Anda di halaman 1dari 13

TUGAS RUTIN 1

BETON PRATEGANG

Disusun Oleh
Kelompok 6:

Nama : Arnold HamonanganSitumorang 5173550013


GunawantaSembiring 5173250013
Linda NopriyaniBerutu 5173550031
Marinda Simbolon 5171250009
Rurin Susanti 5173250025
Dosen Pengampu : Denny Meisandy Hutauruk,S.T.,M.T.

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, kamidapat menyelesaikan tugas makalahbetonprategang. Dan kami berterima kasih
kepada bapakDenny
MeisandyHutauruk,S.T.,M.T.selakudosenpengampumatakuliahBetonPrateganginiyang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kamisangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kami dan pembaca mengenai materi ekonomi teknik.Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga tugasyang telah kami buat mudah dipahami oleh pembacanya. Sekiranya tugas
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kelompok kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
tugas ini di waktu yang akan datang.

Medan, 24 Maret 2020

Penulis:
A. Konsep Dasar Beton Prategang

Beton prategang adalah jenis beton dimana tulangan bajanya ditarik/ditegangkan terhadap
betonnya. Penarikan ini menghasilkan system kesetimbangan pada tegangan dalam (tarik
pada baja dan tekan pada beton) yang akan meningkatkan kemampuan beton menahan beban
luar.
Karena beton cukup kuat dan daktail terhadap tekan dan sebaliknya lemah serta rapuh
terhadap tarikan maka kemampuan menahan beban luar dapat ditingkatkan dengan
pemberian pratekan (Collins & Mitchell, 1991).
Pada beton bertulang, prategang pada umumnya diberikan dengan menarik baja tulangan.
Gaya tekan disebabkan oleh reaksi baja tulangan yang ditarik, mengakibatkan berkurangnya
retak, elemen beton prategang akan jauh lebih kokoh dari elemen beton bertulang biasa.
Prategangan juga menyebabkan gaya dalam yang berlawanan dengan gaya luar dan
mengurangi atau bahkan menghilangkan lendutan secara signifikan pada struktur.
Menurut T.Y. Lin dan Burns (1982), Ada tiga kosep dasar yang dipakai untuk menganalisis
sifat-sifat dasar dari beton prategang, yaitu:
1) Sistem prategang untuk mengubah beton menjadi bahan yang elastis
sistem prategang untuk mengubah beton menjadi bahan yang elastis. Ini merupakan buah
pemikiran Eugene Freyssinet yang memvisualisasikan beton prategang pada dasarnya
adalah beton yang ditransformasikan dari bahan yang getas menjadi bahan elastis dengan
memberikan tekanan (desakan) terlebih dahulu (pratekan) pada bahan tersebut. Dari
konsep ini lahirlah kriteria “tidak ada tegangan tarik” pada beton.

Dalam bentuk paling sederhana, balok persegi panjang yang diberikan prategang oleh
sebuah tendon yang melalui sumbu yang melalui titik berat dan dibebani oleh gaya
eksternal. Gaya tarik prategang P pada tendon menghasilkan gaya tekan P yang sama
pada beton yang bekerja pada titik berat tendon. Pada keadaan ini gaya berada pada titik
berat penampang beton. Akibat gaya prategang P, tegangan merata sebesar:
F = P/A
Dengan:
P = gaya prategang efektif
F = tegangan satuan
A = luas penampang

Akan timbul pada penampang seluas A. jika M adalah momen eksternal pada penampang
akibat beban dan berat sendiri balok, maka tegangan pada setiap titik sepanjang
penampang akibat M adalah:
F = (M × Y) / I
Dengan:
f = tegangan satuan
M = momen pada penampang
Y = jarak dari sumbu yang melalui titik berat
I = momen inersia pada penampang
Jadi distribusi tegangan yang dihasilkan adalah:
F = (P / A) ± (M × Y) / I)
Di sini gaya resultan tekan P pada beton bekerja pada titik berat tendon yang berjarak e
dari c.g.c. Akibat gaya prategang yang eksentris, beton dibebani oleh momen dan beban
langsung. Jika momen yang dihasilkan oleh system prategang adalah P.e, dan tegangan-
tegangan akibat momen ini adalah:
F = (P × e × y) / I

Dengan, e = eksentrisitas titik berat tendon dari c.g.c (mm)


maka, distribusi tegangan yang dihasilkan adalah:
F=P/A±P.e.y/A±M.y/I
F = P / A (1 ± e / k) ± M / Ak

2) Sistem prategang untuk kombinasi baja mutu tinggi dengan beton mutu tinggi
Sistem prategang untuk kombinasi baja mutu tinggi dengan beton. Konsep ini
mempertimbangkan beton prategang sebagai kombinasi (gabungan) dari baja dan beton,
seperti pada beton bertulang, dimana baja menahan tarikan dan beton menahan tekanan,
dengan demikian kedua bahan membentuk kopel penahan untuk melawan momen
eksternal.

