Anda di halaman 1dari 14

FILSAFAT ILMU

PERSEPSI
Chapter 2

KELOMPOK 3 :

1. I Gusti Agung Ayu Mas Candraeni (1391662027)

2. Ida Ayu Ratih Manuari (1391662028)

Program Magister Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2014
PERSEPSI

Persepsi adalah proses dimana kita memperoleh informasi mengenai dunia bagaimana
kita menggunakan lima indra kita yaitu indEra penglihatan, pendengaran, sentuhan, perasa dan
penciuman. Ada dua masalah yang mengenai hubungan antara indera tersebut dengan dunia.
Pertama, apa saja objek persepsi itu. Apa yang menjadi fokus perhatian saya saat melihat cangkir
kopi kuning? Mungkin anda berpikir ini sudah jelas, tentu saja cangkir kuning meskipun
demikian kita harus mengerti bahwa banyak filsuf mengingkari hal ini dan kita akan
mengeksplor alasan-alasan mereka melakukan hal ini. Kedua, kita harus beralih kepada
justifikasi dari topik kunci epistemologi dan ke hubungan antara pengalaman persepsi,
kepercayaan persepsi dan pengetahuan persepsi.

1. Realisme Langsung
Realisme perseptual adalah akal sehat yang berpandangan bahwa meja, penjepit
kertas dan cangkir ada secara mandiri bagi orang yang melihat. Penganut paham Realisme
menyakini bahwa objek fisik atau benda yang kita alami secara inderawi itu real atau nyata-
nyata ada (buka suatu hasil imajinasi kita sendiri) dan adanya tidak tergantung dari kita atau
siapapun yang mengalaminya. Objek fisik itu dalam arti tertentu kita temukan dan bukan
kita ciptakan. Posisi ini berbeda dengan paham idealisme yang menganggap bahwa yang
sungguh-sungguh real atau nyata itu ide, roh atau nirfisik.
Realisme langsung mengklaim bahwa objek tersebut yang kita lihat langsung; kita
lihat; baui; sentuh; rasakan dan itu benda-benda yang kita kenal. Realisme Langsung
berpendapat bahwa yang kita sadari secara langsung atau yang kita serap secara inderawi
dan kita ketahi adalah objek fisik itu sendiri dan bukan hanya gagasan atau representasi kita
tentang objek tersebut. Namun demikian ada dua versi dari realisme langsung yaitu realisme
langsung naif dan realisme langsung ilmiah. Mereka berbeda dalam beberapa hal yaitu apa
yang mereka miliki saat tidak dilihat.
Realis naif mengklaim bahwa objek-objek tersebut dapat terus memiliki hal-
hal(properti) yang biasanya anggap atau lihat mereka memilikinya. Hal-hal seperti
kekuningan, kehalusan dan kehangatan. Realis ilmiah mengklaim bahwa bagian-bagian dari
sebuah objek yang tidak terlihat tidak seharusnya dipikirkan. Hal tersebut memiliki sejarah
yang panjang. Realisme Langsung Naif mengatakan bahwa objek fisik bukan hanya
mempunyai keberadaan sendiri lepas dari kegiatan penginderaan kita, tetapi adanya pada
dirinya sendiri adalah persis sama dengan objek fisik yang secara langsung saya alami
secara inderawi pada saat dan tempat tertentu. Maksudnya warna, bau, rasa, bentuk, ukuran
dan sebagainya dari benda tersebut pada dirinya memang sama persis dengan apa yang
secara langsung saya tangkap dengan indera saya. Paham Realisme Langsung Naif jelas
tidak memadai, sebab mengabaikan perbedaan antara apa yang tampak pada si pengamat
dan apa yang ada dalam kenyataan sesungguhnya. Paham ini mengabaikan kenyataan bahwa
