NIM : ETE10180076
Semester :4
1. A.) CTG itu digunakan untuk memantau denyut jantung janin dan kontraksi
Rahim untuk melihat ada atau tidaknya gangguan pada bayi sebelum atau selama
persalinan untuk bisa dokter atau bidan memberikan pertolongan jika ada perubahan
pada denyut jantung janin maupun kontraksi Rahim.
B.) Doppler itu digunakan untuk memantau aliran darah, keberadaan hambatan aliran
atau gumpalan darah, dan membantu menilai kesehatan aliran darah pada bayi
didalam kandungan untuk memantau perkembangannya.
2. Prinsip Kerja Cardiotocography (CTG) :
Memancarkan dan menerima gelombang ultrasound serta mendeteksi perubahan
frekuensi gelombang. Sinyal ditransmisikan ke jantung janin melalui tranduser yang
ditempatkan pada perut ibu. Saat sinyal mencapai jantung janin, sinyal akan
dikembalikan dengan perubahan frekuensi. Sinyal resultan kemudian di ubah kembali
untuk mendeteksi gerakan jantung sehingga dapat menjelaskan aktifitas jantung janin.
Blok Diagram Cardiotocography (CTG):
Saat alat mendapat sumber arus 220 V dari PLN, tegangan tersebut akan diubah
dan diturunkan menjadi tegangan DC untuk memberi supply ke rangkaian power supply
yang kemudian akan menyupply ke seluruh rangkaian alat cardiotocography.
Mikrokontroler akan mendapat input data dari keypad yang berfungsi untuk melakukan
pengaturan. UC tranduser yang diletakkan diatas perut pasien akan mendeteksi
pergerakan dari jantung janin yang dihasilkan dari setiap detaknya. Tranduser akan
mengirimkan gelombang suara berfrekuensi tinggi yang kemudian akan dipantulkan
kembali ke tranducer dan dihitung di cardiotachometer. Tocotranduser pada CTG yang
juga diletakkan diatas perut pasien akan mengukur seberapa tegang perut pasien.
Pengukuran ini digunakan untuk menunjukkan kapan uterus berkontraksi dan outputnya
akan dikuatkan pada amplifier. Hasil pengukuran pada tranduser dan tocodynamometer
akan direkam pada 2-channel recorder dan menjadi input data untuk mikrokontroler.
Hasil perekaman tersebut kemudian akan ditampilkan pada display berupa FHR untuk
detak jantung janin dan UC untuk kontraksi uterus. Kemudian hasil pengukuran akan di
cetak pada thermal printer.
Lead I : Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) sebagai muatan negatif
(-) dengan tangan kiri (LA) sebagai muatan positif (+).
Lead II : Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) sebagai muatan negatif
(-) dengan kaki kiri (LF) sebagai muatan positif (+).
Lead III : Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) sebagai muatan negatif
(-) dengan kaki kiri (LF) sebagai muatan positif (+)
b. Lead unipolar : merekam beda potensial lebih dari 2 elektrode. Dibagi lagi menjadi 2.
Lead unipolar ekstremitas dan lead unipolar prekordial.
1). Lead unipolar ekstremitas :
Sadapan aVR atau "vektor tambahan kanan" memiliki elektrode positif (putih) di
lengan kanan. Elektrode negatif merupakan gabungan elektrode lengan kiri
(hitam) dan elektrode kaki kiri (merah), yang "menambah" kekuatan sinyal
elektrode positif di lengan kanan.
Sadapan aVL atau "vektor tambahan kiri" mempunyai elektrode positif (hitam)
di lengan kiri. Elektrode negatif adalah gabungan elektrode lengan kanan (putih)
dan elektrode kaki kiri (merah), yang "menambah" kekuatan sinyal elektrode
positif di lengan kiri.
Sadapan aVF atau "vektor tambahan kaki" mempunyai elektrode positif (merah)
di kaki kiri. Elektrode negatif adalah gabungan elektrode lengan kanan (putih)
dan elektrode lengan kiri (hitam), yang "menambah" sinyal elektrode positif di
kaki kiri.
2). Lead unipolar prekordial : merekam beda potensial lead di dada dengan ketiga lead
ekstremitas. Yaitu V1 – V6.
Sumber tegangan dan arus listrik memberikan suplai ke rangkaian power supply
yang akan mengaktifkan keseluruhan rangkaian yang pada EEG sehingga alat bekerja
Pasien yang sudah dipasangkan elektroda EEG maka akan disadap kelistrikan
otaknya yang akan disalurkan ke rangkaian analog to usb adapter untuk diubah menjadi
sinyal digital yang akan di tampilkan melalui layar komputer baik berupa data grafik
maupun angka.
8. Penggunaan alat ini direkomendasikan oleh dokter jika pasien yang mengalami kondisi
tertentu seperti kelainan otot (dystrophy atau polymyositis), penyakit yang
mempengaruhi antara saraf dan otot (seperti myasthenia gravis), kelainan pada saraf
diluar saraf tulang belakang, dan kelainan atau penyakit yang mempengaruhi akar saraf.