Anda di halaman 1dari 60

PENDAPATAN NASIONAL

BAMBANG HERRY PURNOMO

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
Aliran 1: Pendapatan faktor faktor produksi

Aliran 3: Pajak
Aliran 2: Pajak Individu
Perusahaan PEMERINTAH

PERUSAHAAN RUMAH TANGGA


Aliran 9: Pengeluaran
Pemerintah

Aliran 4: Pembelanjaan Rumah Tangga


Aliran 6 :
Aliran 8 : Tabungan
Investasi
Aliran 7: Pinjaman
Penanam Modal Institusi Keuangan

Aliran 10: Impor Aliran 5: Ekspor


LUAR NEGERI
KOMPONEN PENENTU TINGKAT KEGIATAN
EKONOMI NEGARA

1. Pengeluaran Konsumsi
2. Investasi Perusahaan-Perusahaan
3. Pengeluaran Konsumsi dan Investasi Pemerintah
4. Ekspor/Neraca Pembayaran
INDIKATOR PRESTASI KEGIATAN EKONOMI

1. Pendapatan Nasional
2. Penggunaan Tenaga Kerja dan Pengangguran
3. Tingkat Perubahan Harga-Harga
4. Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
TUJUAN PEMBANGUNAN
EKONOMI MAKRO
1. Mengusahakan inflasi pada tingkat yang moderat
2. Mengusahakan tingkat kesempatan kerja yang
tinggi dan Mengusahakan tingkat kapasitas produksi
yang tinggi
3. Keadaan perekonomian yang stabil dengan
pertumbuhan ekonomi yang moderat
4. Neraca pembayaran luar negeri yang seimbang
5. Distribusi pendapatan (antar penduduk dan antar
wilayah) yang relatif merata
• Ekspansi: PA > PN, yang diproduksi perusahaan
tidak mencukupi sehingga harus lebih banyak
barang dan jasa yang diproduksi
• Kontraksi: PA < PN, sebagian barang dan jasa yang
diproduksi tidak terjual sehingga perusahaan2
harus mengurangi produksinya
PERTUMBUHAN EKONOMI &
PENDAPATAN NASIONAL

• NI (National Income) adalah keseluruhan nilai barang dan jasa yang


dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu yang dinyatakan
dengan satuan uang
• GNP (Gross National Product) atau PNB adalah nilai barang dan jasa
yang diproduksi oleh suatu negaradalam suatu periode terntentu yang
diukur dengan satuan uang, di mana penghasil barang dan jasa
tersebut adalah penduduk/Warga negara di dalam negeri di tambah
penduduk/warga negara tersebut di luar negeri
• GDP (Gross Domestic product) atau PDB dihitung dengan cara
menjumlahkan semua hasil dari warga negara yang bersangkutan di
dalam negeri ditambah warga negara asing yang bekerja di negara yang
bersangkutan
Gross Domestic Product (GDP) vs Gross National Product (GNP)

Indonesia Malaysia

GNP
Warga Negara Indonesia Warga Negara Indonesia

Warga Negara Asing Warga Negara Malaysia

GDP
• ISTILAH “Pendapatan Nasional” definisi-nya = GDP
atau GNP
• ISTILAH “Pendapatan Nasional” = PNN (Produk
Nasional Netto) = (Nett National Product) = NNP
adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-
faktor produksi yang digunakan untuk
memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun
tertentu.
CARA PENGHITUNGAN GDP
METODE PENGELUARAN

• PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL ATAS 4


KOMPONEN YAITU :
• GDP = C + G + I + (X – M)
• C= consumption
• G= government expenditure
• I = investment
• X = export netto
Perhitungan PN tahun (Triliun Rupiah)
Menurut Harga Berlaku Menurut
Jenis Pengeluaran Harga
Nilai Persentase Tetap 1993
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga 1,138.3 70.7 302.1
2. Pengeluaran konsumsi pemerintah 132.1 8.2 35.3
3. Pembentukan modal tetap domestik bruto 325.3 20.2 96.1
4. Perubahan Stok 96.0 6.0 25.7
5. Ekspor barang dan jasa 569.9 35.4 116.9
6. Dikurangi: impor barang dan jasa 459.6 28.5 98.0

