Anda di halaman 1dari 12

A review of Cleaner Production in Electroplating Industries using

Electrodialysis

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. Ir. JALIUS, M.S.

DISUSUN OLEH :
ARIFA APRILIA
M1D118016

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JAMBI

2020/2021
1. PENDAHULUAN

Produksi bersih adalah suatu aksi yang mengakibatkan suatu limbah itu menjadi
berkurang atau bahkan menjadi tidak ada sama sekali (zero waste) pada sumbernya, yang
dapat terwujud melalui tindakan yang bersifat meningkatkan, mendorong, atau melakukan
perubahan pada kebiasaan operasi suatu industri niaga, lembaga atau perorangan.

Diagram hirarki pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:

Biaya Pelaksanaan Hirarki

Pengurangan pada sumber pencemar


$
$$$ Daur ulang dan penggunaan kembali
$$$$$
$$$$$$$ Pra-pengolahan/ pengolahan

Pembuangan limbah B3
$$$$$$$

Ada tiga elemen kunci yang mempengaruhi keberhasilan program produksi bersih pada suatu
pabrik, yaitu inisiatif, komitmen dan keterlibatan manajemen. Persyaratan ini meliputi
kegiatan: kesadaran dan partisipasi karyawan, peningkatan prosedur operasi, pelatihan
karyawan, dan peningkatan penjadualan dan proses.

1.1 KEUNTUNGAN (Cleaner Production)

Keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan konsep produksi bersih antara lain adalah:

 Penggunaan sumberdaya alam dan energi secara lebih efektif dan efisien.

 Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar dan atau limbah.

 Mencegah berpindahnya pencemar dari satu media lingkungan ke media lingkungan


lainnya.
 Mengurangi terjadinya risiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

 Meningkatkan usaha kebersihan (“Good Housekeeping”) dan efisiensi.

 Perubahan dalam proses untuk mereduksi emisi dan limbah.

 Penggunaan kembali dan daur ulang di dalam proses.


 Memformulasikan dan mendesain kembali produk.

 Mensubstitusi atau mengurangi pemakaian bahan kimia mengandung B3.

 Penggunaan bahan baku dan energi yang lebih efektif dan efisien.

 Perubahan sikap dan perilaku dalam manajemen pengelolaan lingkungan.

2. PROSES PRODUKSI INDUSTRI ELEKTOPLATING

Secara umum proses pelapisan logam dengan listrik (elektroplating) dibagi menjadi 3
tahap, yaitu: persiapan permukaan, pelapisan logam dan pengerjaan akhir. Tahapan proses
produksinya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
A B C

Persiapan Permukaan
Pembersihan Mekanik Proses Pelapisan Pengerjaan Akhir
Pembersihan Kimia

Diagram Proses Elektroplating

2.1 Persiapan Permukaan

Persiapan permukaan adalah tahap yang sangat penting dalam industri pelapisan.
Pekerjaan yang tidak benar dapat menyebabkan lapisan tidak menempel, meningkatkan
porositas dan menurunkan ketahanan terhadap karat. Persiapan permukaan dibagi menjadi 2
aktivitas utama yaitu : Pembersihan dengan cara mekanik dan kimia.

2.2 Proses Pelapisan


Tujuan pra pelapisan ini antara lain menghilangkan sisa kotoran dan semua oksida pada
permukaan benda kerja. Pra pelapisan ini terdiri dari proses pembersihan (cleaning),
pencelupan asam (pickling), pencelupan special, dan striking. Setelah proses pelapisan, benda
dibilas kemudian dikeringkan sebelum dipak.

2.3 Pengerjaan Akhir

Pada beberapa benda yang sudah dilapis, masih memerlukan tambahan proteksi karat
atau untuk mengubah warna lapisan. Misalnya aplikasi lilin atau fernis untuk meningkatkan
ketahanan kilauan, dan pelapisan konversi kromat dilanjutkan dengan kadmium atau
pelapisan lainnya untuk menghasilkan lapisan kromat (untuk mengubah warna dari
transparan sampai hijau olive). Pelapisan kuningan sering diolah dengan berbagai larutan
kimia untuk mengubah warna dari hijau sampai hitam (bahkan merah). Larutan pada proses
pengerjaan akhir ini mengandung bahan-bahan kimia seperti asam nitrat, sodium dikromat,
selenium, arsenic, antimony, atau bahan berbahaya lainnya. Proses ini bisa menjadi satu line
pelapisan atau terpisah.

3. PELUANG PENERAPAN PRODUKSI BERSIH

Prinsip utama dalam penerapan produksi bersih industri adalah mereduksi limbah
terbentuk atau mencegah timbulnya limbah pada sumbernya. Industri elektroplating
mempunyai peluang untuk menerapkan produksi bersih yang meliputi:

3.1 Persiapan Permukaan

1. Pembersihan dan Pengelupasan lapisan. Dengan melakukan reuse dan


recycling.

