ABSTRAK
Kejahatan penipuan yang dilakukan manusia melalui media Elektronik
merupakan kejahatan yang sering terjadi masa sekarang, sehingga kejahatan
yang diterjadi tersebut hanya dapat dilakukan oleh orang-orang menguasai
dan memahami teknnologi canggih, dan teknologi canggih tersebut yang
mereka gunakan untuk melakukan tindak pidana penipuan, hal ini akan
membuat banyak korban penipuan yang dimana korbanya kurang memahami
dan menguasai teknologi atau media elektronik itu sehingga sulit untuk
meminta pertanggung jawaban pelaku penipuan. Tindak pidana yang
dilakukan memalui media elektronik tersebut diatur dalam Undang-undang
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut 1). Bagaimana pengaturan tindak pidana penipuan melalui
media elektronik? 2) Bagaimana perlindungan hukum terhadap korban
penipuan media elektronik?. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui
pengaturan tindak pidana penipuan melalui media elektronik dan untuk
mengetahui perlindungan hukum terhadap korban penipuan media elektronik.
Hasil dari analisis penulisan ini penulis berkesimpulan pengaturan
tentang tindak pidana penipuan melalui media elektronik adalah di-rumusan
Pasal 28 ayat (1) UU ITE dan Pasal 378 KUHP dan Perlindungan hukum bagi
korban penipuan melalui media elektronik adalah dapat dilihat kebijakan
hukum terkait dengan tindak pidana penipuan melaui media elektronik
4
O.C Kaligis. Op.Cit. hlm 4
yang terletak di antara dua pihak sebagai elektronik atau elektromekanik untuk dicapai
perantara atau penghubung.5 pengguna seperti radio, televisi, konsol
Media elektronik merujuk kepada alat permainan, komputer, telefon dan lain-lain.
sebaran yang menggunakan teknologi Istilah ini merupakan kontras dari media statis
JURnAl ILMU HUKUM LEGAl OPINION
Edisi 4, Volume 3, Tahun
2015
(terutama media cetak), yang meskipun sering II. PEMBAHASAN
dihasilkan secara elektronis tapi tidak A. Pengaturan Tindak Pidana Penipuan
membutuhkan elektronik untuk diakses oleh Melalui Media Elektronik
pengguna akhir. Sumber media elektronik Undang-Undang No. 11 Tahun 2008
yang familier bagi pengguna umum antara lain tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
adalah rekaman video, rekaman audio, (“UU ITE”) tidak secara khusus mengatur
presentasi multimedia, dan konten daring. mengenai tindak pidana penipuan. Selama ini,
Media elektronik dapat berbentuk analog tindak pidana penipuan sendiri diatur dalam
maupun digital, walaupun media baru pada Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum
umumnya berbentuk digital. Pidana (“KUHP”), dengan rumusan pasal
Kejahatan penipuan yang dilakukan sebagai berikut: 6
manusia melalui media Elektronik merupakan “Barangsiapa dengan maksud untuk
kejahatan yang sering terjadi masa sekarang, menguntungkan diri sendiri atau orang lain
sehingga kejahatan yang diterjadi tersebut secara melawan hukum dengan
hanya dapat dilakukan oleh orang-orang menggunakan nama palsu atau martabat
menguasai dan memahami teknnologi (hoedaningheid) palsu; dengan tipu
canggih, dan teknologi canggih tersebut yang muslihat, ataupun rangkaian kebohongan,
mereka gunakan untuk melakukan tindak menggerakkan orang lain untuk
pidana penipuan, hal ini akan membuat menyerahkan barang sesuatu kepadanya,
banyak korban penipuan yang dimana atau supaya memberi utang maupun
korbanya kurang memahami dan menguasai menghapuskan piutang, diancam, karena
teknologi atau media elektronik itu sehingga penipuan, dengan pidana penjara paling
sulit untuk meminta pertanggung jawaban lama empat tahun.”
pelaku penipuan. Tindak pidana yang Walaupun UU ITE tidak secara khusus
dilakukan memalui media elektronik tersebut mengatur mengenai tindak pidana penipuan,
diatur dalam Undang-undang Nomor 11 namun terkait dengan timbulnya kerugian
Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi konsumen dalam transaksi elektronik terdapat
Elektronik. Berdasarkan uraian latar belakang ketentuan Pasal 28 ayat (1) UU ITE yang
diatas maka penulis mengangkat sebuah judul menyatakan:
proposal skripsi “Perlindungan Hukum “Setiap Orang dengan sengaja, dan tanpa
Terhadap Korban Penipuan Melalui Media hak menyebarkan berita bohong dan
Elektronik (Suatu Pedekatan Victimologi). menyesatkan yang mengakibatkan kerugian
B. Rumusan Masalah konsumen dalam Transaksi Elektronik.”
1. Bagaimana pengaturan tindak pidana Terhadap pelanggaran Pasal 28 ayat (1)
penipuan melalui media elektronik? UU ITE diancam pidana penjara paling lama
2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap enam tahun dan/atau denda paling banyak Rp1
korban penipuan media elektronik? miliar, sesuai pengaturan Pasal 45 ayat (2) UU
ITE.
