Anda di halaman 1dari 18

NITRITOMETRI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nitrimetri merupakan cara menganalisa volumetri yang
berdasarkan pada reaksi pembentukan suatu garam diazonium.
Dimana garam diazonium itu terbentuk dari hasil reaksi antara
senyawa yang mengandung gugus amin aromatis bebas, pada suhu
di bawah 15°C dalam senyawa asam.
Analisa kualitatif dapat dilakukan dengan cara klinik maupun
instrumental yaitu dengan menggunakan alat modern. Cara klasik
dapat dibagi menjadi beberapa metode. Namun pada praktikum kali
ini metode yang digunakan adalah metode volumetri.
Reaksi diazitosi telah digunakan secara umum untuk
penetapan gugusan amin aromatis dalam industry zat warna dan
dipakai untuk penetapan sulfanilamide dan semua senyawa-senyawa
yang mengandung gugus amino aromatis.
Dalam titrasi diazotasi, digunakan dua macam indikator, yaitu
indikator dalam dan indikator luar. Sebagai indikator dalam digunakan
campuran indikator tropeolin OO dan metilen biru, yang mengalami
perubahan warna dari ungu menjadi biru kehijauan. Sedangkan untuk
indikator luarnya digunakan kertas kanji iodide
Pada nitrimetri senyawa-senyawa dapat ditentukan dengan
metode seperti sulfamerazin, sulfadiazin dan sulfanilamid. Senyawa-
senyawa ini dalam dunia farmasi sangat bermanfaat seperti
sulfanilamid sangat berguna sebagai obat antimikroba. Melihat
kegunaannya tersebut maka percobaan ini perlu dilakukan agar
penyalahgunaan obat-obatan tersebut dapat dihindari.

ALDA HASRUM MASDIANA TAHIR S.Farm.,M.Si.,Apt


15020160061
NITRITOMETRI

1.2 Maksud Praktikum


Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami cara penentuan kadar sulfadiazin dan kloramfenikol
dengan metode nitrimetri.
1.3 Tujuan Praktimum

Adapun tujuan dari praktikum yaitu untuk menentukan kadar


Sulfadiazin dan kloramfenikol dengan menggunakan metode
nintrimetri.

ALDA HASRUM MASDIANA TAHIR S.Farm.,M.Si.,Apt


15020160061
NITRITOMETRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Nitritometri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif
dengan menggunakan larutan baku Natrium Nitrit. Nitritometri disebut
juga dengan metode titrasi diazotasi. Senyawa-senyawa yang dapat
ditentukan kadarnya dengan metode nitritometri diantaranya adalah
penisili dan sulfamerazin. Penetapan kadar senyawa ini dilakukan
untuk mengetahui kemurnian zat tersebut dalam satu sampel
(khopkar, 2003).
Indikator dalam terdiri atas campuran tropeolin OO dan metilen
biru. Tropelin OO merupakan indikator asam-basa yang berwarna
merah dalam suasana asam dan berwarna kuning bila dioksidasi oleh
adanya kelebihan asam nitrit, sedangkan metilen bitu sebagai
pengontras warna sehingga pada titik akhir titrasi akan terjadi
perubahan dari ungu menjadi biru sampai hijau tergantung senyawa
yang dititrasi (Watzon, 2010).
Pemakaian kedua indikator ini ternyata memiliki kekurangan.
Pada indikator luar harus diketahui dulu perkiraan jumlah titran yang
diperlukan, sebab kalau tidak tahu perkiraan jumlah titran yang
diperlukan, maka akan sering melakukan pengujian apakah sudah
tercapai titik akhir titrasi atau belum. Disamping itu, kalau sering
melakukan pengujian, dikhawatirkan akan banyak larutan yang
dititrasi (sampel) yang hilang pada saat pengujian titik akhir.
Sementara itu, pada pemakaian indikator dalam walaupun
pelaksanaanya mudah tetapi seringkali untuk senyawa yang berbeda
akan memberikan warna yang berbeda. Untuk mengatasi hal ini, maka
digunakan metode pengamatan titik akhir secara potensiometer (Ibnu,
2007).
Pada titrasi diazotasi, penentuan titik akhir titrasi dapat
menggunakan indikator luar, indikator dalam, dan secara
ALDA HASRUM MASDIANA TAHIR S.Farm.,M.Si.,Apt
15020160061
NITRITOMETRI

