Winayanta Suryawan 175020907111012
Winayanta Suryawan 175020907111012
Dosen Pengampu
Disusun oleh:
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
A. PENGERTIAN MANAJEMEN MODAL KERJA
1. Konsep Kuantitatif
2. Konsep Kualitatif
3. Konsep Fungsional
Modal kerja menurut konsep ini menitik beratkan pada fungsi dari pada
dana dalam menghasilkan dana atau income dari usaha pokok perusahaan.
Setiap dana yang digunakan dlam perusahaan dimaksudkan untuk
menghasilkan pendapatan. Ada dana yang digunakan dalam satu periode
akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode tersebut.
Sementara itu, ada pula dan yang dimaksudkan untuk menghasilkan pada
periode-periode selanjutnya atau dimasa yang akan datang, misalnya bangunan,
mesin-mesin, alat-alat kantor atau aktiva tetap lainnya yang disebut future
income.
Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah dana digunakan untuk
menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama
didirikannya perusahaan, diantaranya kas, piutang dagang. Dan lain
sebagainya. Sedangkan efek atau surat berharga dan marjin laba dari piutang
merupakan modal kerja potensial yang akan menjadi modal kerja bila piutang
sudah dibayar dan efek sudah dijual.
2. Investasi dalam aktiva lancar, cepat sekali berubah dan sering kali
mengalami perubahan serta cenderung labil.
3. Dalam praktinya sering sekali bahwa lebih dari separu dari total aktiva
merupakan bagian dari jumlah aktiva lancar, yang merupakan modal kerja
perusahaan.
5. Khusus bagi perusahaan yang relatif kecil fungsi manajemen modal kerja
sangat penting.
Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang ada pada perusahaan untuk
dapat menjalankan fungsinya, modal kerja ini terdiri dari:
Modal kerja primer merupakan jumlah modal kerja minimum yang harus
ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya atau modal kerja
yang secara terus menerus diperlukan untuk kegiatan usahanya.
Modal kerja normal adalah modal kerja dibutuhkan untuk proses produksi
normal.
Sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah
aktiva dan kenaikan pasiva. Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang
dapat digunakan:
3. Penjulan saham
5. Penjualan obligasi
6. Memperoleh pinjaman
7. Dana hibah
Secara khusus sumber modal kerja dibagi menjadi dua macam pembiayaan
permanen dan pembiayaan lancar. Sumber modal kerja untuk pembiayaan
lancar digunakan untuk membiayai modal kerja variabel yang biasanya terdiri
dari dua sumber:
1. Modal dari sumber internal terdiri dari penyusunan, kewajiban yang belum
jatuh tempo, dan cadangan juga laba.
Modal Kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan
selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode
perputaran modal kerja (working capital turn over ) dimulai dari saat dimana
kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat
dimana kembali lagi menjadi kas.
1. Jika nilai penjualan naik, maka rasio tersebut akan tinggi. Begitu pula jika
modal kerja turun.
2. Sebaliknya, jika penjualan turun maka rasio tersebut juga akan rendah.
Apalagi jika modal kerja naik.
Contoh:
Jumlah penjualan netto suatu perusahaan adalah Rp. 8 Miliar, aset lancar
yang dimiliki Rp. 2,4 Miliar, sedangkan utang lancar yang dimiliki hanya
sekitar Rp. 1 Miliar. Maka perputaran modal kerja adalah….
= 5,17 kali.
Hal tersebut menandakan bahwa dana yang tertanam dalam modal kerja
berputar rata-rata 5,17 kali dalam satu tahun
2. Aktivitas Perusahaan
3. Volume Penjualan
Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang
mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Bila penjualan meningkat maka
kebutuhan modal kerjapun akan meningkat demikian sebaliknya.
4. Perkembangan Teknologi
4. Pembentukan dana
I. MANAJEMEN KAS
J. MANAJEMEN PIUTANG
Pengertian Piutang
Piutang adalah tagihan kepada pihak lain di masa yang akan datang karena
terjadinya transaksi dimasa lalu. Walaupun pada dasarnya semua perusahaan
dagang atau industri menginginkan penjualan tunai, tetapi karena adanya
keterbatasan daya beli masyarakat atau alasan lainnya dilakukan penjualan
secara kredit. Penjualan secara kredit akan dapat meningkatkan omset
penjualan, akan tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga
membutuhkan investasi yang lebih besar. Selain itu dapat juga mengakibatkan
kerugian karena menunggak atau bahkan tidak tertagih. Semakin lama piutang
tertunggak akan semakin besar investasi yang dibutuhkan.
c. Kebijakan Penagihan
Membuat klasifikasi kredit tiap pelanggan, hal ini dapat digunakan daftar
analisis umur piutang (aging schedule) sehingga diketahui sejarah kredit
tiap-tiap pelanggan.
VC = Rasio biaya variabel per unit terhadap harga jual per unit (%)
Perputaran piutang
Rata-rata piutang
receivable turnover
Apabila rata-rata hari pengumpulan piutang lebih lama dari batas pembayaran,
maka cara pengumpulan piutang kurang efisien.
K. MANAJEMEN PERSEDIAAN
Dimana :
F = Biaya pesan
S = Total permintaan /tahun
C = Biaya simpan dalam prosentase
P = Harga /unit
L. KESIMPULAN
M. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Rafiah. 2008. Sekilas tentang Manajemen kas. Manajemen kas. 3(1):
141-148.
Hayat, A., Noch, M. Y., Hamdani, Rumasukun, M. R., Rasyid, Abdul., Nasution,
& Murni, D.,2018. Manajemen Keuangan, Sidoarjo: Madenatera dan
Indomedia Pustaka.