Reuse:

 Larutan bekas pembersihan bekas alkaline dapat digunakan untuk pengaturan pH


pada unit pengolahan air limbah.
 Larutan asam bekas dapat digunakan untuk mengatur pH selama operasi
pengurangan krom.
 Larutan asam klorida bekas dapat digunakan untuk larutan make-up pengelupasan
krom, kemudian larutan asam nitrit bekas dapat digunakan untuk larutan make-up
pengelupasan nikel.

Recycling:

 Larutan asam sulfat dapat disirkulasi melalui sistem recovery asam.


 Asam klorida dapat diambil kembali dari operasi pickling dengan menggunakan
unit difusi dialisis.

2. Pembersihan dan Penghilangan Lemak

 Menggunakan pelarut konvensional (penghilangan lemak dengan pencelupan).

 Mengurangi kebutuhan pembersihan dan pembersihan lemak.

 Menggunakan pelarut dengan toksisitas rendah, seperti pembersih emulsi, pelarut


aqueus dan abrasif.

 Standarisasi penggunaan pelarut.

 Menggabungkan operasi pembersihan ke dalam satu operasi penghilangan lemak


secara sentral.

 Menghindarkan kontaminasi pelarut.

 Merawat alat harus bersih dari karat.

 Menambah pelarut secara hati-hati.

 Pengambilan lumpur.

 Mengontrol kehilangan karena penguapan :


a. Mengurangi drug out-pemasangan pada rak yang benar, tingkatkan penirisan
dan pemasangan papan peniris.
b. Menggunakan pembilasan arus balik.
c. Memisahkan pelarut untuk recycling.
d. Menjaga limbah pelarut bersih dari air padatan dan sampah.
e. Memberi label bahan kimia pada setiap container.
f. Menghindari area yang banyak angin dan panas.

g. On-site recycling.
h. Off-site recycling.

3. Penghilangan lemak dengan uap

 Membatasi kecepatan masuk dan keluar benda kerja.


 Membatasi ukuran benda kerja, gunakan keranjang yang mempunyai luas area 50
% dari pintu degreaser untuk meminimalkan drag out uap.
 Menghindari kejutan-kejutan biasanya terjadi ketika beban berat dimasukan ke
dalam tangki sehingga menghilangkan selimut uap dan infiltrasi udara ke dalam
unit pembersih.
 Menjaga suhu pelarut.
 Membiarkan cukup waktu dalam degreaser.
 Semprotan hanya di bawah zona uap-pola semprotan tidak boleh berupa kabut.
 Menjaga permukaan pelarut dalam tangki.
 Minimisasi difusi uap-difusi uap mengakibatkan emisi udara.

4. Pembersih Aqueous

 Menjaga mutu larutan.


 Melakukan inspeksi pra pembersihan.
 Menyediakan pemanasan secara kontiniu.
 Mempraktekkan larutan make-up yang benar, campur dengan baik dan panaskan
sampai suhu yang dikehendaki.
 Menghilangkan lumpur dan kotoran dengan benar.
 Mengawasi kekuatan larutan pembersih.
 Merawat alat.
 Mengurangi drag out.
 Menggunakan air demineralisasi.
 Menggunakan pembilasan arus balik.
 Menggunakan pembilasan dengan semprotan.
 Memasang nozel pengkabut-mengurangi penggunaan air.
 Menggunakan sistem siklus tertutup

5. Abrasif

 Menggunakan binder dengan kadar lemak rendah atau berbasis air, untuk buffing
atau polishing.
 Mengontrol permukaan air pada operasi pembilasan akhir.

3.2 Pelapisan Listrik

1. Pelapisan Dekoratif Krom

a. Modifikasi proses
b. Perawatan larutan proses.
c. Pengambilan kembali larutan proses.
d. Penggantian bahan Baku.
2. Pelapisan Hard Krom

a. Alternatif pelapis
b. Perbaikan proses yang mengurangi pembentukan limbah
c. Pengurangan drag out
d. Perbaikan teknik pembilasan
e. Perawatan larutan
f. Teknologi atau metoda perawatan larutan
g. Pengambilan kembali bahan kimia
h. Pengurangan emisi udara
i. Konservasi energi
3. Pelapisan Tembaga

a. Penggantian bahan baku


b. Pelapisan tembaga alkalin tanpa sianida
c. Proses tembaga alkalin baru bebas sianida
d. Pelapisan tembaga electroless

4. Pelapisan Nikel

1. Nikel Watts

a.Bus bar anoda dari tembaga dibungkus dengan pelapis selotip dari vynil
b. Bus bar anoda dari tembaga dilapisi dengan nikel
c.Pemasangan papan peniris dari ppc di atas bus bar anoda

2. Nikel Sulfamat

Pemakaian anoda nikel dari bahan karbon tuang atau karbon gulung

5. Pelapisan Seng

a. Modifikasi praktek pengoperasian


b. Pengambilan kembali larutan
c. Penggantian bahan

d. Proses alternatif
e. Peningkatan proses
f. Pengontrolan air pembilas
g. Kontrol dan perawatan larutan pelapis
h. Recovery/recycle bahan kimia ditempat
i. Recovery di luar lokasi

