PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa menjadi hal utama yang harus diberikan kepada siswa di
berbahasa yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis.
siswa seperti mengungkapkan ide, pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau
karangan, selain itu menulis dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa.
berbasis teks. Pembelajaran menulis teks fabel merupakan salah satu di antara
1
2
kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa kelas VII SMP sesuai dengan
kurikulum 2013 yaitu pada kompetensi dasar 4.12 memerankan isi fabel/legenda
daerah setempat yang dibaca dan didengar, dengan salah satu indikator pembelajaran
Menulis teks fabel tidak hanya sekedar menulis cerita hewan pada umumnya,
untuk menulis teks fabel yang benar dengan sajian yang menarik, siswa harus
memperhatikan struktur dan kebahasaan teks fabel. Kenyataanya hal tersebut bertolak
belakang dengan yang dialami siswa di sekolah SMP Negeri 4 Medan yaitu
kemampuan siswa dalam menulis teks fabel masih rendah. Berdasarkan pengalaman
peneliti selama magang dan hasil observasi awal yaitu siswa kurang antusias dalam
menulis teks cerita fabel, siswa kurang minat dalam menulis teks cerita fabel karena
siswa menganggap menulis cerita fabel adalah kegiatan yang sulit dan membosankan,
siswa merasa kesulitan menulis teks cerita fabel berdasarkan struktur dan kebahasaan.
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara peneliti pada hari sabtu, 14 September
2019 dengan salah satu guru bidang studi Bahasa Indonesia, ibu Dra. Sarifah Hanum,
M.Pd., diketahui bahwa kemampuan menulis teks fabel siswa masih tergolong rendah
dengan nilai rata-rata yaitu 63,62. Sedangkan nilai KKM pada standar kompetensi di
sekolah adalah 75. Oleh karena itu pencapaian nilai kemampuan menulis teks fabel
belum tuntas, hal ini dikarenakan siswa kurang antusias dalam menulis teks cerita
3
fabel, siswa merasa kesulitan dalam menulis teks berdasarkan struktur dan
kebahasaan, siswa menganggap menulis teks cerita fabel adalah kegiatan yang sulit
dan membosankan. Hasil wawancara dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia
sesuai dengan hasil wawancara dengan 4 orang siswa kelas VII pada tanggal 4
Oktober 2019 di ruangan kelas VII-5 SMP Negeri 4 Medan bahwa siswa tersebut
merasa bosan mengikuti pembelajaran menulis dan merasa kesulitan dalam menulis
Pembelajaran Berbasis Portofolio Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pondok
siswa kelas VIII masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai
menulis siswa yang masih belum mencapai standar kelulusan. Salah satunya yaitu
dalam menulis teks fabel. Kemampuan menulis teks fabel siswa di kelas VIII pada
semester lalu rata-rata masih di bawah standar kelulusan. Dari seluruh kelas VIII,
nilai menulis siswa rata-rata masih sekitar 30% yang telah memenuhi standar
kelulusan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kemampuan menulis teks fabel
siswa belum mampu mencapai nilai standar kelulusan. Faktor tersebut diantaranya
adalah: 1) Siswa kurang memahami materi dengan baik, terutama materi tentang
struktur-struktur pembangun sebuah teks dan unsur kebahasaan dari teks tersebut, 2)
4
Siswa sulit menentukan tema atau ide yang akan diangkat menjadi sebuah tulisan, 3)
pelajaran menulis masih dianggap sulit oleh sebagian siswa, karena ketidakbiasaan
mereka di dalam menulis sebuah teks atau cerita, dan 5) Siswa tidak bersemangat
dalam proses pembelajaran menulis. Selain dari faktor tersebut, permasalahan lain
Kemampuan Menulis Fabel Menggunakan Media Film Animasi Pada Siswa Kelas
VII C SMP Negeri 1 Bonorowo Tahun Pelajaran 2016/2017” bahwa minat dan
mengalami beberapa kendala ketika diminta membuat sebuah tulisan. Kesulitan yang
dihadapi siswa antara lain siswa masih mengalami kesulitan dalam menuangkan
menulis, khususnya menulis fabel juga dapat diketahui dari hasil tes kemampuan
awal siswa dalam menulis fabel. Masih banyak nilai siswa yang belum mencapai
KKM yang ditentukan oleh sekolah, yakni 70. Dari jumlah siswa 36, siswa yang
mencapai KKM hanya 7 siswa, sedangkan siswa lainnya belum mencapai batas
ketuntasan. Nilai yang dicapai siswa paling tinggi 75, sedangkan nilai paling rendah
yaitu 37. Adapun rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 59.
