Anda di halaman 1dari 25

PERILAKU IBU TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP

PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI KAMPUNG SEREH


KABUPATEN JAYAPURA

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi syarat pelaksanaan penelitian

Oleh :

MONTAVIANA GALE JAMURA

20160811024006

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA

2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

DAFTAR TABEL...........................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................v

DAFTAR ARTI,LAMBANG,SINGKATAN DAN ISTILAH....................vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..................................................................................4
D. Manfaat Penelitian................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori.....................................................................................6
B. Kerangka Teori.....................................................................................28
C. Kerangka Konsep..................................................................................29
D. Hipotesis ..............................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penulisan............................................................31


B. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................31
C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................31
D. Instrumen penelitian.............................................................................32
E. Metode Pengumpulan Data...................................................................33
F. Uji validitas dan reliabilitas..................................................................33
G. Pengolahan dan analisa data...........................................................35
H. Etika penelitian
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kanker payudara (Ca Mammae) hingga saat ini menjadi masalah besar di dunia maupun
di indonesia,angka kesakitan dan angka kematian cenderung makin meningkat.
Apalagi sebagian besar penderita ditemukan dalam keadaan stadium lanjut, sehingga
upaya penanggulangan sulit untuk dilakukan dengan baik (kartikawati,2012).
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2013 menjelaskan bahwa
insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus pada tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus
pada tahun 2012, sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang pada tahun
2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor atau kanker di indonesia adalah 1,4 per 1000
penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker tertinggi di indonesia pada perempuan
adalah kanker payudara dan kanker leher rahim.
Berdasarkan sistem informasi rumah sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara
menempati urutan pertama pasien rawat inap diseluruh rumah sakit di indonesia (16,85%)
kemudian disusul kanker leher rahim (11,78%) (Departemen Kesehatan,2010)
Kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari
epitel duktus maupun lobulusnya, Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker
terbanyak di indonesia. Berdasarkan pathological based registration di indonesia,kanker
payudara menempati urutan pertama dengan frekuensi relatif sebesar 18,6% (Data kanker
di indonesia tahun 2010,menurut data histopatologik;badan registrasi kanker
perhimpunan dokter spesialis patologi indonesia (IAPI) dan yayasan kanker indonesia
(YKI)).
Kanker payudara pada stadium awal jika diraba umumnya tidak ditemukan adanya
benjolan yang jelas pada payudara namun sering merasakan ketidaknyamanan pada
daerah tersebut (Tim Cancer Helps,2010). sedangkan pada stadium lanjut gejalanya
antara lain, jika diraba dengan tangan terasa ada benjolan di payudara jika diamati bentuk
dan ukuran payudara berbeda dengan sebelumnya terdapat luka eksim di payudara dan
puting susu yang tidak dapat sembuh meskipun sudah diobati,keluar darah atau cairan
encer dari puting susu kemudian pada bagian puting susu masuk memuntir kedalam
payudara,kulit payudara berkerut seperti kulit jeruk (Magan,2009).
Berdasarkan program American Cancer Society (2001) untuk deteksi dini kanker
payudara dianjurkan bahwa wanita yang berusia diatas 20 tahun atau lebih agar
memeriksa sendiri payudara mereka setiap bulan. di indonesia masalah kanker payudara
menjadi lebih besar karena lebih dari 70% penderita datang ke dokter pada stadium
lanjut,banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker payudara. Pemeriksaan
awal atau deteksi dini terhadap adanya gejala kanker payudara sangat penting dilakukan
(putra,2015)
Berdasarkan hasil pemeriksaan di wilayah Kampung Sereh Kabupaten Jayapura terdapat
satu orang ibu yang meninggal karena kanker payudara,faktor penyebabnya adalah pasien
tidak mengetahui gejala dari kanker payudara itu sendiri dan pasien baru memeriksakan
ke pelayanan kesehatan pada saat sudah dinyatakan ada di stadium akhir.
Sadari atau pemeriksaan payudara sendiri dianggap sebagai cara yang paling sederhana
dan langkah awal untuk menemukan resiko kanker payudara yang akan lebih efektif jika
dilakukan sedini mungkin, tindakan deteksi dini ini dilakukan agar dapat mendeteksi
secara dini sel-sel yang abnormal yang ada didalam tubuh agar dapat ditemukan sebelum
berkembang menjadi kanker payudara.
Dalam dunia kesehatan ada beberapa macam cara untuk mendeteksi dini kanker payudara
menurut American cancer society antara lain pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI),pemeriksaan payudara klinis (PPK) dan Mamografi (Tim cancerhelps,2010).
para wanita perlu dibekali ilmu pengetahuan tentang kanker payudara dan bagaimana
melakukan pemeriksaan payudara sendiri,karena kanker payudara merupakan salah satu
penyebab utama kematian pada wanita di indonesia antara lain disebabkan karena masih
rendahnya kesadaran masyarakat dan terbatasnya pengetahuan masyarakat terhadap
bahaya kanker payudara , masyarakat masih belum mengenali tanda-tanda dini dari
kanker payudara,masyarakat belum tau apa saja faktor resiko bila terkena kanker
payudara, serta cara penanggulangannya secara benar.
Tidak sedikit dari mereka yang terkena kanker payudara datang berobat ke tempat yang
salah dan baru memeriksaankan diri ke sarana pelayanan kesehatan seperti Rumah sakit
dan Puskesmas ketika stadiumnya sudah lanjut (yayasan kanker indonesia).
Bertolak dari pemikiran tersebut maka peneliti tertarik mengambil judul tentang “Perilaku
ibu tentang kanker payudara terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
Kampung Sereh Kabupaten Jayapura ”yang diharapkan agar para wanita tahu tentang
kanker payudara dan mampu melakukan pemeriksaan tersebut sebagai salah satu usaha
deteksi dini kanker payudara.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas,penulis merumuskan
masalah penelitian : bagaimana tingkat pengetahuan,sikap dan tindakan ibu-ibu tentang
kanker payudara dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

1.3 Tujuan penelitian


1.3.1 Tujuan umum
mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan,sikap dan tindakan masyarakat tentang
kanker payudara dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
1.3.2 Tujuan khusus
1. mendeskripsikan mengenai pengetahuan kanker payudara
2. mendeskripsikan mengenai perilaku (SADARI)
3. menganalisa hubungan antara pengetahuan tentang kanker payudara dan perilaku
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

1.4 Manfaat penelitian


1.4.1 manfaat teoritis
hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu keperawatan
mengenai deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI)
1.4.2 manfaat praktis
bagi pelayanan kesehatan/keperawatan,hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
masukan dalam menyusun program promosi kesehatan dengan mengarahkan atau
memberikan asuhan keperawatan pada masyarakat terkhusunya para wanita agar lebih
memahami mengenai bahaya kanker payudara dan memahami dan tau melakukan
deteksi kanker payudara sendiri (SADARI).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia,yakni indera penglihatan,pendengaran,penciuman,perasa
dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang berdasarkan pengalaman dan penelitian.
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dampaknya daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmojo,2007)
Pengetahuan muncul ketika seseorang mengunakan inderanya untuk menggali
benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya (wijayanti,2009).
Pengetahuan berarti ilmu yang didapatkan dari orang yang memang dianggap
mampu untuk menyampaikan ilmu dan yang betul-betul dapat dipercaya
sebagai orang,yang ilmunya bila diberikan atau diaplikasikan bisa membawa
dampak yang baik bagi banyak orang.

b. Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan didalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan
pengetahuan menurut (Notoatmojo,2014) yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya,mengingat kembali termasuk (recall) terhadap suatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat mengaplikasikan materi tersebut
secara luas.
3. Aplikasi (analysis)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komponen,tetapi masih didalam suatu struktur
organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakuan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu ma teri atau objek.

c. Metode memperoleh pengetahuan


Menurut purnawan dalam sulistina (2009) yaitu :
1. Tenacity
Yaitu metode memperoleh pengetahuan yang dilakukan dengan meyakini
sesuatu, meskipun bisa jadi apa yang diyakininya belum tentu benar.
Keyakinan ini disebabkan karena hal yang di yakini tersebut umumnya
terjadi.
2. Authority
Yaitu metode memperoleh pengetahuan dengan mempercayakan kepada
pihak yang dianggap kompeten/mampu.
3. Apriory
Yaitu memperoleh pengetahuan dengan menitik beratkan pada
kemampuan nalar dan intuisi diri sendiri, tanpa mempertimbangkan
informasi dari pihak luar.
4. Science
Yaitu cara memperoleh pengetahuan dengan melakukan serangkaian cara-
cara ilmiah, seperti mengajukan dugaan, pengontrolan variabel, sampai
penyimpulan.cara ini dianggap sebagai cara yang paling dapat diyakini
kebenarannya atas pengetahuan yang diperoleh.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Menurut hanna dalam sulistina (2009) tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh :
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan didalam dan diluar sekolah serta berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar,semakin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin muda orang tersebut menerima informasi.
2. Pengalaman
Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan
pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar
selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil
keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara
ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang
keperawatan
3. Usia
Semakin tua usia semakin bijaksana karena semakin banyak informasi
yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga
menambah pengetahuanya.
Pada orang dengan usia yang lebih tua,tidak dapat diajarkan kepandaian
yang baru karena telah mengalami kemunduran fisik maupun mental.
2. Perilaku
a. Pengertian
Menurut skinner,seorang ahli psikologi dalam Notoatmodjo (2007)
merumuskan bahwa perilaku merupakan reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar).
Maka teori skinner ini disebut teori : S-O-R atau stimulus-organisme-respon.
Skinner membedahkan jenis perilaku menjadi dua bagian,yaitu :
1. Perilaku alami (innate behaviour)
Adalah perilaku yang dibawa sejak lahir berupa reflex dan insting. Contoh
dari perilaku ini adalah gerakan reflex atau spontan ketika tangan terkena
panas api,kedipan mata apabila terkena cahaya.perilaku ini secara otomatis
digerakan tanpa melalui pusat susunan saraf.
Jadi respon akan timbul seketika setiap mendapatkan stimulus secara
otomatis.
2. Perilaku operan (operant behavior)
Adalah perilaku yang dibentuk melalui proses belajar,jenis perilaku ini
dikendalikan oleh pusat syaraf atau kesadaran otak. Pada kaitan ini,setelah
stimulus diterima kemudian dilanjutkan ke otak, jenis perilaku ini lebih
dominan dibanding perilaku alami (Sosiawan,2009)
b. Klasifikasi perilaku
Menurut Skinner dalam Notoatmodjo (2007) berdasarkan respon, perilaku
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Perilaku tertutup
Respon terhadap stimulus dalam bentuk terselubung, respon terhadap
stimulus ini masih terbatas pada perhatian,persepsi,pengetahuan atau
kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka
Respon terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka,respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
orang lain.

c. Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan yang
bermula dari pemikiran atas dasar pengetahuan hingga pada akhirnya muncul
didalam perilaku (purwanto,2009).
Menurut skinner dalam Notoatmodjo (2007), klasifikasi perilaku kesehatan
antara lain :
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)
Merupakan perilaku seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan
agar tidak sakit dan usaha peyembuhan ketika sakit.
Perilaku pemeliharaan ketika sakit terdapat didalam 3 aspek :
a. Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit bila sakit
serta pemulihan kesehatan bila telah sembuh dari penyakit.
b. Perilaku peningkatan kesehatan apabila seseorang dalam keadaan
sehat.
c. Perilaku gizi (makanan dan minuman),makanan dan minuman dapat
memelihara kesehatan seseorang tetapi sebaliknya makanan dan
minuman dapat menjadi penyebab utama menurunya derajat kesehatan
seseorang bahkan dapat mendatangkan penyakit.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan
kesehatan atau perilaku pencarian obat (health seeking behavior).
Merupakan upaya atau tindakan seseorang pada saat mendeerita penyakit
atau kecelakaan , perilaku ini dimulai dengan mengobati sendiri atau
mencari pengobatan ke luar daerah.
3. Perilaku kesehatan lingkungan
Merupakan bagaimana seseorang merespon lingkungan sehingga
lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatanya , perilaku kesehatan
lingkungan menurut Becker dalam Notoatmodjo (2007) dapat
diklasifikasikan :
a. Perilaku hidup sehat
merupakan perilaku yang berkaitan dengan upaya seseorang untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya sendiri.
b. Perilaku sakit
Perilaku sakit ini mencangkup respon seseorang terhadap sakit dan
penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab
dan gejala penyakit serta pengobatan penyakitnya.
c. Perilaku peran sakit
Perilaku ini meliputi tindakan untuk memperoleh kesembuhan ,
mengenal dan mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan
penyembuhan kesehatan yang layak,serta mengetahui hak untuk
memperoleh pelayanan dan pelayanan kesehatan. Dan kewajiban orang
sakit agar melakukan konsultasi penyakitnya ke petugas kesehatan agar
tidak menularkan penyakitnya ke orang lain.
3. Sikap
a. Pengertian sikap
Sikap adalah perasaan,pikiran dan kecenderungan seseorang yang
kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu
dalam lingkungannya. Sikap merupakan kecondongan evaluative
stimulus atau objek yang berdampak pada bagaimana seseorang
berhadapan dengan objek tertentu. ini berarti sikap menunjukan
kesetujuan atau ketidaksetujuan, suka atau tidak suka seseorang
terhadap sesuatu (Mubrak:84)
Sikap dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat
emosional terdapat stimulasi sosial. Sikap bukan suatu tindakan
atau aktivitas , melainkan predisposisi tindakan atau perilaku.
Menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen utama yaitu
kepercayaan atau keyakinan (ide dan konsep), kehidupan
emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek, dan
kecenderungan untuk bertindak (treand to behave). Ketiga
komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh (total attitude).
b. Komponen sikap
Struktur sikap terdiri dari 3 komponen yang saling menunjang yaitu
(Azwar,2005) :
1. Komponen kognitif
Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu
pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotype
yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan
penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu
atau problem yang controversial.
2. Komponen efektif
Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek
emosional inilah yang biasanya berakal paling dalam sebagai
komponen sikap yang merupakan aspek yang paling bertahan
terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah
sikap seseorang komponen efektif disamakan dengan perasaan
yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
3. Komponen konatif
Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai
sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau
kecenderungan untuk bertindak/bereaksi terhadap sesuatu
dengan cara-cara tertentu. dan berkaitan dengan objek yang
dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap
seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.
c. Tingkatan sikap
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu (Notoatmodjo,2003) :
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (objek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap
karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan ini benar
dan salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga, misalnya seseorang mengajak ibu yang lain
(tetangga, saudaranya) untuk menimbang anaknya ke posyandu
atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu
telah mempunyai sifat positif terhadap gizi anak.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling
tinggi. Misalnya seseorang ibu menjadi aseptor KB, meskipun
mendapatkan tantangan dari mertua atau orangtuanya sendiri.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap antara lain
(Notoatmodjo,2003) :
1. Pengalaman pribadi
Untuk dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi
dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang
konfirmis atau searah dengan sikap yang dianggap penting.
Kecenderungan ini antara lain di motivasi oleh keinginan untuk
berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan
orang yang dianggap penting.
3. Pengaruh kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah
sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah
mewarnai sikap anggota masyarakat, karena kebudayaan telah
memberikan corak pengalaman individu-individu masyarakat
asuhannya.
4. Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya factual
disampaikan secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap
penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap
konsumennya.
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga
agama sangat menentukan sistem kepercayaan, tidaklah
mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut
mempengaruhi sikap.
6. Faktor emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang
didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran
frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego
(azwar,2005)

e. Pengukuran sikap
Sikap ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang tentang gejala atau masalah yang ada di masyarakat atau
dialaminya. Beberapa bentuk jawaban pertanyaan atau pernyataan
yang masuk dalam skala likert adalah :

Pernyataan positif Pernyataan negatif


Sangat setuju : 4 Sangat setuju : 1
Setuju : 3 Setuju : 2
Tidak setuju : 2 Tidak setuju : 3
Sangat tidak setuju : 1 Sangat tidak setuju : 1

Cara interpretasi dapat berdasarkan presentasi sebagai berikut


(Arikunto,2002)

4. Kanker payudara
a. Pengertian
kanker payudara disebut juga Carcinoma Mammae adalah tumor ganas yang
tumbuh didalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh didalam
kelenjar payudara,saluran payudara,jaringan lemak maupun jaringan ikat
pada payudara.kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat namun
berbahaya (Suryaningsih,2009).
Kanker payudara adalah terjadinya keganasan pada daerah payudara
(Otto,2005) kanker payudara ini mungkin ditemukan pada saat in situ (masih
local) atau ditemukan pada saat sudah menyebar (Neoplasma maligna).
Gejala yang paling sering terjadi pada kanker payudara adalah adanya massa
(terutama jika keras, irreguler, tidak nyeri tekan) , atau penebalan pada
daerah sekitar payudara biasanya pada payudara terdapat perubahan bentuk
dan ukuran kemudian terdapat cairan yang mengandung darah. Pengerutan
atau pelekukan kulit disekitarnya , dan kulit yang bersisik di sekitar daerah
puting susu.
b. Etiologi
Belum diketahui secara pasti penyebab dari kanker payudara ini . hal yang
perlu di ketahui bahwa insiden kanker payudara ini meningkat seiring dengan
pertambahan usia (varney,2004)

