Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASKEP ALKALOSIS METABOLIK


Dosen Pengajar : Rudi Haryono M.Kep

Nama Kelompok 4 Kelas 3D :

1. Dewi Arifah (201701135)


2. Dewi Puspa Darmawan (201701141)
3. Anita Rina (201701145)
4. Neny Nur Hidayah (201701149)
5. Ririn Prihatin (201701155)
6. Ahmad Aris Abdillah (201701152)
7. Riska Ramadhani (201701164)
8. M. Enggar Tiasto (201701166)
9. A’am Marifatus S. (201701171)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI

TAHUN 2019 - 2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Laporan
pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan Tentang Alkalosis Metabolik. Makalah ini
kami susun agar para pembaca dapat memperluas ilmunya mengenai Keperawatan Gawat
Darurat tentang “Alkalosis Metabolik” Tidak lupa untuk teman-teman sekalian kami
mengucapkan terima kasih karena dukungan dari kalian kami bisa bekerja sama dengan baik
dalam kelompok ini.

Semoga makalah presentasi ini dapat berguna bagi siapa saja yang memerlukannya
terutama bagi penilaian untuk tugas pertama Keperawatan Gawat Darurat. namun, kami
menyadari bahwa makalah presentasi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran guna untuk perbaikan agar kami dapat menyusun karya
yang lebih baik lagi dan lebih bermanfaat.

Mojokerto, 19 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................5
1.3 Tujuan ...............................................................................................................5

BAB II LAPORAN PENDAHULUAN ......................................................................6

2.1 Definisi...............................................................................................................6
2.2 Etiologi ..............................................................................................................7
2.3 Pathofisiologi ....................................................................................................8
2.4 Pathway .............................................................................................................9
2.5 Penatalaksanaan ...............................................................................................10
2.6 Komplikasi ......................................................................................................11

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN....................................................12

3.1 Pengkajian .......................................................................................................12


3.2 Diagnosa Keperawatan ...................................................................................13
3.3 Intervensi Keperawatan ..................................................................................14

BAB IV PENUTUP....................................................................................................15

4.1 Kesimpulan ......................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alkalosis metabolik: kehilangan cairan dari saluran gastrointestinal atas –
muntah atau selang nasogastrik yang menyebabkan kehilangan asam; koreksi
cepat terhadap hiperkapnia kronis; terapi: diuretik-merkuri, asam etakrinik
(edecrin), furosemid (lasix), tiazid; penyakit cushing’s; terapi dengan
kortikosteroid (prednison, kortison); hiperaldosteron; kekurangan kalium berat;
terlalu banyak makan gula-gula; sindrom bartter’s; pemberian alkali;
hiperkalsemia non-paratiroid.
Alkalosis metabolik dapat terjadi apabila terdapat pengeluaran asam yang
berlebihan, atau apabila asupan basa meningkat. Dehidrasi dan perubahan kadar
elektrolit ekstrasel, yang menyebabkan pergeseran dalam elektrolit-elektrolit
plasma, dapat menyebabkan alkalosis metabolik (Corwin 2009:761-762).
a. Hilangnya asam dapat timbul akibat muntah yang berlebihan, karena isi lambung
bersifat asam. Muntah juga menyebabkan alkalosis secara tidak langsung karena
keluarnya klorida melalui muntahan.
b. Peningkatan kadar bikarbonat dapat terjadi pada asupan bikarbonat dalam bentuk
antasid yang mengandung bikarbonat yang digunakan untuk mengobati indigesti
atau nyeri ulu hati. Larutan bikarbonat mungkin digunakan selama resusitasi
kardiopulmonalis dan dapat menyebabkan alkalosis metabolik.
c. Kontraksi volume atau penurunan volume cairan ekstrasel dapat menyebabkan
peningkatan kadar bikarbonat plasma dan alkalosis metabolik dengan mengurangi
jumlah bikarbonat yang difiltrasi di glomerulus. Terjadi peningkatan presentase
bikarbonat yang direabsorbsi kembali ke kapiler peritubulus apabila kecepatan
aliran darah juga berkurang.
d. Perubahan kadar elektrolit ekstrasel dapat menyebabkan alkalosis akibat
pergeseran ion-ion hidrogen ke dalam sel. Misalnya, penurunan klorida ekstrasel
dapat menyebabkan alkalosis metabolik sewaktu klorida berdifusi keluar sel dan
ion hidrogen berpindah ke kompartemen intrasel. Hal ini disebut alkalosis
hipokloremik. Demikian juga, hipokalemia (penurunan kalium plasma) dapat
menyebabkan alkalosis metabolik akibat peningkatan ekskresi hidrogen oleh
ginjal