PRODUK DOMESTIK BRUTO 1,610.0 100.0 426.7


7. Pendapatan neto faktor dari luar negeri 77.8 4.8 22.2

PRODUK NASIONAL BRUTO 1,532.2 95.2 404.5


Dikurangi: Pajak tak langsung 71.2 4.4 18.9
Dikurangi: Depresiasi 80.5 5.0 21.3

PENDAPATAN NASIONAL 1,380.5 85.7 364.3


CARA PENGHITUNGAN GDP
METODE PRODUK NETTO
• NETT OUTPUT adalah VA yang diciptakan
dalam suatu proses produksi. Sehingga metode
ini menjumlahkan VA yang diwujudkan oleh
perusahaan diberbagai lapangan usaha dalam
perekonomian.
• Contoh VA dari suatu produk :
VA dari FURNITURE dalam $US
Nilai Produk Nilai Tambah

• Kapas • 50 50
• Benang • 200 150
• Kain • 600 400
• Pakaian • 800 200

• Nilai Jual & VA • 1650 800


GDP menurut Lapangan Usaha
di Indonesia
1. Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air
5. Bangunan
6. Perdagangan Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan komunikasi
8. Keuangan, sewa dan jasa perusahaan
9. Jasa-jasa lain ( termasuk pemerintahan )
GDP menurut Lapangan Usaha
di Indonesia
CARA PENGHITUNGAN
METODE PENDAPATAN

Adalah menjumlahkan PENDAPATAN dari faktor


faktor produksi yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa ; yaitu :
• Pendapatan para pekerja : Gaji dan Upah
• Pendapatan dari usaha perorangan
• Pendapatan dari sewa
• Bunga
• Keuntungan Perusahaan
CARA PENGHITUNGAN
METODE PENDAPATAN

• Menjumlahkan semua pendapatan dari faktor-faktor


produksi (TK,Modal,Tanah & Skill), bila TK
menghasilkan upah = w, Modal menghasilkan bunga =
i, tanah menghasilkan sewa = r dan Skill menghasilkan
profit = p, maka NI =
Y = Yw + Yi + Yr + Yp
Jenis Pendapatan Nilai Persentase
1. Pendapatan pekerja 3145.4 73.8

2. Pendapatan usaha perseorangan 352.2 8.3

3. Pendapatan sewa 8.0 0.0

4. Keuntungan Perusahaan Perseorangan 298.2 7.0


5. Bunga bersih 462.1 10.9

Pendapatan Nasional 4265.0 100.0


HUBUNGAN ANTARA GNP atau PNB dengan NI
PNN = PNB – DEPRESIASI
NI = PNN - (PAJAK + BAYARAN PERUSAHAAN – SUBSIDI KEPADA PERUSAHAAN)

JENIS PENDAPATAN NILAI


PRODUK NASIONAL BRUTO 5,233.2
Kurang:
1. Depresiasi 552.2
PRODUK NASIONAL NETO 4,681.0
Kurang:
1. Pajak tak langsung 416.7
2. Bayaran pindahan perusahaan 31.8
3. Kesalahan statistik 23.4
Tambah:
1. Subsidi kepada perusahaan pemerintah 9.1
PENDAPATAN NASIONAL 4,265.0
HUBUNGAN ANTARA NI dengan PENDAPAN DISPOSEBEL

JENIS PENDAPATAN NILAI


PENDAPATAN NASIONAL 4,265.0
Kurang
1. Pembayaran u social security 479.3
2. Keuntungan perusahaan yang tidak dibagi 185.8
Tambah:
1. Bunga pnjaman konsumen dan pemerintah 196.7
2. Pembayaran pindahan perusahaan dan
pemerintah 632.1
PENDAPATAN PRIBADI 4,428.7
Kurang pajak pendapatan 648.7
PENDAPATAN DISPOSEBEL 3,780.0
MANFAAT PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

