Anda di halaman 1dari 3

Malaria merupakan penyakit yang dapat bersifat akut ataupun kronik yang

disebabkan oeh protozoa genus Plasmodium ditandai dengan demam ,menggigil,


anemia, dan splenomegaly. Malaria yang diesertai komplikasi disebut malaria
berat. Parasit malaria termasuk dalam filum apicomplexa kelas sporozoida genus
plasmodium yang terbagi menjadi empat species yang dapat menginfeksi
manusia, diantaranya adalah : P. Vivax,P.Ovale,P.Falcifarum dan P.Malariae.

Diagnosis malaria dapat ditegakan dengan melakukan pemeriksaan


sediaan darah tebal dan tipis dengan mikroskop untuk memnetukan ada tidaknya
spesies,stadium dan kepadatan plasmodium ( semikuantitatif,kuantitatif). Untuk
membuat apusan dapat dilakukan dengan mengambil darah dari jari tangan

Pengambilan darah kapiler dilakukan pada ujung jari tengah atau jari
manis, hal ini karena pada ujung-ujung jari banyak terdapat pembuluh darah yang
kecil-kecil sehingga ketika ditusuk akan mengeluarkan lebih banyak darah
daripada di tempat lain pada tubuh. Pada praktikum ini menggunakan lancet
karena darah yang diperlukan kurang dari 1 ml, jadi tidak perlu dilakukan
pengambilan darah vena dengan spuit atau vacuntainer.

Darah yang pertama kali keluar tidak digunakan karena tetesan darah
pertama masih terdapat sisa- sisa alcohol. Pembuatan hapusan ini dibuat dalam
dua jenis yaitu hapusan tebal dan hapusan tipis. Hapusan tebal digunakan karena
sediaanya lebih tebal sehingga parasit lebih mudah ditemukan. Hapusan tipis
digunakan untuk identifikasi sel-sel yang terserang parasite.

Pada hapusan tipis difiksasi dengan methanol, ini bertujuan agar morfologi
sel yang ada menjadi lebih tipis (lebih baik) dibandingkan sediaan darah tebal,
jika ditetesi air, hapusan darah akan lisis. Pada hapusan darah tebal, tidak difiksasi
dengan metanol, sehingga eritrosit akan lisis, sel lekosit menjadi tidak khas
sehingga akan berpengaruh pada morfologi parasit. Hal ini menyebabkan sediaan
hanya digunakan untuk menemukan parasit.

Pembuatan apusan darah tebal dapat digunakan untuk identifikasi


plasmodium,menghitung derajad parasitemia per milliliter darah dan identifikasi
cacing filaria. Sediaan tetes tebal digunakan sebagai Screening test yaitu hanya
untuk mengetahui ada tidaknya parasit plasmodium didalam sample darah pasien.
Yang terlihat didalam sediaan tetes tebal adalah sel leukosit. Sel trombosit dan
parasit plasmodium berdiri sendiri karena sel eritrosit sudah lisis.Pada pembuatan
apusan tebal tidak di fiksasi dengan metanol hal ini untuk membiarkan sel darah
merah terhemolisis sehingga leukosit dan parasite malaria merupakan elemen
yang dapat di deteksi. Penambahan larutan giemsa digunakan untuk mewarnai sel
leukosit dan parasite namun pada larutan giemsa ini juga di tambahkan akuades
untuk membantu hemolysis dari eritrosit.

Pembuatan apusan darah tebal dilakukan dengan dibuatnya bulatan dengan


cara diratakan dengan cover glass. Cara meratakan darah adalah dengan cara
mengaduk dengan rata pada obyek glass. Setelah diratakan, dibiarkan kering.

Pembuatan apusan tipis digunakan untuk mengidentifikasi plasmodium


dan menentukan spesies,melihat sel dan morfologi sel yang terdapat dalam darah
misalnya untuk melihat anemia mikrositik hipokorom dan mengitung jumlah
trombosit pada malaria dengan diagnosis banding DHF. Oleh karena fungsinya
diatas maka sebelum melakukan pengecatan apusan harus di fiksasi terlebih
dahulu untuk mencegah lisisnya eritrosit.

Dari langkah pembuatan apusan tipis secara makroskopis sudah di dapati


tetesan darah yang cukup namun dikarenakan kurangnya pengealaman pemeriksa
ketika membuat apusan sehingga diulang dalam pembuatan apusan tipis.
Pengulangan dilakukan hingga didapati apusan darah tipis yang baik dimana
terlihat seperti komet pada kaca obyek. Sehingga terlihat jelas perbedaan antara
bagian kepala, badan, dan ekor pada apusan darah tipis. Pembuatan apusan tipis
digunakan untuk mengidentifikasi plasmodium dan menentukan spesies,melihat
sel dan morfologi sel yang terdapat dalam darah sehingga bisa menentukan terapi
yang tepat pada pasien misalnya untuk melihat jenis anemia (mikrositik
hipokorom, makrositik, normositik normokromik) dan mengitung jumlah
trombosit pada malaria dengan diagnosis banding DHF. Berbeda dengan apusan
darah tebal, apusan darah tipis disini diberikan metanol dimana untuk fiksasi
sehingga mencegah terjadinya lisis eritrosit.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta

Sinha. K . A. 2005. Malaria. A P H Publishing Corporation.

Buku Panduan Blok 3.03. 2017. Gangguan Hematologi. Fakultas Kedokteran


Universitas Kristen Duta Wacana

Anda mungkin juga menyukai