Psikologi Pendidikan
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
Disusun Oleh :
Kelompok 1 ( Kelas B )
Reza Fajrini
Mutiara Rahayu
Richi Saputri
Daftar Isi..............................................................................................................i
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang.....................................................................................1
1.2. Tujuan...................................................................................................1
2. Pembahasan
2.1. Ruang lingkup Psikologi Pendidikan.................................................2
2.2. Sejarah Psikologi Pendidikan.............................................................5
2.3. Kaitan Psikologi Pendidikan dengan Ilmu lain................................8
2.4. Metode-metode Psikologi Pendidikan..............................................13
3. Penutup
3.1. Kesimpulan..........................................................................................15
Daftar Pustaka...................................................................................................ii
i
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Setiap manusia yang lahir ke dunia deberlakukan usaha-usaha
pendidikan. Hal ini telah ada sejak manusia pertama lahir walaupun dalam
bentuk yang sederhana. Dalam usaha pendidikan tersebut ada usaha dari
orang-orang untuk mempengaruhi orang lain – dalam hal ini dalam pergaualan
– untuk kemajuan yang bersangkutan. Dari sini kita dapat melihat bahwa
ranah pendidikan adalah milik setiap manusia, baik di masa dulu, sekarang,
apalagi masa depan.
Kepribadian serta kemampuan seseorang tentulah berbeda. Karenanya
seorang pendidik atau orang yang akan mempengaruhi perlulah paham
tugasnya dan keharusan berbuat sesuai kebutuhan anak didik. Dalam hal ini
“psikologi sebagai ilmu pengetahuanyang mempelajari prilaku manusia dalam
hubungan dengan lingkungan” ( Sarlito W. Sarwono 2013) tentulah sangat
berperan, terutama untuk menemukan perlakuan yang lebih tepat.
Meskipun secara khusus pengetahuan psikologi pendidikan ini adalah
kebutuhan seorang pendidik secara formal, akan tetapi mengingat setiap orang
melakukan perbuatan mempengaruhi dan mendidik, psikologi pendidikan
sudah semestinya dikenal oleh siapa saja.
1.2. Tujuan
1) Mengetahui dan memahami sejarah dan ruang lingkup psikolgi pendidikan
2) Mengetahui dan memahami seberapa penting peran psikologi pendidikan
dalam dunia psikolgi
3) Mengetahui metode penelitian apa saja yang dapat diterapkan
4) Memenuhi tugas kelompok kerja
1
2. Pembahasan
2.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
a) pengertian psikologi pendidikan
Ilmu jiwa pendidikan yang lebih dikenal dengan psikologi pendidikan terdiri
dari 2 kata, yaitu psikologi dan pendidikan. Psikologi berasal dari 2 kata
bahasa yunani,yaitu psyce yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu.jadi
secara harfiah psikologi berarti ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa. ( Dalyono,
2005: 1)
Adapun mengenai pendidikan ,bersal dari kata “didik” mendapat awalan “me”,
sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan.
Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran,tuntunan,
dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran (lihat Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1991:239). Selanjutnya , pengertian “pendidikan” menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubhan siakp dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan (M. Dalyono 2005:4 )
2
b) Ruang lingkup psikologi pendidikan
Telah kita ketahui bahwa pada dasarnya ilmu jiwa pendidikn adalah sebuah
disiplin psikologi yang khusus mempelajari,meneliti, dan membahas seluruh
ingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. ( Dalyono,
2005:12 )
Pendidikan pada hakikatnya adalah pelayanan yang khusus diperuntukan bagi
siswa. Krena itu, ruang lingkup pokok bahasan psikologi pendidikan, selain
teori-teori psikologi pendidikan sebagai ilmu, juga berbagai aspek psikologis
para siswa khususnya etika mereka terlibat dalam proses belajar dan proses
belajar-mengajar. ( Dalyono, 2005: 13)
Dalam Psikologi Pendidikan oleh Dalyono secara garis besar, banyak ahli
yang membatasi pokok-pokok bahasan psikologi pendidikan menjadi tiga
macam :
1) Pokok bahasan mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori, prinsip-
prinsip, dan ciri-ciri khas perilaku belajar siswa, dan sebagainya.
2) Pokok bahasan mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatn dan
peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar siswa.
3) Pokok bahasan mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan lingkungan
baik bersifat fisik maupun non fisik yang berhubungan dengan kegiatan
belajar sisswa.
3
8) Law and theories of learning
9) Measurement: basic principles and definitions
10) Transfer of training: subject matter
11) Practical aspect measurement
12) Element of statistics
13) Mental hygiene
14) Character education
15) Psychology of secondary school subject
16) Psychology of elementary school subject.
Keenam belas pokok bahasan tersebut dikupas oleh hampir semua ahli.