c. Faktor resiko
Terdapat beberapa faktor resiko yang mampu memicu terjadinya karena
payudara, menurut (Suryaningsih,2009):
1. Faktor kesehatan reproduksi meliputi nuliparitas, menarche pada usia muda,
menopause pada usia lebih tua, kehamilan pertama pada usia tua (lebih dari
30 tahun) atau tidak mempunyai anak sama sekali dan bertambahnya usia.
2. Pemakaian hormon
3. Kegemukan ( lemak berlebihan)
4. Terpapar radiasi
5. Riwayat keluarga (anak perempuan yang ibunya terkena kanker payudara
memiliki resiko terkena kanker payudara)
6. Ras
7. Gaya hidup meliputi merokok,konsumsi alkhol dan malas bergerak atau
melakukan aktivitas
d. Tanda dan gejala
Hampir 90% keabnormalan pada payudara ditemukan oleh penderita itu
sendiri,sedangkan 10% ditemukan melalui pemeriksaan fisik atau karena sebab
tertentu. sebagian besar temuan awal yang dijumpai pada kasus kanker payudara
terabanya benjolan yang masih bersifat invasi lokal,kemudian muncul rasa nyeri
pada jaringan payudara, terjadi nipple discharge.

e. Klasifikasi kanker payudara


Jenis kanker payudara menurut tim cancer helps (2010) antara lain:
1. Duktal karsinoma in situ (DCIS)
Jenis ini merupakan tipe kanker payudara non-invasif paling umum. DCIS
berarti sel-sel kanker berada di dalam duktus dan belum menyebar keluar
dinding duktus ke jaringan payudara dan sekitarnya. Sekitar satu hingga lima
kasus baru kanker payudara adalah DCIS. Hampir semua wanita dengan
kanker tahap ini dapat disembuhkan.
2. Lobular karsinoma in situ (LCIS)
Sebenarnya LCIS bukan kanker, tetapi LCIS terkadang digolongkan sebagai
tipe kanker payudara non-invasif. Bermula dari kelenjar yang memproduksi
air susu, tetapi tidak berkembang melalui dinding lobulus. Kebanyakan ahli
kanker berpendapat bahwa LCIS sering tidak menjadi kanker invasif, tetapi
wanita dengan kondisi ini memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita
kanker payudara invasif pada payudara yang sama atau berbeda.
3. Invasif atau infitrating duktal karsinoma (IDC)
IDC merupakan jenis kanker payudara yang paling umum dijumpai.
Timbulnya sel kanker dimulai dari duktus, menerobos dinding duktus, dan
berkembang kejaringan lemak payudara. Kanker akan menyebar
(bermetastasis) ke organ tubuh lainnya melalui sistem getah bening dan aliran
darah. Sekitar 8-10 kasus kanker payudara invasif merupakan jenis ini.
4. Invasif atau infiltrating lobular karsinoma (ILC)
Kanker jenis ini dimulai dari lobulus. Seperti IDC, ILC dapat menyebar atau
bermetastasis ke bagian lain di dalam tubuh.
5. Kanker payudara terinflamasi (IBC)

IBC merupakan jenis kanker payudara invasif yang jarang terjadi. Hanya
sekitar 1-3% dari semua kasus kanker payudara adalah jenis IBC. Sebaliknya
kanker jenis ini membuat kulit payudara terlihat merah dan terasa hangat.
Kulit payudara juga tampak tebal dan mengerut seperti kulit jeruk.
Biasanya dokter baru mengetahui terjadinya perubahan ini karena sel-sel
kanker telah menghambat pembuluh getah bening di kulit. Bukan karena
adanya inflamasi, peradangan, atau infeksi. Payudara yang terinvasi biasanya
berukuran lebih besar, kenyal, lembek, gatal. Jenis kanker ini cenderung
menyebar dan memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan tipe IBC
atau ILC.

