A. Hasil Penelitian
Hasil pengujian diameter zona hambat ektrak herba kenikir (cosmos caudatus
Streptococcus Rata-
Candida albicans Total
mutans Total zona
rata
No zona Rata- No zona
Replikasi hasil zona Replikasi hasil zona hmbat
hmbat rata hambat
hambat hambat
zona
I II III hambat I II III
A1 9.8 9.6 8.9 28.3 9.43 A1 0 0 0 0 0
A2 13.8 14.6 14.9 43.3 14.43 A2 0 0 0 0 0
A3 19.6 18.7 18.9 57.2 19.06 A3 0 0 0 0 0
K+ 44.8 43 42.4 130.2 43.4 K+ 29 30 27 86 28.66
_
K 0 0 0 0 0 K- 0 0 0 0 0
Keterangan:
Pengambilan sampel dilakukan pada waktu pagi hari sebelum matahari terbit
dikarenakan pada saat itu terjadi proses fotosintesis yang maksimum, yaitu proses
Sebelum dilakukan penyarian atau maserasi, terlebih dahulu sampel yang diambil
simplisia. kemudian batang dicuci dengan menggunakan air yang bersih dan mengalir
sebanyak 3 kali hingga kotoran–kotoran yang melekat pada batang bersih, dikeringkan
untuk mengurangi air yang terdapat pada sampel setelah pencucian, dirajang sedemikian
menghilangkan tanah dan kotoran lainnya yang melekat pada bahan simplisia.
kemudian dilakukan sortasi kering. Pilih simplisia yang baik, dan disimpan dalam
terlindung dari sinar matahari langsung hingga kadar air yang terkandung dalam sampel
berkurang.
seperti, prosedur dan peralatan yang digunakan sederhana, metode eskraksi maserasi
tidak dipanaskan, jika menggunakan cara ekstrasi panas dikhawatirkan akan merusak
senyawa yang terkandung dalam sampel, sehingga bahan alam tidak menjadi terurai.
senyawa memiliki kelarutan terbatas dalam pelarut esktraksi pada suhu kamar. Sampel
etanol karena etanol merupakan pelarut yang umum digunakan dan bersifat selektif
yang dapat menarik senyawa polar, semi polar maupun non polar, sehingga
memungkinkan senyawa metabolit skunder yang terkandung pada sampel dapat tertarik
kedalam pelarut etanol (Nurdin M dkk. 2010). Kemudian sampel dimasukkan ke dalam
bejana maserasi lalu ditambahkan etanol 96% hingga seluruh bahan terendam kemudian
proses ekstrasi dengan metode meserasi selama 3-5 hari, simpan ditempat yang tidak
terkena sinar matahari langsung sambil sering diaduk, sari disaring ampasnya
dimaserasi lagi dengan menggunakan pelarut yang baru sampai diperoleh sari terakhir
dengan water bath karena ekstrak yang diperoleh belum pekat. Tujuan mengunakan
Setelah didapatkan ekstrak kental dari, dilakukan pengujian pada bakteri. Ekstrak
di buat dalam konsentrasi 10, 20, dan 30 % , dengan tujuan untuk melihat konsentrasi
efektif sebagai anti mikroba dan 2 perlakuan kontrol positif dan kontrol negatif yang
untuk uji daya hambat terhadap bakteri dan PDA untuk jamur kertas cakram, metode ini
sampel pada media efektif, cukup teliti, keterulangannya tinggi dan merupakan cara
yang yang paling sering digunakan di laboratorium. Digunakan air suling sebagai
pelarut ekstrak karena merupakan pelarut yang digunakan untuk melarutkan ekstrak
yang digunakan.
dengan NaCl dipipet sebanyak 1 ml dan di masukan ke dalam Erlenmeyer yang berisi
120 ml media NA, dikocok hingga homogen dan didinginkan, kemudian dipipet
sebanyak 20 ml masukan dalam cawan petri, biarkan memadat (lapisan 1), kemudian
lubangi pada permukaan agar yang telah memadat, masukan ekstrak sampel yang telah
dibuat sesuai dengan konsentrasi masing-masing 10%, 20%, 30% dan kontrol sebanyak
celcius dalam incubator, kemudian keluarkan dan diamati luas daerah hambatan dan
dalam Erlenmeyer yang berisi 120 ml media PDA kocok sampai homogen dinginkan,
pipet sebanyak 20 ml msukan dalam cawan petri ratakan dan biarkan memadat. Lubangi
permukaan agar dan masukan ekstrak sampel yang telah dibuat sesuai dengan
masing-masing sumuran. Inkubasi selama 2 X 24 jam pada suhu 25 drajat celcius dalam
asam (acidogenic) dan mampu untuk bertahan hidup dan berkembang pada pH asam
yang disebut denganaciduric (Korithoski dkk, 2005). Asam yang dihasilkan oleh
Pemilihan jamur spesies Candida albicans, karena jamur ini bersifat patogen dan
akan menyebabkan penyakit infeksi jamur yang disebut kandidiasis yaitu penyakit pada
konsentrasi. Davis dan Stout (1971) menyatakan bahwa apabila zona hambat yang
terbentuk pada uji difusi agar berukuran kurang dari 5 mm dikategorikan lemah, 5-10
dikategorikan sangat kuat. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Monks dkk,
(2002) mengenai kekuatan ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji, apabila
Hasil uji aktivitas antibakteri ektrak herba kenikir terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans, menunjukkan, rata-rata hasil pada perlakuan 1 (A1 = 9.43 mm)
