Anda di halaman 1dari 18

SINTESIS METIL SALISILAT

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metil salisilat atau 2-hydroxy benzoid acid methyl ester dengan
rumus kimia C8H8O3 dalam bahan ini banyak terdapat dalam daun
tanaman Gaultheria procombens, sedangkan secara sintesis, dapat
dibuat melalui reaksi esterifikasi antara metanol dengan asam salisilat
dengan bantuan katalisator dengan melakukan pemanasan terhadap
larutan dan kemudian didinginkan hingga terbentuk metil salisilat.
Reaksi pembentukan ester (esterifikasi) merupakan reaksi yang
berjalan lambat dengan penambahan asam kuat seperti asam sulfat
atau asam klorida sebagai katalis, sehingga kecepatan reaksi dapat
meningkat.
Metil salisilat digunakan sebagai obat analgetik yaitu senyawa
yang dalam dosis terapeutik dapat meningkatkan atau menekan rasa
nyeri tanpa menghilangkan kesadaran dan mengatasi edema.
Yang melatar belakangi dilakukannya percobaan ini adalah
melihat manfaat dari reaksi esterifikasi ini terutama pengaplikasian
dalam sintesis senyawa obat maka reaksi ini penting sekali untuk
dipelajari oleh seorang farmasi, karena metil salisilat dapat digunakan
sebagai bahan aktif berbagai formulasi produk untuk mendapatkan efek
anagetiknya. Aroma yang khasnya membuat banyak digunakan
diindustri makanan atau minuman dan industri kosmetik.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk pembuatan ester
aromatis (reaksi esterifikasi)
1.3 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui dan memahami mekanisme reaksi metil salisilat
2. Untuk mengetahui dan memahami mekanisme reaksi sintesis antara
asam sulfat dan methanol dengan penambahan H 2SO4 sebagai
katalisator
ALDA HASRUM MAMAT PRATAMA S.Farm., M,Si., Apt
15020160061
SINTESIS METIL SALISILAT

3. Untuk mengetahui dan memahami penentuan nilai hasil produk


sintesis metil salisilat dengan metode refluks dan dihitung nilai
persen rendamennya.

ALDA HASRUM MAMAT PRATAMA S.Farm., M,Si., Apt


15020160061
SINTESIS METIL SALISILAT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisilat yang paling
banyak diproduksi secara komersial, disamping asam asetil salisilat
(aspirin), metil salisilat merupakan senyawa ester yang memiliki
kegunaan luas dalam berbagai industri. Pada industri farmasi, metil
salisilat digunakan sebagai bahan aktif dalam berbagai formulasi
produk untuk mendapatkan efek analgesiknya. Aroma dan rasanya
yang khas juga membuatnya banyak digunakan di industri
makanan/minuman dan industri kosmetik. Secara umu metode
pembuatan asam sulfat metil salisilat adalah sebagai berikut (1) reaksi
antara methanol dengan dan asam salisilat dengan katalisator asam
sulfat dan reaktor air tangki berpengaduk (2) Netralisasi katalisator
asam dan sisa asam tidak bereaksi menggunakan larutan NaOH
encer, (3) pemisahan garam-garam hasil netralisasi, (4) Pemurnian
produk metil salisilat melalui proses evaporasi (5) recovery methanol
dengan proses destilasi (Winarko, 2013 hal.1).
Reaksi pembentukan ester (esterefikasi) merupakan reaksi
yang berjalan lambat dengan penambahan asam kuat seperti asam
sulfat atau asam klorida sebagai katalis, sehingga kecepatan reaksi
dapat meningkat (Kurnianto, 2012 hal.1).
Metil salisilat, asam organik yang bekhasiat fungisid terhadap
banyak fungi pada konsentrasi 3-6% dalam salep. D isamping itu zat
ini bersifat bakteriostatik lemah dan berdaya keratolitik, yaitu dapat
melarutkan lapisan tan duk kulit pada konsentrasi 5-10% . Asam
salisilat digunakan sebagai obat terhadap infeksi jamur ringan.
Seringkali asam ini dikombinasikan dengan asam benzoate (salep
whitfield) dan belerang (Sulfur precivitatum) yang keduanya memiliki
kerja fungistatik maupun bakteriostatik (Tjay dan rahardja, 2015 hal.
109).
ALDA HASRUM MAMAT PRATAMA S.Farm., M,Si., Apt
15020160061
SINTESIS METIL SALISILAT