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Yang Di Maksud Dengan Alkalosis Metabolik ?
2. Bagaimana Etiologi Dari Alkalosis Metabolik ?
3. Bagaimana Patofisiologi Dari Alkalosis Metabolik ?
4. Bagaimana Pathway Dari Alkalosis Metabolik ?
5. Bagaimana Penatalaksanaan Dari Alkalosis Metabolik ?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Yang Di Maksud Dengan Alkalosis Metabolik
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Etiologi Dari Alkalosis Metabolik
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Patofisiologi Dari Alkalosis Metabolik
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Pathway Dari Alkalosis Metabolik
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Penatalaksanaan Dari Alkalosis Metabolik

5
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN

3.1 Definisi
 Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan kehilangan ion hydrogen/penambahan
basa pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan bikarbonat plasma >26
mEq/L dan pH arteri >7,45 atau secara umum keadaan asam-basa.(A.Azil
H.2006, KDM 2, hal 42).

 Alkalosis Metabolis<Klebihan asam karboksilat/HCO3->adalah gangguan


sistemik yang ditandai dengan peningkatan primer dari kadar bikarbonat
plasma,sehingga terjadi peningkatan pH<penuruna dari H+>(Sylvia
A.Price.Patofisiologi).

 Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa
karena tingginya kadar bikarbonat. Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh
kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah
asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam
lambung disedot dengan selang lambung.
Penyebab utama akalosis metabolik
a. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
b. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
c. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).

6
3.2 Etiologi

 Kehilangan H+ dari ECF


1. Kehilangan melalui saluran cerna(Berkurangnya Volume ECF)
a) Muntah atau penyedotan nasogastrik
b) Diare dengan kehilangan klorida
2. Kehilangan melalui ginjal
a) Diuritik simpai atau tiazid(pembatasan NaCl+berkurangnya ECF)
b) Kelebihan mineralo kortikoid
2. Hiperaldosteronisme
3. Sindrom cushing,terapi kortikosteroid eksogen
4. Makan likorise berlebih
c. Karbenisilin atau penisilin dosis tinggi
 Retensi HCO3-
1. Pemberian natrium bikarbonat berlebih
2. Sindrom susu alkali(antasida ,susu, natrium bikarbonat)
3. Darah simpan(sitrat) yang banyak(>8 unit)
4. Alkalosis metabolic hiperkapnia (setelah koreksi pada asidosis respiratorik
kronik)
 Ventilasi Mekanis:Penurunan yang cepat dari PaCO2 tapi HCO3- tetap tinggi sampai
ginjal mengekskresi kelebihanya.
 Asidosis metabolic yang responsive terhadap klorida (cl- kemih 10mEq/L)
1. Biasanya disertai penurunan volume ECF
a. Muntah atau penyedotan nasogastrik
b. Diuretik
c. Pasca – Hiperkapnea
 Asidosi metabolic yang resisten terhadap klorida (cl- kemih 20 mEq/L)
1. Biasanya tidak disertai penurunan volume ECF
a. Kelebihan mineralokortikoroid
b. Keadaan adematosa (gagal jantung congestive,sirosis,syndrome nifrotik)

7
3.3 Manifestasi Klinis

Alkalosis metabolic ditandai dengan :


