Anda di halaman 1dari 4

Nama : Okta Silviana Putri

Nim : S20182147

Kelas : Hukum Ekonomi Syariah 3

Resum makalah kelompok 1 dan 2

 Kelompok 1
1. Manusia sebagai sumber hukum

Sumber hukum adalah pendukung hak dan kewajiban yang disebut orang.
Orang menurut konsep hukum terdiri atas manusia(person) dan badan
hukum(recht person). Badan hukum adalah subjek hukum menurut konsep
yuridis, sebagai gejala hidup bermasyarakat,sebagai badan ciptaan manusia
berdasarkan hukum, memiliki hak dan kewajiban seperti manusia.

Badan hukum dengan manusia memiliki perbedaan, antara lain:

1. Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang mempunyai akal,


perasaan dan kehendak. Badan hukum adalah badan ciptaan manusia
berdasarkan pada undang-undang diwakili oleh pengurusnya.
2. Manusia memiliki kelamin, dapat kawin, dapat beranak. Badan hukum
tidak memiliki kelamin, tidak dapat kawin, tidak dapat beranak.
3. Manusia dapat menjadi ahli waris, sedangkan badan hukum tidak dapat.
2. Kedudukan anak
Semua orang yang belum dewasa/anak ada di bawah kekuasaan orang
tuanya atau di bawah perwalian (Pasal 353 KUHPerdata). Pasal 299 KUHPerdata
pengadilan menentukan wali anak di bawah umur. Apabila pihak yang diserahkan
sebagai wali kurang mampu membiayai pemeliharaan dan pendidikan anak maka
menurut pasal 230 KHUPerdata hakim dapat menentukan jumlah uang yang harus
dibayar pihak lain untuk membiayai anak dibawah umur.
3. Kekuasaan orang tua

Kekuasaan orang tua diatur dalam KUHPerdata (BW) Buku I Titel XIV
Pasal 298-329, dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 45 – Pasal 49.
Dalam Bab XIV KUH Perdata pada dasarnya dibagi dalam tiga bagian, yaitu :

a) Kekuasaan orang tua terhadap pribadi anak (Pasal 298-306)


b) Kekuasaan orang tua terhadap harta kekayaan anak (Pasal 307 – 319)
c) Hubungan orang tua dengan anak tanpa memandang umur anak dan tidak
terbatas pada orang tua itu saja, tetapi juga nenek dari pihak ibu (Pasal
320-329).
Kekuasaan orang tua terhadap harta kekayaan anak diatur dalam Pasal
307-318 KUHPerdata sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
diatur dalam Pasal 48. Kekuasaan orang terhadap harta kekayaan anak meliputi :

a) Mengurus harta kekayaan si anak (Pasal 307 BW).


b) Bertanggung jawab atas harta kekayaan dan hasilnya, apabila
diperbolehkan (Pasal 308 BW).
c) Tidak memindah tangankan harta kekayaan si anak tanpa ijin si anak atau
pengadilan (Pasal 309 BW jo. Pasal 48 UUP).

4. Perwalian

Menurut R. Sarjono. “Perwalian adalah suatu perlindungan hukum yang


diberikan kepada seseorang anak yang belum mencapai usia dewasa atau belum
pernah kawin yang tidak berada dibawah kekuasaan orang tua”. Dalam
KUHPerdata pasal 330 ayat (3) perwalian adalah: “mereka yang belum dewasa dan
tidak berada dibawah kekuasaan orang tua, berada dibawah perwalian atas dasar
dan cara sebagaimana teratur dalam bahadian ketiga, keempat, kelima dan keenam
dalam bab ini”.

Perwalian diatur dalam KUHPerdata Bab XV tentang kebelumdewasaan


dan perwalian diatur dalam pasal 330-432, dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun
1974 tentang perkawinan pasal 50-54, Kompilasi Hukum Islam pasal 1 angka (1),
pasal 107-112, Undang-Undanh Nomor 3 tahun 2003 tentang perlindungan anak
pasal 30- 36.

Unsur-unsur pokok dalam suatu perwalian adalah:


1. Adanya pengawasan, pemeliharan dan pengurusan.
2. Adanya anak yang belum dewasa dan tidak berada di bawah kekuasaan
orang tua.
3. Adanya harta kekayaan.
4. Adanya wali.
5. Adanya kewajiban hukum.

Adapun asas-asas dalam perwalian sebagai berikut:

a. Asas tak dapat dibagi-bagi


b. Asas persetujuan dari keluarga.

 Kelompok 2
A. Ruang lingkup hukum perdata
hukum perdata yaitu segala peraturan hukum yang mengatur hubungan
hukum antara orang yang satu dan orang yang lain. Dalam definisi tersebut
ada beberapa unsur yang perlu di bahas.Unsur-unsur tersebut ialah :
1. Peraturan hukum ( rechtsregel, rule of law)
2. Hubungan hukum (rechtsbetrakking, legal relation)
3. Orang (persoon, person)
B. Sejarah hukum perdata
a. Hukum perdata belanda
b. Hukum Perdata Indonesia
c. KUHper sebagai himpunan hukum tak tertulis
d. Surat edaran Mahkamah Agung R.I No. 3 Tahun 1963
C. Sumber hukum perdata
1) Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB)
2) KUH Perdata atau Burgelijk Wetboek (BW)
3) KUHD atau Wetboek van Koopandhel (WvK):
4) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok
Agraria:
5) Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Perkawinan
6) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan atas Tanah beserta Benda-benda yang
Berkaitan dengan Tanah
7) Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan
Fidusia
8) Undang-undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga
Jaminan Simpanan (LPS)
9) Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi
Hukum Islam (KHI)

Anda mungkin juga menyukai