Proposal Montaviana Gale Jamura
Proposal Montaviana Gale Jamura
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
20160811024006
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2020
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...........................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..................................................................................4
D. Manfaat Penelitian................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori.....................................................................................6
B. Kerangka Teori.....................................................................................28
C. Kerangka Konsep..................................................................................29
D. Hipotesis ..............................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia,yakni indera penglihatan,pendengaran,penciuman,perasa
dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang berdasarkan pengalaman dan penelitian.
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dampaknya daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmojo,2007)
Pengetahuan muncul ketika seseorang mengunakan inderanya untuk menggali
benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya (wijayanti,2009).
Pengetahuan berarti ilmu yang didapatkan dari orang yang memang dianggap
mampu untuk menyampaikan ilmu dan yang betul-betul dapat dipercaya
sebagai orang,yang ilmunya bila diberikan atau diaplikasikan bisa membawa
dampak yang baik bagi banyak orang.
b. Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan didalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan
pengetahuan menurut (Notoatmojo,2014) yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya,mengingat kembali termasuk (recall) terhadap suatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat mengaplikasikan materi tersebut
secara luas.
3. Aplikasi (analysis)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komponen,tetapi masih didalam suatu struktur
organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakuan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu ma teri atau objek.
c. Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan yang
bermula dari pemikiran atas dasar pengetahuan hingga pada akhirnya muncul
didalam perilaku (purwanto,2009).
Menurut skinner dalam Notoatmodjo (2007), klasifikasi perilaku kesehatan
antara lain :
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)
Merupakan perilaku seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan
agar tidak sakit dan usaha peyembuhan ketika sakit.
Perilaku pemeliharaan ketika sakit terdapat didalam 3 aspek :
a. Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit bila sakit
serta pemulihan kesehatan bila telah sembuh dari penyakit.
b. Perilaku peningkatan kesehatan apabila seseorang dalam keadaan
sehat.
c. Perilaku gizi (makanan dan minuman),makanan dan minuman dapat
memelihara kesehatan seseorang tetapi sebaliknya makanan dan
minuman dapat menjadi penyebab utama menurunya derajat kesehatan
seseorang bahkan dapat mendatangkan penyakit.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan
kesehatan atau perilaku pencarian obat (health seeking behavior).
Merupakan upaya atau tindakan seseorang pada saat mendeerita penyakit
atau kecelakaan , perilaku ini dimulai dengan mengobati sendiri atau
mencari pengobatan ke luar daerah.
3. Perilaku kesehatan lingkungan
Merupakan bagaimana seseorang merespon lingkungan sehingga
lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatanya , perilaku kesehatan
lingkungan menurut Becker dalam Notoatmodjo (2007) dapat
diklasifikasikan :
a. Perilaku hidup sehat
merupakan perilaku yang berkaitan dengan upaya seseorang untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya sendiri.
b. Perilaku sakit
Perilaku sakit ini mencangkup respon seseorang terhadap sakit dan
penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab
dan gejala penyakit serta pengobatan penyakitnya.
c. Perilaku peran sakit
Perilaku ini meliputi tindakan untuk memperoleh kesembuhan ,
mengenal dan mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan
penyembuhan kesehatan yang layak,serta mengetahui hak untuk
memperoleh pelayanan dan pelayanan kesehatan. Dan kewajiban orang
sakit agar melakukan konsultasi penyakitnya ke petugas kesehatan agar
tidak menularkan penyakitnya ke orang lain.
3. Sikap
a. Pengertian sikap
Sikap adalah perasaan,pikiran dan kecenderungan seseorang yang
kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu
dalam lingkungannya. Sikap merupakan kecondongan evaluative
stimulus atau objek yang berdampak pada bagaimana seseorang
berhadapan dengan objek tertentu. ini berarti sikap menunjukan
kesetujuan atau ketidaksetujuan, suka atau tidak suka seseorang
terhadap sesuatu (Mubrak:84)
Sikap dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat
emosional terdapat stimulasi sosial. Sikap bukan suatu tindakan
atau aktivitas , melainkan predisposisi tindakan atau perilaku.
Menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen utama yaitu
kepercayaan atau keyakinan (ide dan konsep), kehidupan
emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek, dan
kecenderungan untuk bertindak (treand to behave). Ketiga
komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh (total attitude).
b. Komponen sikap
Struktur sikap terdiri dari 3 komponen yang saling menunjang yaitu
(Azwar,2005) :
1. Komponen kognitif
Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu
pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotype
yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan
penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu
atau problem yang controversial.
2. Komponen efektif
Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek
emosional inilah yang biasanya berakal paling dalam sebagai
komponen sikap yang merupakan aspek yang paling bertahan
terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah
sikap seseorang komponen efektif disamakan dengan perasaan
yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
3. Komponen konatif
Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai
sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau
kecenderungan untuk bertindak/bereaksi terhadap sesuatu
dengan cara-cara tertentu. dan berkaitan dengan objek yang
dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap
seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.
c. Tingkatan sikap
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu (Notoatmodjo,2003) :
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (objek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap
karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan ini benar
dan salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga, misalnya seseorang mengajak ibu yang lain
(tetangga, saudaranya) untuk menimbang anaknya ke posyandu
atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu
telah mempunyai sifat positif terhadap gizi anak.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling
tinggi. Misalnya seseorang ibu menjadi aseptor KB, meskipun
mendapatkan tantangan dari mertua atau orangtuanya sendiri.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap antara lain
(Notoatmodjo,2003) :
1. Pengalaman pribadi
Untuk dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi
dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang
konfirmis atau searah dengan sikap yang dianggap penting.