bisa terjadi ketidakcocokan antara keduanya dan bahwa dalam banyak hal ciri-ciri yang kita
tangkap dengan indera kita tidak melekat pada benda itu sendiri tetapi tergantung keadaan
kita dan lingkungan disekitar kita.
Contoh:
Bagi orang yang sedang sakit demam dan badannya panas, air yang sebenarnya biasa saja
akan terasa dingin dan daun yang kelihatannya hijau disiang hari, akan kelihatan hitam
dimalam hari.
Berikut ini Galileo (1623) mengekspresikan pandangan ini
Saya percaya bahwa badan eksternal yang menarik kita dalam merasakan,
membaui dan mendengarkan tidak satupun yang diperlukan dalam badan-badan sendiri
kecuali ukuran, bentuk dan banyaknya gerakan lambat/cepat. Saya pikir bahwa jika telinga,
lidah dan hidung jika diambil/hilangkan, kemudian ukuran, angka dan gerakan akan tetap
ada tetapi bukan bau, rasa atau suara yang terakhir itu saya percaya bukan apa-apa hanyalah
nama diluar dari makhluk hidup (Galileo, 1960, sec. 147).
Realisme Langsung Ilmiah sering dibahas dalam hal perbedaan menurut Locke
antara kualitas utama (primer) dan sekunder. Kualitas utama dari sebuah objek adalah
mereka yang keberadaannya tidak tergantung dari keberadaan seorang pengamat. Temuan
Locke dari kualitas tersebut termasuk bentuk, ukuran, posisi, angka, gerakan atau istirahat
dan kesendirian. Sains(ilmiah) mengklaim melengkapi temuan ini dengan meletakkan
bagian-bagian seperti isi, putaran dan massa kualitas sekunder dari objek adalah bagian-
bagian yang bergantung pada seorang pengamat mereka terdiri dari bagian-bagian warna,
bau dan tekstur yang dirasakan. Sebuah deskripsi ilmiah dari objek-objek di dunia tidak
meliputi kualitas sekunder ini dan karena itu bagian-bagian ini sebaiknya tidak dilihat
sebagai hal yang dimiliki oleh objek-objek tersebut sendiri.namun relatif sebagai mengamati
benda. Cangkir itu sendiri tidaklah kuning tetapi komposisi fisik dari permukaannya dan
cara tertentu permukaan ini merefleksikan sinar cahaya ke mata kita, menyebabkan kita para
realis ilmiah, kemudian hanya beberapa dari bagian yang kita amati berlanjut menjadi
dimiliki oleh objek-objek atau benda-benda ketika tidak ada pengamat disekelilingnya
sebagai kualitas primer mereka.
Jadi alam mendapatkan penghargaan yang seharusnya dilestarikan untuk diri kita
sendiri: mawar untuk baunya: burung hantu untuk lagunya: matahari untuk sinarnya. Para
penyair seluruhnya salah, mereka semestinya memperuntukkan lirik mereka untuk diri
mereka sendiri dan semestinya mengubah mereka menjadi Ode dari pemberian selamat pada
diri sendiri pada kesempurnaan pikiran manusia alam adalah satu urusan yang
membosankan tanpa suara, tanpa aroma, tanpa warna… (whitehead, 1926, p.68-69)
Perbedaan antara kualitas primer dan sekunder ini bersifat kontroversial dalam
berbagai hal tetapi hal itu tidak menjadi perhatian kita disini. Apa yang harus kita mengerti
adalah fitur kunci dari Realisme langsung Naif dan Realisme Langsung Ilmiah yaitu bahwa
kita langsung mengamati objek/benda yang keberadaannya mandiri/tidak tergantung dari
pengamat, objek yang berada di dunia. Bagian berikut ini mempertanyakan pendapat yang
menyebutkan persepsi kita adalah langsung dan di sesi ke-3 ini keberadaan objek yang tidak
tergantung dari pikiran akan dipertanyakan.