Jadi, dari rumusan-rumusan Pasal 28
ayat (1) UU ITE dan Pasal 378 KUHP tersebut
dapat kita ketahui bahwa keduanya mengatur
hal yang berbeda. Pasal 378 KUHP mengatur
penipuan (penjelasan mengenai unsur-unsur
dalam Pasal 378 KUHP silakan simak artikel
Penipuan SMS Berhadiah), sementara Pasal
6
hhtp://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4f
5
Tanti Yuniar, Kamus Lengkap Bahasa 0db1bf8ed3/pasal-untuk-menjerat-pelaku-penipuan-
Indonesia, Agung Media Mulia. 2009. Hlm 400 dalam-jual-beli-online. diakses tanggal 6 juni 2014
28 ayat (1) UU ITE mengatur mengenai berita (penjelasan mengenai unsur-unsur dalam Pasal
bohong yang menyebabkan kerugian 28 ayat (1) UU ITE silakan simak artikel Arti
konsumen dalam transaksi elektronik Berita Bohong dan Menyesatkan dalam UU
JURnAl ILMU HUKUM LEGAl OPINION
Edisi 4, Volume 3, Tahun
2015
ITE). sesuatu supaya tersembunyi. Sedangkan
Walaupun begitu, kedua tindak pidana perlindungan memiliki pengertian suatu
tersebut memiliki suatu kesamaan, yaitu dapat perbuatan maksudnya melindungi; memberi
mengakibatkan kerugian bagi orang lain. Tapi, pertolongan7. Istilah hukum ini sendiri ada
rumusan Pasal 28 ayat (1) UU ITE tidak bermacam-macam. Recht yang berasal dari
mensyaratkan adanya unsur “menguntungkan kata Rechtum yang mempunyai arti bimbingan
diri sendiri atau orang lain” sebagaimana atau tuntutan atau pemerintahan. Kata ius ini
diatur dalam Pasal 378 KUHP tentang berasal dari kata Iubre yang artinya mengatur
penipuan. atau memerintah. Perkataan mengatur atau
Pada akhirnya, dibutuhkan kejelian memerintah itu mengandung dan berpangkal
pihak penyidik kepolisian untuk menentukan pada kewibawaan.
kapan harus menggunakan Pasal 378 KUHP Jadi pengertian dari perlindungan
dan kapan harus menggunakan ketentuan- hukum adalah segala daya upaya yang
ketentuan dalam Pasal 28 ayat (1) UU ITE. dilakukan secara sadar oleh setiap orang
Namun, pada praktiknya pihak kepolisian maupun lembaga pemerintahan, swasta yang
dapat mengenakan pasal-pasal berlapis bertujuan untuk mengusahakan pengamanan,
terhadap suatu tindak pidana yang memenuhi penguasaan dan pemenuhan kesejahteraaan
unsur-unsur tindak pidana penipuan hidup sesuai dengan hak-hak-hak asasi yang
sebagaimana diatur dalam Pasal 378 KUHP ada.
dan memenuhi unsur-unsur tindak pidana Penipuan di internet atau bahasa lainnya
Pasal 28 ayat (1) UU ITE. Artinya, bila penipuan secara online pada prinsipnya sama
memang unsur-unsur tindak pidananya dengan penipuan konvensional, yang
terpenuhi, polisi dapat menggunakan kedua membedakan dari keduanya hanyalah sarana
pasal tersebut. perbuatannya yakni menggunakan sistem
Lepas dari itu, menurut praktisi hukum elektronik seperti komputer, internet dan
Iman Sjahputra, kasus penipuan yang perangkat telekomunikasi lainnya. sehingga
menyebabkan kerugian konsumen dari secara hukum penipuan di internet atau
transaksi elektronik jumlahnya banyak. Di sisi penipuan secara online dapat diperlakukan
lain, Iman dalam artikel Iman Sjahputra: sama dengan delik konvensional.