5
Gambar Seri Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Kediri Tahun Pelajaran 2016/2017”
bahwa menulis cerita adalah kegiatan yang sulit dan membosankan. Selain itu siswa
Kondisi inilah menjadi penyebab rendahnya nilai menulis siswa kelas VII.A SMPN 2
Kediri. Hal tersebut terlihat dari nilai ketuntasan klasikal yang hanya mencapai 40 %
dengan standar KKM yang di tetapkan 75. Dalam hal ini dari jumlah seluruh siswa
sebanyak 27, hanya 11 siswa yang tuntas, sedangkan 16 siswa tidak tuntas atau tidak
Sejalan dengan permasalahan di atas, penelitian oleh Mifta Nola Septia dkk
Keterampilan Menulis Teks Cerita Fabel Siswa Kelas VIII MTSN Lubuk Buaya
Padang” menyatakan bahwa yang pertama, siswa bosan dan tidak tertarik untuk
belajar, sehingga ketika guru menjelaskan materi siswa hanya melamun. Kedua,
kesulitan yang ditemui siswa adalah menuangkan ide cerita dari bahasa lisan menjadi
bahasa tulisan. Siswa dengan mudah menyampaikan ide dalam bahasa lisan tetapi
menulis berlangsung siswa kurang aktif. Hal ini terlihat ketika guru meminta kepada
6
merasa bosan dan tidak tertarik mengikuti pelajaran. Dalam menulis fabel
pengetahuan siswa masih sangat minim untuk menguasai struktur dan kebahasaan
teks fabel. Kelima, rendahnya keterampilan menulis siswa juga dapat diperkirakan
banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti rendahnya minat dan motivasi siswa
keterampilan menulis yang dicapai siswa proses belajar menulis yaitu penggunaan
tanda baca, pemilihan diksi, dan merangkai kalimat yang benar dan padu. Hal ini
dilihat pada nilai rata-rata hitung 62,77. Tingkat penguasaan keterampilan menulis
teks cerita fabel di kelas siswa kelas VIII MTsN Lubuk Buaya Padang berada pada
kelas VII menunjukkan bahwa keadaan atau suasana kelas terlalu monoton, sebagian
besar siswa yang tidak memperhatikan saat guru menjelaskan materi pembelajaran
tanpa menggunakan media, siswa susah diatur seperti terdapat siswa yang memainkan
ponsel pada saat proses pembelajaran berlangsung dan pada saat pemberian tugas
siswa merasa kesulitan menemukan ide yang akan ditulis menjadi sebuah cerita.
Faktor lain yang menyebabkan rendahnya menulis siswa dalam menulis cerita fabel
7
adalah penggunaan media yang sering terabaikan dan guru kurang memperhatikan
media pembelajaran yang digunakan dalam setiap pembelajaran, guru lebih terfokus
Animasi Terhadap Kemampuan Menulis Teks Cerita Fabel Siswa Kelas VIII SMP
VIII SMP Negeri 8 Kediri dalam kegiatan menulis teks cerita fabel tanpa media film
animasi dapat dikatakan bahwa, hasil yang diperoleh kurang. Hal ini terlihat dari hasil
skor rata-rata (mean) yang diperoleh kelompok kontrol adalah 68.69. Siswa yang
memeroleh skor di atas rata-rata sebanyak 11 orang siswa atau 37,9%. Adapun yang
dan Novia Ervinalisa dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran
Belajar Siswa IIS Kelas X Di SMA Negeri 17 Batam Tahun Pelajaran 2017/2018”
mata pelajaran yang kurang menarik, membosankan, dan banyak bercerita. Siswa
tidak mendengarkan penjelasan guru dan cenderung malas mengerjakan tugas serta
kurang semangat dalam belajar. Pada saat proses pembelajaran berlangsung guru
sehingga siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran tersebut. Hal ini
proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari nilai hasil belajar sejarah Indonesia siswa
kelas X pada semester ganjil yang sebagian besar masih banyak di bawah KKM.
