Anda di halaman 1dari 3

1. Jelaskan tentang aktifitas bisnis Nabi SAW hingga memasuki masa kenabian?

Jawab : Perjalanan Bisnis Rasulullah SAW

JIC- Nabi Muhammad bersabda, “tidak seorangpun pernah memakan-makanan yang lebih baik
dari  pada apa yang dimakan dari hasil kerja tangannya sendiri. Nabi Dawud As pun bisa
makan dari hasil kerja tangannya sendiri.” (H.R Bukhari no. 2072)

Pada hadis tersebut dapat kita lihat bahwa nabi Muhammad SAW memang memiliki sikap
kejujuran, kedisiplinan, dan semangat pantang menyerah, dan sifat-sifat ini sudah tertanam
dalam dirinya sejak masih kecil.  Keluarga besar Nabi Muhammad hampir seluruh karib-
kerabatnya adalah pedagang, sehingga tidak heran apabila darah semangat berdagang sudah ada
dalam diri Muhammad kecil.

Muhammad mulai mengenal dunia perdagangan sejak usia 12 tahun, Beliau mengikuti pamannya
Abu Thalib berdagang ke Syam. awalnya sang paman tidak ingn mengajaknya karena medan
yang sangat sulit, tetapi keinginan keras Muhammad untuk ikut tidak bisa di tolak. Keinginan
kerasnya untuk ikut ekspedisi berdagang menunjukkan betapa besar semangatnya untuk
mengubah nasib, memperbaiki keadaan, dan tidak ingin merepotkan sang paman terlalu jauh.
Cara Muhammad mengenal perdagangan ini dapat diistilahkan dengan sebutan magang
(Intenship), dan Muhammad melakukan ini selama 5 tahun atau hingga berusia 17 tahun.

Memasuki usia 17 tahun Muhammad mulai menanjakkan karirnya dalam dunia perdagangan,
Beliau mulai membuka usaha mandiri sebagai manager/ agent perdagangan regional saat itu
Beliau sudah menjadi business manager. Dalam perkembangan karirnya tersebut para pemilik
modal di Mekkah mempercayakan pengelolaan perdagangan mereka kepada Muhammad, dan
saat itu Beliau naik menjadi seorang Invesment Manager. Beliau menerima modal dari para
investor serta anak-anak yatim yang tidak sanggup menjalankan sendiri dana peninggalan orang
tuanya. Mereka sangat mempercayai Muhammad untuk menjalankan bisnis dengan uang mereka
berdasarkan kerja sama muda’rabah. Wilayah perdagangan yang dikunjungi Muhammad
meliputi Yaman, Syam, Busra, Irak, Yordania, Bahrain, dan kota-kota perdagangan di Jazirah
Arab lainnya

Pada usia 25 tahun, Beliau menikah dengan Siti Khadijah dan saat sudah menikah beliau tetap
mengelola perdagangannya sebagai salah satu mitra bisnis istrinya. Dan dengan pekerjaannya
tersebut beliau disebut sebagai Business Owner.  Menginjak usia 30 tahun Muhammad menjadi
seorang investor dan mulai memiliki banyak waktu luang untuk memikirkan kondisi
masyarakatnya.

Muhammad telah mencapai dengan apa yang disebut sebagai “kebebasan uang atau (financial
freedom) dan waktu.” Dan saat itulah, Beliau sering menyendiri ke Gua Hira sampai beliau
mendapatkan wahyu pertamanya pada usia 40 tahun. Saat nabi Muhammad SAW diangkat
menjadi rasul, kegiatan berbisnis beliau menjadi berkurang ini dikarenakan Beliau mulai
menyiarkan agama Islam kepada masyarakat Mekkah. Walaupun telah banyak melakukan
dakwah di Mekkah, namun hal itu tidak mengurangi perhatian Beliau terhadap aktifitas
perdagangan yang dipimpinnya.