1. sakit kepala dan lesu adalah gejala-gejala awal;
1) kulit memerah hangat
2) kejang,
3) kebingungan mental,
4) otot berkedut,
5) agitasi; koma (asidosis berat);
6) anoreksia, mual, muntah dan diare;
7) respirasi dalam dan cepat (respirasi Kussmaul);
8) hiperkalemia (pergeseran asam untuk ICF dan K + ke ECF);
9) disritmia jantung.
2. sedangkan kelemahan umumnya adalah :
1) kram otot,
2) refleks hiperaktif,
3) tetani (karena penurunan kalsium);
4) kebingungan dan kejang dapat terjadi dalam situasi yang parah.
5) Peningkatan pH darah; meningkat HCO3-; PaCO2 normal atau meningkat jika
kompensasi terjadi.
3.4 Pathofisiologi
Alkalosis metabolik dapat terjadi apabila terdapat pengeluaran asam yang berlebihan,
atau apabila asupan basa meningkat. Dehidrasi dan perubahan kadar elektrolit
ekstrasel, yang menyebabkan pergeseran dalam elektrolit-elektrolit plasma, dapat
menyebabkan alkalosis metabolik (Corwin 2009:761-762).
e. Hilangnya asam dapat timbul akibat muntah yang berlebihan, karena isi lambung
bersifat asam. Muntah juga menyebabkan alkalosis secara tidak langsung karena
keluarnya klorida melalui muntahan.
f. Peningkatan kadar bikarbonat dapat terjadi pada asupan bikarbonat dalam bentuk
antasid yang mengandung bikarbonat yang digunakan untuk mengobati indigesti
atau nyeri ulu hati. Larutan bikarbonat mungkin digunakan selama resusitasi
kardiopulmonalis dan dapat menyebabkan alkalosis metabolik.

8
g. Kontraksi volume atau penurunan volume cairan ekstrasel dapat menyebabkan
peningkatan kadar bikarbonat plasma dan alkalosis metabolik dengan mengurangi
jumlah bikarbonat yang difiltrasi di glomerulus. Terjadi peningkatan presentase
bikarbonat yang direabsorbsi kembali ke kapiler peritubulus apabila kecepatan
aliran darah juga berkurang.
h. Perubahan kadar elektrolit ekstrasel dapat menyebabkan alkalosis akibat
pergeseran ion-ion hidrogen ke dalam sel. Misalnya, penurunan klorida ekstrasel
dapat menyebabkan alkalosis metabolik sewaktu klorida berdifusi keluar sel dan
ion hidrogen berpindah ke kompartemen intrasel. Hal ini disebut alkalosis
hipokloremik. Demikian juga, hipokalemia (penurunan kalium plasma) dapat
menyebabkan alkalosis metabolik akibat peningkatan ekskresi hidrogen oleh ginjal.

3.5 Pathway

Berkurangnya Volume ECF Penyebab Retensi HCO3-

Kehilangan Cl-
Mel. Saluran Cerna Melalui Ginjal

Output Cairan Kehilangan H+ dari ECF


Elektrolit Meningkat

Peningkatan HCO3-

Alkalosis Metabolik

G3 pemenuhan Cairan G3 Kesadaran G3Pemenuhan


Elektrolit Nutrisi

9
3.6 Penatalaksanaan
 Pemeriksaan Diagnostik
a. Nilai- nilai gas darah arteri  :  menentukan keparahan alkalosis dan respons
terhadap terapi . pH akan menjadi > 7,4
b. biokarbonat serum : nilainya akan meningkat sampai > 26 mEq/L
c. Elektrolik Serum : biasanya serum kalium akan rendah, (<4,0 mEq/L). sedangkan
serum klorida < 95mEq/L.  meskipun hubungan antara alkalosis metabolic dan
dan kalium tidak dipahami secara lengkap , alkalosis dan hipokalemia sering
terjadi bersama- sama.
d. EKG : untuk mengkaji adanya disritmia, terutama jika terdapat hipokelemia
ataupun alkalosis berat.
 Penatalaksanaan Kolaboratif