Hasil belajar di kelas X IIS 2 hanya 5 siswa atau 13,5% yang nilainya diatas KKM
sementara sekitar 86,84% atau 33 siswa yang nilainya di bawah KKM. Kemudian di
kelas X IIS 7 hanya 4 siswa atau sekitar 10% yang nilainya di atas KKM dan sekitar
keterampilan menulis cerita fabel bagi siswa, guru perlu mengupayakan media
pembelajaran yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam
keterampilan menulis. Oleh karena itu melalui penelitian ini, peneliti memberikan
audio visual merupakan media yang tidak hanya didengar melainkan juga bisa dilihat
9
secara bersamaan. Media audio visual merupakan alat peraga yang bersifat dapat
dilihat dan dapat didengar yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran
Menurut Fajar (2017: 104) powtoon adalah suatu perangkat lunak pengolah
media presentasi animasi berbasis SAAS (Software as a Service) yang dapat diakses
secara online melalui situs www.powtoon.com yang dapat digunakan sebagai alat
bantu presentasi bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas.
yang lebih menarik dan modern, karena media powtoon dapat dibuat dengan berbagai
efek animasi kartun yang unik dan menarik, selain itu dapat menambahkan serta
menulis teks cerita fabel akan menjadi lebih baik dan siswa dapat lebih termotivasi
untuk belajar dan mempelajari materi pembelajaran yang akan disampaikan guru,
Hal ini terbukti dengan jurnal penelitian oleh Syahrul Fajar, dkk yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Media Powtoon terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata
penelitian bahwa nilai rata-rata pre-test adalah 14,55 sedangkan nilai rata-rata
posttest adalah 26,00 dapat disimpulkan pengaruh media powtoon terhadap hasil
Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Desma Yulia dan Novia
Mata Pelajaran Sejarah Indonesia dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa IIS
Negeri 17 Batam pada mata pelajaran sejarah Indonesia dengan menggunakan media
ditunjukkan pada uji t dimana thitung > ttabel yaitu 7,9 > 1,992, sehingga bahwa Ha
media pembelajaran powtoon lebih menarik dan tidak monoton, hal ini dikarenakan
adanya hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, kelompok dengan kelompok, serta hubungan timbal balik antara siswa
dengan guru, seperti ketika guru menjelaskan materi, siswa yang kurang mengerti
11
bertanya kepada guru dan guru menjelaskan materi yang belum dimengerti oleh siswa
tersebut.
powtoon diterapkan oleh guru di SMP Negeri 4 Medan khususnya pada siswa kelas
VII sebagai media pembelajaran untuk siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
terutama pada materi menulis teks fabel secara benar dan sesuai dengan struktur dan
Terhadap Kemampuan Menulis Teks Fabel Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Medan
B. Identifikasi Masalah
3. siswa merasa kesulitan menulis teks cerita fabel sesuai dengan struktur dan
kebahasaan,
12
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kemampuan menulis teks fabel oleh siswa kelas VII SMP
2. Bagaimanakah kemampuan menulis teks fabel oleh siswa kelas VII SMP
menulis teks fabel siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran
2019/2020?
E. Tujuan Penelitian
1. mendeskripsikan kemampuan menulis teks fabel oleh siswa kelas VII SMP
2. mendeskripsikan kemampuan menulis teks fabel oleh siswa kelas VII SMP
kemampuan menulis teks fabel oleh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
menulis teks fabel dan menambah pengetahuan siswa tentang struktur dan
powtoon.
