaitu :
Visi : “Triumph, For The Ride”
Misi : “The Perfect Ride. For the miles, For the moments, For
the feeling, FOR THE RIDE”
3. Fasilitas
1) Ruang Pajang (Gallery Area)
2) Merchandising Store
3) Bengkel (Workshop Area)
4) After Market Store

B. Desain dan Fasilitas PT. Gerai Motor Terpadu


PT. Gerai Motor Terpadu berdiri di atas lahan seluas sekitar
2000m2, terdiri dari showroom 400m2, bengkel 200m2, dan sisanya
adalah lapangan parkir.
106

• Profil tampak depan bangunan PT. Gerai Motor Terpadu

Gambar 2.43 Tampak Depan Bangunan PT. Gerai Motor


Terpadu
Sumber: Jessica, 2015

Gambar 2.44 Tampak Depan Bangunan PT. Gerai Motor


Terpadu
Sumber: Jessica, 2015
107

Analisa desain interior dapat diuraikan menurut fasilitas yang ada,


yaitu :
a) Ruang Pajang (Gallery Area)
Area ini merupakan area yang berfungsi untuk memajang
motor-motor yang akan diperjual belikan. Ruang Pajang berisi
seluruh model koleksi Triumph. Seperti Bonneville model
klasik yang di produksi ulang dengan kemasan modern,
sehingga terlihat sebagai sepeda motor klasik yang legendaris.

Gambar 2.45 Ruang Display PT. Gerai Motor Terpadu


Sumber: Jessica, 2015

Gambar 2.46 Ruang Display PT. Gerai Motor Terpadu


Sumber: Jessica, 2015
108

Gambar 2.47 Ruang Display PT. Gerai Motor Terpadu


Sumber: Jessica, 2015

b) Merchandising Store
Merchandising Store tergabung dengan area pajang. Pada area
duduk yang berada di bagian belakang serta dibagian pojok
ruang pajang disediakan seperangkat komputer yang dapat
digunakan konsumen untuk melakukan simulasi padu padan
modifikasi. Kemudian disetiap sisi ruang terdapat area duduk
kecil untuk melakukan transaksi ataupun sebagai tempat
berbincang. Desain ruang pajang ini didesain sangat sederhana
dan mengikuti aturan resmi dari Triumph Motorcycle.

Gambar 2.48 Ruang Retail PT. Gerai Motor Terpadu


Sumber: Jessica, 2015
109

Gambar 2.49 Ruang Retail PT. Gerai Motor Terpadu


Sumber: Jessica, 2015

Gambar 2.50 Simulation Area PT. Gerai Motor Terpadu


Sumber: Jessica, 2015
110

c) Bengkel (Workshop Area)


Bengkel disebut juga sebagai workshop area. Pada area ini lah
sepeda motor tersebut mengalami transformasi, dari mesin
hingga ke tampilannya. Workshop ini juga dibuat dibagian
depan bangunan ini sehingga suara yang bising yang
dihasilkan oleh mesin-mesin tersebut tidak mengganggu
aktifitas di luar workshop. Workshop ini juga merupakan area
private. Untuk alasan keamanan, klien tidak dapat masuk ke
dalam area ini, mereka hanya diperbolehkan melihat dari luar.
Desain ruang juga dibuat sangat sederhana dan hanya
mementingkan segi fungsi tanpa memperhatikan estetika.

Gambar 2.51 Ruang Bengkel PT. Gerai Motor Terpadu


Sumber: Jessica, 2015

d) After Market Store


Area ini berada di depan bersebelahan dengan pintu masuk
workshop dan showroom. Store ini dibuat untuk menjual
barang-barang aftermarket. Tidak hanya baju, jacket ataupun
helm, bahkan sepatu merek Red Wings pun dijual di area ini.
Area ini lebih didesain dengan menarik dengan menggunakan
material kayu untuk finishingnya.
111

Gambar 2.52 Ruang Retail After Market


Sumber: Jessica, 2015

C. Analisa S.W.O.T PT. Gerai Motor Terpadu


a) Strength
• Sebagai salah satu Galeri dan Showroom Sepeda Motor
Triumph yang resmi di Jakarta.
• Memiliki fasilitas pendukung seperti workshop,
merchandise store, serta after market store.
• Memiliki tempat parkir yang cukup luas untuk melakukan
kegiatan test ride.
b) Weakness
• Interior bagian dalam / tempat display masih terlalu
kosong dan kurang diolah.
c) Oppurtunity
• Adanya permintaan yang cukup banyak dari penggemar
sepeda motor ini untuk mencari sepeda motor resmi yang
memiliki surat.
d) Thread
• Hadirnya banyak tempat penjual atau galeri motor
Triumph yang tidak resmi namun memiliki desain interior
yang lebih menarik.
112

2.7.3 Galeri dan Showroom Harley-Davidson Indonesia


A. Informasi Umum Harley-Davidson Indonesia
• Jam Operasional : Senin - Jumat pk. 09.00 – 21.00
: Sabtu – Minggu pk. 09.00 – 17.00
Café : Sabtu – Minggu pk. 09.00 – 21.00
Workshop : Senin – Jumat pk. 09.00 – 17.00
: Sabtu – Minggu pk. 09.00 – 15.00
• Alamat : Pondok Pinang
: Jl. Ciputat Raya No. 123
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
12310, Indonesia

Gambar 2.53 Peta Lokasi Harley-Davidson Indonesia


Sumber: Google Maps

1. Sejarah berdirinya Harley-Davidson Indonesia


Harley-Davidson merupakan sepeda motor klasik yang cukup
ternama. Sepeda Motor ini berasal dari Amerika Serikat yang
pertama kali di produksi pada tahun 1903 dan mulai masuk ke
Indonesia pada tahun 1940. Selain unggul dalam hal kecanggihan
teknologi, perusahaan pemilik merek tersebut juga memiliki
keunggulan dalam strategi pemasaran. Pada tahun 1999, secara
resmi Harley-Davidson masuk ke pasar Indonesia dengan
113

membuka kantor pusat di Pondok Pinang. Bangunan ini memiliki


15 lantai yang sudah dilengkapi dengan Galeri, Showroom,
Merchandising Store, Kafe, Bengkel, Gudang, dan Office. Tahun
2014 kemarin merupakan 15 tahun anniversary Harley-Davidson
Indonesia.