Metil salisilat atau 2-hydroxy benzoid acid methyl ester dengan


rumus kimia C8H8O3 dialam bahan ini banyak terdapat dalam daun
tanaman Gaultheria procombens, sedangkan secara sintesis, dapat
dibuat melalui reaksi esterifikasi antara metanol dengan asam salisilat
dengan bantuan katalis (Kurnianto, 2012 hal.1).
Asam salisilat mempunyai dua radikal fungsi dalam struktur
kimianya, yaitu radikal hidroksi fenolik dan radikal karboksil yang
langsung terkait pada inti benzena. Esterifikasi radikal hidroksi
fenoliknya dengan fenol diperoleh ester fenil salisilat yang dikenal
dengan nama salol, sedangkan esterifikasi radikalnya dengan
asetilaklorida didapatkan ester digunakan dalam bidang kedokteran
karena mempunyai sifat analgetik dan antipiratik (Damin, 2006 hal.
113-114).
Senyawa aromatic ini mempunyai radikal fungsi amino (-NH 3)
yang dapat langsung berikatan dengan pada benzene atau dapat juga
berikatan pada rantai cabangnya senyawa ini mempunyai bau yang
khas dan bersifat basah lemah. Seperti halnya amina alifatik, amina
aromatic dibagi menjadi amina aromatic dapat diklasifikasikan menjadi
tiga golongan yaitu amina aromatic primer, amina aromatic sekunder,
dan amina aromatic tersier (Damin, 2006 hal.114).
Reaksi esterifikasi adalah reaksi yang terjadi antara asam
lemak bebas dengan metanol menhasilkan alkil ester dan air. reaksi
esterifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut
(Budiman dkk, 2017 hal. 41-43) :
1. Suhu
Kecepatan reaksi akan meningkat seiring dengan meningkatnya
suhu reaksi. Suhu yang tinggi berakibat pada meingkatnya
frekuensi tumbukan molekul-molekul reaktan sehingga kecepatan
reaksi meningkat meskipun reaksi ini tegolong reaksi endotermis

ALDA HASRUM MAMAT PRATAMA S.Farm., M,Si., Apt


15020160061
SINTESIS METIL SALISILAT

yang menharapkan suhu tinggi untuk menggeser keseimbangan


ke arag prosuk.
2. Pengadukan
Metanol merupakan senyawa yang tidak mudah larut dalam
minyak karena keduanya bersifat immiscible. Akibatnya akann
terbentuk dua lapisan/fase antara kedua reaktan. Dapat
mempermudah difusi metanol dalam minyak sehingga campuran
larutan tersebut menjadi lebih homogen. Adanya pengadukan
secara langsung menurunkan transfer massa dalam cairan.
3. Air
Air merupakan produk samping pada reaksi esterifikasi sehingga
jika jumlahnya berlibihan akan menyebabkan pergeseran
keseimbangan ke arah kiri (ke arah reaktan), apabila kadar air
banyak maka yield produk akan turun drastis
4. Perbandingan molar alkohol dan minyak
Untuk minyak dengan kadar FFA yang tinggi, diperlukan jumlah
alkohol yang jauh lebih banyak daripada reaksi esterifikasi yaitu
20:1 atau 24:1, bahkan sering kali sehingga 30:1 atau 60:1.
Perbandingan molar menurut stoikiometri tidak memberikan
konversi FFA yang maksmal.
2.2 Uraian Bahan
1. Asam salisilat (Ditjen POM, 1979 : 43)
Nama Resmi : ACIDUM SALICYLICUM
Nama Lain : Asam salisilat
Rumus Molekul : C7H6O3
Bobot Molekul : 138,12
Rumus Struktur :