2. Manfaat Praktis
kebahasaannya
c. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan
PENELITIAN
A. Kerangka Teoretis
Kerangka teoretis memuat sejumlah teori yang berkaitan dengan hal-hal yang
dikaji dalam suatu penelitian. Teori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran
dan acuan bagi pembahasan masalah yang diteliti. Mengingat pentingnya hal itu,
maka teori yang digunakan haruslah berhubungan dan yang mendukung masalah
yang akan diteliti, yang sasarannya adalah kejelasan uraian suatu penelitian.
1. Media Pembelajaran
Kata “media” berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamat dari kata
“medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar.
Menurut Heinich (dalam Susilana dan Riyana, 2016: 6) media merupakan alat saluran
komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
“medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan
dengan penerima pesan. Terkait dengan pembelajaran, media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada
15
16
penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak
meliputi alat secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang
terdiri antara lain buku, tape recoder, kaset, video camera, video recorder, film, slide
pesan, materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran dan tujuan yang
ingin dicapai ialah proses pembelajaran. Selanjutnya penggunaan media secara kreatif
akan memperbesar kemungkinan bagi siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan
apa yang dipelajarinya lebih baik dan meningkatkan penampilan dalam melakukan
media pembelajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan untuk membantu
guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dalam proses belajar
dirumuskan.
dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Secara lebih
rinci, media pembelajaran mempunyai fungsi menurut Yuhdi dan Sari (2017: 18) :
verbalistis
motionplayback video.
dapat mengatasi sikap pasif siswa. Dalam hal ini media pembelajaran
berguna untuk:
kemampuannya.
4) Dengan sifat yang unik pada siswa juga dengan lingkungan dan
pembelajaran yang sama untuk setiap siswa, masalah ini dapat diatasi
b) Menyamakan pengalaman.
kapan saja
kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Fungsi
dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.
menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak didik untuk tercapainya tujuan
20
pendidikan. Terdapat enam jenis dasar dari media pembelajaran menurut Heinich
1) Teks
informasi
informasi.
2) Media Audio
berkesan
3) Media Visual
5) Benda-benda Tiruan/Miniatur.
6) Manusia
bidang/materi tertentu.
dengan melihat langsung dan dapat mendengarkan penjelasan untuk lebih dapat
dimengerti oleh siswa. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti memilih
22
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media adalah media yang harus
sesuai dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Menurut
Susilana dan Riyana (2016: 69) menyebutkan bahwa ada enam kriteria pemilihan
disukai dan paling bagus, namun didasarkan atas teori yang diangkat
Selain itu, Erickson (dalam Susilana dan Riyana, 2016: 72) mengemukakan
3) Apakah ada kaitan yang mengena dan langsung dengan tujuan khusus
belajar.
warna).
11) Apakah sudah dimantapkan melalui proses uji coba atau validasi.
2. Powtoon
informasi grafik, suara dan gambar, selain teks, memungkinkan dibuat media
audiovisual yang bersifat interaktif. Multimedia adalah istilah yang diberikan pada
teknik penyajian informasi yang menggabungkan informasi berupa teks, grafik, citra,
suara, gambar, video, maupun animasi. Salah satu media pada komputer (software)
sebuah paparan yang memiliki fitur animasi sangat menarik diantaranya animasi
tulisan tangan, animasi kartun, dan efek transisi yang lebih hidup serta pengaturan
time line yang sangat mudah. Popularitas Powtoon bisa menghasilkan animasi movie
salah satu jenis layanan online yang memiliki fitur animasi yang menarik dalam
penyampaian pesan berupa video. Powtoon yang memiliki berbagai fitur-fitur pilihan
yang lengkap dapat mempermudah guru merencanakan materi video yang akan
diproduksi.
Sari dan Rohayati (2017: 3) powtoon adalah media pembelajaran yang berupa
menjadi lebih sederhana. Penggunaan powtoon akan lebih memudahkan kita dalam
Powtoon merupakan layanan online yang gratis, berbayar dan fiturnya lebih
lengkap dan lebih mudah untuk membuat sebuah paparan yang memiliki fitur animasi
sangat menarik diantaranya animasi tulisan tangan, animasi kartun, dan efek transisi
yang lebih hidup serta pengaturan timeline yang sangat mudah dan menarik sehingga
Fajar (2017: 104) powtoon adalah suatu perangkat lunak pengolah media
presentasi animasi berbasis Saas (Software as a Service) yang dapat diakses secara
online melalui situs www.powtoon.com yang dapat digunakan sebagai alat bantu
presentasi bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas. Media
26
powtoon juga merupakan software video animasi yang dapat diakses secara online.