potensiometri. Indikator luar yang digunakan adalah pasta kanji-iodida


atau dapat pula menggunakan kertas kanji-iodida. Ketika larutan
digoreskan pada pasta atau kertas, adanya kelebihan asam nitrit akan
mengoksidasi iodide menjadi iodium dan dengan adanya kanji atau
amilum akan menghasilkan warna biru segera. Indikator kanji-iodida
ini peka terhadap kelebihan 0,05 – 0,10 ml natrium nitrit dalam 200 ml
larutan. Titik akhir titrasi tercapai apabila pada penggoresan lautan
yang dititrasi pada pasta kanji-iodida atau kertas kanji-iodida akan
terbentuk warna biru juga terbentuk beberapa saat setelah dibiarkan
di udara. Hal ini disebabkan karena oksidasi iodida oleh udara (O 2).
Untuk meyakinkan apakah benar-benar sudah terjadi titik akhir titrasi,
maka pengujian seperti di atas dilakukan lagi setelah dua menit
(David, 2001).
Penetapan kadar zat dengan jalan titrasi menggunakan natrium
nitrit sebagai titran dinamakan nitrimetri. Titrasi ini digunakan untuk
pembentukan garam diazonium dengan asam nitrit (Wunas, 2010).
Senyawa amin lainnya dapat mengganggu metode ini karena
bereaksi juga dengan asam nitrit membentuk gas nitrogen. Kedua jenis
reaksi itu dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan kadar
senyawa yang bersangkutan, hal- hal perlu diperhatikan pada reaksi
diazotasi:
1. Suhu
Titrasi diazotasi sebaiknya dilakukan pada suhu rendah,
lebih kecil dari 15oC karena asam nitrit yang terbentuk dari reaksi
natrium nitrit dengan asam tidak stabil dan mudah terurai, dan
garam diazonium yang terbentuk pada hasil titrasi juga tidak stabil.
2. Keceptan reaksi
Reaksi titrasi amin aromatis pada reaksi diazotasi berjalan
agak lambat, titrasu sebaiknya dilakukan secara perlahan-lahan,
dan

ALDA HASRUM MASDIANA TAHIR S.Farm.,M.Si.,Apt


15020160061
NITRITOMETRI

dalam titrasi diazotasi, digunakan dua macam indikator, yaitu


indikator dalam dan indikator luar. Sebagai indikator dalam
digunakan campuran indikator tropeolin oo dan metilen biru, yang
mengalami perubahan warna dari ungu menjadi biru kehijauan,
sedangkan untuk indikator luarnya digunakan kertas kanji ioida
(Khopkar, 2003).
Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia
karena berbagai zat organik dan zat anorganik dapat ditentukan
dengan cara ini. Namun demikian agar tirasi redoks ini berhasil
dengan baik, maka persyaratan berikut harus dipenuhi (Rivai, 1995):
1. Harus tersedia pasangan sistem redoks yang sesuai sehingga
terjadi pertukaran elektron secara stokhiometri.
2. Reaksi redoks harus berjalan cukup cepat dan berlangsung secara
terukur (kesempurnaan 99%).
3. Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai.
Salah satu metode yang termasuk dalam titrasi redoks adalah
diazotasi (nitritometri). Titrasi diazotasi berdasarkan pada
pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatis bebas yang
direaksikan dengan asam nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh
dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu asam (Wunas,
1986).
Sudah kita lihat bahwa dalam titrasi redoks ada dua jenis
indikator, indikator khusus yang bereaksi dengan salah satu
komponen yang bereaksi, dan indikator oksidasi reduksi yang
sebenarnya tidak tergantung dari salah satu zat, tetapi hanya pada
potensial larutan selama titrasi. Pemilihan indikator yang cocok
ditentukan oleh kekuatan oksidasi titran dan titrat, dengan perkataan
lain, potensial titik ekivalen titrasi tersebut. Bila potensial peralihan
indikator tergantung dari pH, maka juga harus B.diusahakan agar pH
tidak berubah selama titrasi berlangsung (Harjadi, 1986).