Pada beton prategang, baja mutu tinggi ditanam pada beton, seperti pada beton bertulang
biasa, beton di sekitarnya akan menjadi retak berat sebelum seluruh kekuatan baja
digunakan. Oleh karena itu, baja perlu ditarik sebelumnya (pratarik) terhadap beton.
Dengan menarik dan menjangkarkan ke beton dihasilkan tegangan dan regangan pada
baja.

Kombinasi ini memungkinkan pemakaian yang aman dan ekonomis dari kedua bahan
dimana hal ini tidak dapat dicapai jika baja hanya ditanamkan dalam bentuk seperti pada
beton bertulang biasa.

3) Sistem Prategang untuk mencapai keseimbangan beban


Sistem prategang untuk mencapai keseimbangan beban. Konsep ini terutama
menggunakan prategang sebagai suatu usaha untuk membuat keseimbangan gaya-gaya
pada sebuah balok. Penerapan dari konsep ini menganggap beton diambil sebagai benda
bebas dan menggantikan tendon dengan gaya-gaya yang bekerja pada sepanjang beton.

Suatu balok beton di atas dua perletakan (simple beam) yang diberi gaya prategang F
melalui suatu kabel prategang dengan lintasan parabola. Beban akibat gaya prategang
yang terdistribusi secara merata ke arah atas dinyatakan:

Wb = (8.F.h)/L²
Dimana:
w_b = Beban merata kearah atas, akibat gaya prategang F
H = Tinggi parabola lintasan kabel prategang
L = Bentangan Balok
F = Gaya prategang

Jadi beban merata akibat beban (mengarah ke bawah) diimbangi oleh gaya merata akibat
prategang w_b yang mengarah ke atas.

1. Pemberian gaya prategang pada beton akan memberikan tegangan tekan pada penampang
yang dapat dilakukan sebelum atau sesudah beton dicor. Berikut di bawah ini akan dijelaskan
2 metode pemberian gaya prategang pada beton.
1) Pratarik
Baja diberikan gaya prategang terlebih dahulu sebelum beton dicor. Tahapannya adalah
sebagai berikut:
 Tahap 1: kabel pada tendon ditarik terlebih dahulu kemudian diangker pada
abutmen tetap.
 Tahap 2: pengecoran pada cetakan yang sudah disediakan untuk melingkupi
tendon yang sudah diberi gaya prategang dan dibiarkan mengeras.
 Tahap 3: setelah umur rencana beton tercapai, kemudian dilakukan pemotongan
kabel pada tendon, sehingga terjadi gaya transfer ke beton maka beton akan
melengkung ke atas sebelum menerima beban kerja, lalu balok beton tersebut
akan kembali menjadi rata.

2) Pascatarik
Beton dicetak terlebih dahulu sebelum diberikan gaya prategang yang sebelumnya sudah
diletakkan saluran untuk kabel baja (duct) dimasukkan ke dalam beton. Tahapannya
adalah sebagai berikut:
 Tahap 1: Menyiapkan duct melengkung dan cetakan, kemudian beton dicor.
 Tahap 2: setelah umur beton rencana tercapai, masukkan kabel baja ke dalam duct
melengkung yang sudah disediakan, lalu dilakukan penarikan dengan
menggunakan jack hydraulic. Penarikan dilakukan pada salah satu sisi, dengan
sisi lainnya dilakukan pengangkuran mati. Setelah diangkur, kemudian pada
ujung saluran dilakukan grouting.

Tahap 3: setelah pengkuran, balok beton akan menjadi tertekan, maka beton mengalami transfer
gaya. Balok beton akan melengkung ke atas karena saluran tendon melengkung.

B. Berikut adalah beberapa kelebihan yang dimiliki oleh beton prategang:


1. Terhindar dari Keretakan
Seperti tujuan dari pembuatan beton prategang itu sendiri, penggunaannya dapat
menghindarkan dari keretakan pada beton maupun bangunan secara keseluruhan. Dalam
beton prategang, diberikan tegangan di dalamnya agar dapat mengurangi dan menghilangkan
gaya tarik yang ada. Gaya tarik ini yang menyebabkan keretakan pada beton, sehingga kalau
gaya tarik itu bisa dihilangkan maka keretakan pun bisa dihindari.

2. Kedap Air dan Kuat Terhadap Pergeseran


Dari kelebihan dan kekurangan beton prategang, beton ini memiliki kelebihan dalam
kemampuannya yang kedap air. Kemampuan beton prategang ini membuatnya cocok
diterapkan pada konstruksi pengairan, seperti digunakan menjadi pipa air dan saluran air
beton. Contoh penggunaan pada saluran air beton yaitu u-ditch, buis beton ataupun box
culvert. Selain itu, beton prategang juga lebih kuat terhadap pergeseran dan kemiringan yang
juga dapat mengakibatkan keretakan.

3. Struktur Lebih Kecil


Kelebihan lain dari beton prategang adalah strukturnya yang lebih kecil dan langsing karena
dibuat
serta dipasang dengan efektif. Beton prategang menggunakan jumlah baja dalam tulangnya
jauh lebih sedikit dibanding baja pada penulangan beton konvensional. Hal ini juga yang
membuat beton prategang lebih ringan dan kecil pada bagian struktur betonnya.

Secara garis besar, terdapat dua kekurangan dari beton prategang, yaitu:
1. Dibutuhkan Kemampuan Tinggi dan Peralatan Memadai
Proses pembuatan beton prategang tentu berbeda dengan pembuatan beton konvensional,
dimana dibutuhkan kemampuan tinggi dan peralatan yang memadai. Pada prosesnya, beton
prategang akan diberikan tegangan-tegangan internal yang tidak bias dilakukan oleh
sembarang orang. Proses pemberian tegangan ini juga memerlukan peralatan khusus dan
dilakukan oleh orang yang sudah ahli di bidangnya juga.

2. Biaya Lebih Besar


Seperti yang disebutkan di bagian sebelumnya, pembuatan beton prategang memerlukan
kemampuan tinggi dan peralatan yang memadai. Hal ini berarti dibutuhkan biaya yang lebih
besar untuk membayar tenaga yang sudah ahli dan peralatan yang akan digunakan. Selain itu,
material yang digunakan dalam membuat beton prategang merupakan material yang
berkualitas sehingga berpengaruh juga pada biaya yang dikeluarkan.

C. Kelebihan dan Kekurangan Beton Prategang


Beton Prategang (Prestressed concrete) mempunyai beberapa keunggulan bila dibandingkan
dengan beton konvensional biasa, antara lain:
Kelebihan dari segi teknis:
Struktur beton prategang akan terhindar dari retak terbuka didaerah tarik akibat beban kerja.
 Beton prategang akan lebih tahan terhadap korosi.
 Kedap air, bagus digunakan untuk proyek yang dekat dengan perairan.
 Karena terbentuknya lawan lendut akibat gaya prategang sebelum beban rencana bekerja,
maka lendutan akhir setelah beban rencana bekerja, akan lebih kecil dari pada beton
bertulang biasa.
 Efisien karena dimensi penampang struktur beton prategang lebih ramping.
 Lebih hemat dalam penggunaan baja.
 Ketahanan terhadap geser dan ketahanan terhadap puntirnya meningkat.

Kelebihan dari segi teknis ini akan mempengaruhi biaya untuk memproduksi beton prategang itu
sendiri, dan dari segi ekonomis beton prategang juga memiliki beberapa kelebihan antara lain :
 Volume beton yang digunakan untuk produksi beton prategang lebih sedikit
 Jumlah baja/besi yang digunakan untuk produksi beton prategang sedikit.
 Beton prategang akan lebih menguntungkan jika dibuat dalam jumlah besar
 Beton prategang hampir tidak memerlukan biaya pemeliharan, lebih tahan lama karena,
dapat membuat balok dengan bentang yang lebih panjang.
 Dengan menggunakan beton prategang bisa menghemat waktu pelaksanaan konstruksi.