Software ini menyediakan fasilitas soundtrack musik secara gratis, dapat merekam
narasi. Video yang dibuat dapat menggunakan template yang sudah ada atau dapat
berkreasi dengan menggunakan tampilan kerja (workspace) yang masih kosong. Dari
beberapa pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa media powtoon
secara sederhana dapat didefinisikan sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang
berupa software video animasi yang ditampilkan kepada peserta didik melalui
adapun kekurangan dan kelebihan media pembelajaran Powtoon sebagai jenis media
disesuaikan dengan system dan kondisi yang ada, mengurangi kreativitas dan invasi
keuntungan yang berlipat bagi dunia pendidikan kita. Kita bisa membuat berbagai
macam metode pembelajaran berbasis teknologi yang bisa kita terapkan dalam kelas
kita. Teknologi juga memungkinkan kita untuk membuat dan menerapkan multimedia
khususnya pada video animasi yang bisa kita buat sendiri secara mudah dan menarik
sesuai dengan materi yang akan kita ajarkan pada siswa kita.
beragam fitur dan fasilitas yang memanjakan kita untuk membuat animasi
2) Setelah masuk, anda bisa pilih free templates mana yang cocok dengan video
animasi yang akan anda buat. Beberapa fitur dari powtoon yang dapat anda
gunakan adalah:
3) Pilih kategori template yang tersedia. Pilih kategori template sesuai dengan
5) Setelah selesai, klik ekspor untuk upload, download dan share hasil
6) Ada empat pilihan, setelah anda menge ‘klik’ ekspor, publish, upload,
download, dan share. Untuk versi yang berbayar (pro), anda bisa langsung
mendownload hasil animasi anda melalui format MP4. Namun bila masih
memakai yang gratisan, caranya adalah upload terlebih dahulu via YouTube
animasi anda melalui video YouTube tersebut. (cara download via Youtube
7) Untuk upload ke Youtube, anda harus memiliki akun Google terlebih dahulu.
Pilih upload to, lalu tentukan akun Google yang akan digunakan, lalu klik
next. Pada halaman details, isikan deskripsi, kategori video anda dan klik next.
8) Pada halaman quality, pilihlah resolusi yang disarankan, untuk versi gratis
Tahap ini langkah-langkah yang dilakukan menurut Tsur (2019: 37) adalah
sebagai berikut :
media powtoon.
selain itu tugas juga berasal dari tujuan yang ada pada buku pelajaran.
a. Kemampuan Menulis
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
ekspresif, dan tidak langsung atau tidak tatap muka. Menulis adalah suatu proses
interaktif dan diarahkan untuk mencapat tujuan tertentu dengan menggunakan suatu
sistem tanda konvensional yang dapat dibaca. Dapat diketahui bahwa menulis adalah
buah pikiran, ide, gagasan dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik
dan benar. Kemampuan menulis seseorang akan menjadi baik apabila dia juga
memiliki (a) kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis, (b) kepekaan
dimilikinya.
b. Tujuan Menulis
macam, yakni:
Tarigan (2008: 25) menjelaskan tujuan menulis dibagi menjadi tujuh, yakni :
1) Tujuan penugasan
kemauan sendiri.
2) Tujuan altruistik
penalarannya.
3) Tujuan persuasif
35
6) Tujuan kreatif.
c. Teks Fabel
mempelajari tentang teks. Dengan mempelajari teks, siswa akan dituntut lebih banyak
Begitu juga dengan teks fabel yang dipelajari oleh siswa kelas VII SMP.
