Tugas merensensi buku teach like finland sekaligus menemukan unsur
unsurnya JUDUL BUKaU TEACH LIKE FINLAND MENYUSUN DATA BUKU Judul: Teach Like Finland Penulis: Timothy D. Walker Penerbit: Grasindo Tahun terbit: 2017 Tebal: 197 ISI RESENSI BUKU Siapa yang tak kenal Finlandia? Negeri ini menjadi rujukan bagi sebuah sistim pendidikan terbaik di dunia. Pada tahun 2001 Finlandia mengejutkan dunia dengan pencapaian siswanya yang berhasil mencatatkan skor tertinggi di penyelenggaraan pertama PISA (Programme for International Student Assesment) pada tahun 2001. Sejak itu banyak negara berkiblat kepada sistem pendidikan di negeri Nordik ini. Tak terkecuali Indonesia. Walau tentu saja jalan panjang masih harus ditempuh oleh bangsa yang budaya literasinya masih sangat rendah ini. Nah, penasaran seperti apa sih sistem pendidikan di Finlandia? Buku ditulis oleh Timothy D. Walker, seorang guru berkebangsaan Amerika yang tinggal di Finlandia. Walker sebelumnya adalah guru Amerika. Berbekal pengalamannya menjadi guru di Amerika, ia menerapkan cara mengajar Amerika nya di awal tahun ia mengajar di Finlandia. Ternyata, Walker mengalami banyak kejutan yang tak ia bayangkan di sekolah Finlandia nya. Proses belajar dan interaksi Walker bersama guru dan murid-murid kecilnya (setingkat sekolah dasar) memberikan banyak pengalaman berharga, yang membuat ia mencatat rahasia- rahasia di balik kesuksesan sekolah-sekolah Finlandia. Tulisan dan artikel Walker mengenai rahasia-rahasia ini dan cara mengimplementasikan model pembelajaran sekolah-sekolah di Finlandia kemudian menuai tanggapan antusias dari para pembacanya di Atlantic. Ada 33 strategi sederhana yang dapat dipraktikkan di ruang kelas. Umumnya strategi yang ada di buku ini memang diterapkan di usia sekolah dasar. Namun beberapa dapat juga diaplikasikan untuk siswa sekolah menengah dengan beberapa modifikasi dan perkembangan. Agar anak-anak tetap fokus misalnya, sekolah-sekolah Finlandia menerapkan istirahat berkali-kali yang bertujuan untuk menyegarkan otak mereka. Mengistirahatkan otak ini bisa dilakukan dengan beragam cara sederhana, yaitu Guru memberikan blok waktu pilihan dalam satu hari, yang di dalamnya ada berbagai alternatif istirahat yang dapat mereka pilih seperti membaca bebas selama 10 menit, menulis bebas, atau permainan matematika yang menyenangkan. Lainnya adalah belajar sambil bergerak. Alih- alih duduk manis maka anak-anak di sekolah Finlandia boleh menyelesaikan tugas sambil berdiri atau mengganti kursi konvensional dengan bola senam sehingga murid dapat belajar dan bergerak dalam waktu yang bersamaan. Tentu masih banyak strategi menarik lainnya. Silakan dibaca sendiri ya Nah, di dalam buku Teach Like Finland: Mengajar Seperti Finlandia memuat 33 strategi sederhana untuk kelas, yaitu 1) jadwal istirahat otak; 2) belajar sambil bergerak; 3) recharge sepulang sekolah; 4) menyederhankan ruang; 5) menghirup udara segar; 6) masuk ke alam liar; 7) menjaga kedamaian; 8) merekrut tim kesejahteraan; 9) mengenal setiap anak; 10) bermain dengan murid-murid; 11) merayakan pembelajaran mereka; 12) mengejar mimpi kelas; 13) menghapus perisakan (bullying); 14) berkawan; 15) mulai dengan kebebasan; 16) meninggalkan batas; 17) menawarkan pilihan; 18) buat rencana bersama siswa anda; 19) buat jadi nyata; 20) tuntutan tanggung jawab; 21) ajarkan hal-hal mendasar; 22) gunakan buku pegangan; 23) memanfaatkan teknologi; 24) memasukkan musik; 25) menjadi pelatih; 26) buktikan pembelajaran; 27) mendiskusikan nilai; 28) mencari flow; 29) berkulit tebal; 30) kolaborasi lewat kopi; 31) menyambut para ahli; 32) melepaskan diri untuk berlibur; dan 33) jangan lupa bahagia. Buku ini memuat strategi dan anjuran yang sangat mudah dipraktikkan dari sistem pendidikan kelas dunia, sangat tepat dibaca oleh para pengajar dan praktisi pendidikan. PENUTUP rESENSI BUKU Ulasan Satu hal yang saya pelajari dari keseluruhan buku ini adalah adanya kolaborasi antara Guru, siswa, orang tua, dan masyarakat dari berbagai bidang keilmuan. Guru yang bagus tidak bisa bekerja sendiri tanpa peran serta keaktifan siswa- siswa mereka. Sebagai pengajar saya melihat ada banyak rekan-rekan Guru yang memiliki ide-ide menarik dan menyenangkan di dalam proses KBM mereka bersama siswa. Untuk membuat sebuah perubahan yang positif maka diperlukan kesungguhan dari Guru dan siswa untuk bersama-sama belajar dan mengubah diri menjadi lebih baik. Ketika berdialog bersama murid sering saya perhatikan siswa-siswa saya membanding-bandingkan sistim pendidikan di Indonesia dengan di luar, yang seperti ini, seperti itu, gurunya begini dan seterusnya. Biasanya saya akan diam dan mendengarkan, sebelum bagian saya berbicara :). Singkatnya, mengadopsi sebuah sistem pendidikan dari suatu tempat tidak semudah seperti yang tertuang dalam banyak tulisan. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya, budaya, kebiasaan, dan lain-lain. Berdasarkan hasil survei dari studi Most Littered Nation In the World 2016, minat baca masyarakat Indonesia berada pada peringkat 60 dari 61 negara. Miris memang. Menurut saya pribadi sih, kurangnya minat baca ini lah yang harus diperbaiki dahulu, bukan hanya dari sekolah akan tetapi yang lebih utama dari rumah. Orang tua yang gemar membaca akan menularkan kegemarannya kepada anak. Anak yang gemar membaca sejak kecil biasanya juga mencintai ilmu pengetahuan. Sulitnya, tidak banyak orang tua di Indonesia yang suka membaca. Bagaimana bisa mengajak anak mencintai buku kalau orang tuanya sendiri tidak suka membaca? Nah, itu PR untuk kita semua jika ingin sistem pendidikan negeri ini menjadi baik. 1.Tugas merekontruksi kegiatan selama di rumah menurut KBBI rekonstruksi artinya pengembalian semula dengan situasi seperti sekarang ini sudah sangat cepat tersebar di penjuru nusantara ataupun dunia dengan itu Hal yang perlu kita lakukan adalah berupaya mengembalikan keadaan semula dengan cara mengikuti semua arahan yang diberikan oleh pemerintah yaitu tetap berada di rumah. Walaupun itu bersekolah kita harus belajar online kita tidak boleh mengambil resiko walaupun itu pribadi kita namun orang lain akan merasakannya bilamana kita terkena virus tersebut maka penyebaran virus tersebut maka dengan mudah akan menyebar kepada setiap orang Oleh karena itu kita harus tetap berada di rumah dan hanya menjalankan aktivitas rumah dan tidak mengunjungi tempat keramaian yang bisa menimbulkan terjadinya penyebaran virus dengan mudah dan juga sebagaimana kisah yang telah kita baca dari kisah Christina yang dengan tangguh bisa menghadapi dan melawan penyakit virus tersebut dan dan akhirnya Christina bisa sembuh dari virus tersebut . Praktis, anak-anak berada di rumah. Ke mal atau ke tempat terbuka lain juga tidak dianjurkan, karena libur dimaksudkan untuk memutus mata rantai kontak dengan orang banyak yang tidak diketahui riwayat perjalanan sebelumnya. Berikut 10 kegiatan yang bisa dilakukan anak di rumah, untuk mengisi waktu libur dalam situasi epidemi virus corona. 1. Olahraga Olahraga menjadi salah satu kegiatan efektif yang bisa dilakukan saat anak sedang libur sekolah. Selain menyehatkan, aktivitas ini mampu membuat Kita lebih sehat serta terhindar dari bahaya virus corona. Meskipun kita lebih sehat saat rajin berolahraga, kondisinya tetap perlu diperhatikan. Seperti tetap menjaga kebersihan setelah berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat. 2. Menonton film Menonton Film atau movie marathon bisa menjadi salah satu pilihan untuk kita saat masa liburan, akibat mewabahnya virus Corona. Yaitu film yang memiliki sisi edukatif yang bisa dipelajari. 3. Membaca Membaca bisa dijadikan pilihan untuk kita mengisi waktu saat liburan. Bacalah Buku bacaan Yang banyak mencakup sisi positif , karena bisa menambah wawasan dan mengedukasi kita 4. Membuat Prakarya Kegiatan lain yang bisa dilakukan saat mengisi waktu liburan yaitu membuat prakarya. Tak perlu sulit, cukup yang sederhana seperti membuat tempat pensil dari stik es krim. Namun, tetap memperhatikan bahan-bahan yang digunakan. 5. Membuat Pertunjukkan Jika beberapa kegiatan sebelumnya membosankan, membuat pertunjukkan bisa menjadi pilihan untuk mengisi waktu liburan kita . Banyak hal yang bisa dibuat pertunjukkan, seperti menari, menyanyi, bermain kelereng dan lain-lain. 6. Belajar memasak Khususnya perempuan memasak juga bisa dilakukan saat liburan. Kegiatan ini mampu menambah wawasan dan meningkatkan kreativitas kita Namun, saat belajar memasak, kita perlu memperhatikan hal hal yang berbahaya agar tak terjadi hal yang tak diinginkan. 7. Bercocok Tanam Mengajarkan kita untuk bercocok tanam juga bisa dilakukan sebagai pengisi waktu saat liburan. Aktivitas bisa menambah pengetahuan kita dan meningkatkan rasa kepedulian terhadap lingkungan. 8. Bermain bermain juga bisa menjadi pilihan untuk mengisi waktu liburan. Berikanlah sejumlah alat permainan, seperti monopli, Ular tangga, trampolin, dan masih banyak yang lainnya. Namun, setelah selesai bermain sebaiknya untuk menjaga kebersihan, mulai dari mencuci tangan. 9. Percobaan Sains Kita pasti suka membuat atau menciptakan sesuatu yang baru dilihat.Tidak sedikit percobaan sains yang memerlukan bahan kimia apapun, seoerti membuat roket dari botol bekas dan minuman bersoda atau yang lainnya. Hal yang mampu membuat kreativitas kita menjadi meningkat. 10. Belajar Walaupun kita sedang berada dimasa libur kita harus tetap belajar sebagaimana kewajiban kita sebagai pelajar kita harus tetap belajar yaitu dengan belajar online.