ITA ROSITA
NIM : 20185325038
A. Latar Belakang
1
2
010 67 45 43
0 9
0
50 Faktor Risiko
Gambar 1.2 Grafik kasus HIV berdasarkan faktor risiko di Kabupaten
Katapang (RSUD Agoesdjam, 2018)
B. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti
merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
“Bagaimanakah pengaruh konseling HIV terhadap pengetahuan
serodiskordan tentang HIV/AIDS di RSUD dr. Agoesdjam Ketapang ?”
C. Tujuan Penelitian
5
1. Tujuan Umum
Menganalisis pengaruh konseling HIV terhadap pengetahuan
serodiskordan tentang HIV/AIDS di RSUD dr. Agoesdjam Ketapang.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan serodiskordan sebelum diberikan
konseling tentang HIV/AIDS.
b. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan serodiskordan setelah diberikan
konseling tentang HIV/AIDS.
c. Menganalisis perbedaan pengetahuan serodiskordan tentang HIV/AIDS
sebelum dan sesudah diberikan konseling HIV.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan keilmuan, pembelajaran dan pengalaman
langsung peneliti dalam bidang penelitian kesehatan yang berkaitan
dengan tingkat pengetahuan pasangan serodiskordan tentang pencegahan
penularan HIV/AIDS.
2. Bagi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak
Sebagai referensi dan sumber bacaan serta sebagai bahan
pertimbangan peserta didik lainnya untuk melakukan penelitian lebih
lanjut yang berkaitan dengan pencegahan penularan HIV/AIDS pada
pasangan serodiskordan.
3. RSUD dr. Agoesdjam Kabupaten Ketapang
Sebagai salah satu sumber informasi, bahan masukan dan evaluasi
program kerja VCT untuk menentukan rencana tindak lanjut terkait
pelayanan penanggulangan HIV/AIDS, khususnya mencegah semakin
tingginya angka penularan penyakit HIV/AIDS, terutama dari kelompok
pasangan risiko tinggi.
F. Keaslian penelitian
Penelitian tentang Pengaruh Konseling Pada Pasangan Serodiskordan
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pencegahan Penularan HIV/AIDS di
RSUD dr. Agoesdjam Ketapang, sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh :
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
N Nama Judul Jenis Sampel Hasil
o Peneliti Penelitian Penelitian
1 Faradina, Faktor-faktor Diskriptif Accidental Terdapat hubungan
2013 yang analitik sampling, 39 antara lama
berhubungan dengan ODHA wanita menderita HIV dan
dengan prilaku pendekatan usia reproduksi mendapat ARV
pencegahan cross dengan prilaku
penularan sectional pencegahan
HIV/AIDS oleh penularan
ODHA wanita HIV/AIDS pada
usia reproduksi ODHA wanita usia
di Kota reproduksi dikota
Singkawang Singkawang
A. HIV-AIDS
1. Pengertian HIV dan AIDS
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu
virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat
menimbulkan AIDS. HIV hanya menular antar manusia serta menyerang
sistem kekebalan tubuh, yaitu sistem yang melindungi tubuh terhadap
infeksi (Spiritia, 2016).
Sedangkan AIDS adalah singkatan dari Acquirel Immune Deficiency
Syndrome, yang muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem kekebalan
tubuh. Sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan penyakit akan muncul
(Spiritia, 2013).
2. Penyebab AIDS
Penyebab AIDS adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV). HIV
merupakan retrovirus yang berarti virus dapat menggunakan sel tubuhnya
sendiri untuk memproduksi dirinya kembali. Virus HIV pertama kali
ditemukan oleh Barre Sinoussi, Montagnie, dkk pada tahun 1983 dengan
nama Lymphadenopathy Associated Virus (LAV) (Spritia, 2016).
HIV yang masuk kedalam tubuh akan membajak sel CD4, yang
berfungsi sebagai pabrik produksi kekebalan tubuh. Kemudian virus HIV
akan menjadikan sel CD4 sebagai pabrik yang membuat milyaran tiruan
virus. Setelah itu sel CD4 akan rusak atau mati dan tidak dapat lagi
memproduksi kekebalan tubuh sehingga tubuh tidak lagi bisa melawan
serangan penyakit. Keadaan ini membuat kita mudah terserang berbagai
penyakit (Spiritia, 2013).
3. Tes HIV
Tidak ada ciri-ciri khusus bahwa seseorang telah terinfeksi HIV,
hanya dengan melihat penampilan fisiknya. Status HIV hanya dapat
diketahui dengan melakukan tes. Tes HIV dilakukan dengan cara
pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya antibody terhadap virus HIV
dalam tubuh seseorang ( Kemenkes, 2013). Umumnya antibodi terbentuk
8
9
4. Epidemiologi HIV/AIDS
Di Indonesia kasus HIV bervariasi antara satu wilayah dengan wilayah
lainnya, jumlah kasus HIV/AIDS menurut Ditjen Pengendalian Penyakit
dan Pengendalian Lingkungan Departemen Kesehatan (PP & PL Depkes,
2015) sebanyak 735.256 orang dengan jumlah infeksi baru sebesar 85.532
orang dengan faktor risiko penularan tertinggi virus HIV adalah melalui
hubungan heteroseksual yaitu sebesar 82,8% (Kemenkes, 2016).