f. Deteksi dini kanker payudara


Wanita perlu dibekali bagaimana cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri,
karena kebanyakan para wanita tidak begitu paham betul terkait dengan
pemeriksaan payudara sendiri ini. Pentingnya pemeriksaan payudara oleh tenaga
kesehatan dan pemeriksaan bulanan secara mandiri harus ditanamkan pada wanita
selama kehidupannya (Varney,2004)
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) hanya mendeteksi secara dini kanker
payudara,bukan untuk mencegah kanker payudara, dengan adanya deteksi dini ini
maka kanker payudara dapat terdeteksi pada stadium awal sehingga penggobatan
dini akan memperpanjang harapan hidup penderita kanker payudara serta
menurunkan angka kematian penderita kanker payudara yang ditemukan pada
stadium awal (Nisman,2011).
Ada beberapa macam cara yang dilakukan untuk melakukan deteksi dini kanker
payudara diantaranya adalah Thermography (prosedur diagnosis dengan prinsip
berdasarkan level kimia dan aktivitas pembuluh darah yang akan menghasilkan
peningkatan suhu pada payudara), Mammography (metode pendeskripsian
dengan menggunakan sinar X berkadar rendah), Ductography (bagian dari
mammography yang berguna untuk mendiagnosis nipple discharge dan
intraductal papiloma), Biopsi dan USG payudara. Salah satu langkah yang paling
sederhana dilakukan adalah melakukan pemeriksaan payudara sendiri/Breast self
examination (BSE) karena ini merupakan langkah yang paling mudah dan hampir
sebagian keabnormalan pada payudara ditemukan sendiri oleh penderita.
Berikut merupakan langkah-langkah pemeriksaan SADARI :
1. Melihat
Melihat bentuk dan ukuran ,puting lurus kedepan atau masuk memutir
kedalam kemudian pada kulit terdapat lecet atau tidak, warna kulit tampak
kemerahan atau tidak , tekstur kulit tampak menebal dengan pori-pori melebar
atau mulus , tampak adanya kerutan , cekungan atau tidak (payudara yang
normal adalah payudara dengan bentuk sempurna tanpa perubahan warna dan
ukuran).
2. Memijat
Secara lembut pijat payudara dari tepi payudara hingga ke puting, untuk
mengetahui ada atau tidaknya cairan yang keluar dari puting susu (normalnya
seharusnya tidak ada cairan yang keluar dari puting susu kecuali sedang
menyusui).
3. Meraba
Dilakukan masing-masing dengan gerakan memutar dan dilakukan dengan
tekanan berbeda-beda, seperti :
a. Tekanan ringan untuk meraba ada atau tidaknya benjolan di dekat
permukaan kulit.
b. Tekanan sedang untuk meraba ada atau tidaknya benjolan di tengah-
tengah jaringan payudara.
c. Tekanan yang cukup kuat untuk merassakan ada atau tidaknya benjolan
didasar payudara dekat dengan tulang dada.
4. Meraba ketiak
Raba ketiak atau daerah sekitar payudara untuk mengetahui ada atau tidaknya
benjolan (Suryaningsih,2009)
B. Kerangka konsep

PERILAKU SADARI :

Pemeriksaan payudara Deteksi dini


sendiri dengan rutin
dan mengikuti
langkah-langkah yang
baik dan benar.
Pengetahuan kanker
payudara (Ca Mammae)

Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
Sikap/ tindakan
1. Pendidikan
2. Pengalaman
3. Usia

Keterangan :
Di teliti =
Tidak diteliti =

C. Hipotesis
Dari kerangka konseptual yang ada , hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti
adalah : “ ada hubungan yang positif antara perilaku sadari dan pengetahuan
maupun sikap semakin baik perilaku seseorang tentang pemeriksaan payudara
sendiri maka, pengetahuannya tentang kanker payudara baik.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian
Jenis penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional yaitu, jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau
observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang dilakukan pada variabel
terikat (Dependent) dan variabel bebas (Independent). Pendekatan ini digunakan
untuk melihat hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya.

B. Tempat dan waktu penelitian


Penelitian ini dilakukan di “KAMPUNG SEREH KABUPATEN JAYAPURA”
pada bulan april 2020. Pemberian kuesioner dilakukan dengan menyesuaikan
waktu para responden.

C. populasi dan sampel


Populasi penelitian ini adalah seluruh wanita yang berusia rata-rata 20-40 tahun, di
wilayah “ KAMPUNG SEREH KABUPATEN JAYAPURA”.

