NAMA KELOMPOK :
ELVA LATIFAH SALSABILA (2017017046)
DEVI CAHYANINGRUM (20170170)
SITI SAINANG (20170170)
NOVIANA (20170170)
Puji syukur kita panjatkan atas ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmatnya, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan .
Makalah ini berjudul“Agama Islam Dalam Ekonomi”. Dengan tujuan penulisan
sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman dari materi
tersebut.
Selain itu, penulisan makalah ini tidak terlepas dari tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam yang diberikan dosen kepada kami.
Namun penulis cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Agama Islam Dalam Ekonomi ............................................................2
2.2 System Ekonomi Islam ..........................................................................................2
2.3 Macam-Macam System Ekonomi Dalam Islam ....................................................4
2.4 Prinsip-Prinsip Ekonomi Dalam Islam ..................................................................5
2.5 Dasar-Dasar Ekonomi Islam ..................................................................................6
2.6 Hukum dan Dalil Jual Beli ............................................................8
2.7 Rukun Syarat Jual Beli Dalam Islam .....................................................................9
2.8 Macam-Macam Jual Beli Dalam Islam ...............................................................10
iii
i
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG:
Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan
manusia dan alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan
prinsip illahiyah. Harta yang ada pada kita, sesungguhnya bukan milik manusia, melainkan
hanya titipan dari Allah SWT agar dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat
manusia yang pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah SWT untuk
dipertanggungjawabkan.
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana
dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
RUMUSAN MASALAH:
TUJUAN :
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
lingkungan.(Mustafa Edwin Nasution dkk,Pengenalan Eksklusif Ekonomi
Islam,Jakarta:kencang,2006,hlm 16)
Menurut Syed Nawab Haider Naqvi,Ilmu Ekonomi Islam,singkatnya merupakan kajian
tentang perilaku ekonomi orang islam representative dalam masyarakat muslim modern.
( Syed Nawab Haider Naqvi,Menggagas Ilmu Ekonomi Islam,terj M.Saiful Anam dan
Muhammad Ufuqul Mubin,Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2009.hlm 28)
Sistem didefinisikan sebagai suatu organisasi berbagai unsur yang saling berhubungan satu
sama lain.unsur-unsur tersebut juga saling mempengaruhi ,dan saling bekerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu.dengan pemahaman semacam itu,maka kita bisa menyebutkan
bahwa system ekonomi merupakan organisasi yang terdiri dari bagian-bagian yang saling
bekerjasama untuk mencapai tujuan ekonomi (Mustafa Edwin Nasution dkk,Pengenalan
Eksklusif Ekonomi Islam,Jakarta :Kencana,2006,hlm 2 )
Lalu apa yang disebut Sistem ekonomi Islam? Secara sederhana kita bisa mengatakan ,sistem
ekonomi islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai
islam.sumber dari keseluruhan nilai tersebut sudah ditentukan di Al-Qur’an,As-
Sunnah,Ijma,dan Qiyas.Nilai-nilai system ekonomi islam ini merupakan intregal dari
keseluruhan ajaran islam yang komprehensif dan telah dinyatakan Allah SWT sebagai ajaran
yang sempurna (Q.S.Al-Maidah ayat 3)
Artinya :
3
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk,
dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan
bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak
panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang
kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada
mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu,
dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.( Q.S.Al-Maidah ayat 3)
4
4. Sistem Ekonomi Islam
Sistem ekonomi Islam mempunyai perbedaan yang mendasar dengan sistem ekonomi yang lain,
dimana dalam sistem ekonomi Islam terdapat nilai moral dan nilai ibadah dalam setiap
kegiatannya.
Prinsip ekonomi Islam adalah:
· Kebebasan individu.
· Hak terhadap harta.
· Kesamaan sosial.
· Keselamatan social.
· Larangan menumpuk kekayaan.
· Larangan terhadap institusi anti-sosial.
· Kebajikan individu dalam masyarakat.
5
2.5 Dasar - Dasar Ekonomi Islam
Ajaran Islam memberikan petunjuk dasar berkenaan dengan masalah ekonomi
tersebut. Diantaranya:
1. Barang dan jasa
Barang dan jasa yang diproduksi dalam ekonomi islam didasarkan kepada kaidah
pokok dalam muamalah. Yaitu: apa saja dibolehkan, kecuali yang dilarang. Ini berarti bahwa
barang dan jasa yang diproduksi hendaknya barang dan jasa yang halal, bukan yang
diharamkan.
Adapun jenis-jenis barang yang haram diperjual belikan diantaranya:
a. Menjual atau membeli anjing kecuali anjing pemburu.
b. Bangkai, darah, daging babi dan daging binatang yang disembelih atas nama selain Allah.
c. Khamar dan sejenisnya.
6
Distribusi barang dan jasa menurut ajaran islam hendaknya didasrkan kepada
kelancaran untuk segera sampai ketangan konsumen serta tidak ada dirugikan karena itu
aspek kedailan dalam pendistribusian barang dan jasa sangat ditekankan. Upaya-upaya yang
dapat merugikan konsumen terutama yang dapat mempermainkan harga akibat distribusi
yang tidak lancar harus dijauhkan.