Kekurangan beton prategang, sebagai berikut :


 Diperlukan kontrol dan monitoring quality control (QC) yang lebih ketat dalam proses
pembuatan.
 Terdapat kehilangan tegangan pada pemberian gaya prategang awal.
 Diperlukan biaya tambahan untuk pengangkutan.
Tahap Pembebanan
Tidak seperti beton konvensioanl, beton prategang mengalami beberapa tahap
pembebanan. Pada setiap tahap pembebanan harus dilakukan pengecekan atas kondisi serat tekan
dan serat tarik dari setiap penampang. Pada tahap tersebut berlaku tegangan ijin yang berbeda-
beda sesuai kondisi beton dan tendon. Ada dua tahap pembebanan pada beton prategang, yaitu
transfer dan service.
Tahap transfer adalah tahap pada saat beton sudah mulai mengering dan dilakukan penarikan
kabel prategang. Pada saat ini biasanya yang bekerja hanya beban mati struktur, yaitu berat
sendiri struktur ditambah beban pekerja dan alat. Pada saat ini beban hidup belum bekerja
sehingga momen yang bekerja adalah minimum, sementara gaya yang bekerja adalah maksimum
karena belum ada kehilangan gaya prategang.
Kondisi service (servis) adalah kondisi pada saat beton prategang digunakan sebagai komponen
struktur. Kondisi ini dicapai setelah semua kehilangan gaya prategang dipertimbangkan. Pada
saat ini beban luar pada kondisi yang maksimum sedangkan gaya pratekan mendekati harga
minimum.
D. Karakteristik
Material Beton Prategang
Beton Prategang memerlukan beton yang mempunyai kekuatan tekan yang lebih tinggi
pada usia yang cukup muda, dengan kekuatan tarik yang lebih tinggi dibandingkan dengan beton
biasa. Susut yang rendah, karakteristik rangkak minimum dan nilai modulus yang tinggi pada
umumnya dianggap perlu untuk batang prategang.
Kuat tekan yang digunakan adalah kuat tekan kubus 28 hari minimum yang ditentukan
dalam peraturan I.S. adalah 40 N/mm2 untuk batang pratarik dan 30 N/mm2 untuk batang
pascatarik (N Krishna Raju, Beton Prategang Edisi Kedua, 1993). Kuat tekan yang tinggi ini
diperlukan untuk menahan tegangan tekan pada serat tertekan, pengangkuran tendon, mencegah
terjadinya keretakan.
Pemakaian beton berkekuatan tinggi dapat memperkecil dimensi penampang melintang unsur-
unsur struktural beton prategang. Dengan berkurangnya berat mati material, maka secara teknis
maupun ekonomis bentang yang lebih panjang dapat dilakukan.
Beton adalah hasil dari pencampuran beberapa material berupa semen, air dan agregat. dengan
perbandingan berat campuran agregat kasar 44%, agregat halus 31%, semen 18%, dan air 7%.
setelah 28 hari beton akan mencapai kekuatan yang ideal yang disebuta kuat tekan karakteristik.
Kuat tekan karakteristik adalah tegangan yang telah melampaui 95% dari pengukuran kuat tekan
uniaksial yang diambil dari tes penekanan standar, yaitu dengan kubus ukuran 15x15 cm, atau
siliner dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Beton yang digunakan untuk beton prategang
adalah beton yang mempunyai kekuatan tekan yang tinggi dengan nilai f’c minimal 30 Mpa.
Baja : material baja yang biasa digunakan dalam pembuatan beton prategang adalah sebagai
berikut :
 PC Wire, biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang dengan sistem
pratarik.
 PC Strand, biasanya digunakan untuk baja prategang untuk beton prategang dengan
sistem pascatarik.
 PC BAR, biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang dengan sistem
pratarik.
 Tulangan biasa, yaitu tulangan yang bisa dipakai untuk beton konvensional seperti besi
polos dan besi ulir

Baja Mutu Tinggi


Baja mutu tinggi merupakan bahan yang umum digunakan untuk menghasilkan gaya prategang
dan mensuplai gaya tarik pada beton prategang. Pemakaian baja mutu tinggi ini dikarenakan
tingginya kehilangan rangkak dan susut pada beton. Untuk mendapatkan prategang efektif hanya
dapat dicapai mengunakan baja mutu tinggi. Tipe baja yang dipakai untuk beton prategang
dalam prakteknya ada tiga macam, yaitu:
1) Kawat tunggal (wires), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang
dengan sistem pratarik (pre-tension).
2) Kawat untaian (strand), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang
dengan sistem pasca tarik (post-tension).
3) Kawat batangan (bar), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang
dengan sistem pratarik (pre-tension).
Untaian kawat (strand) untuk system prategang umumnya disesuaikan dengan spesifikasi ASTM
A-416. Yang digunakan adalah dua derajat, 1274 MPa dan 1860 MPa, dimana kata “derajat”
menunjukan tegangan putus minimum yang dijamin. Pada tabel di bawah akan ditunjukkan
tipikal baja yang biasa untuk digunakan.

Table Strand stress relieved Standar dengan Tujuh kawat tanpa pelapis (ASTM-416)

Anda mungkin juga menyukai