Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH FARMAKOLOGI

PENGGOLONGAN OBAT DAN JENISNYA

Disusun Oleh :
1. HAFSHAH AGUSTINA PUTRI 1801100483
2. IKE SAFIRA AFTA MAULIDA 1801100486
3. NGESTINING YEKTI AGUNG 1801100489
4. SEA GATY TRISNANI 1801100498
5. VIDIYAH YUNICA HERMAYANTI 1801100503
6. FREDI PRANATA AOA0190897
7. HAPPY ALMEVIA BULAN P. AOA0190899
8. HELPIANA SISKA AOA0190900
9. HERI ROMANSYAH AOA0190901
10. IGNASIUS FARMAN AOA0190902
11. ISAKHAR AUGUSTIEN C. AOA0190903

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

JL. R. PANJI SURORO NO. 6 MALANG

TELP. ( 0341) 488762, 48097, FAX. (0341)488763


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Farmakologi.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini. Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan
memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk semua pihak.

Malang, 22 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................... 4
1.3 TUJUAN................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian obat dan jenisnya.................................................................................. 5
2.2 Penggolongan obat................................................................................................. 6
BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan............................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat
kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat
proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit. Obat harus sesuai dosis agar
efek terapi atau khasiatnya bisa kita dapatkan.
Golongan obat adalah penggolongan yang dimaksud untuk peningkatan keamanan
dan ketepatan penggunaan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat keras,
psikotropika dan narkotika, obat bebas terbatas yang akan dibahas secara mendetail
pada pembahasan selanjutnya.
Akan tetapi, sebelum kita mengetahui contoh obat- obat yang tergolong dalam obat
bebas terbatas, kita juga harus mengetahui penggolongan-penggolongannya
sehingga mengapa obat obat tersebut agar keamanannya dapat terjaga.
Untuk mengawasi penggunaan obat oleh rakyat serta untuk menjaga keamanan
penggunaannya, maka pemerintah menggolongkan obat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud obat?


2. Apa saja jenis obat yang beredar?
3. Bagaimana penggolongan obat?
1.3. TUJUAN
untuk mengetahui apa yang dimaksud obat dan apa saja penggolongan obat yang
beredar di masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 OBAT DAN JENIS OBAT YANG BEREDAR


Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologis atau keadaan keadaan patologi ,
dalam rangka penetapan diagnosa, penceagahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan, kontrasepsi, dan sediaan biologis. Macam obat yang
digunakan dalam pelayanan kesehatan adalah :
a. Obat Paten : Obat dengan nama dagang dari pabrik yang memproduksinya.
b. Obat Generik : Obat dengan nama generik yaitu nama resmi yang telah
ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan INN (Internasional Non
Propietary Names) untuk zat yang berkhasiat yang dikandungnya.
c. Obat Essensial adalah obat yang terpilih yang paling dibutuhkan untuk
pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosa, profilaksi, terapi dan
rehabilitasi, yang harus selalu tersedia pada unit pelayanan kesehatan sesuai
dengan tingkatnya.
Beberapa pengertian mengenai obat:
a. Obat Jadi : Sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan
untuk
b. Obat palsu : Obat yang diproduksi oleh yang tidak berhak berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, obat yang tidak terdaftar, dan
obat yang kadar zat berkhasiatnya menyimpang lebih dari 20% dari basis
kadar yang ditetapkan.
2.2 PENGGOLONGAN OBAT
Untuk meningkatkan keamanan dan ketepatan penggunaan obat serta
pengamanan distribusinya, obat yang beredar di Indonesia digolongkan menjadi 6
golongan yaitu :
1. Obat Bebas (OTC = Over The Counter)
Obat bebas adalah golongan obat yang dalam penggunaannya tidak
membahayakan dan masyarakat dapat menggunakannya tanpa pengawasan
dokter. Obat-obat dalam golongan ini dapat diperoleh bebas tanpa resep dokter
dan dapat dibeli di Apotek, toko obat berijin maupun warung-warung kecil.
Dalam rangka pengamanan dan peningkatan pengawasan obat yang beredar
diperlukan penandaan yang mudah dikenal. Golongan obat bebas bebas memiliki
tanda khusus lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
Termasuk dalam golongan obat bebas antara lain: tablet vitamin C, tablet vitamin
B kompleks, obat gosok rhemason, bedak salicyl dan sebagainya.