Cerita merupakan jenis teks narasi. Teks narasi mencakup semua jenis tulisan
atau lisan yang mengandung unsur cerita. sedangkan secara etimologis fabel berasal
dari bahasa latin fabulat. Fabel merupakan cerita tentang kehidupan binatang yang
berperilaku menyerupai manusia. Fabel termasuk jenis cerita fiksi, bukan kisah
tentang kehidupan nyata. Fabel sering juga disebut cerita moral karena pesan yang
Teks cerita fabel tidak hanya mengisahkan kehidupan binatang, tapi juga
pada cerita fabel memiliki karakter seperti manusia. Karakter mereka ada yang baik
dan ada juga tidak baik. Mereka mempunyai sifat jujur, sopan, pintar, dan senang
bersahabat, serta melakukan perbuatan terpuji. Mereka ada juga berkarakter licik ,
culas, sombong, suka menipu, dan ingin menang sendiri. Cerita fabel tidak hanya
ditujukan kepada anak-anak, tetapi juga kepada orang dewasa. Cerita fabel menjadi
272) adalah :
1) Tema adalah hal yang penting dalam sebuah cerita. Suatu cerita yang
tidak mempunyai tema dikatakan tidak ada gunanya. Tema cerita yang
satu dengan cerita lain, mungkin saja sama. Tema cerita dapat
dalam cerita berperan penting karena dalam diri tokoh inilah karakter-
karakter daam cerita akan muncul. Dalam fabel tokoh yang biasa
sering muncul adalah tokoh yang baik dan tokoh jahat. Binatang yang
3) Alur cerita adalah urutan peristiwa yang dialami oleh tokoh. Alur
unsur penting karena di dalam alur cerita tersebut tokoh, peristiwa, dan
demikian, alur dalam cerita haruslah saling berkaitan satu sama lain.
memahami alur yang terjadi dalam sebuah cerita. Latar dibagi menjadi
latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat menjelaskan
pertama, sudut pandang orang ketiga maha tahu, sudut pandang orang
menjadi pembukaan atau biasa disebut opening, kemudian bagian inti cerita, dan
penutup. (Kemendikbud, 2016: 209) Fabel memiliki empat bagian dalam strukturnya,
a. Orientasi
tokoh dalam cerita fabel biasanya hewan jinak dan hewan liar. Misalnya fabel
kelinci dan serigala dan cerita hewan lainnya. Sedangkan penokohan adalah
tokoh-tokoh dalam cerita. Karakter tokoh cerita fabel biasanya baik dan jahat,
jujur dan pembohong, sopan dan tidak sopan, pintar dan bodoh, menyukai
atau bisa pula imajiner. Latar berfungsi untuk memperkuat atau mempertegas
berlatar alam ( hutan, sungai, kolam, lembah ) atau alam bebas yang tidak
hubungan sebab akibat. Cerita fabel biasanya menggunakan alur maju (dari
hari, malam hari, dana waktu-waktu lainnya. latar waktu merupakan bagian
b. Komplikasi
yang paling besar dan mendebarkan. Pada bagian ini pula ditentukan
c. Resolusi
penyelesaian dari masalah yang terjadi pada tokoh yang terjadi di bagian
komplikasi.
d. Koda
Koda atau yang biasa disebut amanat merupakan ajaran moral atau
karyanya. bagian terakhir fabel ini berisi perubahan sikap dan sifat yang
42
terjadi pada tokoh. Pada bagian ini biasanya tokoh jahat berubah menjadi
Kaidah kebahasaan dengan kata lain unsur kebahasaan teks fabel sebagai
berikut:
1) Kata kerja
Kata kerja adalah satu dari beberapa unsur (kaidah) kebahasaan pada teks
cerita fabel. Adapun didalam kata kerja pada teks cerita fabel dibagi menjadi dua
sebagainya.
b) Kata kerja aktif intransitif merupakan kata kerja aktif yang tidak
penggunaan kata sandang si dan kata sandang sang. Contoh kata sandang si
ejekan itu.
menggunakan kata keterangan tempat dan juga kata keterangan waktu. Pada
keterangan tempat sering menggunakan kata depan “Di” dan pada keterangan
waktu sering menggunakan kata depan “Pada, Informasi waktu dan lain-lain”.
tersebut.
