PEREKONOMIAN DAERAH
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan
Dosen pengampu : Wien S. Adi, S.Pd, SKM, MH.Kes
Disusun oleh :
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikanmakalah
ini. Dan juga kami berterimakasih kepada Bapak Wien selaku dosenmata kuliah
Fisika Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas inikepada kami.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Otonomi Daerah..............................................................................................3
B. Otonomi Daerah Dalam Perekonomian..........................................................7
C. Otonomi Daerah Dalam Kajian Teoritis..........................................................8
D. Otonomi Dalam Analisis Teoritis...................................................................10
E. Misi Otonomi Daerah.....................................................................................12
F. Manfaat Otonomi Daerah..............................................................................12
G. Dampak Positif dan Negatif Otonomi Daerah...............................................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................16
B. Saran.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................18
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila, serta untuk
mengetahui otonomi daerah itu secara lebih luas. Pemanfaatan kewenangan
yang diberikan pemerintah pusat mengenai otonomi daerah guna
pembangunan ekonomi daerah khususnya di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Otonomi Daerah
3
Pengertian otonomi daerah menurut kamus hukum dan
glosarium otonomi daerah adalah kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
c. Menurut Encyclopedia of Social Scince
Pengertian otonomi daerah menurut Encyclopedia of social
scince adalah hak sebuah organisasi sosial untuk mencukupi diri
sendiri dan kebebasan aktualnya.
d. Menurut Pendapat Para Ahli
Pengertian otonomi daerah menurut pendapat para ahli
adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah
tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam ikatan NKRI.
e. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pengertian otonomi daerah menurut kamus besar bahasa
indonesia adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Hakikat Otonomi Daerah
Berdasarkan pengertian-pengertian otonomi daerah tersebut dapat
disimpulkan bahwa hakikat otonomi daerah adalah sebagai berikut :
a. Daerah memiliki hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangga
pemerintahan sendiri, baik, jumlah, macam, maupun bentuk pelayanan
masyarakat yang sesuai kebutuhan daerah masing-masing.
b. Daerah memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri, baik kewenangan mengatur maupun mengurus
rumah tangga pemerintahan sendiri sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku
4. Tujuan Otonomi Daerah
Maksud dan tujuan otonomi daerah adalah sebagai berikut :
4
a. agar tidak terjadi pemusatan dalam kekuasaan pemerintahan pada
tingkat pusat sehingga jalannya pemerintahan dan pembangunan
berjalan lancar
b. agar pemerintah tidak hanya dijalankan oleh pemerintah pusat, tetapi
daerah pun dapat diberi hak untuk mengurus sendiri kebutuhannya
c. agar kepentingan umum suatu daerah dapat diurus lebih baik dengan
memperhatikan sifat dan keadaan daerah yang mempunya
kekhususan sendiri.
5. Prinsip Otonomi Daerah
Prinsip ototnomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya,
prinsip otonomi yang nyata, dan berprinsip otonomi yang bertanggung
jawab. Jadi, kewenangan otonomi yang diberikan terhadap daerah adalah
kewenangan otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab. Berikut prinsip-
prinsip otonomi daerah :
a. Prinsip otonomi seluas-luasnya, artinya daerah diberikan kewenangan
mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan yang mencakup
kewenangan semua bidang pemerintahan, kecuali kewenangan
terhadap bidang politik luar negeri, keamanan, moneter, agamar,
peradilan, dan keamanan. serta fiskal nasional.
b. Prinsip otonomi nyata, artinya daerah diberikan kewenangan untuk
menangani urusan pemerintahan berdasarkan tugas, wewenang, dan
kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh,
hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah.
c. Prinsip otonomi yang bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam
penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan
maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk
memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.
6. Asas Otonomi Daerah
Pedoman pemerintahan diatur dalam Pasal 20 UU No. 32 Tahun 2004.
Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada asas umum
penyelenggaraan negara yang terdiri atas sebagai berikut :
5
a. Asas kepastian hukum adalah asas yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap
kebijakan penyelenggara negara.
b. Asas tertip penyelenggara adalah asas menjadi landasan keteraturan,
keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggara
negara.
c. Asas kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan
kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan
selektif.
d. Asas keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak
masyarakat untuk memperoleh informas yang benar, jujur, dan tidak
diskriminatif tentang penyelenggara negara dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan
rahasia negara.
e. Asas proporsinalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan
antara hak dan kewajiban
f. Asas profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keadilan yang
berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
g. Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
h. Asas efisiensi dan efektifitas adalah asas yang menjamin
terselenggaranya kepada masyarakat dengan menggunakan sumber
daya tersedia secara optimal dan bertanggung jawab (efisiensi =
ketepatgunaan, kedaygunaan, efektivitas = berhasil guna).