ALDA HASRUM MAMAT PRATAMA S.Farm., M,Si., Apt


15020160061
SINTESIS METIL SALISILAT

Pemerian : Hablur ringan tak berwarna atau serbuk


berwarna putih hampir tidak berbau
rasa agak manis dan tajam.
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4
bagian etanol 95 % P. , mudah larut
dalam kloroform P dan dalam eter P.
Laruta dalam larutan amonium asetat
P, dinatrium hidrogenfosfat P, kalium
sitrat P dan natrium sitrat P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai bahan dasar sintesa aspirin.
2. Asam sulfat (Ditjen POM, 1979 : 58)
Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama Lain : Asam sulfat
Rumus Molekul : H2SO4
Bobot molekul : 98,07

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan kental seperti minyak korosif,


tidak berwarna, jika ditambahkan ke
dalam air menimbulkan panas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai katalisator
3. Air Suling (Ditjen POM, 1979 : 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquades
Rumus Molekul : H2O
Bobot Molekul : 18,02

ALDA HASRUM MAMAT PRATAMA S.Farm., M,Si., Apt


15020160061
SINTESIS METIL SALISILAT

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak


berbau, tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Pembilas
4. CaCl2 (Ditjen POM, 1979 : 693)
Nama Resmi : CALCII CHLORIDUM
Nama Lain : Kalsium Klorida
RM / BM : CaCl2 . 6H2O / 219,08
Pemerian : Hablur tidak berwarna, tidak berbau,
rasa agak pahit, meleleh basah.
Kelarutan : Larut dalam 0,25 bagian air, mudah
larut dalam etanol (95%)P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Sumber ion kalsium
Kegunaan : Sebagai pengering
5. Magnesium Sulfat (FI III, hal 354)
Nama resmi : MAGNESII SULFAS
Nama lain : Magnesium sulfat, garam inggris
RM/BM : MgSO47H2O/246,47
Pemerian : Hablur; tidak berwarna; tidak beerbau;
rasadingin, asin dan pahit. Dalam udara
kering dan panas merapuh.
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air; agak sukar
larutdalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik .
Khasiat : Zat tambahan.
6. Methanol ( Ditjen POM, 1979 : 706)
Nama Resmi : METANOL

ALDA HASRUM MAMAT PRATAMA S.Farm., M,Si., Apt


15020160061
SINTESIS METIL SALISILAT

Nama lain : Metanol


RM/BM : CH3OH/34,00
Rumus Struktur : CH3-OH
Pemerian : Cairan tidak berwarna, gliserin, bau khas
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air,
membentuk cairan jernih tidak berwarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Sebagai pereaksi
2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2018 : 10)
Dilakukan refluks menggunakan labu alas bulat 100 ml.
Masukkan 6,9 g (0,05 mol) asam salisilat dan 24 g (30 ml, 0,75 mol)
methanol dalam labu. Tambahkan secara hati-hati 8 ml asam sulfat
pekat kedalam campuran. Aduk labu secara perlahan agar reaktan
tercampur semuanya, tambahkan batu didih kedalam labu dan pasang
peralatan.
Panaskan campuran sampai mendidih menggunakan pemanas
mantel atau tangas minyak. Biarkan campuran mengalami refluks
selama 2 - 2,5 jam. Dinginkan larutan dalam labu reaksi dengan
mencelupkan labu dalam tangas es, kemudian tambahkan 50 ml air.
Tuangkan campuran reaksi kedalam corong pisah dan pisahkan
lapisan. Hati-hati memisahkan lapisan cairan yang mengandung ester.
Cuci ester kasar (crude ester) dengan 50 ml NaHCO 3 5% dengan
memindahkan ester dan larutan NaHCO3 ke corong pisah dan kocok
campuran beberapa saat. Pisahkan dan buang lapisan airnya. Cuci
ester pada saat ketiga dengan 30 ml air. Pisahkan lapisan dan
pindahkan ester kedalam erlenmeyer. Keringkan produk dengan
membiarkannya bersama 0,5 g kalsium klorida anhidrat selama
semalam.