Karena perjalanan syiar Islam Rasul tidak mulus di Mekkah atau lebih tepatnya mendapatkan
penolakan keras dari masyarakat Mekkah, Beliau dan para pengikutnya meninggalkan Mekkah
dan pindah ke Madinah (Yastrib) setelah diadakan perjanjian. Di Madinah nabi Muhammad
diangkat sebagai kepala negara sekaligus pemimpin agama oleh seluruh masyarakat Madinah.
Aktifitas bisnis Rasul berubah total di Madinah, dari seorang pelaku bisnis, Beliau hanya
menjadi pengawas yang aktif hingga akhir hidupnya. Beliau mengawasi jalannya mekanisme
perdagangan di Pasar Madinah dan sekitarnya, agar tetap berlangsung secara Islami.

Di Madinah transaksi penjualan yang dilakukan lebih sedikit ketimbang transaksi pembeliannya,
sehingga nabi Muhammad SAW banyak melakukan peminjaman. Meskipun begitu Beliau
tetaplah As-Sidiq dan Al-‘Amin.

Kisah bisnis nabi Muhammad sebelum dan sesudah menjadi Rasul banyak memberikan pelajaran
bagi umatnya dalam melakukan bisnis. Jujur, disiplin, pekerja keras, ulet dan selalu melakukan
hal yang diajarkan oleh nabi Muhammad dalam berbisnis, maka bisnis yang kita jalankan insya
Allah mendapatkan keberkahan dari Allah swt.

2. Bagaimana analisa Anda tentang sistem ekonomi Islam yang dibangun oleh Rasulullah
SAW sejak awal berdirinya negara Madinah ketika itu?
Jawab : Seperti yang telah disinggung di muka, Madinah merupakan negara yang
baru terbentuk dengan kemampuan daya mobilitas yang sangat rendah dari sisi
ekonomi. Oleh karena itu, peletakan dasar-dasar Sistem Keuangan Negara yang
dilakukan oleh Rasulullah Saw. merupakan langkah yang sangat signifikan, sekaligus
brilian dan spektakuler pada masa itu, sehingga Islam sebagai sebuah agama dan
negara dapat berkembang dengan Pesat dalam iangka waku yang relatif singkat.
Sistem ekonomi yang diterapkan oleh Rasulullah SAW berakar dari prinsip-prinsip
Qur’ani. Alquran yang merupakan sumber utama ajaran Islam telah menetapkan
berbagai aturan
sebagai hidayah (petunjuk) bagi umat manusia dalam melakukan aktivitas di setiap
aspek kehidupannya, termasuk di bidang ekonomi.

3. Bagaimana kebijakan fiskal Rasulullah SAW untuk mengatasi perekonomian


negara ketika itu?
Untuk kebijakan fiskal (pengeluaran dan pajak) yang diberikan rasullulah SAW,
Yakni dengan :
 Biaya pertahanan seperti persenjataan, unta, dan persediaan
 Penyaluran zakat dan ushr kepada yang berhak menerimanya
menurut ketentuan Alquran, termasuk para pemungut zakat
 Pembayaran gaji untuk wali, qadi, guru, imam, muadzin, dan pejabat
negara lainnya.
 Pembayaran upah para sukarelawan
 Bantuan untuk musafir (dari daerah ladak)
4. Bagaimana Anggaran dan Belanja Negara di masa rasulullah SAW?
beliau melakukannya dengan Ghanimah adalah harta yang diperoleh oleh kaum
muslimin melalui sebuah peperangan atau yang disita, zakat fitrah dan zakat mal,
jizyah (pajak yang dibebankan kepada orang-orang non-muslim, khususnya ahli
kitab, sebagai jaminan perlindungan jiwa, harta milik, kebebasan menjalankan
ibadah, serta pengecualian dari wajib militer), Ushr yaitu bea impor yang dikenakan
kepada semua pedagang, dibayar hanya sekali dalam setahun dan hanya berlaku
terhadap barang yang nilainya lebih dari 200 dirham. Tingkat bea orang-orang yang
dilindungi adalah 5% dan pedagang muslim 2,5%.). Di samping itu, Rasulullah
menerapkan sistem kharaj, yakni pajak tanah yang dipungut dari kaum non-Muslim
ketika wilayah Khaibar ditaklukkan. Jumlah kharaj dari tanah ini adalah tetap,
yakni setengah dari hasil produksi. dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai