1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Laporan
pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan Tentang Alkalosis Metabolik. Makalah ini
kami susun agar para pembaca dapat memperluas ilmunya mengenai Keperawatan Gawat
Darurat tentang “Alkalosis Metabolik” Tidak lupa untuk teman-teman sekalian kami
mengucapkan terima kasih karena dukungan dari kalian kami bisa bekerja sama dengan baik
dalam kelompok ini.
Semoga makalah presentasi ini dapat berguna bagi siapa saja yang memerlukannya
terutama bagi penilaian untuk tugas pertama Keperawatan Gawat Darurat. namun, kami
menyadari bahwa makalah presentasi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran guna untuk perbaikan agar kami dapat menyusun karya
yang lebih baik lagi dan lebih bermanfaat.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
2.1 Definisi...............................................................................................................6
2.2 Etiologi ..............................................................................................................7
2.3 Pathofisiologi ....................................................................................................8
2.4 Pathway .............................................................................................................9
2.5 Penatalaksanaan ...............................................................................................10
2.6 Komplikasi ......................................................................................................11
BAB IV PENUTUP....................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alkalosis metabolik: kehilangan cairan dari saluran gastrointestinal atas –
muntah atau selang nasogastrik yang menyebabkan kehilangan asam; koreksi
cepat terhadap hiperkapnia kronis; terapi: diuretik-merkuri, asam etakrinik
(edecrin), furosemid (lasix), tiazid; penyakit cushing’s; terapi dengan
kortikosteroid (prednison, kortison); hiperaldosteron; kekurangan kalium berat;
terlalu banyak makan gula-gula; sindrom bartter’s; pemberian alkali;
hiperkalsemia non-paratiroid.
Alkalosis metabolik dapat terjadi apabila terdapat pengeluaran asam yang
berlebihan, atau apabila asupan basa meningkat. Dehidrasi dan perubahan kadar
elektrolit ekstrasel, yang menyebabkan pergeseran dalam elektrolit-elektrolit
plasma, dapat menyebabkan alkalosis metabolik (Corwin 2009:761-762).
a. Hilangnya asam dapat timbul akibat muntah yang berlebihan, karena isi lambung
bersifat asam. Muntah juga menyebabkan alkalosis secara tidak langsung karena
keluarnya klorida melalui muntahan.
b. Peningkatan kadar bikarbonat dapat terjadi pada asupan bikarbonat dalam bentuk
antasid yang mengandung bikarbonat yang digunakan untuk mengobati indigesti
atau nyeri ulu hati. Larutan bikarbonat mungkin digunakan selama resusitasi
kardiopulmonalis dan dapat menyebabkan alkalosis metabolik.
c. Kontraksi volume atau penurunan volume cairan ekstrasel dapat menyebabkan
peningkatan kadar bikarbonat plasma dan alkalosis metabolik dengan mengurangi
jumlah bikarbonat yang difiltrasi di glomerulus. Terjadi peningkatan presentase
bikarbonat yang direabsorbsi kembali ke kapiler peritubulus apabila kecepatan
aliran darah juga berkurang.
d. Perubahan kadar elektrolit ekstrasel dapat menyebabkan alkalosis akibat
pergeseran ion-ion hidrogen ke dalam sel. Misalnya, penurunan klorida ekstrasel
dapat menyebabkan alkalosis metabolik sewaktu klorida berdifusi keluar sel dan
ion hidrogen berpindah ke kompartemen intrasel. Hal ini disebut alkalosis
hipokloremik. Demikian juga, hipokalemia (penurunan kalium plasma) dapat
menyebabkan alkalosis metabolik akibat peningkatan ekskresi hidrogen oleh
ginjal
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Yang Di Maksud Dengan Alkalosis Metabolik ?