2. Realisme Tidak Langsung


Para realis tidak langsung setuju bahwa cangkir kopi ada secara mandiri dari saya
namun demikian saya tidak langsung mengamati. Realis tidak langsung mengklaim bahwa
persepsi melibatkan gambar-gambar mediasi. Ketika melihat objek sehari-hari, bukanlah
objek itu yang lengsung kita lihat tetapi suatu perantara perceptual “sense”, “idea”,
“sensibilia”, “persep” dan “penampilan”. Realisme tidak Langsung mengatakan bahwa kita
secara tidak langsung mengetahui objek fisik sendiri, tetapi hanya melalui representasi kita
tentang objek tersebut (representasionalisme) atau hanya melalui gejala yang menampakkan
diri kepada kita (fenomenalisme). Objek fisik atau benda pada dirinya sendiri tak dapat kita
ketahui secara langsung. Kita menggunakan istilah sense data dan yang tunggal disebut
sense datum. Sense data adalah objek mental yang memanifestasikan beberapa bagian dari
objek didunia yang mereka miliki dan mereka biasanya dianggap memiliki dua daripada tiga
dimensi. Bagi realis tidak langsung cangkir kopi dimeja saya menyebabkan kehadiran dari
sense datum kuning dua dimensi dipikiran saya, dan objek inilah yang langsung saya amati.
Akibatnya, saya secara tidak langsung hanya melihat cangkir kopi yaitu saya hanya
melihatnya dalam hal waspada dari apa yang disebabkan oleh sense datum dalam pikiran
saya ini simpulan dari argument tentang ilusi, argument yang sangat berpengaruh salah satu
yang mendukung Realisme Tidak Langsung dan satu hal yang mana idealism,
fenomenalisme, dan intensionalisme dapat terlihat sebagai responnya.
2.1 Argumen dari Ilusi
Ilussi adalah ketika dunia tidak seperti apa yang kita lihat/rasakan.
Contoh:
1. Ketika sebuah batang/lidi yang dimasukkan ke dalam air maka batang/lidi tersebut
tampak bengkok (sementara faktanya batang tersebut lurus)
2. Piring jika dipandang dari hampir semua sudut akan tampak berbentuk oval
meskipun sejatinya bundar
Kita tetap percaya bahwa piring itu bundar dan batang tadi adalah lurus karena
pengetahuan kita tentang perspektif dan refraksi, namun objek-objek tersebut tetap
terlihat seperti elips dan bengkok jika kita bertahan. Selain berilusi kadangkala kita juga
berhalusinasi dan melihat benda-benda yang sama sekali tidak ada. Ilusi dan halusinasi
merupakan argumen kunci untuk indirect realism (realisme tidak langsung). Jika lidi
yang bengkok bukan objek fisik maka itu adalah sesuatu tentang mental. Mental items =
sense data inilah yang kita rasakan pada kasus ilusi dan halusinasi
2.2 Dualisme
Sense data adalah masalah metafisika. Sense data adalah objek dalam, objek yang
memiliki bagian seperti warna. Hal seperti ini tidak sebanding dengan pndangan
materialis dari pikiran. Materialis menjelaskan kerja pikiran dari segi ilmiah (keadaan
otak atau struktur komputasi). Jadi, karena sense data tidak diterima oleh kaum
materialisme akan benda kuning yang kita lihat pasti tidak ada di dunia material, namun
di pikiran nonfisik. Realisme tidak langsung melibatkan dualism, suatu teori yang
menerima ontologi objek nonfisik seiring dengan objek fisik. Masalah terbesar bagi
dualis adalah bagaimana dia menerangkan interaksi antara pikiran dan dunia fisik. Realis
tidak langsung menerima bahwa ada sebuah dunia yang bebas (lihat dan rasakan) adalah
dunia ini yang menyebabkan sense data ada di pikiran kita. Bagaimana hubungan
penyebab dunia fisik memunculkan adanya benda-benda non fisik dan bagaimana benda-
benda ini menyebabkan aksi-aksi fisik.
Contoh: jika ingin kafein maka persepsi saya tentang cangkir kopi menyebabkan saya
mengambil cangkir tersebut: sense datum non fisik menyebabkan gerakan fisik dari
tangan saya.