Kata dari “lalu” dan “kemudian” mempunyai arti yang sama, dimana kata-
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar
Kemendikbud (2014: 104) penilaian dalam kegiatan menulis teks ada beberapa aspek
yang perlu diperhatikan, yaitu (1) aspek isi, (2) organisasi, (3) kosakata, (4)
penggunaan bahasa, dan (5) mekanik. Kelima aspek tersebut digunakan dalam
penilaian memproduksi teks cerita fabel sesuai dengan penilaian dalam kurikulum
1) Isi
Isi adalah sesuatu yang menempati ruang, wadah, pikiran yang dapat
2) Organisasi
menjadi suatu kesatuan untuk mencapai tujuan bersama. Penilaian dari segi
organisasi yaitu ekspresi lancar, gagasan yang diungkapkan dengan jelas, tertata
3) Kosa kata
Kosa kata adalah kata yang harus dikuasi oleh seseorang atau kata-kata yang
dipakai oleh segolongan orang dalam lingkungan yang sama. Penilaian dari segi
kosakata yaitu pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata tepat dan
4) Penggunaan bahasa
Penggunaan bahasa adalah sebuah sistem mengenai bunyi dan aturan bunyi
manusia. Penilaian dari segi penggunaan bahasa yaitu konstruksi kompleks tetapi
5) Mekanik
Penilaian dari segi mekanik yaitu menguasai ejaan dan aturan penulisan.
46
B. Kerangka Konseptual
perhatian khusus dari guru dalam menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk
mengikutinya. Selain itu, guru juga harus mampu meransang siswa untuk
siswa.
Hasil belajar menulis cerita fabel pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan
masih rendah. Siswa menganggap menulis merupakan hal yang sulit dan
keterampilan dan minat siswa dalam pembelajaran menulis cerita, siswa merasa
bosan ketika hanya dijelaskan materi secara terus menerus, siswa merasa kesulitan
menemukan ide yang akan ditulis menjadi sebuah cerita tanpa adanya media sebagai
untuk belajar menulis cerita fabel. Disamping itu siswa dengan mudah
mengembangkan ide untuk menulis sebuah cerita fabel, karena media powtoon
47
dianggap mampu merangsang daya imajinasi siswa dalam menemukan ide gagasan
C. Hipotesis Penelitian
kemampuan menulis teks fabel siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan menggunakan
METODOLOGI PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 4 Medan pada siswa kelas
teks fabel.
2. Waktu Penelitian
1. Populasi Penelitian
48
49
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4
Medan tahun pembelajaran 2019/2020 yang terdiri dari sebelas kelas, seperti
2. Sampel Penelitian
kelas. Dari populasi yang telah terbagi menjadi sebelas kelas, maka langkah-
penelitian ini.
Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu media powtoon sebagai variabel bebas
dan kemampuan menulis teks fabel sebagai variabel terikat. Secara rinci variabel
a. media video powtoon adalah media yang digunakan siswa kelas VII SMP
kalimat untuk ditulis menjadi cerita fabel. Dengan menekankan bahwa siswa
telah ditentukan,
b. kemampuan menulis teks fabel adalah kemampuan siswa dalam menulis teks
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen
dengan model one group pre-test dan post-test design. Tujuannya adalah untuk
kemampuan menulis teks fabel oleh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan Tahun
Pembelajaran 2019/2020.
