Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri
adalah alasan utama individu mencari bantuan perawatan kesehatan dan dapat
tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu
bahwa semua nyeri adalah nyata. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah
berdasarkan hanya pada laporan pasien bahwa itu ada. (Smeltzer and Bare, 2012:
212).
Sehingga dari pernyataan diatas, nyeri adalah suatu stimulus yang tidak
8
9
bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada
kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati dan
sebagai berikut:
1. Stimulus
berespons terhadap semua jenis rangsangan yang merusak: iritasi zat kimia
saraf pusat (SSP) melalui dua tipe serabut saraf perifer: serabut A-delta
yang bermielinasi dan cepat dan serabut C yang tidak bermielinasi dan
Stimulasi akan diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer dan
2. Transduksi
diubah menjadi suatu aktivitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf
dan dapat diakses oleh otak. Proses tranduksi dimulai ketika nociseptor
prostaglandin dari sel, bradikinin dari plasma, histamin dari sel mast,
(Andarmoyo, 2013:39).
3. Transmisi
4. Modulasi
menurunnya jumlah impuls nyeri yang akan dikirim ke thalamus. Hal ini
5. Persepsi
naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya, dan
yang merangsang kebagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri, serta
reaksi sel T.
Menurut teori ini, nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil yang
Klasifikasi nyeri secara umum dikategorikan menjadi dua yaitu nyeri akut
1. Nyeri Akut
cedera telah terjadi.Jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada
bulan dan biasanya kurang dari satu bulan (Brunner and Suddarth,2002:
213).
Nyeri akut terkadang disertai oleh aktivasi sistem saraf simpatis yang
2. Nyeri Kronik
yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit untuk diobati karena
Pada saat implus nyeri naik ke medulla spinalis menuju ke batang otak
dan hipotalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian
dari respons stres. Stimulasi cabang simpatis pada sistem saraf otonom
menghasilkan respons fisiologis. Apabila nyeri berlangsung terus-
menerus, berat, dalam, dan melibatkan suatu aksi (Andarmoyo,2013:68).
Tabel 2.2 Reaksi Fisiologis Terhadap Nyeri
Respons Penyebab atau Efek
STIMULASI SIMPATIK*
Dilatasi saluran bronkiolus dan Menyebabkan peningkatan asupan
peningkatan frekuensi pernapasan oksigen
Peningkatan frekuensi denyut Menyebabkan peningkatan transport
jantung oksigen
Vasokontriksi perifer (pucat, Meningkatkan tekanan darah disertai
peningkatan tekanan darah) perpindahan suplai darah dari perifer
dan visera ke otot-otot skelet dan otak
Peningkatan kadar glukosa darah Menghasilkan energi tambahan
Diaforesis Mengontrol temperatur tubuh selama
stress
Peningkatan ketegangan otot Mempersiapkan otot untuk melakukan
aksi
Dilatasi pupil Memungkinkan penglihatan yang lebih
baik
Penurunan motilitas saluran cerna Membebaskan energi untuk melakukan
aktivitas dengan lebih cepat
STIMULASI PARASIMPATIK**
Pucat Menyebabkan suplai darah berpindah
dari perifer
Ketegangan otot Akibat keletihan
Penurunan denyut jantung dan Akibat stimulasi vagal
tekanan darah
Pernapasan yang cepat dan tidak Menyebabkan pertahanan tubuh gagal
teratur akibat stress nyeri yang terlalu lama
Mual dan muntah Mengembalikan fungsi saluran cerna
Kelemahan atau kelelahan Akibat pengeluaran energi fisik
Sumber: (Potter & Perry, 2006:1508).