1. Mengetahui potensi sumber daya (SDM dan SDA)


suatu negara
2. Mengetahu kemampuan/kekuatan ekonomi suatu
negara
3. Mengetahui besarnya produktivitas masyarakat
suatu negara
4. Sebagai acuan bagi perencanaan pembangunan
nasional
5. Menentukan perkembangan dan pertumbuhan
ekonomi suatu negara
PENDAPATAN PRIBADI
= PENDAPATAN DISPOSIBLE
• PENDAPATAN PRIBADI ; semua jenis pendapatan
termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan
sesuatu kegiatan apapun yang diterima oleh penduduk
suatu negara. Termasuk “pembayaran pindahan”
• “pembayaran pindahan” adalah pemberian yang
dilakukan pemerintah kepada berbagai golongan masyarakat
dimana para penerimanya tidak perlu memberikan suatu
balas jasa atau usaha apapun sebagai imbalannya.
• Jenis pembayaran pindahan :
• Uang pensiun
• Tunjangan pengangguran
• Bantuan kepada orang cacat
• Bantuan kepada veteran
• Beasiswa dari pemerintah

• PENDAPATAN DISPOSIBLE ; adalah PENDAPATAN


PRIBADI dikurangi PAJAK YANG HARUS DIBAYAR
ANGKA INDEKS

• Angka Indeks atau indeks adalah angka


yang dipakai sebagai perbandingan 2 atau
lebih kegiatan yang sama dalam waktu
yang berbeda.
1. Periode atau waktu dasar

Periode atau waktu dasar adalah


periode yang dipakai sebagai dasar
dalam membandingkan kegiatan
tersebut.
Periode dasar biasanya dinyatakan
dalam angka indeks, sebesar 100
2. Periode atau waktu berjalan

Periode atau waktu berjalan adalah


periode yang sedang berjalan atau
periode yang dibandingkan dalam
kegiatan tersebut.
Periode berjalan disebut juga periode
bersangkutan
Contoh :
Jika penduduk Indonesia pada
tahun 1961 adalah 97.085.348 jiwa
dan Pada tahun 1981 adalah
147.490.298 jiwa
Untuk periode dasar 1961, didapat :
Indeks penduduk Indonesia 1961 =
97.085.348 X 100% = 100%
97.085.348

Indeks penduduk Indonesia 1981 =


147.490.298 X 100% = 151,92%
97.085.348
[ada kenaikan 151,92% - 100%=51,92%]
• Untuk periode dasar 1981, didapat :
Indeks penduduk Indonesia 1981 =
147.490.298 X 100% = 100%
147.490.298

Indeks penduduk Indonesia 1961 =


97.085.348 X 100% = 65,82%
147.490.298
[ada penurunan 100% - 65,82% = 34,18%]
TEKNIK PENGHITUNGAN
ANGKA INDEKS

Pada dasarnya ada 2 cara mengitung angka


indeks.
1. Indeks tidak tertimbang [unweighted index]
2. Indeks tertimbang [weighted index]
INDEKS TIDAK TERTIMBANG

adalah indeks yang menghitungnya tanpa


mempertimbangkan weight atau timbangan yang
merupakan ukuran penting.

Terdiri atas:
1. Angka Relatif
2. Angka Agregat
3. Rerata Relatif
ANGKA RELATIF

Angka relatif biasanya digunakan untuk


mengukur perbedaan atas satu macam
nilai atau harga atau kuantitas saja, dalam
waktu atau keadaan yang berbeda.
• Misalnya relatif harga jagung mulai tahun 1995 s/d
tahun 2000, dengan tahun dasar 1995 adalah sbb :

Tahun Harga Relatif harga, tahun 1995 = Rp


Jagung/Kg 100,-

1995 Rp 200 …………100


1996 Rp 220 Rp 220 X 100 = Rp 110
Rp 200
1997 Rp 220 Rp 220 X 100 = Rp 110
Rp 200
Tahun Harga Relatif harga, 1995 = 100
Jagung/Kg