Kecenderungan ini antara lain di motivasi oleh keinginan untuk
berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan
orang yang dianggap penting.
3. Pengaruh kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah
sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah
mewarnai sikap anggota masyarakat, karena kebudayaan telah
memberikan corak pengalaman individu-individu masyarakat
asuhannya.
4. Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya factual
disampaikan secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap
penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap
konsumennya.
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga
agama sangat menentukan sistem kepercayaan, tidaklah
mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut
mempengaruhi sikap.
6. Faktor emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang
didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran
frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego
(azwar,2005)
e. Pengukuran sikap
Sikap ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang tentang gejala atau masalah yang ada di masyarakat atau
dialaminya. Beberapa bentuk jawaban pertanyaan atau pernyataan
yang masuk dalam skala likert adalah :
4. Kanker payudara
a. Pengertian
kanker payudara disebut juga Carcinoma Mammae adalah tumor ganas yang
tumbuh didalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh didalam
kelenjar payudara,saluran payudara,jaringan lemak maupun jaringan ikat
pada payudara.kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat namun
berbahaya (Suryaningsih,2009).
Kanker payudara adalah terjadinya keganasan pada daerah payudara
(Otto,2005) kanker payudara ini mungkin ditemukan pada saat in situ (masih
local) atau ditemukan pada saat sudah menyebar (Neoplasma maligna).
Gejala yang paling sering terjadi pada kanker payudara adalah adanya massa
(terutama jika keras, irreguler, tidak nyeri tekan) , atau penebalan pada
daerah sekitar payudara biasanya pada payudara terdapat perubahan bentuk
dan ukuran kemudian terdapat cairan yang mengandung darah. Pengerutan
atau pelekukan kulit disekitarnya , dan kulit yang bersisik di sekitar daerah
puting susu.
b. Etiologi
Belum diketahui secara pasti penyebab dari kanker payudara ini . hal yang
perlu di ketahui bahwa insiden kanker payudara ini meningkat seiring dengan
pertambahan usia (varney,2004)
c. Faktor resiko
Terdapat beberapa faktor resiko yang mampu memicu terjadinya karena
payudara, menurut (Suryaningsih,2009):
1. Faktor kesehatan reproduksi meliputi nuliparitas, menarche pada usia muda,
menopause pada usia lebih tua, kehamilan pertama pada usia tua (lebih dari
30 tahun) atau tidak mempunyai anak sama sekali dan bertambahnya usia.
2. Pemakaian hormon
3. Kegemukan ( lemak berlebihan)
4. Terpapar radiasi
5. Riwayat keluarga (anak perempuan yang ibunya terkena kanker payudara
memiliki resiko terkena kanker payudara)
6. Ras
7. Gaya hidup meliputi merokok,konsumsi alkhol dan malas bergerak atau
melakukan aktivitas
d. Tanda dan gejala
Hampir 90% keabnormalan pada payudara ditemukan oleh penderita itu
sendiri,sedangkan 10% ditemukan melalui pemeriksaan fisik atau karena sebab
tertentu. sebagian besar temuan awal yang dijumpai pada kasus kanker payudara
terabanya benjolan yang masih bersifat invasi lokal,kemudian muncul rasa nyeri
pada jaringan payudara, terjadi nipple discharge.
IBC merupakan jenis kanker payudara invasif yang jarang terjadi. Hanya
sekitar 1-3% dari semua kasus kanker payudara adalah jenis IBC. Sebaliknya
kanker jenis ini membuat kulit payudara terlihat merah dan terasa hangat.
Kulit payudara juga tampak tebal dan mengerut seperti kulit jeruk.
Biasanya dokter baru mengetahui terjadinya perubahan ini karena sel-sel
kanker telah menghambat pembuluh getah bening di kulit. Bukan karena
adanya inflamasi, peradangan, atau infeksi. Payudara yang terinvasi biasanya
berukuran lebih besar, kenyal, lembek, gatal. Jenis kanker ini cenderung
menyebar dan memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan tipe IBC
atau ILC.
PERILAKU SADARI :
Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
Sikap/ tindakan
1. Pendidikan
2. Pengalaman
3. Usia
Keterangan :
Di teliti =
Tidak diteliti =
C. Hipotesis
Dari kerangka konseptual yang ada , hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti
adalah : “ ada hubungan yang positif antara perilaku sadari dan pengetahuan
maupun sikap semakin baik perilaku seseorang tentang pemeriksaan payudara
sendiri maka, pengetahuannya tentang kanker payudara baik.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional yaitu, jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau
observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang dilakukan pada variabel
terikat (Dependent) dan variabel bebas (Independent). Pendekatan ini digunakan
untuk melihat hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya.
D. Instrument penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner,kuesioner di isi
langsung oleh responden tanpa intervensi. Kuesioner dibagi menjadi 3 bagian ,
yang bagian 1 berisi identitas responden seperti nama responden dan usia. Bagian
2 memuat pertanyaan mengenai pengetahuan,sikap,tindakan tentang kanker
payudara dan bagian 3 memuat perilaku tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI)
DAFTAR PUSTAKA
Indrati, Rini H D.2009.Faktor Faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian kanker
payudara pada wanita.
Frisca,Suci.2017.Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) mahasiswa.jurnal
Reni P.S.(2015) hubungan pengetahuan dengan perilaku sadari sebagai deteksi dini kanker
payudara.jurnal
Defirna I,2015.Gambaran perilaku pemeriksaan payudara sendiri SADARI pada mahasiswa
Fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan UIN syarif hidayatulah tahun 2015.Jakarta : Skripsi