Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN:

 Saya summary dulu ya pertanyaannya: pertanyaan 1 Dari pak Dewa tentang aturan
yg mendukun produk inovasi di litbang kementerian bisa digunakan (bahasa
sederhananya dibeli. 2. Pertanyaan 2 dari Pak Alfian ttg pengecualian pada BLU
dan termasuk juga PTN BH. 3 Pertanyaan dari Pak Manoto: Bgmn pengadaan di
BUMN/BUMD yg pembiayaannya dari APBN/APBD
 Jawaban 1. Utk Pak Dewa, mendorong inovasi memang mjd salah satu kebijakan
PBJP (Pengadaan barang/jasa pemerintah). Dari sisi PBJ pada saat inovasi,
KemRistek diminta utk membuat aturan turunan, dan sudah ada Permenristek No
20/2018. Utk pembelian produk inovasi, sebenarnya bisa kemudia yg memproduksi
tadi mendorong agar produk inovasinya menjadi produk yg bisa dibeli (jadi PNBP).
Begitu sudah ada PP tarifnya utk PNBP, maka K/L/PD bisa lsg membeli produk tadi
sesuai dengan tarifnya tanpa harus menggunakan metode semacam tender atau yg
lainnya
 tambahan lagi, Kontes dan sayembara memang hilang dari Perpresnya, tp di
Perlem 8 ttg Swakelola, kontes dan sayembara dilakukan scr swakelola.
Kontes/sayembara ini dpt digunakan utk pelaksanaan PBJ dalam ragka inovasi
 Utk Pertanyaan 2 dari Pak Alfian, varian PBJ itu luas, dan bisnis model organisasi
juga berbeda2. Utk BLU ada fleksibilitas yg diberikan oleh UU dan PP, termasuk jg
PTN BH dan BUMN/D. Ruang inilah yg kemudian, fleksibilitas itu silakan
dimaksimalkan tapi dengan catatan akuntabilitasnya masih ada. Sehingga
diserahkan kepada pimpinan BLU/PTNBH/ Direksi BUMN utk membuat aturan pbj
yg lebih sesuai dengan organisasinya
 Jwban pertanyaan ke 3 dari Pak Manopo, BUMN sudah ada UU dan PP yg
memerintahkan utk aturan pbj disusun oleh Direksi.
 Utk Pak Gultom saya jawab dulu, karena ini akan terkait dengan pemahaman
berikutnya. BLU diberikan fleksibiltas dalam PP, kemudian oleh Perpres 16/18 dan
Per LKPP 12/2018 diberikan Pengecualian dalam bentuk silakan membuat aturan
pimpinan BLU. Tapi jika tidak membuat aturan pimpinan BLU maka mutlak
menggunakan Perpres dan turunannya
 Utk pak Sigit yg terkait " sepanjang pakai APBN..." dan Pak Alfian: " sumber
dananya dari APBN..." yg perlu kita pahami dulu bahwa yg diatur dlm ruang lingkup
perpres adalah pada organisasi (K/L/PD) dan sumber dana: "anggaran belanja".
Jika utk BUMN, sumber dananya dari APBN iya, tapi bentuknya penyertaan modal
bukan "anggaran belanjanya K/L/PD", sehingga tidak masuk ruang lingkup P16/18
 Utk ruang lingkup ini mari kita pake logika sederhana,Bapak/Ibu gajinya dari APBN
kan? Klo begitu ketika anda akan renovasi rumah, apakah harus tender dulu?
 @Pak Sigit, pengecualian ada 4 salah satunya adalah yg sudah diatur oleh
peraturan lain. Dalam hal ini utk BUMN sudah ada pp 45/2005 dan untuk BUMD ada
PP 54/2017
 berarti sdh terjawab bahwa PBJ di BLU baik dana dari APBN atau PNBP nya tetap
mengacu PBJ Pimpinan BLU (jika sdh dibuat) namun jika BLU tak membuat tetap
mengacu pada Perpres 16/2018 ya pak. terimakasih. skrg sdh paham
 @Sandy, ekstrimnya Perpres sudah memberikan pengecualian utk BLU agar diatur
oleh Pimpinan BLU. Namun di beberapa BLU terkadang masih setengah hati atau
ada kekuatiran, sehingga Pimpinan BLU hanya mengatur yg lingkupnya dari
penerimaan BLU. Sementara yang rupiah murni masih menggunakan Perpres
 Pak Bernat: beda prinsip adil, terbuka, transparan. 2. Bu Susi: terkait peran UMKM
dalam katalog. 3. Pak Sigit: aturan pengadaan untuk PTN-BH. 4. Pak Arif:
Pertanyaan terkait swakelola oleh ormas
 Adil: memberikan perlakuan yg sama terhadap seluruh peserta pemilihan. Terbuka:
PBJ terbuka utk siapapun pelaku usaha sepanjang memenuhi persyaratan yang
ditentukan. Transparan: terkait keterbukaan informasi ttg pbj
 Peran UMKM: tidak ada pembatasanjenis barang/jasa oleh pelaku UMKM, yang
membatasi seringkali adalah kapasitas mereka untuk memenuhi kebutuhan K/L/PD
secara nasional. Untuk itulah kemudian didorong adanya katalog lokal di masing2
daerah harapannya agar Pemda bisa memfasilitasi UMKM utk jadi penyedia di
lingkungan sekitarnya. Persyaratan pelaku usaha untuk jadi penyedia toko daring
dalam katalog lkpp disesuaikan dengan ruang lingkup toko daringnya. Terkait
pengadaan melalui e-marketplace, yg masih menjadi kendala salah satunya ada di
pembayaran yg relatif belum bisa menyesuaikan dengan pola bisnis toko daring.