1998 Rp 230 Rp 230 X 100 = Rp 150


Rp 200
1999 Rp 250 Rp 250 X 100 = Rp 125
Rp 200
2000 Rp 275 Rp 275 X 100 = Rp 137,5
Rp 200
METODE AGREGAT
Dilakukan dengan membandingkan jumlah dan harga
barang-barang per satuan tiap-tiap tahun, yg dinyatakan
dengan rumus :
I = ∑Pn x 100
∑Po
Ket :
I = Indeks
∑Pn = Jumlah variable yang akan dibandingkan (misalnya
harga) pada tahun ke-n
∑Po = Jumlah variable pembanding pada tahun dasar
Contoh soal ;
Menentukan indeks harga bahan makanan tahun
2000 dengan tahun dasar 1999

Harga
Macam
Thn 1999 Thn 2000
Beras (1 kg) Rp 250,- Rp 275,-
Gula (1 kg) Rp 350,- Rp 500,-
Susu (1 kaleng) Rp 1.500,- Rp 1.850,-
Jagung (1 kg) Rp 100,- Rp 125,-

Jumlah Rp 2.200,- Rp 2.750,-


• Indeks harga tahun 2000 dengan tahun
dasar 1999 (1999 = 100) adalah ;
I = Rp 2.750,- X 100 =125
Rp 2.200,-
METODE RATA-RATA RELATIF
Rumus :
I = ∑ Pn x 100
Po
k
• Kalau kita hitung indeks dari data harga makanan
pada tahun dasar 1999, hasilnya sebagai berikut :
Angka relatif :
Beras = Rp 275,- x 100 = Rp 110,-
Rp 250,-
Gula = Rp 500,- x 100 = Rp 142.86,-
Rp 350,-
Susu = Rp 1.850,- x 100 = Rp 123.33,-
Rp 1.500,-
Jagung = Rp 125,- x 100 = Rp 110,-
Rp 100,-
Total harga relatif adalah Rp 501.19,-

Jadi indeks dengan metode rata-rata relatif adalah


= Rp 501.19,- = Rp 125.30,-
4
2. INDEKS TERTIMBANG
Dalam indeks ini kita memasukkan unsur weight
(timbangan) terhadap harga-harga yang dipakai untuk
menghitung indeks, yang menunjukkan tingkat penting
atau tidaknya barang tersebut.
Rumus :
I = ∑Pn . W x 100
∑Po W
∑Pn = jumlah variable yang akan dibandingkan (misalnya
harga) pada tahun ke-n
∑Po = jumlah variable pembanding pada tahun dasar
METODE LASPEYRES
Dalam menentukan indeks ini dipakai
penimbang kuantitas pada periode dasar

I = ∑Pn . Qo x 100
∑Po Qo
Contoh ;
Menentukan harga dan kuantitas konsumsi
barang A, B, dan C tahun 1999 dan 2000:

1999 2000

Macam barang Po.Qo Pn.Qo


Harga (Po) Kuantitas (Qo) Harga (Pn) Kuantitas (Qn)

A Rp 10,- 10 Rp 15,- 5 100 150


B Rp 15,- 15 Rp 17,- 10 225 255
C Rp 20,- 5 Rp 22,- 4 100 110

Jumlah 425 515


Maka Indeks Laspeyres adalah :
L = 515 x 100 = 121.18
425
• Contoh Indeks Harga Laspeyres
Jenis Harga (ribuan rupiah)
Barang Kuantitas th 2010 = Qo Po.Qo Pn.Qn
2010 (Po) 2011(Pn)
A 2 3 5 10 15
B 3 6 10 30 60
C 4 6 20 80 120
D 3 3 3 9 9
E 1 2 4 4 8
Jumlah 133 212

Indeks harga Laspeyres


= Pn.QoX 100%
Po.Qo
= 212 X 100% = 159,40%
133
METODE PAASCHE ATAU GNP DEFLATOR
Metode penghitungan angka indeks yang ditimbang dengan
menggunakan faktor penimbang kuantitas pada tahun tertentu (Qn)

• Rumus = Pn.Qn X 100%


Po.Qn
Contoh Soal Indeks Harga Paasche/GNP Deflator

Jenis Barang Harga (ribuan Rp) Kuantitas Po.Qn Pn.Qn


Tahun 2011 =
Qn
2010 2011
A 2 3 10 20 30
B 3 6 10 30 60
C 4 6 20 80 120
D 3 3 5 15 15
E 1 2 5 5 10
Jumlah 150 235