6. Pelapisan Kadmium

a. Praktek operasi yang baik


b. Pembilasan arus balik
c. Penggantian proses
d. Sistem recovery

7. Pelapisan Anodisasi

a. Mengurangi penggunaan senyawa kromium

b. Penerapan perbaikan proses untuk mengurangi proses pengelupasan atau

pengerjaan ulang.
c. Pengontrolan air pembilas
d. Penerapan recovery/recycle bahan kimia di tempat

8. Pengelupasan (Stripping)

a. Praktek pengoperasian yang baik


b. Alternatif penggunaan teknologi
c. Penguapan Atmosferik
d. Penguapan Atmosferik dan penukar Ion
e. Penukar ion

3.3 Pembilasan

Terdapat 2 (dua) metode untuk mengurangi penggunaan air:

1. Peningkatan efisiensi pembilasan


a. Turbulensi antara benda kerja dan air pembilas
b. Menambah waktu kontak antara benda kerja dan air pembilas
c. Meningkatkan volume air selama waktu kontak untuk mengurangi konsentrasi
bahan kimia yang tercuci dari benda kerja

2. Pengendalian Aliran Air


a. Pemakaian alat pegendali kecepatan air
b. Pemakaian alat pengendali aliran secara konduktivitas

3.4 Daur Ulang

1. Recycling air pembilas


2. Pengambilan kembali bahan kimia
3. Pemanfaatan kembali bahan mentah

3.5. Housekeeping dan Manajemen

1. Inspeksi dan Perawatan

a. Memperbaiki seluruh tanki, pompa, kran yang bocor, dll.


b. Inspeksi tanki dan linernya secara regular untuk mencegah kerusakan yang mungkin
berakhir dengan membuang larutan.
c. Inspeksi koil uap alat penukar panas secara reguler untuk mencegah kontaminasi
kondensat uap dan air pendingin atau kebocoran kondensat dan air pendingin ke dalam
larutan pelapis.
d. Memasang alarm permukaan cairan pada seluruh lapisan pelapis dan tanki pembilas
untuk menghindari luapan.
e. Merawat rak pelapis dan anoda untuk mencegah kontaminasi larutan. Mengambil rak
anoda bila tidak digunakan.
f. Merawat barel.
g. Meminimisasi volume air yang digunakan dalam operasi pembersihan.

2. Pengurangan Drag-Out

a. Modifikasi campuran larutan pelapis


b. Perubahan pengoperasian
c. Pemasangan papan peniris, batang peniris, dan tanki peniris untuk menangkap tetasan.
d. Pemasangan pada rak yang benar
e. Desain benda sedemikian rupa sehingga mudah ditiris.
f. Desain rak sedemikian rupa sehingga area permukaan minimum, permukaan
horizontal minimum, tidak ada kantong dan mudah tiris.
g. Penggunaan pisau udara dengan udara yang dipadatkan dan tidak mengandung olie.
h. Penggunaan pembilasan dengan pengkabutan dan semprot.
i. Pelapisan dalam barel: putar barel di atas tanki larutan untuk menghilangkan larutan
pelapis yang tertinggal.
3. Manajemen Drag-Out

a. Recycling secara langsung ke dalam tanki proses


b. Recovery di tempat atau di luar lokasi
c. Kirim ke recovery atau pengolahan di luar lokasi.

4. Perawatan Larutan Pelapis

a. Mengambil kotoran dari larutan


b. Menggunakan air deionisasi untuk make up dan air pembilas
c. Pengambilan secepat mungkin benda kerja yang terjatuh ke dalam larutan
d. Mengurangi drag-in
e. Perawatan rak
f. Penggunaan anoda yang lebih murni
g. Memproses ulang larutan bekas

5. Penggantian Bahan Kimia

Penggantian bahan kimia pada industri pelapisan bisa dilakukan pada larutan kromium,
sianida, pickling, brightener, cleaner, dan etsa tembaga.

6. Manajemen Lumpur Dilakukan dengan cara:


a. Pengurangan kandungan air pada lumpur dengan menggunakan peralatan centrifuge,
filter press, vacuum filter dan pengering Lumpur.
b. Pengolahan bahan kimia
i. Menggunakan soda kostik
ii. Menggunakan polimer

4. KESIMPULAN

1. Keuntungan penerapan produksi bersih pada industri elektroplating antara lain adalah :
a. Menghemat konsumsi air
b. Menghemat biaya pengolahan air limbah
c. Mengurangi pembuangan bahan kimia berbahaya
d. Mengurangi jumlah limbah B3
e. Mengurangi produk cacat
f. Mengurangi bahan kimia yang dipergunakan
g. Mengurangi biaya tenaga kerja sehingga dapat mengurangi biaya produksi tahunan.

2. Produksi bersih merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk program
pencegahan
dan pengendalian pencemaran limbah industri, melalui: substitusi bahan dan
pemanfaatan
kembali bahan (reuse) dan pemakaian kembali bahan (recycle).

DAFTAR PUSTAKA
Scarazzato T, Panossian Z, Tenório JAS, Pérez-Herranz V, Espinosa DCR,. 2017. “A
review of cleaner production in electroplating industries using electrodialysis”, Journal of
Cleaner Production, doi: 10.1016/j.jclepro.2017.03.152.

Anda mungkin juga menyukai