2. Bagaimana Etiologi Dari Alkalosis Metabolik ?
3. Bagaimana Patofisiologi Dari Alkalosis Metabolik ?
4. Bagaimana Pathway Dari Alkalosis Metabolik ?
5. Bagaimana Penatalaksanaan Dari Alkalosis Metabolik ?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Yang Di Maksud Dengan Alkalosis Metabolik
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Etiologi Dari Alkalosis Metabolik
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Patofisiologi Dari Alkalosis Metabolik
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Pathway Dari Alkalosis Metabolik
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Penatalaksanaan Dari Alkalosis Metabolik
5
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
3.1 Definisi
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan kehilangan ion hydrogen/penambahan
basa pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan bikarbonat plasma >26
mEq/L dan pH arteri >7,45 atau secara umum keadaan asam-basa.(A.Azil
H.2006, KDM 2, hal 42).
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa
karena tingginya kadar bikarbonat. Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh
kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah
asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam
lambung disedot dengan selang lambung.
Penyebab utama akalosis metabolik
a. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
b. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
c. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).
6
3.2 Etiologi
7
3.3 Manifestasi Klinis
8
g. Kontraksi volume atau penurunan volume cairan ekstrasel dapat menyebabkan
peningkatan kadar bikarbonat plasma dan alkalosis metabolik dengan mengurangi
jumlah bikarbonat yang difiltrasi di glomerulus. Terjadi peningkatan presentase
bikarbonat yang direabsorbsi kembali ke kapiler peritubulus apabila kecepatan
aliran darah juga berkurang.
h. Perubahan kadar elektrolit ekstrasel dapat menyebabkan alkalosis akibat
pergeseran ion-ion hidrogen ke dalam sel. Misalnya, penurunan klorida ekstrasel
dapat menyebabkan alkalosis metabolik sewaktu klorida berdifusi keluar sel dan
ion hidrogen berpindah ke kompartemen intrasel. Hal ini disebut alkalosis
hipokloremik. Demikian juga, hipokalemia (penurunan kalium plasma) dapat
menyebabkan alkalosis metabolik akibat peningkatan ekskresi hidrogen oleh ginjal.
3.5 Pathway
Kehilangan Cl-
Mel. Saluran Cerna Melalui Ginjal
Peningkatan HCO3-
Alkalosis Metabolik
9
3.6 Penatalaksanaan
Pemeriksaan Diagnostik
a. Nilai- nilai gas darah arteri : menentukan keparahan alkalosis dan respons
terhadap terapi . pH akan menjadi > 7,4
b. biokarbonat serum : nilainya akan meningkat sampai > 26 mEq/L
c. Elektrolik Serum : biasanya serum kalium akan rendah, (<4,0 mEq/L). sedangkan
serum klorida < 95mEq/L. meskipun hubungan antara alkalosis metabolic dan
dan kalium tidak dipahami secara lengkap , alkalosis dan hipokalemia sering
terjadi bersama- sama.
d. EKG : untuk mengkaji adanya disritmia, terutama jika terdapat hipokelemia
ataupun alkalosis berat.
Penatalaksanaan Kolaboratif
10
a.Kalium IV : jika pasien sedang menggunakan pemantau jantung maka diberikan
kalium klorida sampai 20meq/jam untu mengatasi hipokalemia .
b. Kalium oral : rasanya sangat tidak enak .15meq/L per gelas adalah yang paling
banyak yang dapat ditoleransi pasien dengan dosis maksimum setiap hari 60-80
meq. Tablet kalium yang terurai dengan lambat merupakan bentuk bentuk KCL
yang dapat diterima. Semua bentuk KCL dapat mengiritasi lambung dan mukosa
usus
c.Diet ; diet berisi 3 gram atau 75meq kalium , tetapi bukan dalam bentuk kalium
klorida . Diet kalium tambahan tidak efektif jika terdapat bersamaan dengan
kekurangan klorida.
a) Deuretik hemat kalium : dapat ditambahkan jika diuretic tiazid
merupakn penyebab hipokalemia dan alkalosis metabolic.