Konsumen Masih Dirugikan dalam Transaksi Mengenai kebijakan hukum terkait
Elektronik juga mengatakan bahwa seringkali dengan tindak pidana penipuan transaksi jual
kasus penipuan dalam transaksi elektronik beli di internet, khususnya dalam hal ini
tidak dilaporkan ke pihak berwenang karena kebijakan yang dapat diterapkan terhadap
nilai transaksinya dianggap tidak terlalu besar. pelaku, Kitab Undang-undang Hukum Pidana
Menurut Iman, masih banyaknya penipuan (KUHP) dan Undang-undang Informasi dan
dalam transaksi elektronik karena hingga saat Transaksi Elektronik (UU ITE) sebagaimana
ini belum dibentuk Lembaga Sertifikasi peraturan perundang-undangan yang berlaku
Keandalan yang diamanatkan Pasal 10 UU di indonesia terkait dalam tindak pidana ini,
ITE. masing-masing mangaturnya dalam satu pasal.
B. Perlindungan Hukum Terhadap Korban Dalam KUHP pasal yang secara khusus
Penipuan Media Elektronik mengatur tindak pidana penipuan terdapat
Perlindungan berasal dari kata lindung dalam Pasal 378 KUHP, yang berbunyi
yang artinya menempatkan diri dibawah sebagai berikut ;
"Barang siapa dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang
lain dengan melawan hukum, dengan
memakai
7
Wjs. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa
Indonesia, (Balai Pustaka , Jakarta: 1961), hlm 794.
nama palsu atau martabat palsu, dengan untuk menyerahkan sesuatu benda
tipu muslihat ataupun dengan rangkaian kepadanya, atau supaya memberi hutang
kebohongan menggerakkan orang lain maupun menghapuskan piutang, diancam
JURnAl ILMU HUKUM LEGAl OPINION
Edisi 4, Volume 3, Tahun
2015
karena penipuan dengan pidana penjara apabila memang unsur-unsur dari kedua pasal
paling lama 4 tahun” tersebut terpenuhi.
Sedangkan dalam UU ITE, pasal yang
mengatur terkait dengan tindak pidana III. PENUTUP
penipuan khususnya di internet, di atur dalam A. Kesimpulan
Pasal 28 ayat (1), yang berbunyi sebagai Melihat hasil pembahasan yang
berikut : teruraikan secara perinci diatas maka itu saya
(1)“Setiap Orang dengan sengaja dan menyimpulkan bahwa:
tanpa hak menyebarkan berita dan 1. Bahwa pengaturan tentang tindak pidana
menyesatkan yang mengakibatkan penipuan melalui media elektronik adalah
kerugian konsumen dalam Transaksi di-rumusan Pasal 28 ayat (1) UU ITE dan
Elektronik”bohong Pasal 378 KUHP tersebut dapat kita ketahui
Ancaman pidana yang dapat dikenakan bahwa keduanya mengatur hal yang
terhadap pelaku adalah pidana penjaran paling berbeda. Pasal 378 KUHP mengatur
lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling penipuan (penjelasan mengenai unsur-
banyak Rp. 1 miliar sebagai mana disebutkan unsur dalam Pasal 378 KUHP silakan
dalam Pasal 45 ayat (2) UU ITE, perihal simak artikel Penipuan SMS Berhadiah),
ketentuan pidana dari pasal 28 ayat (1) UU sementara Pasal 28 ayat (1) UU ITE
ITE. mengatur mengenai berita bohong yang
Perlu diketahui sebelumnya, walaupun menyebabkan kerugian konsumen dalam
isi dari Pasal 28 ayat (1) tidak secara khusus transaksi elektronik (penjelasan mengenai
mengatur mengenai tindak pidana penipuan, unsur-unsur dalam Pasal 28 ayat (1) UU
namun terkait dengan adanya unsur ITE silakan simak artikel Arti Berita
sebagaimana disebutkan dalam pasal tersebut Bohong dan Menyesatkan dalam UU ITE).
yaitu “kerugian konsumen dalam transaksi Walaupun begitu, kedua tindak pidana
elektronik”, maka pasal tersebut dapat tersebut memiliki suatu kesamaan, yaitu
digunakan terhadap pelaku yang melakukan dapat mengakibatkan kerugian bagi orang
tindak pidana penipuan di internet. lain. Tapi, rumusan Pasal 28 ayat (1) UU
Terkait adanya 2 (dua) aturan mengenai ITE tidak mensyaratkan adanya unsur
tindak pidana penipuan di internet atau “menguntungkan diri sendiri atau orang
penipuan secara online yakni Pasal 378 KUHP lain” sebagaimana diatur dalam Pasal 378
dan Pasal 27 ayat (1) UU ITE, mengenai KUHP tentang penipuan.