dikategorikan sedang, perlakuan II (A2 = 14.43 mm) dikategorikan kuat, perlakuan III
(A3 = 19.06 mm) dikategorikan kuat, dari perlakuaan I, II dan III menunjukan bahwa
semakin tinggi kosentrasi ekstrak, semakin besar daya hambat terhadap bakteri. Kontrol
positif dengan rata-rata zona hambat (K+ = 43.4 mm), Dan rata-rata zona hambat pada
Pada kontrol negatif (K- = 0 ) tidak menunjukan adanya zona hambat dalam
signifikan 0,00, dimana jika (p<0,05) maka terdapat perbedaan secara signifikan dari
masing-masing konsentrasi ekstra herba kenikir yang dibuat terhadap daya hambat
bakteri Streptococcus mutans, kemudian dilanjutkan dengan uji LSD dan Tukey untuk
mengetahui konsentrasi mana saja yang berbeda secara signifikan dalam menghambat
Hasil uji LSD menunjukan bila nilai signifikan lebih kecil dari (<0,05) maka
terdapat perbedaan signifikan dari masing-masing konsentrasi. Dari hasil uji LSD
menunjukan konsentrasi 10% berbeda signifikan dengan konsentrasi 20% dan
konsentrasi 30% dalam menghambat bakteri Streptococcus mutans. Dari rata-rata zona
hambat, pada uji anova dan uji LSD maupun tukey menunjukan masing-masing
konsentrasi memiliki aktivitas zona hzmbat lebih baik dibandingkan kontrol negatif
namun tidak lebih baik dari kontrol positif, yang memiliki zona hambat lebih besar dari
semua konsentrasi.
Perbedaan ini terjadi akibat semakin tinggi kosentrasi fraksi, maka semakin besar
daya hambat terhadap bakteri. Pelczar dan Chan (2005) menyatakan bahwa semakin
tinggi konsentrasi ekstrak maka akan semakin besar efek atau aktivitas yang dihasilkan.
ketiga perlakuan ekstrak sama sekali tidak memberikan efek. Hal ini disebabkan faktor
kesalahan pada saat penelitian, dimana pada saat penelitian hanya diamati 2 x 24 jam
belum terdapat zona hambat, bisa dilanjutkan lagi 3-5 x 24 jam, selain itu pada
penelitian juga tidak dilakukan skrining fitokimia sehingga tidak diketahui kadar
senyawa dalam tanaman tersebut. Sehingga berdasarkan hasil tersebut tidak dilakuikan
analisis data.
C. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini, sebenarnya masih banyak yang harus dilakukan untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik. Tetapi karena keterbatsan waktu penelitian, maka ada beberapa
hal yang tidak dilakukan seperti, perhitungan susut pengeringan dan uji kadar abu.
BAB V
Tests of Normalityb
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Descriptives
hasil
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
Keterangan,
Tabel deskriptif untuk melihat rata-rata dari msing-masing konsentrasi dan untuk
melihat efek penurunan minimum dan maksimum suatu konsentrasi.
Test of Homogeneity of Variances
hasil
4.460 4 10 .125
Keterangan,
Uji homogenitas dilakukan sebelum uji anova, dimana data dikatakn homogeny
bila nilai sig. lebih besar dari 0.05 dan data tidak homogeny bila nilai sig. lebih
kecil dari 0.05. bila niali tidak homogeny uji anova tidak bisa dilakukan.
ANOVA
hasil
Keterangan,
Uji anova dilakukan untuk untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan dari
masing-masing konsentrasi. Dimana bila nilai sig. lebih kecil dari 0.05 maka data
dikata berbeda signifikan dari masing-masing konsentrasi dalam menghambat
bakteri. Uji ini hanya untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan antara msing-
masing konsentrasi dalam menghambat bakteri, tetapi tidak bisa menunjukan
konsentrasi berpa yang berbeda signifikan. Sedangkan untuk mengetahui
konsentrasi berapa yang berbeda signifikan harus dilakukan dengan uji lanjutan
yaitu uji LSD atau tukey.
Multiple Comparisons
Dependent Variable: hasil
(I) perlakuan (J) perlakuan Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD konsentrasi 10% konsentrasi 20% -5.00000* .55737 .000 -6.8344 -3.1656
Keterangan,
Uji tukey adalah uji lanjutan dari uji anova yang dilakukan untuk mengetahui
lebih lanjut pada konsentrasi berapa terjadi berbedaan signifikan. Dimana bila
nilai sig. lebih besar dari 0.05 maka tidak terdpat perbedaan atau hampir sama.
Sedangkan bila nilai sig. lebih kecil dari 0.05 maka terdapat perbedaan dari
masing konsentrasi. Unutk lebih mudah menganalisa pada uji LSD bila langsung
melihat tabel pada kolom (Mean Difference (I-J)) bila tidak terdapat tanda (*)
pada nilai dikolom (Mean Difference (I-J)) maka data dikatan tidak berbeda
signifikan atau hampir sama, namun bila terdapat tanda (*) maka data dikatakan
Data ini yg ko kasih lihat sama pa isrul nah jan ko kasih lihat yg perhitungan pke