Infeksi maternal disebabkan oleh TORCH [Toxoplasma gondii, virus Rubella, Cytomegalovirus (CMV), Herpes simplex virus Latar Belakang: Infeksi maternal disebabkan oleh TORCH [Toxoplasma gondii, virus Rubella, Cytomegalovirus (CMV), Herpes simplex virus (HSV)] adalah penyebab utama dari riwayat obstetri buruk. Kejadian infeksi oleh toxoplasma, rubella dan CMV, dan Herpes bervariasi di berbagai belahan dunia. Infeksi maternal ini awalnya unapparent atau tanpa gejala dan, dengan demikian, sulit untuk mendiagnosa atas dasar klinis. Oleh karena itu, diagnosis infeksi akut TORCH pada wanita hamil biasanya didirikan oleh demonstrasi serokonversi dipasangkan atau dengan demonstrasi antibodi IgM spesifik. Kelahiran anak yang mengalami malformasi tercatat 225/1000 kelahiran hidup, sebagian disebabkan oleh faktor infeksi TORCH. Infeksi TORCH merupakan penyakit zoonosis klasik yang dapat dijumpai hampir 4 diseluruh dunia. Menurut data WHO, diketahui sekitar 300 juta orang (0,8%) menderita toxoplasmosis. Penyakit ini dapat menyerang manusia dan berbagai jenis mamalia termasuk hewan kesayangan serta satwa eksotik. Toksoplasma juga memiliki dampak ekonomis yang penting karena dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan dan pertilitas termasuk abortus (Yulaikah, 2009). Abortus spontan (4%), lahir mati (3%) selebihnya bayi menderita toksoplasmosis bawaan. Abortus adalah suatu keadaan yang dialami oleh ibu hamil dimana janin keluar sebelum mampu hidup diluar kandungan. Kondisi ini masih banyak dialami oleh ibu hamil. Abortus merupakan penyumbang penyebab Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 5%. Kematian di Indonesia secara langsung disebabkan oleh pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang-kejang, aborsi dan infeksi (Sumolang, 2014). Diperkirakan bahwa 30-50% populasi manusia di dunia ini telah terinfeksi oleh TORCH. Di berbagai negara TORCH terdapat pada 0,25- 7% dari setiap 1000 kelahiran hidup (Seran, 2015). Penelitian Frenkel dkk (1995) di panama city, didapatkan bahwa anjing sebagai sumber infeksi mendapatkan infeksi dari makan tinja kucing atau berguling pada tanah yang mengandung tinja kucing, yang merupakan instrumen penyebaran secara mekanis dari infeksi TORCH (Tristanti, 2011) Populasi dominan dari kelompok studi jatuh dalam Brahmana dan Chettri penduduk (67%) dengan 14% Mongolia. Mongolia termasuk Rai, Limbu, Tamang, Magar. Dari total 109 kasus 28 (25,6%) menunjukkan infeksi baru oleh Toxoplasma gondi, 4,5% Rubella, 2,7% dari CMV dan 0,9% dari HSV. Studi ini menunjukkan reaktivitas positif untuk lebih dari satu infeksi. Penelitian kami menunjukkan peningkatan prevalensi infeksi cytomegalovirus dengan IgG positif di 72,5% kasus Dampak dari infeksi TORCH pada ibu hamil berbeda-beda, misalnya Toksoplasma bukan disebabkan oleh virus tetapi oleh parasit toxoplasma gondi yang dapat mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat, kelainan mata, cacat otak, abortus, atau bahkan mati saat 6 dilahirkan. Rubella, penyakit ini sering di sebut dengan virus jerman apabila terjadi pada trimester pertama kehamilan dapat menyebabkan kelainan bawaan dan menyebabkan katarak, tuli dan kelainan jantung pada bayi baru lahir. Sedangkan pada ibu yang mengidap cytomegalovirus saat hamil bisa mengakibatkan kelainan kongenital atau infeksi yang bersifat kronis. Kemudian untuk herpes juga bisa mengakibatkan keguguran, persalinan prematur dan bayi lahir dalam keadaan cacat (Manuaba, 2010). Saat ini, upaya besar telah dilakukan terhadap melakukan diagnosa baru saja diakuisisi toxoplasma infeksi pada wanita hamil dan infeksi bawaan pada janin dan bayi baru lahir. Mendeteksi antibodi anti-toxoplasma dengan ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) metode umum yang sering dilakukan. Sebuah pengukuran antibodi IgG tunggal kurang dari 10 IU / mL akan dilaporkan sebagai tidak menunjukkan bukti vaksinasi rubella sebelum atau infeksi. Kenaikan yang signifikan di tingkat IgG diperlukan untuk mendiagnosa rubella infeksi ulang serologis Tidak seperti infeksi primer, infeksi ulang ditandai dengan antibodi aviditas tinggi mengikat. Dalam penelitian kami, IgG titer Rubella menunjukkan variasi yang luas di tingkat serum dengan pasien maksimum memiliki IgG antara 10- 200 IU / ml. seperti yang terlihat pada gambar berikut 3. Nilai tertinggi adalah 1400 IU / ml dicatat dalam kasus infeksi ulang. 1.2 Tujuan Umum Untuk mengetahui epidemiologi penyakit TORCH terhadap ibu hamil. 1.3 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi penyebab dan proses terjadinya penyakit TORCH pada ibu hamil 2. Menganalisis konsep timbulnya penyakit TORCH pada ibu hamil 3. Mengetahui studi epidemiologi penyakit TORCH pada ibu hamil 4. Mengukur epidemiologi penyakit TORCH pada ibu hamil 5.