Perception
Perception
PERSEPSI
Chapter 2
KELOMPOK 3 :
Persepsi adalah proses dimana kita memperoleh informasi mengenai dunia bagaimana
kita menggunakan lima indra kita yaitu indEra penglihatan, pendengaran, sentuhan, perasa dan
penciuman. Ada dua masalah yang mengenai hubungan antara indera tersebut dengan dunia.
Pertama, apa saja objek persepsi itu. Apa yang menjadi fokus perhatian saya saat melihat cangkir
kopi kuning? Mungkin anda berpikir ini sudah jelas, tentu saja cangkir kuning meskipun
demikian kita harus mengerti bahwa banyak filsuf mengingkari hal ini dan kita akan
mengeksplor alasan-alasan mereka melakukan hal ini. Kedua, kita harus beralih kepada
justifikasi dari topik kunci epistemologi dan ke hubungan antara pengalaman persepsi,
kepercayaan persepsi dan pengetahuan persepsi.
1. Realisme Langsung
Realisme perseptual adalah akal sehat yang berpandangan bahwa meja, penjepit
kertas dan cangkir ada secara mandiri bagi orang yang melihat. Penganut paham Realisme
menyakini bahwa objek fisik atau benda yang kita alami secara inderawi itu real atau nyata-
nyata ada (buka suatu hasil imajinasi kita sendiri) dan adanya tidak tergantung dari kita atau
siapapun yang mengalaminya. Objek fisik itu dalam arti tertentu kita temukan dan bukan
kita ciptakan. Posisi ini berbeda dengan paham idealisme yang menganggap bahwa yang
sungguh-sungguh real atau nyata itu ide, roh atau nirfisik.
Realisme langsung mengklaim bahwa objek tersebut yang kita lihat langsung; kita
lihat; baui; sentuh; rasakan dan itu benda-benda yang kita kenal. Realisme Langsung
berpendapat bahwa yang kita sadari secara langsung atau yang kita serap secara inderawi
dan kita ketahi adalah objek fisik itu sendiri dan bukan hanya gagasan atau representasi kita
tentang objek tersebut. Namun demikian ada dua versi dari realisme langsung yaitu realisme
langsung naif dan realisme langsung ilmiah. Mereka berbeda dalam beberapa hal yaitu apa
yang mereka miliki saat tidak dilihat.
Realis naif mengklaim bahwa objek-objek tersebut dapat terus memiliki hal-
hal(properti) yang biasanya anggap atau lihat mereka memilikinya. Hal-hal seperti
kekuningan, kehalusan dan kehangatan. Realis ilmiah mengklaim bahwa bagian-bagian dari
sebuah objek yang tidak terlihat tidak seharusnya dipikirkan. Hal tersebut memiliki sejarah
yang panjang. Realisme Langsung Naif mengatakan bahwa objek fisik bukan hanya
mempunyai keberadaan sendiri lepas dari kegiatan penginderaan kita, tetapi adanya pada
dirinya sendiri adalah persis sama dengan objek fisik yang secara langsung saya alami
secara inderawi pada saat dan tempat tertentu. Maksudnya warna, bau, rasa, bentuk, ukuran
dan sebagainya dari benda tersebut pada dirinya memang sama persis dengan apa yang
secara langsung saya tangkap dengan indera saya. Paham Realisme Langsung Naif jelas
tidak memadai, sebab mengabaikan perbedaan antara apa yang tampak pada si pengamat
dan apa yang ada dalam kenyataan sesungguhnya. Paham ini mengabaikan kenyataan bahwa
bisa terjadi ketidakcocokan antara keduanya dan bahwa dalam banyak hal ciri-ciri yang kita
tangkap dengan indera kita tidak melekat pada benda itu sendiri tetapi tergantung keadaan
kita dan lingkungan disekitar kita.
Contoh:
Bagi orang yang sedang sakit demam dan badannya panas, air yang sebenarnya biasa saja
akan terasa dingin dan daun yang kelihatannya hijau disiang hari, akan kelihatan hitam
dimalam hari.
Berikut ini Galileo (1623) mengekspresikan pandangan ini
Saya percaya bahwa badan eksternal yang menarik kita dalam merasakan,
membaui dan mendengarkan tidak satupun yang diperlukan dalam badan-badan sendiri
kecuali ukuran, bentuk dan banyaknya gerakan lambat/cepat. Saya pikir bahwa jika telinga,
lidah dan hidung jika diambil/hilangkan, kemudian ukuran, angka dan gerakan akan tetap
ada tetapi bukan bau, rasa atau suara yang terakhir itu saya percaya bukan apa-apa hanyalah
nama diluar dari makhluk hidup (Galileo, 1960, sec. 147).
Realisme Langsung Ilmiah sering dibahas dalam hal perbedaan menurut Locke
antara kualitas utama (primer) dan sekunder. Kualitas utama dari sebuah objek adalah
mereka yang keberadaannya tidak tergantung dari keberadaan seorang pengamat. Temuan
Locke dari kualitas tersebut termasuk bentuk, ukuran, posisi, angka, gerakan atau istirahat
dan kesendirian. Sains(ilmiah) mengklaim melengkapi temuan ini dengan meletakkan
bagian-bagian seperti isi, putaran dan massa kualitas sekunder dari objek adalah bagian-
bagian yang bergantung pada seorang pengamat mereka terdiri dari bagian-bagian warna,
bau dan tekstur yang dirasakan. Sebuah deskripsi ilmiah dari objek-objek di dunia tidak
meliputi kualitas sekunder ini dan karena itu bagian-bagian ini sebaiknya tidak dilihat
sebagai hal yang dimiliki oleh objek-objek tersebut sendiri.namun relatif sebagai mengamati
benda. Cangkir itu sendiri tidaklah kuning tetapi komposisi fisik dari permukaannya dan
cara tertentu permukaan ini merefleksikan sinar cahaya ke mata kita, menyebabkan kita para
realis ilmiah, kemudian hanya beberapa dari bagian yang kita amati berlanjut menjadi
dimiliki oleh objek-objek atau benda-benda ketika tidak ada pengamat disekelilingnya
sebagai kualitas primer mereka.
