Asma merupakan gangguan radang 6. Batuk 1. Pemeriksaan sputum
11. Fatigue (kelelahan) 7. Dispnea 12. Tidak toleran terhadap 2. Pemeriksaan darah kronik saluran napas. Saluran napas yang Faktor Presipitasi Faktor Predisposisi 8. Mengi (whezzing) aktivitas: makan, berjalan, mengalami radang kronik bersifat 3. Foto rontgen - Alergen 9. Gangguan kesadaran, bahkan berbicara. - Genetik 4. Pemeriksaan faal paru hiperesponsif sehingga apabila terangsang hyperinflasi dada 13. Serangan biasanya bermula - Perubahan cuaca oleh factor risiko tertentu, jalan napas 10. Tachicardi dengan batuk dan rasa 5. Elektrokardiografi - Stress 11. Pernafasan cepat dangkal menjadi tersumbat dan aliran udara sesak dalam dada disertai - Lingkungan kerja 12. Takipnea pernafasan lambat. terhambat karena konstriksi bronkus, 13. Gelisah 14. Ekspirasi selalu lebih susah Penatalaksanaan Medis - Olah raga/ aktifitas sumbatan mukus, dan meningkatnya 14. Diaphorosis dan panjang disbanding jasmani yang berat 1. Pengobatan non farmakologik 15. Nyeri di abdomen karena inspirasi a. Penyuluhan proses radang (Almazini, 2012). terlihat otot abdomen dalam 15. Sianosis sekunder b. Menghindari faktor pernafasan pencetus c. Fisioterapi Reaksi antigen dan anti bodi 2. Pengobatan farmakologik Pengkajian a. Agonis beta.Contohnya : DAFTAR PUSTAKA Alupent, metrapel 1. Anamnesa Merangsang IgE di sel mast, maka terjadi reaksi antigen-antibody 2. Pemeriksaan Fisik b. Metil Xantin.Contohnya : Ekarini, Ni Luh Putu. 2012. “Analisa a. TTV Aminophilin dan Teopilin Faktor-faktor Pemicu Dominan b. Antropometri c. Kortikosteroid.Contohnya : Terjadinya Serangan Asma pada c. Kepala Beclometason Dipropinate Pasien Asma”. Tesis Analisa Faktor- Pelepasan produk-produk selmast (mediator kimiawi) histamin, bradikinin, d. Mata d. Kromolin. Kromolin faktor Pemicu Dominan Terjadinya prostaglandin, anafilaksis. Mempengaruhi otot polos dan kelenjar pada jalan nafas e. Hidung merupakan obat pencegah Serangan Asma pada Pasien Asma f. Mulut asthma, khususnya anak- Fakultas Ilmu Keperawatan g. Leher anak. Universitas Indonesia, Jakarta hal. h. Jantung e. Ketotifen. Efek kerja sama 24-38, diakses pada 06 Mei 2018. i. Paru-paru dengan kromolin Edema dinding bronkiolus Kontraksi otot polos Spasme otot bronkus Peningkatan produksi mukus j. Abdomen f. Iprutropioum bromide http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel- k. Ektremitas (Atroven). sehat/program-penatalsanaan-asma. 3. Pemeriksaan Diagnostik 3. Pengobatan selama serangan Heather, T. Herdman. status 2015. NANDA asthmatikus Obstruksi saluran nafas Tubuh lemah Dipsnea Muncul pada malam hari Rangsangan batuk International a. Infus RL : D5 = 3Diagnoses. Nursing : 1 tiap Jakarta: 24 EGC. jam Daftar Pustaka b. Pemberian M, Bulechek, oksigen Gloria, dkk. 2016.4Nursing Pola nafas tidak efektif Intoleransi aktiivitas Gangguan pola tidur Bersihan jalan nafas Almazini, P. 2012. Bronchial liter/menit melalui nasal Intervention Classification. Ed. 6. Thermoplasty Pilihan kanul Elseiver. Indonesia: Terapi Baru untuk Asma c. Aminophilin 1. Observasi perubahan pada RR 1. Observasi vital sign 1. Ciptakan suasana ruangan yang 1. Auskultasi bunyi nafas ,catat Berat.Jakarta: Fakultas Moorheadd.Sue, dkk. 2015. Terbutalin Nursing secara sub kutan. nyaman dan batasi pengunjung adanya bunyi mengi, ronkhi Kedokteran Universitas Outcomes e. Dexamatason secara Ed.5. Classification. intra dan dalamnya pernafasan 2. Catat adanya dispnea, peningkatan 2. Rapihkan dan bersihkan tempat tidur 2. Pantau frekuensi pernafasan Indonesia Indonesia: vena. Elseiver. 2. Observasi tanda vital, dan warna kelelahan dan perubahan tanda vital setiap hari. 3. Beri posisi nyaman, misal: semi Carpenito, L.J. f. Antibiotik spektrum luas 3. Atur posisi yang aman untuk pasien fowler, duduk pada sandaran 2000. Diagnosa membrane mukosa kulit selama dan setelah aktivitas. beristirahat dan tidur. tempat tidur Keperawatan, Aplikasi 3. Atur pemberian oksigen 3. Berikan kepada pasien aktivitas 4. Beritahu orang tua pentingnya tidur 4. Ajarkan dan berikan dorongan pada Praktik Klinis, edisi untuk pemulihan penggunaan teknik pernafasan 6.Jakarta: EGC 4. Beri bronkodilator sesuai therapy sesuai kemampuannya 5. Delegatif pemberian teraphy sesuai dalam dan batuk Linda Jual Carpenito, 5. Beri posisi duduk(fowler) 4. Bantu pasien melakukan aktivitas dosis 5. Instruksikan orang tua pasien 2001. Buku Saku 6. Delegatif pemberian O2 untuk menghindari iritan seperti Diagnosa Keperawatan dengan melibatkan keluarga 7. Libatkan orang tua untuk menemani asap, asap rokok, cuaca dingin edisi 6 . Jakarta: EGC Sumber: Nopdin (2018)