Well Kick adalah peristiwa masuknya fluida formasi ke dalam lubang sumur selama kegiatan
Drilling yang disebabkan karena tekanan formasi lebih tinggi dari pada tekanan hidrostatik Mud.
Apabila Well Kick tidak terkendali maka akan menyebabkan Blow Out. Adapun tanda-tanda
terjadinya Well Kick adalah :
ROP tiba-tiba naik.
Trend background gas berubah naik.
Volume di tangki Drilling Mud naik.
Di flow line, temperatur naik dan berat jenis Drilling Mud turun.
Tekanan pompa untuk sirkulasi turun dengan kecepatan pompa naik.
Beban pada Drill Bit turun dan putaran naik
Adanya gelembung-gelembung gas pada Drilling Mud
Shale density relatif turun.
Gas Cut Mud dan Connection Gas meningkat.
Untuk penanggulangan Well Kick harus segera dilakukan Well Control. Ada beberapa metode
well control yang dikenal antara lain :
Driller’s Method
Wait & Weight (Engineer) Method
Concurrent Method
Volumetric Method, dilakukan bila Drill String tidak di dasar lubang dan tidak mungkin dilakukan
Stripping.
3. Masukkan ke dalam Kill Sheet dan lakukan perhitungan untuk killing well sesuai metode yang
dipilih.
4. Kondisi ideal penanggulangan Well Kick adalah posisi Drill Bit sedekat mungkin dengan dasar
lubang.
INSIDE BOP
1. Sirkulasi keluarkan Drilling Mud yang terkontaminasi oleh fluida dari formasi dengan
menggunakan lumpur lama dan cara berikut :
Tentukan Slow Pump Rate pompa (biasanya : ± 1/3 – ½ dari kecepatan pompa pada waktu
membor atau 30 SPM). Jalankan pompa, dan pada saat itu pula mulai atur “Adjustable Choke”.
Atur Choke (jepitan) sehingga diperoleh SICP konstan, hingga Drilling Mud yang dipompa
sampai di Drill Bit. Pada saat itu catat tekanan pada stand pipe (psi) dan manometer pompa.
Atur Adjustable Choke, usahakan SPP tetap, sampai cairan/ Drilling Mud yang keluar bebas
dari cairan formasi. Perhatikan dengan teliti, kecepatan pompa tetap.
Jika seluruh fluida dan gas dari formasi sudah disirkulasi keluar (sudah tidak ada dalam
Drilling Mud), hentikan pompa dan tutup Choke. Catat SIDPP & SICP.
SIDPP harus sama dengan SICP. Jika belum sama, ulangi sirkulasi dan langkah-langkah seperti
diatas sampai SIDPP = SICP = 0.
Perhatikan grafik SIDPP, masukkan ICP pada garis vertikal kiri dan FCP di garis vertikal
kanan.Tarik garis lurus dari titik ICP ke titik FCP. Tentukan tekanan antara ICP dan FCP, yaitu
dengan membagi selisih ICP dan FCP menjadi beberapa bagian seperti tersedia dalam grafik.
Hitung SBS (Surface to Bit Stroke), masukkan hasilnya dalam tempat yang disediakan.
Masukkan angka nol di garis vertikal kiri dan angka SBS di garis vertikal kanan. Hitung waktu
yang digunakan untuk memompakan dari Surface to Bit (SBS) dan letakkan di garis vertikal
sebelah kanan. Masukkan hasil dalam tempat yang telah disediakan ke angka nol di garis vertikal
sebelah kiri. Dengan berpedoman pada tekanan, jumlah stroke dan waktu yang tercantum dalam
grafik, Choke diatur sesuai harga tersebut selama pemompaan KMW dalam drill sting.
Prinsip dasar dari metoda ini adalah memompakan Drilling Mud dengan menaikkan berat jenis Drilling
Mud secara bertahap sambil menjaga tekanan dasar sumur konstan.
1. Metode ini tergolong yang paling rumit dalam mengatasi Well Kick dan merupakan
gabungan dari Driller’s Method dan Engineer’s Method, dimana operasi Killing Well dapat
dimulai segera prosedur Shut-in Well.
2. Metode ini tidak menunggu sampai selesai dibuatnya Kill Mud Weight tapi dipompakan
secara bertahap sampai dicapainya Kill Mud Weight.
3. Kelemahan dari metode ini adalah bahwa Drill Pipe terisi dengan Mud Weight Drilling Mud
yang berbeda-beda yang membuat perhitungan tekanan hidrostatik dasar sumur menjadi sulit.
4. Asalkan ada pengawasan yang memadai dan komunikasi, dan metode yang benar-benar
dipahami, ini bisa menjadi cara yang sangat efektif untuk mematikan sumur.
5. Gambar 25.4. dibawah menunjukkan penyimpangan dalam tekanan Drill Pipe dengan
volume Kill Mud Weight yang disebabkan oleh Mud Wight yang berbeda.
6. Total stroke pompa di-plot pada grafik tekanan Drill Pipe untuk setiap kenaikan Mud
Weight.
Metode Bleed and lubricate seringkali kelanjutan dari Metode Volumetrik, dan digunakan ketika
fluida kick sampai ke permukaan. Metode ini dilakukan dengan menggantikan influx di
permukaan dengan lumpur berat (kill mud).
A. Panduan Umum
1. Metode ini dilakukan ketika tidak ada rangkaian di dalam sumur atau rangkaian pahat jauh
dari dasar sumur.
2. Metode ini dapat dilakukan ketika influx kick sudah sampai di permukaan.
3. Metode ini tidak membutuhkan rangkaian turun kebawah (stripping in).
A. Panduan Umum
B. Prosedur Pelaksanaan