Jadi alam mendapatkan penghargaan yang seharusnya dilestarikan untuk diri kita
sendiri: mawar untuk baunya: burung hantu untuk lagunya: matahari untuk sinarnya. Para
penyair seluruhnya salah, mereka semestinya memperuntukkan lirik mereka untuk diri
mereka sendiri dan semestinya mengubah mereka menjadi Ode dari pemberian selamat pada
diri sendiri pada kesempurnaan pikiran manusia alam adalah satu urusan yang
membosankan tanpa suara, tanpa aroma, tanpa warna… (whitehead, 1926, p.68-69)
Perbedaan antara kualitas primer dan sekunder ini bersifat kontroversial dalam
berbagai hal tetapi hal itu tidak menjadi perhatian kita disini. Apa yang harus kita mengerti
adalah fitur kunci dari Realisme langsung Naif dan Realisme Langsung Ilmiah yaitu bahwa
kita langsung mengamati objek/benda yang keberadaannya mandiri/tidak tergantung dari
pengamat, objek yang berada di dunia. Bagian berikut ini mempertanyakan pendapat yang
menyebutkan persepsi kita adalah langsung dan di sesi ke-3 ini keberadaan objek yang tidak
tergantung dari pikiran akan dipertanyakan.
2. https://id-id.facebook.com/Aegis.Engineer.Tech
FILSAFAT ILMU
PERSEPSI (QUESTION)
Chapter 2
KELOMPOK 3 :
2. Apakah argument dari ilusi? Jika ada apakah itu menjelaskan kepada kita tentang jenis
objek yang kita rasakan?
Jawab :
Ilussi adalah ketika dunia tidak seperti apa yang kita lihat/rasakan.
Contoh:
1. Ketika sebuah batang/lidi yang dimasukkan ke dalam air maka batang/lidi tersebut
tampak bengkok (sementara faktanya batang tersebut lurus)
2. Piring jika dipandang dari hampir semua sudut akan tampak berbentuk oval meskipun
sejatinya bundar
Kita tetap percaya bahwa piring itu bundar dan batang tadi adalah lurus karena
pengetahuan kita tentang perspektif dan refraksi, namun objek-objek tersebut tetap
terlihat seperti elips dan bengkok jika kita bertahan. Selain berilusi kadangkala kita juga
berhalusinasi dan melihat benda-benda yang sama sekali tidak ada. Ilusi dan halusinasi
merupakan argumen kunci untuk indirect realism (realisme tidak langsung). Argument
dari ilusi tidaklah dapat menjelaskan jenis objek kepada yang melihat atau merasakan
karena
3. Apa itu fenomenalisme, dapatkah fenomenalisme itu menyediakan alasan yang masuk
akal dari persepsi?
Jawab : Fenomenalisme tidak menyediakan alasan yang masuk akal dari persepsi karena
seperti yang kita ketahui bahwa persepsi itu adalah bagaimana cara kita untuk
mengenal dunia melalui panca indera kita sedangkan fenomenalisme mengatakan
bahwa objek fisik ada tanpa dirasakan karena kemungkinan berlanjut dari
pengalaman dan fenomenalisme tidak memerlukan Tuhan untuk mempertahankan
keberadaan objek-objek. Penjepit kertas yang ada di dalam laci saya itu berarti
bahwa saya ‘akan’ melihat penjepit kertas tersebut saat saya membuka laci, tentu
kata ‘akan’ ini tidak mencerminkan definisi persepsi yang menyatakan sesuatu
melalu panca indera yang orang miliki.
4. Apa itu Intentionalism content (konten yang disengaja), apa peran yang ia mainkan
dalam persepsi dan pemikiran(ide)?
Jawab : Intentionalis menekankan keparalelan tertentu antara pengalaman perseptual dan
kepercayaan. Peran yang intensionalism content mainkan adalah ketika kepercayaan
memiliki dari intensionalisme ini menjadi fitur penting dalam menciptakan pemikiran-
pemikiran yang nantinya menentukan persepsi sesorang mengenai suatu hal.
Intensionalis biasanya optimis tentang representasi naturalistik atau ilmiah. Untuk
menjelaskan persepsi, kita tidak harus mengacu pada sense data nonfisik namun kita
dapat menggunakan cara naturalistik karena fitur penting dari persepsi dapat ditangkap
oleh istilah ini.
6. Dapatkah seekor tawon melihat bahwa toples selai itu terbuka; dapatkah ia melihat
toplesnya penuh; dapatkah ia melihat selainya?
Jawab :
Seekor tawon dapat melihat bahwa toples selai itu terbuka karena tawon memiliki indera
penciuman yang tajam ketika ada aroma selai (manis) yang keluar saat toples itu terbuka,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tawon merasakan (melihat) toples selai itu terbuaka.
Seekor tawon tidak dapat menentukan toples selai itu penuh karena tawon hanya bisa
merasakan ada/tidaknya selai itu karena aroma selai (manis) yang keluar namun tidak
dapat menentukan penuh atau tidaknya toples tersebut.
Seekor tawon dapat melihat selai dalam toples karena tawon dapat merasakan kehadiran
selai melalui aroma selai yang manis yang membawanya mendekati dan melihat selai
tersebut ada.