Ket : *Nyeri dengan intensitas ringan sampai moderat dan nyeri superfisial
**Nyeri yang berat dan dalam
2. Respons Perilaku
Respons periaku yang ditunjukkan oleh pasien sangat beragam
mencakup pernyataan verbal, perilaku vokal, ekspresi wajah, gerakan
17
tubuh, kontak fisik dengan orang lain atau perubahan respons terhadap
lingkungan (Brunner and Suddarth,2002: 219). Respons perilaku dapat
dilihat pada tabel 2.3 berikut ini:
1. Usia
18
nyeri.
sumber nyeri yang lebih dari satu. Kemampuan klien lansia untuk
2. Jenis Kelamin
3. Kebudayaan
mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang
terhadap nyeri (Calvillo dan Flaskerud, 1991 dalam Potter & Perry,
2006:1512).
belajar dari sekitar mereka respons nyeri yang bagaiman yang dapat
diterima atau tidak diterima. Sebagai contoh: anak dapat belajar bahwa
nyeri dan respons perilaku apa yang diterima (Smeltzer & Bare,
2002:220).
4. Makna Nyeri
nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal ini dikaitkan
5. Perhatian
dihubungkan dengan respons nyeri yang menurun (Gill, 1990 dalam Potter
6. Ansietas
nyeri.
7. Keletihan
tidur, maka persepsi nyeri akan semakin berat. Nyeri seringkali lebih
8. Pengalaman Sebelumnya
9. Gaya Koping
dan hasil akhir suatu peristiwa, sepeti nyeri (Gill, 1990 dalam Potter &
nyeri yang tidak terlalu berat daripada individu yang memiliki lokus
dan ketakutan.
yang ideal terdiri : (1). Hipnotik, (2). Analgesia, (3). Relaksasi otot.
lazim adalah nyeri insisi. Nyeri terjadi akibat luka, penarikan, manipulasi
mayor. Nyeri juga dapat terjadi akibat stimulasi ujung saraf saraf oleh zat-
zat kimia yang dikeluarkan saat pembedahan atau iskemia jaringan karena
spase otot, atau edema. Trauma pada serabut kulit mengakibatkan nyeri
Pengkajian pada masalah nyeri yang dapat dilakukan adalah riwayat nyeri:
keluhan nyeri seperti lokasi, kualitas, dan waktu serangan. Pengkajian dapat
masyarakat
oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual serta
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling
gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007 dalam Andarmoyo,
2013:75).
merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga samai lima kata pendeskripsi
ini diranking dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang tidak
klien untuk memilih intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan. Perawat juga
jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan
2013:77)
Wong dan Baker (1998), Potter & Perry (2006) dalam Andarmoyo,
Skala tersebut terdiri dari yang terdiri dari enam wajah profil kartun
kurang bahagia, wajah yang sangat sedih, sampai wajah yang sangat
2013).
26
Sumber: Denyes Villaruel, 1990, dikutip dari Potter & Perry, 2006 dalam
Andarmoyo 2013.
Sumber: Wong DL, Baker CM, 1998, dikutip dari Potter & Perry, 2006 dalam
Andarmoyo 2016.
indikasi dan area operasi. Menurut Soetomo dkk (2008:118) jenis insisi
27
berperan dalam timbulnya nyeri pascabedah. Pada luka operasi atau insisi
operasi midline, pada insisi abdomen arah transversal akan terjadi kerusakan
abdomen rasa nyerinya sangat bervariasi. Nyeri nosiseptif perifer dapat terjadi
karena adanya stimulus yang mengenai kulit, tulang, sendi, otot, jaringan ikat, dan
lain lain. Hal ini dapat terjadi pada nyeri post operatif dan nyeri kanker
(Sjamsuhidayat:40).
1. Tindakan Farmakologis
dan melporkan jika intervensi tersebut tidak efektif atau menimbulkan efek
mengatasi nyeri. Menurut Sulistyo 2013:95, ada tiga jenis analgetik, yakni
Tabel 2.4
Analgesik dan Indikasi Terapi
mual dan muntah. Obat-obatan ini dapat menimbulkan rasa kantuk dan
2. Tindakan Non-Farmakologis
30
di dalam jaringan tersebut. Dengan cara ini penyaluran zat asam dan
sensitivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan
Nerve Stimuation)
d. Distraksi
terganggu oleh nyeri dan lebih toleransi terhadap nyeri (Smeltzer &
Bare, 2002:233).