ALDA HASRUM MASDIANA TAHIR S.Farm.,M.Si.,Apt


15020160061
NITRITOMETRI

2.2 Uraian Bahan


1. Asam Klorida (Ditjen POM,1979)
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam klorida
Rumus molekul : HCl
Berat molekul : 194,2
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau
yang merangsang jika diencerkan 2
bagian volume
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
2. Aquadest (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air Suling
Rumus molekul : H2O
Rumus struktur :H-O–H
Berat molekul : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa, dan
tidak memiliki warna.
Kelarutan : Tidak larut dalam minyak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut
3. Kalium Bromida (Dirjen POM,1979)
Nama resmi : KALII BROMIDUM
Nama lain : Kalium bromida
Rumus molekul : KBr

ALDA HASRUM MASDIANA TAHIR S.Farm.,M.Si.,Apt


15020160061
NITRITOMETRI

Berat molekul : 49,01


Pemerian : Hablur tidak berwarna, buram atau
transparan,
tidak berbau, rasa asin, agak pahit.
Kelarutan : Larut dalam kurang 1,6 bagian air, juga dalam
lebih kurang 200 bagian etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
4. Kloromfenikol (Dirjen POM, 2014)
Nama resmi : CHLORAMPHENICOL
Nama lain : Kloromfenikol
Rumus molekul : C11H12Cl2N2N2O5
Berat molekul : 323,13
Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng
memanjang, putih hingga putih kelabu atau
putih kekuningan, larutan praktis netral
terhadap lakmus P, stabil dalam larutan netral
atau larutanb agak asam.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam
etanol
dalam propilen glikol, dalam aseton dan
dalam
etil asetat
penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Sebagai sampel
5. Natrium Nitrit (Dirjen POM,1979)
Nama resmi : NATRII NITRIT
Nama lain : Natrium Nitrit
Rumus molekul : NaNO2
Rumus struktur :H-O–H
Berat molekul : 69,00

ALDA HASRUM MASDIANA TAHIR S.Farm.,M.Si.,Apt


15020160061
NITRITOMETRI

Pemerian : Hablur atau granul, tidak berwarna atau putih


putih kekuningan rapuh
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut,
dalam etanol 95% P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai titran
6. ZINK (Dirjen POM 1979)
Nama resmi : ZINCI OKSIDUM
Nama lain : Flowars of zink
Rumus molekul : Zno
Berat molekul : 81,38
Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih
atau putih kekuningan, tidak berbau, tidak
berasa, lambat laun menyerap karbondioksida
dari udara
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Bersama HCl mereduksi gugus NO2 menjadi
gugus amin aromatis bebas.
2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2017)
1. Penentuan Kadar Kloramfenikol
Timbang saksama 500 mg zat uji, pindahkan kedalam gelas
piala 250 ml. Tambahkan 20 ml HCl pekat dan 5 gr serbuk zink
sedikt demi sedikit, kemudian tambahkan lagi 10 ml HCl. Setelah
Zink larut, dinginkan larutan. Tambahkan 3 gr Kalium bromide dan
titrasi secara perlahan-lahan sambil diaduk dengan NaNO 2 0,1 N.
Titrasi dianggap selesai bila 3 menit setelah penambahan titran
yang terakhir pada larutan masih menimbulkan warna biru pada
pasta kanji iodide.
Tiap ml NaNO2 0,1 N setara dengan 0,0323 gr Koloromfenikol

ALDA HASRUM MASDIANA TAHIR S.Farm.,M.Si.,Apt


15020160061
NITRITOMETRI

2. Penentuan kadar sulfadiazin


Timbang saksama 500 mg zat uji, Larutkan dalam 75 ml air
suling dan 10 ml HCl pekat. Dinginkan dan titrasi dengan larutan
baku NaNO2 0,1 N pada temperatur tidak kurang dari 15oc
menggunakan indikator treopolin OO 0,1% dengan metil biru 0,1%
sambil diaduk sampai terjadi perubahan warna dari ungu ke biru
hijau.
Tiap ml NaNO2 0,1 N setara dengan 25, 03 mg Sulfadiazin.

ALDA HASRUM MASDIANA TAHIR S.Farm.,M.Si.,Apt


15020160061
NITRITOMETRI

BAB 3 METODE KERJA


3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu,
baskom, botol semprot, buret, corong, erlenmeyer, gelas kimia, gelas
ukur, pipet volume, termometer dan statif.
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu,
Aquadest, Aluminium foil, es batu, HCl pekat, kertas indicator kanji,
kertas timbang, Kloramfenikol, Natrium Nitrit, Sulfadiazin dan tissue,
3.3 Cara Kerja
1. Penentuan kadar kloramfenikol
Ditimbang saksama 100 mg kloramfenikol, kemudian dilarutkan
dalam 4 ml HCl pekat dan ditambahkan 1 g serbuk Zink. Kemudian
tambahkan dengan 2 mL HCl dan 0,6 KBr. Lalu titrasi dengan
menggunakakkan larutan baku NaNO2 selama 3 menit kemudian
hasil titrasi tadi ditotolkan diatas kertas kanji hingga menimbulkan
warna pada pasta kanji iodida.
2. Penentuan kadar Sulfadiazin
Ditimbang 100 sulfadiazin, kemudian dilarutkan dalam 15 ml
aquadest dan 2 mL HCl pekat. Kemudian ditambahkan larutan
indikator tropeolin OO 0,1 % dan indikator metil biru 0,1. Dinginkan
dan titrasi dengan larutan baku NaNO 2 tidak kurang dari 150C hingga
terjadi perubahan dari warna ungu ke warna biru hijau.

ALDA HASRUM MASDIANA TAHIR S.Farm.,M.Si.,Apt


15020160061
NITRITOMETRI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
1. percobaan Berat N Berat Volume %
sampel setara titran kadar
Kloromfeniko 100 0,1 25,03 6 ml 6,932
l
Sulfadiazin 100 0,1 32,3 1,3 150,18

Reaksi
Reaksi diazotasi antara sulfadiazin dengan NaNO 2 :
NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl

Reaksi yang terjadi pada kertas kanji iodida (indikator luar):


NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl
KI + HCl KCl + HI
2 HI + 2 HNO2 I2 + 2 NO + 2 H2O
I2 + Kanji Kanji Iod (biru)
2. Perhitungan
1. Kloramfenikol
V . titran× N × Bst
% Kadar = ×100 %
Bs× Fk
V . titran x 32,3
=
605,7
1,3 x 32,3
= ×100 %
605,7
= 0,0932 x 100%
= 6,932%

