Kedua kelenjar adrenal, yang masing-masing mempunyai berat kira-kira 4 gram, terletak di kutub
superior kedua ginjal.
tiap kelenjar terdiri atas dua bagian yang berbeda. Yaitu medula adrenal, dan korteks adrenal medula
adrenal, yang merupakan 20 persen bagian kelenjar berada di pusat kelenjar, dan secara fungsional
berhubungan dengan sistem saraf simpatis; menyekresi hormon-hormon epinefrin dan morepinefrin
sebagai respon terhadap rangsangan simpatis. Selanjutnya, hormon-hormon ini akan menyebabkan efek
yang hampir sama dengan perangsangan langsung pada saraf-saraf simpatis seluruh bagian tubuh.
Korteks adrenal menyekresi kelompok hormon yang berbeda sama sekali,yaitu kortikosteroid. Hormon
ini seluruhnya disintesis dari kolestrol steroid, dan semuanya mempunyai rumus kimia yang sama. Akan
tetapi, perbedaan yang sangat sedikit dalam suatu struktur molekulnya memberikan beberapa fungsi
penting yang berbeda.
Ada dua jenis hormon adrenokortikoid yang utama, yakni mineralokortikoid dan glukokortikoid, yang
disekresikan oleh korteks adrenal. Selain hormon ini, korteks adrenal juga menyekresi sedikit hormon
kelamin, terutama hormon androgen, yang efeknya pada tubuh hampir mirip dengan hormon kelamin
laki-laki testosteron.
Hormon mineralokortikoid dinamakan demikian karena hormon ini terutama memengaruhi elektrolit
(mineral) cairan ekstraselular, terutama natrium dan kalium. Disebut glukokortikoid karena hormon ini
mempunyai efek penting yang meningkatkan konsentrasi glukosa darah. Glukokortikoid juga memiliki
efek tambahan pada metabolisme protein dan metabolisme lemak yang sama pentingnya untuk
berfungsi tubuh seperti efek g luka kortikosteroid pada metabolisme karbohidrat.
1. Zona glomerulosa, lapisan tipis sel-sel yang terletak di bawah kapsul, membentuk sekitar 15 persen
korteks adrenal. Pada kelenjar adrenal, sel-sel tersebut merupakan satu-satunya yang menyekresi
aldosteron dalam jumlah yang berarti karena sel-sel itu mengandung enzim aldosteron sintase, yang
dibutuhkan untuk sintesis aldosteron, Sekresi sel-sel tersebut diatur dengan konsentrasi angiotensin Il
dan kalium cairan ekstraselular, yang keduanya merangsang sekresi aldosteron.
2. Zona fasikulata, yang lapisan tengah dan terlebar; membentuk sekitar 75 persen korteks adrenal dan
menyekresi glukokortikoid kortisol dan kortikosteron serta sejumlah kecil androgen dan estrogen
adrenal Sekresi sel-sel yang diatur sebagian besar oleh sumbu hipotalamus-hipofisis adrenocorticotropic
hormone (ACTH)
3. Zona retikularis, yang merupakan lapisan terdalam dari korteks, menyekresi androgen adrenal
dehidroepiandrosteron (DHEA) dan androstenedion, juga beberapa estrogen dan beberapa
glukokortikoid, ACTH juga mengatur sekresi sel sel tersebut, walaupun faktor lain seperti hormon
perangsang-androgen korteks yang disekresi oleh hipofisis, juga terlibat. Meski demikian, mekanisme
pengaturan produksi androgen adrenal tidak terlalu pasti seperti glukokortikoid dan mineralokortikoid.
Mineralokortikoid
Aldosteron (sangat kuat, Kisaran kira-kira 90 persen dari semua aktivitas mineralokortikoid)
Glukokortikoid
Kortisol (sangat kuat, kira kira kira kira-kira 95 persen dari semua aktivitas glukokortikoid)
Kortikosteron (kira-kira 4 persen semuanya aktivitas glukortikoid, namun jauh lebih lemah daripada
kortisol)
Fungsi Mineralokortikoid---Aldosteron
Defisiensi Mineralokortikoid Menyebabkan Penyusutan Natrium Klorida Ginjal Yang Parah dan
Hiperkalemia.