2. Struktur Organisasi Harley-Davidson Indonesia

Diagram 2.1 Bagan Struktur Organisasi Harley Davidson Indonesia


Sumber: Harley-Davidson Indonesia

3. Fasilitas
1) Ruang Pajang (Gallery Area)
2) Merchandising Store
3) Bengkel (Workshop Area)

B. Desain dan Fasilitas Harley-Davidson Indonesia


• Gedung ini memiliki 15 lantai, lantai 1 dan mezzanine
merupakan area pajang dan merchandising store, Lantai 2
merupakan kafe, lantai 3 terdapat bengkel, serta lantai 4
dan 5 merupakan gudang / stock room, lantai 6 – 15
merupakan office. Konsep desain dari interior Harley-
Davidson ini adalah Industrial. Perpaduan warna hitam dan
orange adalah ciri khas dari Harley-Davidson itu sendiri.
114

• Profil tampak depan bangunan Harley-Davidson Indonesia

Gambar 2.54 Tampak Depan Bangunan Harley-Davidson


Indonesia
Sumber: www.twitter.com/ekalprasetya

Analisa desain interior dapat diuraikan menurut fasilitas yang ada,


yaitu :
a) Ruang Pajang (Gallery Area)
Area ini merupakan area yang berfungsi untuk memajang
motor-motor yang akan diperjual belikan. Ruang pajang ini
berada tepat setelah pintu masuk utama. Harley-Davidson
Indonesia menginginkan ketika customer masuk ke dalam,
mereka ingin customer menemukan atau melihat motor-motor
ini terdahulu, kemudian mereka akan melihat sparepart area,
cashier area yang dilengkapi dengan ruang tunggu dan
kemudian merchandise store yang berada dibagian belakang
dan di mezzanine. Pada bagian sisi depan bagian kanan,
terdapat satu jenis motor Harley-Davidson yang diproduksi
pertama kali.
115

Gambar Ruang 2.55 Gallery dan Showroom Harley Davidson


Sumber: Jessica, 2015

Gambar 2.56 Ruang Gallery dan Showroom Harley Davidson


Sumber: Jessica, 2015

Gambar 2.57 Ruang Gallery dan Showroom Harley Davidson


Sumber: Jessica, 2015
116

b) Merchandising Store
Merchandising Store tergabung secara harmonis dengan area
pajang yang dilengkapi dengan area cashier dan area duduk
yang berada di tengah-tengah ruang. Area ini memiliki ceiling
yang cukup tinggi. Tembok dan lantai juga dibiarkan tanpa
memiliki finishing.

Gambar 2.58 Ruang Retail Harley Davidson Indonesia


Sumber: Jessica, 2015

Gambar 2.59 Ruang Retail Harley Davidson Indonesia


Sumber: Jessica, 2015

Gambar 2.60 Ruang Retail Harley Davidson Indonesia


Sumber: Jessica, 2015
117

c) Café
Café berada di lantai 2. Kafe ini dibuka guna untuk mewadahi
komunitas pecinta motor Harley-Davidson untuk berkumpul,
namun kafe ini juga terbuka untuk umum. Café ini didesain
dengan sangat menarik untuk membuat mereka nyaman
berkumpul ditempat ini.

Gambar 2.61 Ruang Café Harley Davidson Indonesia


Sumber: Jessica, 2015

Gambar 2.62 Ruang Café Harley Davidson Indonesia


Sumber: Jessica, 2015

d) Bengkel (Workshop Area)


Bengkel ini terdapat dilantai 3, namun area ini tidak memiliki
akses lift untuk customer karena area bengkel merupakan area
private bagi Harley-Davidson Indonesia. Mereka tidak
mengizinkan customer untuk masuk ke area ini. Tetapi jika
customer memaksa, mereka akan membawa customer ke area
ini namun harus ditemani atau diawasi dengan staf.
118

Gambar 2.63 Ruang Bengkel Harley Davidson Indonesia


Sumber: Jessica, 2015

Gambar 2.64 Ruang Bengkel Harley Davidson Indonesia


Sumber: Jessica, 2015

C. Analisa S.W.O.T Harley-Davidson Indonesia


a) Strength
• Memiliki fasilitas pendukung seperti workshop,
merchandise store, dan café.
• Memiliki bengkel yang private sehingga keamanan sangat
terjamin.
b) Weakness
• Lokasi padat dan rawan kemacetan.
c) Oppurtunity
• Adanya permintaan yang cukup banyak dari penggemar
sepeda motor ini untuk mencari sepeda motor resmi yang
memiliki surat.
d) Thread
• Hadirnya banyak tempat penjual atau galeri motor Harley-
Davidson yang tidak resmi namun memiliki desain interior
yang lebih menarik.

Anda mungkin juga menyukai