Penatalaksanaan akan tergantung pada gangguan yang mendasari . alkalosis metabolik


ringan atau sedang biasanya tidak memerlukan intervensi- intervensi terapeutik yang
khusus.
a. Infuse saline : infuse normal saline dapat mengkoreksi kekurangan volume (klorida) 
pada pasien dengan alkalosis sekunder karena kehilangan melalui lambung . alkalosis
metabolic sukar untuk diperbaiki jika hipovelemia dan kekurangan klorida tidak di
koreksi.
b. Kalium Klorida (KCL) : diindikasikan untuk pasien- pasien dengan kadar kalium
rendah. KCL lebih dipilih ketimbang garam kalium lainnya karena kehilangan klorida
dapat diganti secara simultan
c. Natrium dan kalium klorida : efektif untuk alkalosis posthiperkapnia yang terjadi saat
retensi CO2 kronik dikoreksi secara cepat. Jika jumlah klorida dan kalium yang
adekuat tidak trsedia , maka kelebihan biokarbonat oleh ginjal akan mengalami
kerusakan dan alkalosis metabolic akan terus berlangsung.
d. Bahan- bahan yang bersifat asam : alkalosis yang berat memerlukan pengobatan
dengan bahan- bahan yang asam seperti asam hidroklorida encer, ammonium klorida .
karena efek samping nya yang serius, maka obat- obatan ini tidak sering digunakan.
 Penatalaksanaan lainnya:
a. Penatalaksanaan cairan : jika ada penurunan volume , diberikan normal saline
b. Penggantian kalium :

10
a.Kalium IV : jika pasien sedang menggunakan pemantau jantung  maka diberikan
kalium klorida sampai 20meq/jam untu mengatasi hipokalemia .
b. Kalium oral : rasanya sangat tidak enak .15meq/L per gelas adalah yang paling
banyak yang dapat ditoleransi pasien dengan dosis maksimum setiap hari 60-80
meq. Tablet kalium yang terurai dengan lambat merupakan bentuk bentuk KCL
yang dapat diterima. Semua bentuk  KCL dapat mengiritasi lambung dan mukosa
usus
c.Diet ; diet berisi 3 gram atau 75meq kalium , tetapi bukan dalam bentuk kalium
klorida . Diet kalium tambahan tidak efektif jika terdapat bersamaan dengan
kekurangan klorida.
a) Deuretik hemat kalium : dapat ditambahkan jika diuretic tiazid
merupakn penyebab hipokalemia dan alkalosis metabolic.
b) Mengidentifikasi dan mengkoreksi penyebab hiperadrenokortisisme
3.7 Komplikasi

1) Apabila asidosis metabolik disebabkan oleh gagal ginjal kronis, komplikasi


dapat berupa osteodistrofi (penguraian tulang akibat penyakit ginjal) dan
ensefalopati ginjal.
2) Apabila pH kurang dari 7,0 maka dapat terjadi disritmia jantung. Hal ini terjadi
akibat perubahan dalam hantaran jantung, yang timbul sebagai respon langsung
terhadap penurunan pH, dan karena efek peningkatan konsentrasi ion hidrogen
pada kalium plasma dan intrasel.
3) Pada pH yang lebih dari 7,55 dapat terjadi disritmia dan koma akibat perubahan
depolarisasi neuron dan sel otot jantung.

11
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Identitas pasien
1) Nama:
2) Umur:
3) Jeniskelamin:
4) Status :
5) Pekerjaan:
6) Alamat:
7) Mulai perawatan :
8) Diagnosa masuk:
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Alkalosis metabolik biasanya pada penderita: disritmia jantung, diare, gagal
jantung kongestif, sirosis, dan sindrom nefrotik.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Alkalosis metabolik biasanya terdapat gagal jantung kongestif pada riwayat
penyakit keluarga.
4. Pemeriksaan Fisik
1) B1 (Breath): RR Abnormal, sianosis, dispnea, hiperkapnia, hipoksia,
hipoksemia, takikardia, gelisah, bradipnea, perubahan kedalaman pernapasan,
fase ekspresi memanjang, pernapasan bibir mencucu, penggunaan otot bantu
pernapasan.
2) B2 (Blood): Sianosis, CRT > 3dtk, parestesia, penurunan nadi, perubahan td,
warna yang tidak kembali ke tungkai saat tungkai diturunkan, aritmia,
bradikadia, takikardia, kelitihan, distensi vena jugularis, murmur, dispnea,
penurunan nadi perifer, bunyi jantung S3 dan S4, ansietas,gelisah, kelelahan
pada saat aktivitas, takipnea, bardipnea, TD dan nadi yang abnormal karena
aktifitas.
3) B3 (Brain): perubahan prilaku, penurunan tingkat kesadaran, perubahan pola
napas, pusing, sakit kepala, mual, muntah, gelisah, kejang.