2. Obat Bebas Terbatas (daftar W = warschuwing)


Golongan obat ini dalam jumlah tertentu (jumlah terbatas) penggunaannya
cukup aman, tetapi apabila terlalu banyak akan menimbulkan efek kurang baik.
Pemakian obat ini tidak perlu pengawasan dokter sampai jumlah tertentu dan
diperoleh tanpa resep dokter di Apotek, toko obat berijin dan warung-warung.
Golongan obat bebas terbatas pada kemasannya bertanda khusus lingkaran
berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam dan harus dilengkapi dengan
tanda Peringatan PI sampai P6 sebagai berikut:
a) P1. Awas Obat Keras. Bacalah aturan memakainnya. Contoh :
tablet Decolgen, Paramex, Neozep.
b) P2. Awas Obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditela. Contoh :
Obat kumur Betadin, Listerin.
c) P3. Awas Obat Keras. Hanya untuk bagian luar badan.Contoh :
Betadin Solution, Kalpanax Tingtur.
d) P4. Awas Obat keras. Hanya untuk dibakar Contoh : Rokok Anti
Asma.
e) P5. Awas Obat Keras. Tidak boleh ditelan Contoh : Rivanol
kompresa.
f) P6. Awas Obat Keras. Obat wasir, jangan ditelan Contoh : Anusol
supositoria.
Untuk menjamin penggunaan obat secara tepat aman dan rasional,
ditetapkan peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 919/Menkes/Per/X/1993
tentang kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi
kriteria :
a) Tidak dikontra indikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil,
anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua diatas 65 tahun.
b) Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko
kelanjutan penyakit.
c) Penggunaannya tidak memerlukan cara dan alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
d) Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya
tinggi di Indonesia,
e) Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggung jawabkan untuk pengobatan sendiri.

3. Obat Wajib Apotik (OWA)


Untuk meninkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri
guna mengatasi masalah kesehatan , dirasa perlu ditunjang dengan sarana yang
dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan nomor : 347 / Menkes / SK /
VII 71990 tentang obat wajib Apotek. Obat Wajib Apotek adalah obat keras yang
dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh Apoteker di Apotek. Contoh : OWA
nomor 1 Metampiron maksimal 20 tablet Asam mefenamat maksimal 20 tablet.

4. Obat Keras (Daftar G = Gevaarlijk)


Obat Keras adalah golongan obat yang pemakaiannya harus di bawah
pengawasan dokter. Untuk memperolehnya harus dengan resep dokter dan hanya
dapat dibeli di Apotek, termasuk di Rumah Sakit. Obat keras pada kemasannya
diberi tanda lingkaran merah dengan huruh K yang berwarna hitam. Contoh :
Obat-obat golongan antibiotika, obat suntik (injeksi).

5. Psikotropika
Obat ini merupakan golonagn obat yang berbahaya yang pemakaiannya harus
di bawah pengawasan dokter dan untuk mendapatkannya harus dengan resep
dokter di Apotek, Rumah Saki. Obat psikotropika adalah obat yang digunakan
untuk tujuan pengobatan yang menyangkut masalah kejiwaan atau mental.
Golongan obat ini banyak disalah gunakan pemakaiannya oleh segolongan
anggota masyarakat. Contoh : tablet Valium, Valisanbe, Mogadon, Dumolid.

6. Narkotika
Narkotika merupakan obat atau bahan yang bermanfaat dibidang pengobatan
dan ilmu pengetahuan, namun disisi lain dapat menimbulkan ketergantungan.
Penyalahgunaan obat golongan ini dapat berakibat buruk pada tubuh
pemakainya,juga merugikan keluarga, lingkungan dan masyarakat. Untuk
mendapatkan obat ini harus dengan resep dokter dan tidak boleh dilakukan
pengulangan harus menggunakan resep yang baru. Obat ini hanya dapat
diperoleh di Apotek, Rumah Sakit. Sebagai contohnya antara lain : Morfin,
Codein. Untuk meningkatkan keamanan dan ketepatan penggunaan obat serta
pengamanan distribusi untuk golongan obat Psikotropika dan Narkotika
Pemerintah. melakukan pengawasan secara ketat dengan diterbitkannya Undang-
Undang Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undang-Undang Nomor
22 tahun 1997 tentang Narkotika.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat adalah sesuatu yang penggunaanya harus sesuai dengan dosis dan harus
tepat untuk mengobati suatu penyakit, maka sebab itu penggolongan obat diadakan.
Jika tidak ada penggolongan obat, obat akan digunakan semena-mena dan dapat
menyebabkan overdosis hingga kematian dan merugikan diri sendiri. Dunia akan
selalu membutuhkan obat dan akan bertambah banyak jenis penggolongan obat, maka
sebaiknya kita harus menggunakan dengan bijak obat-obatan yang beredar.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim,2012 ,Farmakope Indonesia,Edisi III, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta.

2. Anonim, 2014,Kumpulan Perundang-undangan Bidang Sediaan Farmasi,


Makanan, A lot Kesehatan dan Bahan Berbahaya (Umum),Dit.Jen.POM., Jakarta.

3. Anonim, 2013,Kumpulan Peraturan Perudang-undangan Bidang


Obat,Dit.Jen.POM., Jakarta.

4. Alfonso R.Gennaro, 2013, Remington :The Science and Practice of


Pharmacy,19th Ed., Mack Publising Company, Easton, Pennsylvania.

5. Ansel, H.C., Popovich, N.G., Alien, L.V.,2012 ,Pharmaceutical Dosage Forms


and Drug Delivery Systems,6th Ed., Williams & Wilkisns, Philadelphia.

6. Jenkin G.L. et al., 2012,Scovitte's The Art Compounding,19 th Ed., Mc.Graw Hill
Book Co, Inc., New York, Toronto, London.

7. King R.E.,(ED.)., 2013,Dispensing of Medication, Ninth Ed., Mack publishing


Company, Easton, Pennylvania.

Anda mungkin juga menyukai