3. Penolakan terhadap Realism


3.1 Idealisme
Masalah lainnya untuk realisme tidak langsung adalah skeptisme. Menurut realis
tidak langsung kita hanya langsung merasakan sifat mental tertentu namun dalam
memusatkan persepsi kita dari dunia menuju hal-hal dalam, kita terancam oleh
skeptisme. Karena kita hanya dapat secara langsung merasakan sense data kita, semua
kepercayaan kita tentang dunia eksternal mungkin salah. Mungkin saja sebenarnya tidak
ada cangkir kopi di dunia melainkan hanyalah sense data kuning di pikiran.
Tokoh Idealis yaitu Bishop George Berkeley. Baginya objek fisik terdiri dari
sekumpulan ide-ide yang nantinya disebut sense data. Alam semesta secara sederhana
terbuat dari pikiran dan sense data yang mereka lihat dan rasakan. Sense data tidak bisa
ada tanpa dirasakan dan karenanya objek fisik tergantung pada mereka yang melihatnya,
konsekuensinya adalah ketika kita tidak merasakan/melihat dunia maka dunia itu tidak
ada. Berkeley berusaha untuk menghindari simpulan itu dengan menyatkan bahwa
Tuhan merasakan objek yang tidak kita rasakan di dunia dan oleh karenanya
mempertahankan keberadaan mereka. Suatu keberadaan meskipun semata-mata dalam
realisme ide atau sense data.
3.2 Fenomenalisme
Idealis memandang dunia sebagai pengalaman aktual (atau dari Tuhan).
Fenomenalis memegang posisi yang berhubungan bagi mereka pernyataan tentang
pengalaman kita yang mungkin atau menurut J.S. Mill, objek material bukanlah apa-apa
namun adalah sensasi kemungkinan-kemungkinan yang permanen.
Fenomenalisme adalah makna dari pernyataan apapun yang mengacu kepada benda
material yang bisa mengacu pada sense data atau tampilan yang masuk akal dari benda-
benda (Chisholm, 1984,p.152). namun demikian Chisholm tidak setuju dengan pendapat
ini. Fenomenalisme tidak memerlukan Tuhan untuk mempertahankan keberadaan objek-
objek. Objek fisik ada tanpa dirasakan karena kemungkinan yang berlanjut dari
pengalaman.
Bapak Fenomenalisme adalah Immanuel Kant. Kant membuat uraian tentang
pengalaman. Barang sesuatu sebagaimana terdapat dalam dirinya sendiri merangsang
alat inderawi kita dan diterima oleh akal kita dalam bentuk-bentuk pengalaman dan
disusun secara sistematis dengan jalan penalaran. Karena itu kita tidak pernah
mempunyai pengetahuan tentang barang sesuatu seperti keadaannya sendiri, melainkan
hanya tentang sesuatu seperti yang menampak kepada kita, artinya, pengetahuan tentang
gejala (Phenomenon).
Contoh: menyebutkan bahwa sebuah penjepit kertas ada di dalam laci saya berarti bahwa
saya akan melihat penjepit kertas tersebut saat saya membuka laci itu.
3.3 Masalah untuk Fenomenalisme
Suatu konsekuensi untuk fenomenalisme adalah jika tidak ada pikiran maka tidak ada
dunia. Ini karena objek ‘fisik’ merekontruksi pengalaman kita (yang mungkin) jika tidak
ada makhluk yang memiliki pengalaman tersebut, maka tidak akan ada dunia. Ini sulit
diterima karena dunia eksternal akan tetap ada baik ada atau tidaknya makhluk yang
mengalaminya.
Fenomenalisme menggambarkan bahwa “sense data” sendiri yang membentuk dunia.
Fenomenalisme yang membaca di perpustakaan mengklaim bahwa buku yang
dipegangnya hanyalah “sensasi kemungkinan’; bahwa tubuh fisiknya sendiri (suatu
bagian dari dunia material) juga memiliki sifat ini, dan orang-orang yang duduk di
mejanya juga suatu pandangan yang radikal.
Argument kunci yang melawan fenomenalisme adalah argument dari relativitas
perseptual.

4. Teori Intentionalist (Kesengajaan) dari Persepsi


4.1 Adverbialisme
Contoh: beberapa objek diasumsikan pasti bengkok. Kita dapat menolak asumsi ini.
Tampaknya saya hanya melihat pensil bengkok; tidak ada di dunia ini atau di pikiran
saya yang sebenarnya bengkok. Salah satu cara menolak asumsi ini yaitu anda harus
menyadari beberapa objek yang dibuat yaitu apa yang disebut gerakan ‘adverbial’.
Strategi ini dapat diilustrasikan berikut ini.
“David Beckham memiliki tendangan yang cantik, tidak berarti bahwa dia pemilik objek
tertentu –sebuah tendangan- sesuatu yang dapat dia berikan atau jual”
Kita mengerti bahwa frase ini berarti bahwa dia menendang dengan cantiknya ‘cantik
tidak seharusnya dimengerti sebagai sebuah kata sifat yang mendeskripsikan sifat suatu
objek’ justru seharusnya terlihat berperan sebagai adverb, mendeskripsikan bagaimana
suatu aksi tertentu dilakukan. Adverbialis mengklaim bahwa ketika kita melihat warna
kuning, kita merasakan ‘tindakan kuning’. Pengalaman perseptual seharusnya
dideskripsikan dalam modifikasi adverbial dari berbagai karakteristik data kerja dari
persepsi daripada objek yang kita rasakan. Saat saya mengangkat cangkir kopi kebibir
saya, saya melihat tingkah laku coklat (kecoklatan) dan mencium aroma pahit; saya tidak
merasakan sense data coklat di bawah hidung saya.
4.2 Intensionalisme
Intentionalis menekankan keparalelan tertentu antara pengalaman perseptual dan
kepercayaan. Kepercayaan adalah representasi dunia. Saya sekarang memiliki keyakinan
tentang kaleng pensil saya; saya percaya bahwa itu hijau. Kepercayaan memiliki apa
yang disebut oleh para filsuf kesengajaan. Ini adalah fitur yang penting dari pikiran dan
mendeskripsikan sifat yang direpresentasi oleh keadaan mental.
Intensionalis memiliki representasi tanpa komitmen secara ontologisme terhadap objek
mental. Intensionalis biasanya optimis tentang representasi naturalistik atau ilmiah.
Untuk menjelaskan persepsi, kita tidak harus mengacu pada sense data nonfisik namun
kita dapat menggunakan cara naturalistik karena fitur penting dari persepsi dapat
ditangkap oleh istilah ini.
4.3. Pheomenology (Fenomenologi)
Pengalaman kita adalah sesuatu yang melebihi dari sekadar merepresentasikan dunia
dalam cara tertentu; juga cara memperoleh representasi yang ‘menyerang kesadaran
saya dengan cara tertentu.
Contoh: Pengalaman saya memiliki dimensi fenomenologis –kualitas eksperiental-
suatu kualitas yang mungkin baru saja kita bayangkan. Suara bel ‘yang merasuki kita’
Permen pelega tenggorokan yang begitu kuat dan tajam yang membangkitkan kesadaran
saya dan juga merasa lebih tajam, terang dan sadar akan udara yang kita hirup.