5. Patofisiologis dan Gejala Klinis HIV/AIDS
Seseoarang dinyatakan terinfeksi HIV, setelah dilakukan pemeriksaan,
mereka mengalami gejala seperti demam, sakit tenggorokan,
pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri otot, ruam merah di seluruh
tubuh. Perbedaan genetik setiap orang menyebabkan waktu yang berbeda
pula terinfeksi penyakit lainnya dan menjadi AIDS (Mulyanti, 2012).
Menurut Depkes RI (dalam Spritia 2016) menjelaskan bahwa perjalanan
HIV-AIDS dapat di bagi menjadi dalam empat stadium yaitu :
a. Stadium pertama : HIV
Infeksi di mulai dengan masuknya HIV ke dalam tubuh, rentang waktu
sejak HIV masuk ke dalam tubuh sampai tes anti-bodi terhadap
HIVmenjadi positif disebut window period. Lama window period antara
1 sampai 3 bulan, bahkan ada yang dapat berlangsung 6 bulan.
b. Stadium kedua : Asimptomatik (tanpa gejala)
Asimptomatik, dimana dalam tubuh terdapat HIV tetapi tidak
menunjukkan gajala-gejala. Keadaan ini berlangsung 5-10 tahun,
namun cairan tubuh individu tersebut dapat menularkan HIV kepada
individu lain.
c. Stadium ketiga : Pembesaran kelenjar limfe
Fase ini ditandai dengan pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan
merata (lymphadenopathy), tidak hanya muncul pada satu tempat dan
dapat berlangsung lebih dari 1 bulan.
d. Stadium keempat : AIDS
Keadaan ini disertai dengan adanya bermacam macam gejala seperti
demam, panas dingin, penurunan berat badan yang drastis,
11
B. Konseling
1. Pengertian
Konseling adalah proses dialog antara konselor dengan klien untuk
meningkatkan kemampuan klien dalam memahami HIV/AIDS beserta
13
C. Serodiskordan
Pasangan ODHA serodiskordan adalah jalinan hubungan pasangan
ODHA (suami atau istri) dengan status salah satu pasangan terinfeksi HIV
(HIV positif) dan pasangan lainnya tidak terinfeksi HIV (HIV negatif).
Sedangkan Pasangan ODHA serokonkordan adalah keadaan dimana kedua
pasangan (suami dan istri) adalah HIV positif (Hariyati, 2017).
Pasangan serodiskordan mempunyai harapan untuk dapat hidup normal
15
D. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba (Hendayani, 2015).
Pengetahuan adalah salah satu komponen perilaku, maka perbuatan
seseorang akan sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuannya,
bagaimana perasaannya dan penerimaannya. Peningkatan pengetahuan
tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, tetapi juga dapat
diperoleh dari pendidikan non formal. Salah satu metode pendidikan non
formal bidang kesehatan yang diterapkan dalam penanggulangan
HIV/AIDS adalah dengan cara konseling. Konseling digunakan pada
pelayanan VCT, perawatan, pengobatan dan dukungan pada ODHA
(Hendayani, 2017)
16
E. KERANGKA TEORI
Faktor Internal :
1 Pendidikan
2 Pengalaman
3 Usia
1 Informasi/konseling
2 Lingkungan
3 Sosial budaya
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangaka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan uraian dan visualisasi hubungan atau ikatan
antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang akan diteliti
(Notoatmodjo, 2012). Kerangka konseptual berguna sebagai alat untuk
memperjelas tema dari penelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep
dalam penelitian ini adalah :
Variabel Bebas (Independen) Variabel Terikat (Dependen)
B. Hipotesis
Hipotesis adalah anggapan dasar atau jawaban sementara terhadap
perbandingan yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2012). Hipotesis dalam
penelitian ini adalah terdapat perbedaan pengetahuann serodiskordan tentang
HIV/AIDS sebelum dan sesudah diberikan konseling HIV di RSUD dr.
18
19
Agoesdjam Ketapang.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah pengertian dari variabel-variabel yang akan diteliti.