ALDA HASRUM MAMAT PRATAMA S.Farm., M,Si., Apt


15020160061
SINTESIS METIL SALISILAT

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum yaitu alat
refluks, baskom, batu didih, botol semprot, cawan porselin, corong
pisah, erlenmeyer, gelas piala, gelas ukur, labu alas bulat, pipet tetes,
pipet volume, sendok tanduk dan timbangan analitik,
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
aquadest, asam salisilat, asam sulfat pekat, es batu, kalsium klorida,
Natrium hidrokarbonat, methano, magnesium sulfat, vaselin.
3.3 Cara Kerja
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dimasukkan
2,0381 gram asam salisilat. dan 12 mL methanol kedalam labu alas
bulat, setelah itu ditambahkan secara hati-hati 4 mL asam sulfat
pekat, kemudian dipanaskan campuran sampai mendidih
menggunkan refluks selama 2-2,5 jam. Kemudian dimasukkan batu
didih kedalam labu alas bulat, didinginkan larutan dengan
mencelupkan dalam wadah yang berisi air es, kemudian tambahkan
25 mL air, dipisahkan lapisan dengan menggunakan corong pisah
(hati-hati dalam memisahkan) setelah itu dicuci lapisan ester kasar
dengan 25 mL NaCOH 5% dengan memindahkan ester kasar dan
NaCOH 5% kedalam corong pisah, kocong sampai terpisah secara
sempurna, lalu pisahkan fasa organic dan fasa air (dibuang) kemudian
dilakukan pencucian yang ketiga ketiga menggunakan air dan lapisan
ester yang dikeringkan. Diamati metil salisilat yang terbentuk dan
hitung % rendamennya.

ALDA HASRUM MAMAT PRATAMA S.Farm., M,Si., Apt


15020160061
SINTESIS METIL SALISILAT

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
a. Data pengamatan
Berat
Berat asam Berat kertas
Sintesis kertas
salisilat saring + sampel
saring
Metil Salisilat 2 ,0381 gr 41,56 gr 138,12

b. Perhitungan
1. Penentuan besar teoritis
Mol Asam Salisilat = Mol Melit Salisilat
gr gr
=
BM BM

2,0381 x
=
138,12 102, 15

204,30
x=
138,12

x = 1,50 gr

2. Penentuan Berat Praktikum


Berat Capor akhir – Berat Capor kosong
= 49,40 – 41,56 gr
= 7,84 gr
3. Rumus Berat Praktikum
Berat Praktikum
% Rendaman = x 100%
Berat Teoritis
7,84 gr
% Rendaman = x 100%
1,50 gr
= 522,66 gr
c. Reaksi

ALDA HASRUM MAMAT PRATAMA S.Farm., M,Si., Apt


15020160061
SINTESIS METIL SALISILAT

Asam Salisilat + methanol Metil Salisilat + air

4.2 Pembahasan
Metil salisilat adalah salah satu turunan asam salsisilat, yang
dapat digunakan sebagai analgetik (anti nyeri), metil salisilat senyawa
ester yang pada suhu ruangan berfase cair (tidak berwarna). Proses
pembuatan metil salisilat dalam praktikum ini menggunakan prinsip
esterifikasi menggunakan asam salisilat dan metanol.
Pada percobaan ini dilakukan refluks terlebih dahulu
menggunakan labu alas bulat, kemudian dimasukkan 2,0381 gram
asam salisilat, dan metanol 12 mL ke dalam labu alas bulat. Asam
salisilat ini akan larut dengan cepat karena menggunakan pelarut
metanol, kemudian di tambahkan secara hati – hati 4 mL Asam sulfat
pekat. Digunakan metanol karena metanol merupakan pelarut
semipolar yang dapat melarutkan baik bahan polar maupun bahan
yang kurang polar. Alasan penambahan asam sulfat pekat yang
berfungsi sebagai katalisator yang sifatnya asam dan hanya untuk
mempercepat laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasinya.
Penambahan asam sulfat ini dilakukan diawal atau terdahulu pada
percobaan ini bertujuan agar tidak terjadinya prematur, yaitu terbentuk
metil salisilat sebelum waktu yang diinginkan. Penggunaan
konsentrasi yang pekat karena yang pekat memiliki energi aktivasi
yang lebih tinggi dibanding dengan yang encer. Hal ini dikarenakan
untuk dapat mengkatalisis suatu reaksi, maka katalisator yang
digunakan harus mampu menurunkan energi aktivasi reaktan dengan
cara mempengaruhinya melalui energi aktifasi miliknya sendiri. Oleh