Walaupun proporsi yang diberikan dalam pengupasan itu tidak sama.
Dalam proses pendidikan ini, persoalan psikologis apa sajakah yang relevan?,
pada hakikatnya inti persoalan pikologis terletak pada anak didik, sebab
pendidikan adalah perlakuan terhadap anak didik dan secara psikologis
perlakuan ini harus selaras mungkin dengan keadaan anak didik.. Karena
problem yang di ajukan di atas dapat dijawab denagn menunjuk kepaada sifat-
sifat psikologis yang ada pada anak didik (dalam proses pendidikan) dan ini
menentukan inti segi-segi ilmu pengetahuan psikologis yang diperlukan.
Selain itu msih terdapat beberapa masalah khusus yang jiga perlu penyorotsan
secara psikologis, seperti soal pendidikan orang dewasa, kesehatan mental
serta bimbingan dan konsling, materi yang dipakai, evaluasi hasil pendidikan
dan sebagainya. ( Suryabrata, 2008: 5 )
4
c. Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar (learning
readiness)
d. Signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam
kecepatan dan keterbatasan belajar.
e. Perubahan-perubahan jiwa (inner changes) yang terjaadi selama dalam belajar
f. Hubungan antara prosedur_prosedur menagajar dengan hasil belajar.
g. Teknik-teknik yang sanagat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar
h. Pengaruh/akibat relatif dari pendidikan formal dibandingakn dengan
pengalaman-pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadap suatu
individu
i. Nilai/manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personel sekolah.
j. Akibat/pengaruh psikologi (psylogikal impact) yang ditimbulkan oleh kondisi-
kondisi sosiologis terhadap sikap para siswa.
Dari rangkaian pokok-pokok bahasan di atas, tampak sangat jelas bahwa masalah
belajar (learning) adalah masalah yang paling sentral dan vital (inti dan amat
penting) dalam psikologi pendidikan.
a) Wiliam james. Tak lama setelah meluncurkan buku ajar psikologinya yang
pertama,principles of psychology (1890), wiliam james (1842-1910) ( dalam
Santrock, 2008:4) memberikan serangkaian kuliah yang bertajuk “talk to
teachers” . Dalam kuliah ini dia mendiskusikan aplikasi psikologi untuk
mendidik anak. James mengatakan bahwa eksperimen psikologi di
laboratorium sering kali tidak bisa menjelaskan kepada kita bagaimana cara
5
mengajar anak secara efektif. Dia menegaskan pentingnya mempelajari proses
belajar dan mengajar di kelaas guna meningkatkan mutu pendidikan. Salah
satu rekomendasinya adalah mulai mengajar pada titik yang sedikit lebih
tinggi di atas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk
memperluas ccakrawala pemikiran anak.
b) Jhon dewey. Tokoh kedua yang berperan besar ini menjadi motor penggerak
untuk mengaplikasikan psikologi di tingkat prakatis.dewey membangun
laboratorium pertama di AS, universitas chicago ( 1894), selanjutnya di
columbia university, dia melanjutkan karya inofatifnya tersebut.kita banyak
mendapat ide penting dari dewey (glassman, 2001, 2002 dalam Santrock,
2008:4)
1) Dari Dewey kita mendapatkan pandangan tentang anak sebagai pembelajar
aktif (active learner). Sebelum Dewey mengemukakan pandangan ini, ada
keyakinan bahwa anak-anak mestinya duduk diam di kursi mereka dan
mendengarkan pelajaran secara pasif dan sopan. Sebliknya, dewey percaya
bahwa anak-anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif.
2) Pendidikan seharusya difokuskan pada anak secara keseluruhan dan
memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
3) Kita mendapat gagasan bahwa semua anak berhak mendapat pendidikan
yang selayaknya. Cita-cita demokratis ini pada masa pertengahan abad ke-
19 belum muncul sebab saat itu pendidikan hanya diberikan pada sebagian
kecil anak, terutama anak keluarga kaya.
4) E.L.thorndike, (1874-1949). Thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas
pendidikan di sekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian
penalaran anak. Thorndike sangat ahli dalam melakukan studi belajar
mengajar secara ilmiah (beaty, 1998 dalam santrock,2008:5). Thorndike
mengajukan gagsan bahwa psikologi pendidikan harus punya basis ilmiah dan
harus berfokus pada pengukuran (o’donnell & levin, 2001 dalam
Santrock,2008:5)
Dieritas dan psikologi pendidikan awal. Tokoh paling menonjol dalam sejarah
awal psikologi pendidikan kebanyakan adalah pria kulit putih, seperti
james,dewey,dan thormdike.naamun ada dua tokoh amerika keturunan afrika
(afrika-amerika) yang menonjol di bidang psikologi adalah Mamie dan kenneth
6
clark (dalam santrock,2008:5) yang melakukan risset tentang identitas dan konsep
diri anak-anak afrika-amerika. Pada 1917, kenneth clark menjadi orang afrika-
amerika pertama yang menjadi presiden American Psylogical Associatin.yang
menunjukan bahwa tes kecerdasam secara kultural telah dibiaskan dan merugikan
anak-anak etnis minoritas.