6
b. Asas dekosentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah
kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan atau perangkat pusat
daerah
c. Asas tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada
daerah dan desa, dan dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas
tertentu yang disertai pembiayaan, sarana, dan prasarana serta
sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya
dan mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskan.
B. Otonomi Daerah Dalam Perekonomian
7
C. Otonomi Daerah Dalam Kajian Teoritis
8
tangganya.Untuk menjalankan system desentralisasi ini, maka di bentuklah
suatu system desentralisasi yang di sebut dengan otonomi daerah. Otonomi
daerah adalah hak, wewenang, kewajiban Daerah mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Dengan adanya hal ini maka di harapkan terjadinya percepatan
ekonomi dan mempercepat tujuan pembagunan nasional. Namun ketetapan
MPR No. IV/MPR/1973, menyebut bahwa :
Namun pada nyatanya bisa kita lihat kalau otonomi daerah itu belum
sepenuhnya terwujud. Masih banyak yang kelaparan di Nusa Tenggara
Timur, di Papua masih banyak yang tidak sekolah sehingga pemerintah
9
membuat SM3T. Dari problem itu bisa kita lihat juga masih sangat rendah
kualitas hidup masyarakat di daerah itu sendiri.
10
Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah tidak selalu
sama dengan daerah lainnya. Adapun yang dimaksud dengan otonomi yang
bertanggungjawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus
benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang
pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.
Seiring dengan prinsip itu penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu
berusaha bagaimana untuk bisa meningkatan kesejahteraan masyarakat
dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam
masyarakat itu sendiri untuk mampu membangun daerahnya masing-masing.
Hal yang tidak kalah pentingnya bahwa otonomi daerah juga harus
mampu menjamin hubungan yang serasi antar daerah dengan pemerintah,
artinya harus mampu memelihara dan menjaga keutuhan wilayah negara dan
tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka
mewujudkan tujuan negara untuk bisa lebih baik lagi kedepannya. Namun
pada pengaplikasiannya daerah yang satu dengan daerah yang lainnya
masih ada ketimpangan seperti contohnya di Papua yang masih terjadi
adanya perang saudara, hal ini menunjukkan adanya ketimpangan daerah
dan tidak harmonisnya daerah tersebut sehingga pemerintah harus mencari
solusi agar ketimpangan sosial tersebut bisa menjadi lebih baik dengan
adanya otonomi daerah tersebut, mungkin dengan meningkatkan pendidikan
daerah tersebut atau dengan meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka
disana.
11
E. Misi Otonomi Daerah
12
pembagunan sumber daya manusia. Langkah-langkah yang perlu diambil
dalam mewujudkan kebijakan itu adalah sebagai berikut :
1. Dampak Positif
13
hal tersebut dikarenakan pemerintah daerah cenderung lebih mengerti
keadaan dan situasi daerahnya, serta potensi-potensi yang ada di
daerahnya dari pada pemerintah pusat. Contoh di Maluku dan Papua
program beras miskin yang dicanangkan pemerintah pusat tidak begitu
efektif, hal tersebut karena sebagian penduduk disana tidak bisa
menkonsumsi beras, mereka biasa menkonsumsi sagu, maka pemeritah
disana hanya mempergunakan dana beras miskin tersebut untuk
membagikan sayur, umbi, dan makanan yang biasa dikonsumsi
masyarakat. Selain itu, dengan system otonomi daerah pemerintah akan
lebih cepat mengambil kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu saat itu,
tanpa harus melewati prosedur di tingkat pusat.
2. Dampak Negatif
14
sudah melanggar pancasila sila ke-lima, yaitu “Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia”.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
rendahnya kualitas hidup masyarakat, dan masalah pembangunan sumber
daya manusia (SDM). Kedua, otonomi daerah dan desentralisasi fiskal
merupakan langkah strategis bangsa Indonesia untuk menyongsong era
globalisasi ekonomi dengan memperkuat basis perekonomian daerah dengan
memanfaatkan wilayah yang berpotensi alam nya seperti wisata alam atau
danau-danau yang memungkinkan daerah mengolah daerah itu menjadi
wilayah yang baik untuk mendongkrak perekonomian daerahnya.
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
18