5. Melihat bahwa, Melihat, Melihat secara Kasar


5.1 Melihat bahwa adalah melihat dunia dengan benar
Contoh : melihat ke luar jendela, saya melihat sedang turun hujan. Persepsi saya
menggambarkan dunia seperti itu.
Untuk merasakan dunia seperti ini berarti saya sudah memiliki konsep tentang hujan,
demikian pula cangkir kopi saya, berwarna kuning melibatkan konsep cangkir kopi dan
kuning.
5.2 Melihat adalah kadangkala kita juga bisa merasakan sesuatu di dunia dengan salah.
Contoh : Lidi yang sebagian terendam air sebenarnya tidak bengkok tetapi saya
melihatnya demikian saya kadang salah melihat sesuatu di dunia ketika dunia tidak
seperti apa yang kita lihat.
5.3 Melihat secara Kasar adalah suatu bentuk koheren dari persepsi yang tidak melibatkan
konsep.
Contoh : Saat saya berjalan melamun di sepanjang jalan saya tidak melihat halte bus,
tempat sampah dan pejalan kaki lainnya saya pasti melihat itu karena saya melihat
bahwa halte bisnya berwarna biru atau ada pejalan kaki yang mengenakan jeans dengan
merk Wrangler.
Persepsi “melihat secara kasar” melibatkan pemerolehan informasi perceptual, informasi
yang memungkinkan kita untuk terhubung dan objek tetapi informasi yang ada tidak
cukup untuk memiliki suatu representasi konsep yang terstruktur dari dunia. Melihat
secara Kasar dapat dilakukan oleh makhluk yang memiliki kemampuan kognitif yang
rendah yang dianggap tidak memiliki kepercayaan.
Daftar Pustaka

1. O’Brien, Dan. 2006. An Introduction to The Theory of Knowledge. United Kingdom:


Polity Press.

2. https://id-id.facebook.com/Aegis.Engineer.Tech
FILSAFAT ILMU

PERSEPSI (QUESTION)
Chapter 2

KELOMPOK 3 :

1. I Gusti Agung Ayu Mas Candraeni (1391662027)

2. Ida Ayu Ratih Manuari (1391662028)

Program Magister Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2014
Pertanyaan
1. Teori persepsi mana yang relevan dengan pantun jenaka berikut ini?
Ada seorang lelaki muda yang berkata ‘Tuhan,
saya menemukan sesuatu yang sangat aneh
yaitu pohon willow oak
terus tumbuh
ketika tidak seorangpun ada orang disana’

‘Saudara yang terhormat, keheranan Anda yang justru aneh


saya selalu ada disini
dan itulah mengapa pohon itu
selalu bertumbuh’
Tertanda ‘Tuhan’
Jawab :
Teori persepsi yang relevan adalah Idealisme karena tokoh Idealisme yaitu
Berkeley berusaha menghindari simpulan yang menyatakan bahwa objek fisik terdiri
dari sekumpulan ide-ide yang nantinya disebut sense data. Alam semesta secara
sederhana terbuat dari pikiran dan sense data yang mereka lihat dan rasakan. Sense data
tidak bisa ada tanpa dirasakan dan karenanya objek fisik tergantung pada mereka yang
melihatnya, konsekuensinya adalah ketika kita tidak merasakan/melihat dunia maka
dunia itu tidak ada. Barkeley menyatakan bahwa Tuhan merasakan objek yang tidak kita
rasakan di dunia dan oleh karenanya mempertahankan keberadaan mereka. Suatu
keberadaan meskipun semata-mata dalam realisme ide atau sense data.