kebijakan yang dapat diterapkan kepada 2. Perlindungan hukum bagi korban penipuan
pelaku sepenuhnya dikembalikan kepada melalui media elektronik adalah dapat
penyidik untuk menentukan Pasal mana yang dilihat kebijakan hukum terkait dengan
akan dikenakan terhadap pelaku, disini tindak pidana penipuan melaui media
dibutuhkan kejelian dari pihak penyidik yang elektronik, khususnya dalam hal ini
menanganiya kebijakan yang dapat diterapkan terhadap
Namun tidak menutup kemungkinan pelaku, Kitab Undang-undang Hukum
juga pihak penyidik dapat menggunakan Pidana (KUHP) dan Undang-undang
kedua pasal tersebut secara bersamaan atau Informasi dan Transaksi Elektronik (UU
istilah yang biasa disebut pasal berlapis, ITE) sebagaimana peraturan perundang-
undangan yang berlaku di indonesia terkait
dalam tindak pidana ini, masing-masing
mangaturnya dalam satu pasal.
Dalam KUHP pasal yang secara khusus
mengatur tindak pidana penipuan terdapat
dalam Pasal 378 KUHP, yang berbunyi
sebagai berikut ;
"Barang siapa dengan maksud untuk palsu, dengan tipu muslihat ataupun
menguntungkan diri sendiri atau orang dengan rangkaian kebohongan
lain dengan melawan hukum, dengan menggerakkan orang lain untuk
memakai nama palsu atau martabat menyerahkan sesuatu benda
JURnAl ILMU HUKUM LEGAl OPINION
Edisi 4, Volume 3, Tahun
2015
kepadanya, atau supaya memberi hutang diketahui oleh seluruh masyarakat
maupun menghapuskan piutang, indonesia.
diancam karena penipuan dengan
pidana penjara paling lama 4 tahun”
Sedangkan dalam UU ITE, pasal yang
mengatur terkait dengan tindak pidana
penipuan khususnya di internet, di atur
dalam Pasal 28 ayat (1), yang berbunyi
sebagai berikut :
“Setiap Orang dengan sengaja dan
tanpa hak menyebarkan berita bohong
dan menyesatkan yang mengakibatkan
kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik”
Ancaman pidana yang dapat dikenakan
terhadap pelaku adalah pidana penjaran
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp. 1 miliar sebagai mana
disebutkan dalam Pasal 45 ayat (2) UU
ITE, perihal ketentuan pidana dari pasal 28
ayat (1) UU ITE.
B. Saran
1. Saran atau harapan sebagai penulis bahwa
dimana regulasi yang telah ada dinegara
saat ini kiranya dapat di optimalkan untuk
mengatur tentang tindak pidana penipuan
melalui media elektronik yaitu untuk
menekankan pengurangan angka pelaku
tindak pidana yang dilakukan oleh pelaku
kejahatan tindak pidana penipuan
khususnya melalui media elektronik.
2. Bahwa Sampai saat ini pemerintah belum
bisa melindungi masyarakatnya secara
maksimal khususnya dalam hal ini
melindungi masyarakat atas tindak pidana
penipuan transaksi di internet, seharusnya
pemerintah melakukan berbagai cara
melindungi masyarakatnya dari tindak
pidana, seperti melakukan sosialisai atau
himbauan kepada masyarakat melalui
berbagai media elektronik yang dapat
JURnAl ILMU HUKUM LEGAl OPINION
Edisi 4, Volume 3, Tahun 2015
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Andi Hamzah, 1990, Aspek-aspek Pidana di Bidang Komputer, Sinar Grafika, Jakarta, hal.
23-24.
Leden Marpaung. Asas – Teori – Praktik Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta. 2009.
O.C. Kaligis,. Penerapan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik Dalam Prakteknya, Yarsif Watampone, Jakarta. 2012.
Tanti Yuniar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Agung Media Mulia. 2009.
Wjs. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka , Jakarta: 1961),
Arif Gosita,1989. Masalah Perlindungan Anak. Jakarta: Akademi Presindo. 1989
B. Peraturan Perundang-Undangan
KUHP ( Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
Elektronik
C. Internet
hhtp://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4f0db1bf8ed3/pasal-untuk-menjerat-pelaku-penipuan-
dalam-jual-beli-online. diakses tanggal 6 juni 2014
BIODATA