b) Mengidentifikasi dan mengkoreksi penyebab hiperadrenokortisisme
3.7 Komplikasi
11
BAB III
3.1 Pengkajian
1. Identitas pasien
1) Nama:
2) Umur:
3) Jeniskelamin:
4) Status :
5) Pekerjaan:
6) Alamat:
7) Mulai perawatan :
8) Diagnosa masuk:
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Alkalosis metabolik biasanya pada penderita: disritmia jantung, diare, gagal
jantung kongestif, sirosis, dan sindrom nefrotik.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Alkalosis metabolik biasanya terdapat gagal jantung kongestif pada riwayat
penyakit keluarga.
4. Pemeriksaan Fisik
1) B1 (Breath): RR Abnormal, sianosis, dispnea, hiperkapnia, hipoksia,
hipoksemia, takikardia, gelisah, bradipnea, perubahan kedalaman pernapasan,
fase ekspresi memanjang, pernapasan bibir mencucu, penggunaan otot bantu
pernapasan.
2) B2 (Blood): Sianosis, CRT > 3dtk, parestesia, penurunan nadi, perubahan td,
warna yang tidak kembali ke tungkai saat tungkai diturunkan, aritmia,
bradikadia, takikardia, kelitihan, distensi vena jugularis, murmur, dispnea,
penurunan nadi perifer, bunyi jantung S3 dan S4, ansietas,gelisah, kelelahan
pada saat aktivitas, takipnea, bardipnea, TD dan nadi yang abnormal karena
aktifitas.
3) B3 (Brain): perubahan prilaku, penurunan tingkat kesadaran, perubahan pola
napas, pusing, sakit kepala, mual, muntah, gelisah, kejang.
12
4) B4 (Bladder): pembentukan HCO3, ginjal meningkat, ginjal menurun, kadar
elektrolit serum menurun.
5) B5 (Bowel): output cairan melalui anus menurun, perubahan kadar elektrolit,
membran mukosa kering, TD menurun, nadi cepat, turgor kulit buruk, haus,
kelemahan, mual, muntah, enggan untuk makan, asupan makan tidak adekuat.
6) B6 (Bone): PH albumin menurun, albumin mudah berikatan dengan Ca2+,
kejang, spasitas otot.
3.2 Pemeriksaan Penunjang
1) Analisis darah arteri
2) Pemeriksaan Darah Lengkap
3.4 Intervensi
13
muntah dan diare keperawata lingkungan, seperti berisik
n selama dan lain-lain.
3x24 jam di b. Jaga privasi klien.
harapkan : c. Berikan obat sebelum
1. Klien akan makan jika ada indikasi.
mampu 1. Jaga kebersihan mulut
mengingesti pasien.
makanan selama 2. Sajikan makanan yang
dalam mudah dicerna dalam
perawatan. keadaan hangat, tertutup,
dan berikan sedikit-sedikit
tetapi sering.
3. Hindari makanan yang
banyak mengandung gas.
4. Lakukan latihan aktif dan
pasif.
5. Kaji tanda vital, sensori,
bising usus.
6. Monitor hasil lab seperti
glukosa, elektrolit,
albumin, hemoglobin,
kolaborasi dengan dokter.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa
karena tingginya kadar bikarbonat.Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh
kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah
asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam
lambung disedot dengan selang lambung.
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang
mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.
Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium
dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam
mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
15
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elisabeth (2009): Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3, Jakarta, EGC, hal 755-763
Hudak & Gallo (1997): Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Edisi 6, Jakarta, EGC, hal
479-486
Muttaqin (2009): Buku Ajar: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular dan Hematologi, Jakarta, Salemba Medika, hal 497-526
Tarwoto & Wartonah (2006): Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi 3,
Salemba Medika, Jakarta
Taylor & Ralph, (2010): Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan, Jakarta, EGC
16