D. Instrument penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner,kuesioner di isi
langsung oleh responden tanpa intervensi. Kuesioner dibagi menjadi 3 bagian ,
yang bagian 1 berisi identitas responden seperti nama responden dan usia. Bagian
2 memuat pertanyaan mengenai pengetahuan,sikap,tindakan tentang kanker
payudara dan bagian 3 memuat perilaku tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI)

E. Metode pengumpulan data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data
primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan
menggunakan alat ukur berupa kuesioner , sedangkan data sekunder adalah data
yang didapat dari orang lain seperti jumlah wanita.
Sebelum dilakukan penelitian , peneliti melakukan uji kuesioner ,hasil uji
kuesioner digunakan untuk memeriksa pertanyaan yang kurang dimengerti,
sehingga peneliti menganti kata-kata pertanyaan yang lebih mudah dipahami.

F. Uji validitas dan reliabilitas


Validitas berasal dari kata validity , yang artinya sejauh mana ketepatan suatu alat
ukur dalam mengukur data.

G. Pengolahan dan analisa data


1. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan secara manual yaitu dengan mengisi lembar
observasi yang disediakan, kemudian Seluruh data yang sudah dikumpulkan
baik data primer maupun sekunder akan diperiksa kembali kelengkapannya ,
dan kemudian di olah menggunakan SPSS melalui tahap-tahap berikut :
a. Editing
Berfungsi untuk memeriksa kembali apakah lembar kuisioner yang sudah
dikumpulkan oleh responden, sudah terisi atau belum.
b. Coding
Berfungsi untuk memberikan kode atau menandai kode berupa angka atau
huruf.
c. Tabulating
Memasukan data-data hasil dari penelitian tersebut kedalam tabel yang
sesuai dengan kriteria.
d. Entri data
Proses memasukan data kedalam komputer melalui program SPSS
sebelum dilakukan pengecekan ulang terhadap data
e. Cleaning
Koreksi kembali data apakah ada kesalahan atau tidak.
2. Analisa data
a. Analisa univariant
Analisa univariant menganalisis variabel-variabel yang ada secara
deskriptif disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi , nilai rata-rata , nilai
tengah , nilai terendah , nilai tertinggi dan standar deviasi dengan
menggunakan software.
H. Etika penelitian
Penelitian yang menggunakan objek manusia tidak boleh bertentangan dengan
etika agar hak responden dapat terlindungi, penelitian dilakukan dengan
menggunakan etika sebagai berikut (Dahlan,2010)
1. Informed concent
Informed concent merupakan kesepakatan antara peneliti dengan responden
dengan cara pemberian lembar persetujuan (informend concent). Peneliti
sebelum melakukan penelitian akan mengedarkan lembar persetujuan untuk
menjadi responden dengan tujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, manfaat serta akibat dari penelitian ini. Subjek harus
menandatangani lembar persetujuan bila menyetujui menjadi responden dan
jika subjek tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian maka peneliti
harus menghormati haknya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Penelilti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data
(lembar kuesioner) melainkan hanya menuliskan kode pada lembar kuesioner.
3. Confidentiality (kerahasian)
Peneliti merahasiakan semua informasi terkait dengan identitas responden
dengan cara menyamarkan setiap nama responden dengan mengganti kode
responden dimana hanya peneliti yang mengetahui kode tersebut.
4. Keadilan
Peneliti menekankan prinsip keadilan yaitu dengan memperlakukan responden
dengan perlakuan yang sama baik sebelum,selama,maupun sesudah
berpartisipasi dalam penelitian.
5. Manfaat dan kerugian yang ditimbulkan
Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian agar
mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subjek
penelitian, peneliti juga meminimalisasi dampak yang merugikan.

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian kesehatan RI.panduan penatalaksanaan kanker payudara.Jakarta.kementrian


kesehatan

Indrati, Rini H D.2009.Faktor Faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian kanker
payudara pada wanita.
Frisca,Suci.2017.Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) mahasiswa.jurnal

Reni P.S.(2015) hubungan pengetahuan dengan perilaku sadari sebagai deteksi dini kanker
payudara.jurnal
Defirna I,2015.Gambaran perilaku pemeriksaan payudara sendiri SADARI pada mahasiswa
Fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan UIN syarif hidayatulah tahun 2015.Jakarta : Skripsi

Diananda ,R.2009.Kanker Payudara.Yogyakarta :Katahati

Anda mungkin juga menyukai