Sehingga di sini APBN/APBD kesulitan untuk proses administrasi keuangannya
 Aturan untuk PTN-BH, itu sama dengan PTN BLU, silakan pimpinan PTN-BH
membuat aturan tersendiri, karena tidak masuk ruang lingkup P16/18
 Pak Arif, untuk swakelola tipe 3 kita bahas di sesi swakelola saja ya
 Terkait Pekerjaan Terintegrasi, bagaimana kita bisa membedakan pekerjaan ini
memang masuk kategori Terintegrasi, karena jika dihubung-hubungkan semua pasti
ada korelasinya dan saling terintegrasi pak ? dan apakah pekerjaan terintegrasi tsb
yg mencakup seluruh jenis pengadaan maksudnya boleh pengadaan yg berbeda
semisal pembagunan gedung riset dan inovasi yang memerlukan rancang bangun
(jasa konsultan) dan pembangunan IT yang terkoneksi serta bangunan itu sendiri
pak ? dan apakah dalam pekerjaan terintegrasi tsb dapat melibatkan lebih dari 1
penyedia atau harus 1 penyedia ? serta apakah ada batasan waktu pekerjaan
terintegrasi itu atau bisa lintas tahun dan maksimal berapa tahun ?
 @Sandy, pekerjaan terintegrasi itu kita lihat outputnya, apakah satu kesatuan output
yang terkait erat ataukah tidak
 Contoh pekerjaan terintegrasi: pekerjaan rancang dan bangun (design and buiild),
jasa konsultan dan pekerjaan konstruksi dilaksanakan dalam 1 paket
 apakah pekerjaan terintegrasi bisa lintas tahun pak dikarenakan keterbatasan
anggaran atau terbatasnya atas waktu penyelesaiannya ?
 Multi years bisa untuk semua pekerjaan, sepanjang waktu pelaksanaanya akan
lintas tahun. Dalam pengadaan penyedia diperbolehkan bekerjasama dlm bentuk
KSO atau bentuk kerjasama yg lain.
 baik pak. jadi Pekerjaan Terintegrasi itu dapat dilihat dalam output nya, bisa
melibatkan lebih dari 1 penyedia asal dalam bentuk KSO atau sejenis dan bisa
lintas tahun, nah artinya output tsb ga harus selesai dalam tahun tsb jika dapat
lewat tahun namun prosentasenya ya pak dalam output pekerjaan tsb ?
 karena dalam Perpresnya terkait Pekerjaan Terintegrasi belum terlalu detail
sebagaimana yang bapak jelaskan termasuk adanya syarat jika melibatkan lebih
dari 1 penyedia maka melalui mekasnime KSO atau lainnya sejenis, apakah ada
aturan turunannya pak utk digunakan jika Satker melakukan prosedur pekerjaan
terintegrasinya pak agar sepaham dan tidak menyalahi aturan kelak oleh BPK ?
 Krn belum detail, memang terintegrasi seperti yg dimaksud Pasal 3 jadi bisa
dimaknai 2. Pertama: 2 jenis pengadaan yg berbeda yg kemudian dilaksanakan dlm
1 paket atau kedua: pekerjaan yg berbeda namun memiliki keterkaitan. Keduanya
bisa dilaksanakan dalam 1 kontrak atau bisa 2 kontrak dengan konsekuensi
masing2
 Koreksi: untuk pengertian yg kedua, tetap dalam paket dan kontrak yg berbeda tidak
jadi 1
 secara badan hukum PTN BLU dan PTN BH khan berbeda Pak? Apakah ada
rujukan jika PTNBH bisa disamakan dgn PTN BLU?
 @pak Sigit: secara badan hukum berbeda iya, poin saya adalah terkait dengan
ruang lingkup pemberlakuan Perpres PBJ kpd PTN-BH dimana PTN-BH juga
termasuk dikecualikan

Anda mungkin juga menyukai