ALDA HASRUM MAMAT PRATAMA S.Farm., M,Si., Apt


15020160061
SINTESIS METIL SALISILAT

karena itu, diupayakan atau disyaratkan agar energi aktifasi katalisator


lebih tinggi dari energi aktifasi reaktan.
Setelah semua bahan berada di dalam labu alas bulat maka
selanjutnya di lakukan refluks selama kurang lebih 2-2,5 jam. Proses
refluks mengikuti prinsip kesetimbangan. Dimana pada ujung
kondensor ditutup dengan kapas agar uapnya tidak keluar. Kemudian
pada kapas tersebut diolesi vaseline. Digunakan vaselin untuk
merekatkan kapas dan labu alas bulat sehingga tidak ada udara
masuk kedalam kondensor. Didalam labu alas datar yang berisikan
campuran asam metil salisilat dan bahan tambahan metanol di
dalamya juga terdapat batu didih alasan digunakan batu didih yaitu
untuk mengurangi letupan pada saat pencampuaran bahan. Batu didih
memiliki pori-pori sehingga dapat menyerap panas dan
menyebarkannya ke segala arah secara merata sehingga panas yang
berlebih dapat dihindari.
Mekanisme terbentuknya metil salisilat yaitu asam salisilat
bereaksi dengan metanol yang memiliki gugus metil dimana akan
membentuk metil salisilat dan air, gugus OH yang terdapat pada asam
salisilat akan terlepas dan berikatan dengan H + sehingga akan
terbentuk H2O, dan gugus lainnya yang ada di salisilat berikatan
dengan metil sehingga terbentuk senyawa metil salisilat.
Alasan dilakukan pemisahan menggunakan corong pisah yaitu
pisah yaitu untuk memudahkan dalam pemisahan metil salisilat dan
air yang memiliki perbedaan fasa.
Terdapat indikator yang menjadi acuan untuk melihat
terbentuknya metil salisilat yaitu munculnya bau aromatis gandapura
pada kapas penyumbat kondensor serta terbentuk lapisan cairan
yang berpisah dari larutan asam salisilat. Untuk mencegah terjadinya
penguapan maka labu yang berisi metil salisilat segera dimasukkan
dalam tangas es. Pemanasan yang dilakukan bertujuan untuk

ALDA HASRUM MAMAT PRATAMA S.Farm., M,Si., Apt


15020160061
SINTESIS METIL SALISILAT

mempercepat reaksi dimana pemanasan sebenarnya untuk


mempercepat pemutusan rantai–rantai samping sari asam salisilat
sehingga mempermudah gugus metil untuk nantinya berikatan dengan
asam salisilat.
Pada percobaan ini digunakan Metanol absolut artinya yang
kadar airnya sangat rendah atau hanya mengandung metanol saja.
Hal ini dimaksudkan agar hasil sampingnya yaitu air yang diperoleh
setelah bereaksi tidak berlebihan, sebab jika berlebihan maka air
tersebut akan bereaksi kembali dengan metil salisilat dan metanol
sehingga jumlah dari metil yang hendak diperoleh berkurang. Dalam
reaksi ini memerlukan katalis, karena itu dalam percobaan ini
digunakan H2SO4 sebagai katalisator yang berguna untuk
mempercepat reaksi pembentukan metil salisilat. Adapun penggunaan
asam sulfat P, karena asam sulfat P memiliki energi aktivasi miliknya
sendiri. Oleh karena itu diupayakan agar aktivasi katalisator lebih
tinggi dari energi aktivasi reaktan. Sedangkan penambahan NaHCO 3 5
% dimaksudkan untuk menetralkan kelebihan asam ataupun sisa
asam setelah reaksi berlangsung.
Kondensor digunakan sebagai pendingin agar terjadi
kondensasi uap. Penambahan batu didih pada labu alas bulat agar
mengurangi jumlah kalor pada saat pemanasan, karena batu didih
memiliki pori untuk menyimpan kalor. Celah kondensor ditutup dengan
kapas bertujuan untuk mencegah terjadinya pelepasan uap selama
proses pemanasan/ refluks dan juga untuk mengetahui aroma khas
dari metil salisilat yang terbentuk.
Penambahan Natrium Bikarbonat bertujuan untuk menetralisir
kelebihan dari penambahan asam sulfat sedangkan penambahan air
berfungsi untuk melarutkan zat–zat pengotor agar metil yang
diperoleh benar–benar murni dan bebas dari zat lain. Penggunaan air
yang pertama yaitu untuk mencuci ester kasar sedangkan