12
4) B4 (Bladder): pembentukan HCO3, ginjal meningkat, ginjal menurun, kadar
elektrolit serum menurun.
5) B5 (Bowel): output cairan melalui anus menurun, perubahan kadar elektrolit,
membran mukosa kering, TD menurun, nadi cepat, turgor kulit buruk, haus,
kelemahan, mual, muntah, enggan untuk makan, asupan makan tidak adekuat.
6) B6 (Bone): PH albumin menurun, albumin mudah berikatan dengan Ca2+,
kejang, spasitas otot.
3.2 Pemeriksaan Penunjang
1) Analisis darah arteri
2) Pemeriksaan Darah Lengkap

3.3 Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan pemenuhan Cairan Elektrolit (Dehidrasi) berhubunan dengan muntah


dan diare
2. Gangguan Pemenuhan Nutrisi(Hipokalemi) berhubungan dengan muntah dan
diare
3. Gangguan Kesadaran(Kejang) berhubungan dengan penurunan Cl-

3.4 Intervensi

No. Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi


1. Gangguan pemenuhan Setelah
Cairan Elektrolit dilakukan 1. Jelaskan semua prosedur
(Dehidrasi) tindakan yang akan dilakukan.
berhubunan dengan keperawata 2. Berikan makanan dan
muntah dan diare n selama cairan.
3x24 jam di 3. Berikan pengobatan seperti
harapkan : antidiare dan antimuntah.
1. Klien akan 4. Ubah posisi pasien setiap 4
mampu jam.
mengingesti 5. Instruksikan pasien untuk
makanan tidak duduk atau berdiri
selama dalam jika sirkulasi terganggu
perawatan. 6. Pantau dan catat TTV
setiap 2 jam.
7. Kaji turgor kulit dan
membrane mukosa mulut
setiap 8 jam.
2. Gangguan Pemenuhan Setelah Tingkatkan intake
Nutrisi(Hipokalemi) dilakukan makanan melalui:
berhubungan dengan tindakan a. Mengurangi gangguan dari

13
muntah dan diare keperawata lingkungan, seperti berisik
n selama dan lain-lain.
3x24 jam di b. Jaga privasi klien.
harapkan : c. Berikan obat sebelum
1. Klien akan makan jika ada indikasi.
mampu 1. Jaga kebersihan mulut
mengingesti pasien.
makanan selama 2. Sajikan makanan yang
dalam mudah dicerna dalam
perawatan. keadaan hangat, tertutup,
dan berikan sedikit-sedikit
tetapi sering.
3. Hindari makanan yang
banyak mengandung gas.
4. Lakukan latihan aktif dan
pasif.
5. Kaji tanda vital, sensori,
bising usus.
6. Monitor hasil lab seperti
glukosa, elektrolit,
albumin, hemoglobin,
kolaborasi dengan dokter.

14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa
karena tingginya kadar bikarbonat.Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh
kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah
asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam
lambung disedot dengan selang lambung.

Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang
mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.
Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium
dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam
mengendalikan keseimbangan asam basa darah.

Penyebab utama akalosis metabolik7 :


a. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
b. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
c. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat
penggunaan kortikosteroid).
Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot
berkedut dan kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali. Bila terjadi alkalosis
yang berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang
berkepanjangan (tetani).
Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit
(natrium dan kalium). Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara
intravena

15
DAFTAR PUSTAKA

NANDA International Diagnosis Keperawatan: Definisi dan klasifikasi 2009-2011,


Jakarta, EGC

Corwin, Elisabeth (2009): Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3, Jakarta, EGC, hal 755-763

Hudak & Gallo (1997): Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Edisi 6, Jakarta, EGC, hal
479-486

Muttaqin (2009): Buku Ajar: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular dan Hematologi, Jakarta, Salemba Medika, hal 497-526

Tarwoto & Wartonah (2006): Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi 3,
Salemba Medika, Jakarta

Taylor & Ralph, (2010): Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan, Jakarta, EGC

16

Anda mungkin juga menyukai