7
2.3. Kaitan Psikologi Pendidikan dengan Cabang Ilmu psikolgi
Lainnya
8
c) Psikologi Kognisi Metakognisi – Psikologi Pendidikan
Psikologi kognisi – metakognisi dengan psikologi pendidikan terkait dengan
proses belajar, dalam hal ini menemukan proses belajar yang tepat dengan
menganalisis kemampuan kognisi anak didik dan menemukan metode yang
tepat serta gaya belajar bagi anak didik sendiri. Sehingga muncul teori yang
dikenal dengan teori belajar kognitif. Menurut Bruner ( dalam Dalyono,2005:
42 ) guru hendaknya memberi kesempatan kepada murudnya untuk menjadi
problem solver, maksudnya murid menemukan arti bagi diri mereka sendiri.
10
pendidikan praktek belajar-mengajar berorientasi pada peserta didik. Teori
Humanistik menekankan proses belajar pada ranah afektif, kognitif, dan
psikomotorik yang juga sebagai lahan penilaian bagi pendidikan.
Rogers dalam bukunya “ Freedom to Learn “ menunjukkan prinsip-prinsip
belajar yang penting salah satunya adalah manusia mempunyai kemampuan
untuk belajar secara alami, belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan
melakukannya, serta belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia
modern ini adalah belajar mengenai proses belajar, keterbukaan, dan
pengalaman ( Dalyono, 2005: 48)
11
Prinsip ruang hidup (life space) - Lewin : bahwa perilaku individu
memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena
itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi
dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik
Transfer dalam Belajar : yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam
situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt,
transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari
suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan
dalam situasi konfigurasi lain dalam tatasusunan yang tepat. Judd
menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas
dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum
(generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah
menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan
generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah
dalam situasi lain.
12
2.4. Metode-Metode Penelitian dalam Psikologi Pendidikan
A. Eksperimen
B. Case Study
Case Study adalah penyelidikan terhadap individu secara mendalam
meliputi latar belakang sosial, fisik, dan psikis. Waktunya cukup lama dan
melalui berbagai periode pertumbuhan. ( Dalyono, 2005: 12)
Metode ini dapat berhasil dengan baik apabila observasi dan pencatatan-
pencatatan data-datanya dilakukan dengan sebaik-baiknya. Adapun yang di
observasi dan dicatat adalah data tingkah lakunya bukan interpretasi dari
kelakuan tersebut. (Shalahuddin, dalam Rachmatullah
http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/01/metode-metode-dalam-psikologi-
pendidikan-451645.html)
C. Metode Observasi
Metode observasi naturalistik digunakan oleh psikolg sosial untuk
meneliti peranan kepemimpinan dalam dalam sebuah masyarakat atau untuk
meneliti sekelompok orang yang memerlukan terapi (perawatan dan
pemulihan) yang bersifat kemasyarakatan. Selanjutnya metode ini juga
digunakan oleh para psikolog perkembangan, para psikolog kognitif, dan para
13
psikolog pendidikan. Observasi ( Dalyono, 2005: 10) merupakan pengamatan
secara sistematis terhadap tingkah laku manusia.
Menurut Dalyono ( 2005 ) kebaikan dan keburukan observasi adalah sebagai
berikut :
Kebaikannya :
Lebih objektif, karena data yang dikumpulkan berjumlah banyak dengan
menggunakan pancaindra, lebih-lebih jika mempergunakan mechanical device.
Misalnya: foto, film, tape recorder, dan lain sebagainya.
Keberatannya :
Observer atau pengamat terikat pada waktu dan tempat dari gejala yang
diobservasi ( ditinjau dari segi intropeksi ).
14
3. Penutup
3.1. Kesimpulan
15
Daftar Pustaka
MacLeod, Colin M. 2010. When Learning Met Memory. The Canadian Journal of
Experimental Psychology 2010, Vol. 64, No. 4, 227–240.
Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
School Meetings. New York: AMACOM.
Susilo K, Yan. 2008. Prinsip-Prinsip Belajar dalam Aliran Psikologi Humanistik dan
Relevansinya dengan Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Yogyakarta: Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga. ( tidak diterbitkan ).
Wilmshurst, Linda, dkk. 2005. A Parant’s Guide Special to Education Capter 11 : A. New
York: AMACON.
ii