Bila hormon adrenokortikoid sama sekali tidak disekresi maka biasanya akan menyebabkan katian dalam
waktu 3 hari sampai 2 minggu kecuali jika pasien mendapatkan pengobatan dengan garam berlebihan
atau penyuntikan mineralokortikoid.
- Aldosteron yang Berlebihan Meningkatkan Volume Cairan Ekstraselular dan Tekanan Arteri tetapi
Hanya sedikit Memengaruhi Konsentrasi Plasma.
-Aldosteron Berlebihan Menyebabkan Hipokalemia dan Kelemahan Otot; Terlalu Sedikit Aldosteron
Menyebabkon Hiperkalemia dan Keracunan Jantung.
- Aldosteron Berlebihan Meningkatkan Sekresi lon Hidrogen Tubulus dan Menyebabkan Alkalosis.
- Aldosteron Merangsang Transpor Natrium dan Kalium di Kelenjar Keringat, Kelenjar Liur, dan Sel Epitel
UsusUsus
Fungsi Glukokortikoid
Sedikitnya 95 persen aktivitas glukokortikoid dari sekresi adrenokortikoid merupakan hasil sekresi
kortisol yang dikenal juga sebagai hidrokortison. Aktivitas glukokortikoid yang cukup bisa dilakukan oleh
kortikosteron.
Perangsangan Glukoneogenesis.
1. Kortisol meningkatkan enzim-enzim yang dibutuhkan untuk mengubah asam-asam menjadi amino
glukosa dalam sel-sel hati. Hal ini dihasilkan dari efek glukokortikoid untuk mengaktifkan transkripsi DNA
di dalam inti sel hati dengan cara yang sama seperti fungsi aldosteron di dalam sel-sel tubulus ginjal,
disertai dengan pembentukan RNA caraka yang selanjutnya dapat digunakan untuk menyusun enzim-
enzim yang dibutuhkan dalam proses glukoneogenesis.
2. Kortisol menyebab pengangkutan asam-asam amino dari jaringan ekstrahepatik terutama dari otot
akibatnya, semakin banyak asam amino tersedia dalam plasma untuk masuk dalam proses
glukoneogenesis di hati dan oleh karena itu akan meningkatkan pembentukan glukosa.
Beberapa jenis stres yang meningkatkan pelepasan kortisol adalah sebagai berikut.
2. Infeksi
5. Pembedahan
Tidak seperti sekresi aldosteron oleh zona glomerulosa, yang terutama diatur oleh kalium dan
angiotensin yang bekerja secara langsung langsung terhadap sel-sel adrenokortikoid, sekresi kortisol
hampir terganggu oleh ACTH yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. Hormon ini, yang disebut
uga sebagai kortikotropin atau adrenokortikotropin, juga meningkatkan produksi androgen adrenal
Sifat Kimia ACTH
ACTH sudah dapat diisolasi dalam bentuk yang murni dari kelenjar hipofisis anterior Bahan ini
merupakan polipeptida besar, yang memiliki panjang 39 rantai asam amino. Suatu polipeptida yang
lebih kecil, produk pencernaan ACTH yang memiliki panjang 24 rantai asam amino, memiliki semua efek
keseluruhan molekul.
Androgen Adrenal
Beberapa hormon seks laki-laki yang cukup aktif yang disebut androgen adrenal (yang paling penting di
antaranya adalah dehidroepiandrosteron) secara terus-menerus disekresi oleh korteks adrenal,
terjerumus dalam kehidupan janin. Selain itu, progesteron dan estrogenang merupakan hormon seks
perempuan, disekresikan dalam jumlah sangat sedikit.
Pada sindrom Cushing, sekresi kortisol yang berlimpah itu bisa menyebabkan naiknya konsentrasi
glukosa darah, yang sering mencapai 200 mg / dl setelah makan, sebanyak dua kali dari normal. Keadaan
ini terjadi akibat oleh glukoneogenesis dan penurunan pemakaian glukosa oleh jaringan.