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Penelitian Definisi Alat Ukur HasilUkur Skala
Operasional
Variabel Independen
Konseling HIV Proses dialog antara - - -
konselor dengan klien
untuk meningkatkan
kemampuan klien
dalam memahami
HIV/AIDS, dengan
menjelaskan tentang :
1. Serodiskordan
2. Pengobatan (ARV)
3. Resiko penularan
4. Pemeriksaan
Laboratorium
5. Memperoleh
Keturunan
Variabel Dependen
Pengetahuan Kemampuan responden Kuesioner Skor total Interval
Serodiskordan (serodiskordan)
tentang HIV/AIDS menjawab kuesioner
sebelum dan sesudah
konseling HIV, dengan
skor :
0 = salah
1 = Benar
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif
dengan desain eksperimen semu (quasy eksperiment) dengan rancangan one
group pre test-post test. Dalam Desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali
yaitu sebelum dan sesudah dilakukan eksperimen (Notoatmodjo, 2012). Bentuk
rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Dalam desain ini melibatkan satu kelompok yang diberi pre test (P1) lalu
diberi konseling (X) lalu diberikan post test (P2) Keberhasilan konseling akan
dibuktikan dengan membandingkan nilai pre test dan nilai post test. Jadi tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar efektifitas konseling HIV
pada serodiskordan terhadap tingkat pengetahuannya dalam mencegah
penularan HIV kepada pasangannya.
20
21
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili
karakteristik populasi (Notoatmodjo, 2012). Tehnik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah dengan total sampling, yaitu jumlah seluruh
populasi dijadikan sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
populasi yang berjumlah 25 orang. Agar penelitian ini sesuai dan terfokus
pada tujuannya, maka peneliti menentukan kriteria sampel sebagai berikut :
a. Pasien pengobatan VCT Bougenville RSUD dr Agoesdjam Ketapang
b. Mempunyai pasangan dengan status HIV negatif
c. Bisa membaca dan menulis
d. Bersedia menjadi responden
2. Penyajian data
Data disajikan dalam bentuk narasi dan tabel.
G. Analisa Data
Data yang telah diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan
komputer, dengan cara :
1. Analisis Univariat
Analisis dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, analisis
ini menghasilkan distribusi dan persentasi dari tiap variabel. Analisis
univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik tiap variabel
(Notoadmojo, 2012). Pengetahuan responden akan diketahui melalui
skoring hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden dan dipersentase,
dengan rumus :
P = F x 100%
N
Keterangan : P = Persentase
F = Jumlah pertanyaan benar
N = Total pertanyaan
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
Konseling HIV terhadap pengetahuan serodiskordan, dengan melihat
perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan konseling HIV.
Analisis dilakukan dengan menggunakan uji T-Test berpasangan yang
sebelumnya dilakukan uji normalitas data menggunakan uji Saphirowilk
dengan nilai signifikan pretest dan posttest >0,05. Apabila data tersebut
berdistribusi tidak normal, maka analisis menggunakan uji Wilcoxon.
Dari hasil analisis data, diketahui nilai P yang berfungsi untuk
menguji signifikasi perbedaan antara kedua variabel. Dengan taraf
signifikansi sebesar 5%, maka variabel independen dikatakan efektif
terhadap variabel dependen bila P ≤ 0,05 (Ho diterima) sebaliknya, apabila
P > 0,05 (Ho ditolak).
24
H. Jadwal Penelitian
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Jadwal penelitian
Bulan
Nov Des Jan Feb Mar Aprl Mei Juni
No Kegiatan
1 Penyusunan
Proposal
2 Konsultasi
dosen
pembimbing
3 Seminar
proposal
4 Revisi
Proposal
5 Izin penelitian
6 Pelaksanaan
penelitian
7 Pengolahan
Data
8 Penyusunan
Laporan
Penelitian
9 Sidang Skripsi
10 Revisi Skripsi
DAFTAR PUSTAKA
Fauziyah, Shaluhiyah. 2016. Respon Remaja LSL dengan Status HIV Positif
terhadap pencegahan penularan HIV kepada Pasangan. Jurnal Promosi
Kesehatan vol 13. Universitas Diponegoro.
Fitasari, Iqvi. 2013. Kajian Sistem Manajemen Pelayanan Konseling dan Testing
HIV Secara Sukarela di Klinik VCT. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember.
Kemenkes RI. 2012. Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke
Anak (PPIA.) Edisi Kedua.
__________. 2013. Pedoman Nasional Tes dan Konseling HIV. Ditjen PP & PL
Kementrian Kesehatan RI.
__________. 2014. Situasi dan Analisis HIV/AIDS. Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI.
Milayanti, Wilis. 2018. Faktor yang Berhubungan dengan Upaya Ibu Hamil
dalam Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak. Makasar. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanudin.
Neferi, Andria, 2016. Hubungan antara Pengetahuan tentang HIV dan AIDS
dengan Respon Masyarakat terhadap ODHA. Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik. Universitas Lampung.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
Saluhiah, F. 2016. Respon Remaja LSL dengan Status HIV Positif terhadap
Pencegahan Penularan HIV kepada Pasangan. Jurnal Promosi
Kesehatan (13). Universitas Diponogoro
UNAIDS. 2013. Global Report, UNAIDS report on the Global AIDS Epidemic.
Geneva : Joint United Nations Programme on HIV/AIDS
__________. 2016. AIDS Info People Living with HIV (All Ages): Joint United
Nations Programme on HIV/AIDS