ALDA HASRUM MAMAT PRATAMA S.Farm., M,Si., Apt


15020160061
SINTESIS METIL SALISILAT

penambahan air yang kedua untuk mencuci kelebihan dari Natrium


Bikarbonat.
Metil salisilat (produk) yang dihasilkan dicuci dahulu dengan
NaHCO3 dimasukkan untuk mengikat sisa asam yang masih ada
dalam ester termasuk. Pencucian dengan NaHCO 3 untuk
menjernihkan hasil kristal yang terbentuk berfungsi dan juga untuk
menetralkan kelebihan atau sisa asam sulfat sehingga didapatkan
hasil yang murni.
Pemurnian yang terakhir yaitu dengan menambahkakan metil
salisilat dengan pelarut air. Dan diperoleh metil salisil sebanyak 7,4 gr
dengan % rendamen yaitu 522,66 gr %.

ALDA HASRUM MAMAT PRATAMA S.Farm., M,Si., Apt


15020160061
SINTESIS METIL SALISILAT

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan maka dapat disimpulkan bahwa
% rendamen yang diperoleh adalah 522, 66 gr
5.2 Saran
Sebaiknya asisten selalu mendampingi praktikan agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Mohon agar asisten datang tepat
waktu agar prktikum bisa dimulai tepat waktu dan selesai pada batas
waktu ditentukan.

ALDA HASRUM MAMAT PRATAMA S.Farm., M,Si., Apt


15020160061
SINTESIS METIL SALISILAT

LAMPIRAN
I. Skema Kerja
Disiapkan alat dan bahan

Dimasukkan 2,0381 gram asam salisilat kedalam labu alas bulat


dan 12 mL methanol

Ditambahkan 4 mL asam sulfat pekat

Dipanaskan campuran sampai mendidih menggunkan refluks


selama 2-2,5 jam

Dimasukkan batu didih kedalam labu alas bulat,

Didinginkan larutan dengan mencelupkan dalam wadah yang


berisi air es

Ditambahkan 25 mL air dan dipisahkan lapisan dengan


menggunakan corong pisah

Dicuci lapisan ester kasar dengan 25 mL NaCOH 5%


Di pindahkan ester kasar dan NaCOH 5% kedalam corong
pisah, pisahkan fasa organic dan fasa air (dibuang)

ALDA HASRUM /
MAMAT PRATAMA S.Farm., M,Si., Apt
15020160061
SINTESIS METIL SALISILAT

Dicuci kembali menggunakan air dan lapisan ester dikeringkan.

Diamati metil salisilat yang terbentuk dan hitung %


rendamennya.

II. Gambar

DAFTAR PUSTAKA

ALDA HASRUM MAMAT PRATAMA S.Farm., M,Si., Apt


15020160061
SINTESIS METIL SALISILAT

Anonim., 2018, Penuntun Kimia Organik Sintesis, Universitas Muslim


Indonesia, Makassar.

Budiman, Kusumaningtyas, Pradana dan Lestari., 2017, Biodiesel : Bahan


Baku, Proses, dam Teknologi, Gadjah Mada University Press,
Jakarta.

Ditjen POM., 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen


Kesehatan RI, Jakarta.

Fatrina dan Winarko., 2013, Prancangan Pabrik Metil Salisilt Dari Asam
Salisilat Dan Metanol Dengan Kapasitas 30.000Ton/Tahun,
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Jakarta.

Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah


Mahasiswa Kedokteran dan Program Sastra 1 Fakultas Bioeksakta.
Jakarta: Buku Kedokteran.

Tjay, Hoan, 2015. Obat-obat Penting.Penerbit : Alex Media Komputindo


kelompok Gramedia : Jakarta..

ALDA HASRUM MAMAT PRATAMA S.Farm., M,Si., Apt


15020160061

Anda mungkin juga menyukai