32
e. Relaksasi
2002:233).
f. Imajinasi Terbimbing
dalam suatu cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek
g. Hipnosis
membuka dan menutup dinding abdomen dengan cara dan teknik yang
penunjang di abdomen.
b. Peritonitis
2. Mempercepat penyembuhan
sebelum operasi
dalam suatu cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek
tersebut dengan begitu secara bertahap rasa tidak nyaman yang dirasakan
dapat berkurang.
lebih rileks dan nyaman. Dengan melakukan nafas dalam secara perlahan,
yang nyata sehingga otak mengenali objek dan arti kehadiran tersebut.
hal-hal yang disukai tersebut, memori yang telah tersimpan akan muncul
menuju keadaan rileks dan nyaman. Guided imagery juga dapat dilakukan
40
berat.
teknik relaksasi otot. Selama fase relaksasi, pasien menutup matanya dan
berfokus pada sensasi pernafasan yang masuk dan keluar dari tubuh secara
suara alam seperti ombak, dan kicauan burung dalam rangka untuk
latihan ini adalah citra atau visualisasi oleh diri sendiri yang disesuaikan
selama 2 hari terbukti menurunkan nyeri haid pada siswi sebanyak 95,5%.
kali sehari dalam 2 hari selama 10 menit terbukti menurunkan nyeri post
operasi fraktur sebanyak 56,7 % dari nyeri sedang menjadi nyeri ringan.
nama Tuhan, atau kata yang memiliki makna yang menenagka bagi pasien
nyeri.
napas, dan kadar laktat sebagai indikasi penurunan tingakt stress, selain itu
Kemudian, daur kecemasan dan nyeri dimulai lagi dengan dampak negatif
semakin besar terhadap pikiran dan tubuh (Benson & Proctor, 2000).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.6 berikut ini.
Gambar 2.6
Respon relaksasi Benson
(Benson & Proctor, 2000 dalam Solehati 2015:179)
43
0.011).
berikut.
1. Langkah Pertama
kepada pasien.
2. Langkah Kedua
3. Langkah Ketiga
Relaksasi Benson.
45
4. Langkah Keempat
5. Langkah Kelima
6. Langkah Keenam
7. Langkah Ketujuh
8. Langkah Kedelapan
46
oleh siapapun yang berhubungan dengan jari tangan serta aliran energi
di dalam tubuh kita. Teknik genggam jari disebut juga finger hold
http://www.pembelajar.com/teknik-relaksasi-genggam-jari-untuk-
meredian (energi channel) yang terletak pada jari tangan kita (Liana,
November 2017.
transmisi serabu saraf sensori A-beta yang lebih besar dan lebih cepat.
yang berdiameter lebih kecil. Proses ini terjadi dalam kornu dorsalis
Relaksasi ini bisa dilakukan dua kali sehari, dan satu kali relaksasi ini
genggam jari ini sangat berguna untuk kehidupan sehari-hari. Saat kita
48
menangis, merasa marah, atau gelisah karena situasi yang sulit, teknik ini
dapat membantu kita untuk menjadi lebih tenang dan fokus sehingga kita
situasi tersebut. Teknik ini juga dapat dilakukan sebagai meditasi yang
1. Genggam tiap jari mulai dari ibu jari selama 2-5 menit. Anda bisa
4. Rasakan getaran atau rasa sakit keluar dari setiap ujung jari-jari
tangan.
damai saja.
49
lainnya.
hitung sebesar 7,828 dengan nilai p-value sebesar 0,000 (p<0,05) serta
hasil uji t nyeri antara pasien yang diberikan perlakuan guided imagery
Pasien Post Operasi di RSUP. Prof. Dr. R.D Kandou Dan RS Tk.III
pasien post operasi yang dibuktikan dengan nilai p-value sebesar 0,000
Eksperiment, dengan desaign pre and post test without control dengan
50
sebelum dilakukan teknik relaksasi genggam jari adalah 4,80 dan hasil