ALDA HASRUM MASDIANA TAHIR S.Farm.,M.Si.,Apt


15020160061
NITRITOMETRI

2. Sulfadiazid
V . titran× N × Bst
% Kadar = ×100 %
Bs× Fk
6 ml ×0,1 ×25,03
= ×100 %
100 ×0,1
= 150,18%
4.2 Pembahasan
Nitritometri adalah metode penetapan kadar secara kuantitatif
dengan menggunakan larutan baku natrium nitrit. Metode ini biasa
disebut juga dengan metode titrasi diazotasi. Titrasi diazotasi
didasarkan pada pembentukan garam diazonium dari gugus amin
aromatis bebas yang direaksikan dengan asam nitrit, dan asam nitrit
diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu asam.
Hal ini karena asam nitrit sangat tidak stabil dan mudah teroksidasi
menjadi asam nitrat oleh udara.
Percobaan ini dilakukan pada suhu kurang 15°C. Hal ini agar
asam nitrit yang terbentuk dari natrium nitrit dari asam klorida tidak
mudah terurai pada suhu kamar.
Tujuan dari percobaan nitrimetri ini adalah Menentukan kadar
kloramfenikol dan Sulfamerazin dengan menggunakan metode
nintrimetri.
Pada percobaan pertama yaitu penentuan kadar kloramfenikol
digunakan sampel kloramfenikol dan NaNO 2 dan HCl sebagai
pereaksi. Cara kerja pada penentuan kadar kloramfenikol yaitu
Ditimbang saksama 100 mg kloramfenikol, kemudian dilarutkan dalam
4 ml HCl pekat dan ditambahkan 1 g serbuk Zink. Kemudian
tambahkan dengan 2 mL HCl dan 0,6 gr kalium bromide. Lalu titrasi
dengan menggunakakkan larutan baku NaNO 2 0,1 N selama 3 menit
kemudian hasil titrasi tadi ditotolkan diatas kertas kanji hingga
menimbulkan warna pada pasta kanji iodida.

ALDA HASRUM MASDIANA TAHIR S.Farm.,M.Si.,Apt


15020160061
NITRITOMETRI

Pada percobaan kedua ini digunakan sampel sulfadiazin


dengan indikator tropeolin OO dan metil biru, natrium nitrit sebagai
nitran, dan HCl pekat sebagai pereaksi. Cara kerja pada percobaan ini
yaitu Ditimbang 100 sulfadiazin, kemudian dilarutkan dalam 15 ml
aquadest dan 2 ml HCl pekat. Kemudian ditambahkan larutan
indikator tropeolin OO 0,1 % dan indikator metil biru 0,1. Dinginkan
dan titrasi dengan larutan baku NaNO2 tidak kurang dari 150C hingga
terjadi perubahan dari warna ungu ke warna biru hijau.
Kadar kloramfenikol yang didapatkan yaitu 6,932%. Menurut
Farmakope Indonesia Edisi III, kadar kloramfenikol berkisar antara
98% - 103%. Sehingga dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh
tidak sesuai dengan literatur yang ada.
Kadar sulfamerazin yang didapatkan pada percobaan
ini  adalah 150,18%. Menurut Farmakope Indonsia Edisi III, kadar
Sulfadiazin yaitu mengandung tidak kurang dari 99,0% C 11H12N4O2S.
Sehingga diketahui bahwa hasil yang diperoleh tsesuai dengan
literatur yang ada.
Adapun  faktor kesalahan yang dapat terjadi dalam percobaan
yang mana mengakibatkan hasil titrasi yang tidak sesuai dengan yang
diinginkan atau dibandingkan dengan literature hal ini di karenakan
beberapa faktor seperti, menentukan titik akhir titrasi yang kurang
tepat, dimana titrasi ditentukan tidak tepat sebelum atau sesudah titik
ekuivalen, ketidaktelitian dalam membaca skala alat ukur, pemberi air
dalam melarutkan larutan serta kesalahan dalam melakukan
penimbangan atau penentuan berat sampel yang digunakan dalam
titrasi.
Dalam dunia farmasi, kloramfenikol digunakan sebagai antibiotik.
Kloramfenikol merupakan antibiotik yang mempunyai aktifitas
bakteriostatik dan pada dosis tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas
antibakterinya bekerja dengan menghambat sintesis protein dengan