2. Apakah argument dari ilusi? Jika ada apakah itu menjelaskan kepada kita tentang jenis
objek yang kita rasakan?
Jawab :
Ilussi adalah ketika dunia tidak seperti apa yang kita lihat/rasakan.
Contoh:
1. Ketika sebuah batang/lidi yang dimasukkan ke dalam air maka batang/lidi tersebut
tampak bengkok (sementara faktanya batang tersebut lurus)
2. Piring jika dipandang dari hampir semua sudut akan tampak berbentuk oval meskipun
sejatinya bundar
Kita tetap percaya bahwa piring itu bundar dan batang tadi adalah lurus karena
pengetahuan kita tentang perspektif dan refraksi, namun objek-objek tersebut tetap
terlihat seperti elips dan bengkok jika kita bertahan. Selain berilusi kadangkala kita juga
berhalusinasi dan melihat benda-benda yang sama sekali tidak ada. Ilusi dan halusinasi
merupakan argumen kunci untuk indirect realism (realisme tidak langsung). Argument
dari ilusi tidaklah dapat menjelaskan jenis objek kepada yang melihat atau merasakan
karena

3. Apa itu fenomenalisme, dapatkah fenomenalisme itu menyediakan alasan yang masuk
akal dari persepsi?
Jawab : Fenomenalisme tidak menyediakan alasan yang masuk akal dari persepsi karena
seperti yang kita ketahui bahwa persepsi itu adalah bagaimana cara kita untuk
mengenal dunia melalui panca indera kita sedangkan fenomenalisme mengatakan
bahwa objek fisik ada tanpa dirasakan karena kemungkinan berlanjut dari
pengalaman dan fenomenalisme tidak memerlukan Tuhan untuk mempertahankan
keberadaan objek-objek. Penjepit kertas yang ada di dalam laci saya itu berarti
bahwa saya ‘akan’ melihat penjepit kertas tersebut saat saya membuka laci, tentu
kata ‘akan’ ini tidak mencerminkan definisi persepsi yang menyatakan sesuatu
melalu panca indera yang orang miliki.

4. Apa itu Intentionalism content (konten yang disengaja), apa peran yang ia mainkan
dalam persepsi dan pemikiran(ide)?
Jawab : Intentionalis menekankan keparalelan tertentu antara pengalaman perseptual dan
kepercayaan. Peran yang intensionalism content mainkan adalah ketika kepercayaan
memiliki dari intensionalisme ini menjadi fitur penting dalam menciptakan pemikiran-
pemikiran yang nantinya menentukan persepsi sesorang mengenai suatu hal.
Intensionalis biasanya optimis tentang representasi naturalistik atau ilmiah. Untuk
menjelaskan persepsi, kita tidak harus mengacu pada sense data nonfisik namun kita
dapat menggunakan cara naturalistik karena fitur penting dari persepsi dapat ditangkap
oleh istilah ini.

5. Apakah persepsi itu representatif? Jika demikian, bagaimana?


Jawab :
Persepsi itu representatif karena persepsi itu merupakan perwakilan dari objek-objek
eksternal yang merupakan interpretasi terhadap berbagai sensasi. Jadi persepsi merupakan
pengetahuan tentang sesuatu yang ditangkap oleh indera kita.

6. Dapatkah seekor tawon melihat bahwa toples selai itu terbuka; dapatkah ia melihat
toplesnya penuh; dapatkah ia melihat selainya?
Jawab :
Seekor tawon dapat melihat bahwa toples selai itu terbuka karena tawon memiliki indera
penciuman yang tajam ketika ada aroma selai (manis) yang keluar saat toples itu terbuka,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tawon merasakan (melihat) toples selai itu terbuaka.
Seekor tawon tidak dapat menentukan toples selai itu penuh karena tawon hanya bisa
merasakan ada/tidaknya selai itu karena aroma selai (manis) yang keluar namun tidak
dapat menentukan penuh atau tidaknya toples tersebut.
Seekor tawon dapat melihat selai dalam toples karena tawon dapat merasakan kehadiran
selai melalui aroma selai yang manis yang membawanya mendekati dan melihat selai
tersebut ada.

Anda mungkin juga menyukai