Indeks harga Paasche


= Pn.QnX 100%
Po.Qn
= 235 X 100% = 159,40%
150
MENGHITUNG LAJU INFLASI

Laju Inflasi = IHt – IH t-1 X 100%


IH t-1
Keterangan:
• IHt = Indeks Harga tahun tertentu (tahun yang
dihitung)
• IHt–1 = Indeks Harga tahun sebelumnya
Contoh Penghitungan Laju Inflasi

Diketahui:
• Indeks Harga Konsumen bulan Maret 2005 = 150,65
• Indeks Harga Konsumen bulan Februari 2005 = 145,15
• Besarnya laju inflasi bulan Maret 2005 adalah:
• Laju Inflasi = 150,65 – 145,15 x 100%
145,15
= 3,79%
PENGHITUNGAN TINGKAT
PENGANGGURAN
❑angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki
usia kerja, baik yang sudah bekerja, belum bekerja, atau
sedang mencari pekerjaan
❑Menurut ketentuan pemerintah Indonesia, usia kerja
adalah mereka yang berusia minimal 15 tahun sampai 64
tahun.
❑tidak semua penduduk yang memasuki usia tadi disebut
angkatan kerja. Sebab penduduk yang tidak aktif dalam
kegiatan ekonomi tidak termasuk dalam kelompok
angkatan kerja, seperti ibu rumah tangga, pelajar, dan
mahasiswa, serta penerima pendapatan (pensiunan)
Penduduk

Usia kerja ( tenaga Kerja ) Bukan Usia kerja


15 – 64 tahun 0 – 15 th & 65 th ke atas

Angkatan kerja Bukan Angkatan kerja

Menganggur / 1. Pelajar/mahasiswa
bekerja Sedang mencari 2. Ibu rumah tangga
pekerjaan 3. pensiunan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah angka


yang menunjukkan besarnya angkatan kerja
dibandingkan dengan tenaga kerja (penduduk usia
kerja).
𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
TPAK = X 100 %
𝑈𝑠𝑖𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 ( 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 )
Contoh:

Jika penduduk usia kerja adalah 14.891.761 orang


Dan angkatan kerja sebanyak 9.124.458
Diantaranya sebanyak 8.528.571 orang punya pekerjaan

Jawab:
TPAK = (9.124.458/14.891.761)*100% = 61.3%

Jumlah Pengangguran = 9.891.761 – 8.528.571 = 595.887 orang

Tingkat Pengangguran = (595.887/9.124.458) * 100% = 6,5%


PENDAPATAN PERKAPITA
Pendapatan
GNP / Tahun Penduduk
No. Negara Perkapita
(juta US$) (juta orang)
(US$)
1 Malaysia 328.640,00 31,6 10.400,00
2 China 7.844.240,00 1.265,2 6.200,00
3 Filipina 378.930,00 74,3 5.100,00
4 Indonesia 800.680,00 216,4 3.700,00
5 India 3.393.540,00 998,1 3.400,00

Rumus :
Pendapatan Perkapita = GNP : Jumlah Penduduk
Contoh :
Dik : GNP Filipina US$ 378.930,00
Jumlah Penduduk 74,3 juta
Jawab :
IPC = GNP : Jumlah Penduduk
= US$ 378.930,00 : 74.300.000
= US$ 5.100
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN
MAKROEKONOMI

1. Kebijakan Fiskal
“Kebijakan pemerintah dalam bidang perpajakan dan pengeluaran
lainnya (pembiayaan pemerintah, bantuan/subsidi, gaji dsb) untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian”

2. Kebijakan Moneter
“Kebijakan pemerintah dalam bidang keuangan (melalui BI) untuk
mempengaruhi penawaran uang atau merubah tingkat bunga
denngan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam
perekonomian”
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN
MAKROEKONOMI

3. Kebijakan Segi Penawaran


“Kebijakan pemerintah untuk mempertinggi efisiensi kegiatan
perusahaan2 sehingga dapat menawarkan barang-barangnya dengan
harga yang lebih murah dan mutu yang lebih baik”
Mis: mencegah kenaikan upah buruh terlalu tinggi, insentif

Anda mungkin juga menyukai