ALDA HASRUM MASDIANA TAHIR S.Farm.,M.Si.,Apt


15020160061
NITRITOMETRI

jalan meningkatkan ribosom subunit 50S yang merupakan langkah


penting dalam pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol efektif
terhadap bakteri aerob gram positif dan beberapa bakteri aerob gram
negatif. Kloramfenikol berkhasiat untuk pengobatan infeksi yang
disebabkan oleh Salmonella thypi dan Salmonella parathypi. Namun
demikian, kloramfenikol tidak aktif terhadap virus, jamur, dan
protozoa.
Sementara sulfadiazine merupakan obat golongan antibiotik
sulfonamide yang digunakan untuk menangani sejumlah infeksi akibat
bakteri. Selain mengobati, sulfadiazine juga bisa digunakan untuk
mencegah episode yang berulang atau kambuh pada penderita
demam rematik.

ALDA HASRUM MASDIANA TAHIR S.Farm.,M.Si.,Apt


15020160061
NITRITOMETRI

BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari percobaan nitrimetri dapat disimpulkan bahwa kadar
kloramfenikol adalah 6,932 %.
2. Dari percobaan dapat disimpulkan persen kadar sulfadiazin adalah
150,18%.
5.2  Saran
Alat praktikum yang ingin digunakan sebaiknya lebih lengkap,
sehingga praktikum lebih cepat berlangsung.

ALDA HASRUM MASDIANA TAHIR S.Farm.,M.Si.,Apt


15020160061
NITRITOMETRI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2017, Penuntun dan Laporan Praktikum


Kimia Analisis, Universitas Muslim Indonesia, Makassar.

Ibnu, G., 2007, Kimia Farmasi analisis, Pustaka pelajar, Yogyakarta.

Dirjen POM., 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, Departemen


Kesehatan RI, Jakarta.

Dirjen POM., 2014, Farmakope Indonesia, edisi V, Depatemen


Kesehatan RI, Jakarta.

Harjadi, W., 1986, Ilmu Kimia Analitik Dasar, Gramedia, Jakarta.

Khopkar S.M., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia,


Bandung.

Rivai, H., 1995, Asas Pemeriksaan Kimia, Universitas Indonesia Press,


Jakarta.

Wunas, J., Said, S., 1986, Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif, UNHAS,
Makassar.

Watzon., 2010, Asas Pemeriksaan Kimia, UI press, jakarta.

ALDA HASRUM MASDIANA TAHIR S.Farm.,M.Si.,Apt


15020160061
NITRITOMETRI

Lampiran I Skema Kerja

1. Penentuan kadar kloromfenikol

Ditimbang 100 mg kloromfenikol

pindahkan kegelas piala 250 ml

Ditambahkan 4 ml HCl pekat

Ditambahkan 1 gr serbuk zink sedikit demi sedikit

Ditambahkan 0,6 gr kalium bromide

Dititrasi dengan NaNO2 0,1 N

Titrasi dianggap selesai


bila selama 3 menit
masih menghasilkan warna biru pada pasta kanji
2. Penentuan kadar Sulfadiazin
Ditimbang 100 mg sulfadiazin

Larutkan dalam 15 ml aquadest


Ditambahkan 2 ml HCl pekat

Dinginkan

Titrasi dengan larutan baku NaNO2 0,1 N

Pada temperatur tidak kurang dari 15oc

ALDA HASRUM MASDIANA TAHIR S.Farm.,M.Si.,Apt


15020160061
NITRITOMETRI

menggunakan indikator Tropeolin OO 0,1% dan Metilen Biru 0.1%

Amati perubahan dari ungu ke biru hijau


Lampiran II Gambar

Larutan yang didinginkan titrasi NaNO2

+ kalium bromide +
Kloromfenikol + aquadest +
NaNO2 0,1 N
serbuk zink

ALDA HASRUM MASDIANA TAHIR S.Farm.,M.Si.,Apt


15020160061
Hasil totolan

Anda mungkin juga menyukai