E. Desain Penelitian
52
Desain penelitian ini adalah one group pre-test dan post-test design. Di dalam
desain penelitian penelitian ini penilaian dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum
Desain dengan pre-test post-test ini, memberi perlakuan yang sama pada
siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini akan mendapatkan hak yang sama
yaitu tes awal tanpa menggunakan media powtoon. Kemudian tes akhir setelah
Tabel 3.2
X-n O¹ X O²
Keterangan :
perlakuan
F. Jalannya Penelitian
berikut:
Tabel 3.3
PERTEMUAN I
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
1. Guru memberikan soal Pre-test 1. Siswa mengerjakan soal Pre- 80 Menit
test
PERTEMUAN II
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
Kegiatan Awal Kegiatan Awal 10 Menit
2. Menjawab absen
pembelajaran
Kegiatan Inti Kegiatan Inti 60 Menit
Mengamati Mengamati
54
cerita fabel kura-kura dan kelinci teks fabel kura-kura dan kelinci
Menanya
kepada siswa untuk bertanya hal-hal kebahasaan teks fabel dan cara
dan kebahasaan
Mengasosiasi Mengasosiasi
kebahasaan
Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan
lainnya
Kegiatan Penutup Kegiatan Penutup 10 Menit
kebahasaan
PERTEMUAN III
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
1. Guru menayangkan video cerita 1. Siswa menonton tayangan 80 Menit
Post-test
G. Instrumen Penelitian
Nurgiyantoro (2016: 463) mengatakan bahwa tes merupakan salah satu bentuk
pengukuran, dan tes hanyalah merupakan salah satu cara untuk mendapatkan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis pre-test
yakni siswa disuruh menulis sebuah teks fabel dengan memperhatikan struktur dan
powtoon dan tes tertulis post-test siswa menulis sebuah teks fabel dengan
koda dan unsur kebahasaan teks fabel setelah mendapat perlakuan media powtoon.
diperhatikan, yaitu (1) aspek isi, (2) organisasi, (3) kosakata, (4) penggunaan bahasa,
dan (5) mekanik. Kelima aspek tersebut digunakan dalam penilaian menulis teks
Tabel 3.4
Skor Kriteria
Komentar
Skor 100
Maksimal
61
Untuk mendapatkan nilai dari skor tersebut dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
Tabel 3.5
Kategori Penilaian
Kategori Penilaian
Sangat Baik 86-100
Baik 76-85
Cukup 56-75
Kurang 10-55
menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Dalam
penelitian ini data yang digunakan adalah data kuantitatif, dikatakan sebagai data
Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis guna mencapai hasil yang
maksimal. Menurut Arnita (2013: 101) analisis tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus:
Mx=[∑ f x ]
N
Keterangan :
Mx : Rata-rata (mean)
N : Jumlah sampel
rumus:
√ ∑ fx 2
SD =
N
Keterangan :
SD : Standart deviasi
N : Jumlah Sampel
normal atau tidak. Uji normalitas dilakuakn dengan menggunakan uji liliefors
¿
…… Z𝔫 dengan menggunakan rumus Z₁ = X ¹− S ¿ X
Keterangan :
X : Rata-rata sampel
c Menghitung proposal Z₁, Z₂, Z₃, yang lebih kecil atau sama Zi. Jika
banyaknya Z 1 , Z 2 , Z 3 , … Zn
S(Zn) =
N
harga mutlaknya
e Ambil harga yang paling besar antara selisih tersebut dengan Lo dan
nilai kritis L yang diambil dari daftar uji liliefors dengan taraf nyata
S ₁²
F=
S ²₂
Keterangan :
Jika Fhitung ¿ Ftabel maka kedua sampel tidak mempunyai varian yang sama
6. Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan uji “t” dengan rumus
sebagai berikut:
M 1−M ₂
to =
SE M 1−M ₂
Keterangan :
to : t observasi
SD
SEM =
√ N −1
Keterangan :
I : bilangan konstan
SEM₁ = √ S E 2 M 1 +SE ² M ₂
Ho ditolak jika to¿tt pada taraf nyata (⍺) = 0,05 yang di konsultasikan
DAFTAR PUSTAKA
Fajar, Syahrul, dkk. 2017. Pengaruh Penggunaan Media Powtoon terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu.
EDUTCEHNOLOGIA, 3 (2), 101-114
Kemendikbud. 2016. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP/ MTS Kelas VII. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Yulia, Desma, dkk. 2017. Pengaruh Media Powtoon pada Mata Pelajaran Sejarah
Indonesia dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa IIS Kelas X di
SMA Negeri 17 Batam Tahun Ajaran 2017/2018. Batam: Jurnal Program Studi
Pendidikan Sejarah
Yuliana, Santi. 2016. Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Fabel dengan
Pembelajaran Berbasis Portopolio Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1
Pondok Kelapa Bengkulu Tengah. Bengkulu: Jurnal Diksa. 2, (1), 89-99.
Yuhdi & Sari. 2017. Desain Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia.Medan
69