Monopoli dan oligopoly dalam ekonomi tidak sesuai dengan ajaranm islam, sebab
monopoli akan melahirkan penguasaan sector ekonomi oleh sebagian masyrakat yang
memiliki modal besar saja dengan demikian dapat terjadi kesenjangan antara pengusaha besar
dan pengusaha kecil. Persaingan, yang tidak sehat dan pada akhirnya merugikan masyarakat
banyak.
Islam mengajarkan keadilan dan pemerataan ekonomi dan kesempatan berusaha,
sehingga setiap orang dapat memperoleh hasil usaha sebagaimana yang mereka usahakan.
Hal ini memerlukan iklim usaha yang sehat pula melalui peraturan dan mekanisme pasar,
yang dapat menjamin terciptanya keadilan ekonomi.
4. Kepuasan kedua pihak
Jual beli dalam konsep islam didasarkan atas kesukaan kedua pihak untuk membeli
dan menjual sehingga tidak ada perasaan menyesal setelah peristiwa jual beli berlangsung.
Jual beli da;lam keadaan terpaksa atau dipaksakan oleh salah satu pihak, baik pembeli
maupun penjual, bukanlah cara yang sesuai dengan ajaran islam. Karena itu tidak sah jual
beli dibawah ancaman, ketakutan dan keterpaksaan.
Aspek saling menguntungkan dan saling meridhoi merupakan cirri utama dari konsep
islam, karena itu hal-hal yang menggangu kedua aspek diatas perlu sekali diperhatikan agar
jual beli dapat terhindar dari kekecewaan dan kerugian.
Kemudian landasan nilai yang menjadi tumpuan tegaknya sistem ekonomi Islam adalah
sebagai berikut:
7
Kerjasama ekonomi.
Jaminan sosial.
Peranan negara.
Maka, bila mengacu pada ayat- ayat Al-Qur’an dan Hadis.Hukum jual beli adalah
mubāh (boleh). Namun pada situasi tertentu, hukum jula beli itu bisa berubah menjadi
sunnah, wajib, haram, dan makruh.
Di dalam Islam terdapat dasar hokum dari Al – Qur’an dan Hadis. Al-Qur’an yang
menerangkan tentang jual beli antara lain:
8
Artinya :“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikianitu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya
jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,
lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu
(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.”
c. An Nisa : 29
Artinya :Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
sukasama-suka di antarakamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah
adalah MahaPenyayang kepadamu.
9
Harga jual disepakati penjual dan pembeli
Nilai tukar barang dapat diserahkan pada waktu transaksi.
Apabila jual beli dengan cara barter, nilai tukar barang jangan sama dengan barang haram
misalnya, Babi.
a. Bai’ al mutlaqah, yaitu pertukaran antara barang atau jasa dengan uang. Uang
berperan sebagai alat tukar. semacam ini menjiwai semua produk-produk lembaga
keuangan yang didasarkan atas prinsip jual-beli.
b. Bai’ al muqayyadah, yaitu jual-beli di mana pertukaran terjadi antara barang dengan
barang (barter). Aplikasi jual-beli semacam ini dapat dilakukan sebagai jalan keluar
bagi transaksi ekspor yang tidak dapat menghasilkan valuta asing (devisa). Karena itu
dilakukan pertukaran barang dengan barang yang dinilai dalam valuta asing.
Transaksi semacam ini lazim disebut counter trade.
c. Bai’ al sharf; yaitu jual-beli atau pertukaran antara saw mata uang asing dengan mata
uang asing lain, seperti antara rupiah dengan dolar, dolar dengan yen dan sebagainya.
Mata uang asing yang diperjualbelikan itu dapat berupa uang kartal (bank notes)
ataupun dalam bentuk uang giral (telegrafic transfer atau mail transfer).
d. Bai’ al murabahah adalah akad jual-beli barang tertentu. Dalam transaksi jual-beli
tersebut penjual menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan, termasuk
harga pembelian dan keuntungan yang diambil.
e. Bai’ al musawamah adalah jual-beli biasa, di mana penjual tidak memberitahukan
harga pokok dan keuntungan yang didapatnya.
f. Bai’ al muwadha’ah yaitu jual-beli di mana penjual melakukan penjualan dengan
harga yang lebih rendah daripada harga pasar atau dengan potongan (discount).
Penjualan semacam ini biasanya hanya dilakukan untuk barang-barang atau aktiva
tetap yang nilai bukunya sudah sangat rendah.
g. Bai’ as salam adalah akad jual-beli di mana pembeli membayar uang (sebesar harga)
atas barang yang telah disebutkan spesifikasinya, sedangkan barang yang
diperjualbelikan itu akan diserahkan kemudian, yaitu pada tanggal yang disepakati.
Bai’ as salam biasanya dilakukan untuk produk-produk pertanian jangka pendek.
10
h. Bai’ al istishna’ hampir sama dengan bai’ as salam, yaitu kontrak jual-beli di mana
harga atas barang tersebut dibayar lebih dulu tapi dapat diangsur sesuai dengan jadwal
dan syarat-syarat yang disepakati bersama, sedangkan barang yang dibeli diproduksi
dan diserahkan kemudian.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang
sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan
perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan prinsip illahiyah. Harta yang ada
pada kita, sesungguhnya bukan milik manusia, melainkan hanya titipan dari Allah SWT agar
dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang pada akhirnyas emua
akan kembali kepada Allah SWT untuk dipertanggung jawabkan.
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatu berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana
dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
3.2 SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA:
13