Anda di halaman 1dari 4

Nama : Istiarini

NIM : J1A017047
Mata Kuliah : Pengantar Bioteknologi
Dosen : Surya Abdul Muttalib,S.TP.,M.Sc.

MESIN DAN PERALATAN


“Analisis Kebutuhan Mesin Produksi Emping Belinjo pada UMKM Menggunakan Metode
QFD(Quality Function Deployment)”

QFD(Quality Function Deployment) adalah suatu metodologi yang untuk


menterjemahkan kebutuhan dan keingnan konsumen ke dalam suatu rangcangan produk yang
memiliki persyaratan teknik dan karakteristik kualitas tertentu(Akao,1990) . QFD adalah suatu
metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perancangan produk untuk menetapkan
sepesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen,serta mengefaluasi secara sistematis kapabilitas
suatu produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. QFD juga
merupakan suatu praktik menuju perbaikan suatu perusahaan untuk melampaui harapan dari
pelanggan. Manfaat QFD bagi perusahaan diantaranya:
1. Fokus pada pelanggan. Perusahaan yang menerapkan metode ini akan fokus terhadap apa
yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumennya. Metode ini membutuhkan umpan
balik dan masukan dari konsumen, jadi tujuan akhirnya akan lebih terarah tidak
mengalami tumpang tindih.
2. QFD dapat mengurangi waktu pengembangan produk karena memfokuskan pada
persyaratan konsumen yang spesifik dan telah diidentifikasi dengan jelas.
3. Orientasi kerjasama TIM. QFD menerapkan pendekatan kerjasama tim. Semua keputusan
berdasarkan consensus dan dicapai melalui diskusi mendalam antar anggota tim.
Secara spesifik manfaat dari penerapan metode QFD(Quality Function Deployment) ialah,
meningkatkan kepuasan konsumen, memperpendek time to market, mereduksi biaya
perancangan, meningkatkan komunikasi antar tim, meningkatkan produktivitas, serta
meningkatkan laba bagi perusahaan. Dalam QFD ada 4 langkah atau tahapan pengerjaannya:
1. Product Planning(House of Quality)
2. Design Deployment
3. Manufacturing Planning
4. Production Planning.
Implementasi QFD terdiri dari 3 tahap, dimana seluruh kegiatan yang dilakukan pada
masing-masing tahapan dapat diterapkan seperti layaknya suatu proyek, dengan terlebih dahulu
dilakukan tahap perencanaan dan persiapan. Ketiga tahap tersebut ialah 1. Tahap pengumpulan
Voice of customer, 2. Tahap penyusunan rumah kualitas(House of Quality), 3. Tahap analisisa
dan implementasi. Pada tahapan pengumpulan suara pelanggan dilakukan survey untuk
memperoleh suara pelanggan yang tentu akan memakan waktu dan membutuhkan keterampilan
mendengarkan yang baik. Data kualitatif secara umum diperoleh dari pembicaraan dan
observasi, sementara data kuantitatif diperoleh dari survey atau penarikan suara(polls).
Menyusun rumah kualitas menjadi tahap awal dalam perancangan produk. Selanjutnya jika
rancangan produk sudah sesuai maka akan dilanjutkan ketahap rencana produksi. Pada tahapan
ini akan dibahas terkait biaya(coast) dan dilakukan pemantapan terhadap rancangan produk,
barulah tahap produksi dilaksanakan. Pada proses pembuatan alat produksi emping belinjo
dilakukan tahap penelitian terlebih dahulu. Penelitian dilakukan di salah satu UMKM, dengan
rancangan sebagai berikut:
Mulai

Tujuan penelitian

Pengumpulan data

Penerapan Quality Function Deployment

Perancangan alat

Pembuatan alat
Tidak
Layak

Ya
Saran atau
masukan(evaluasi)
House of Quality

Perbandingan alat sekarang dan alat rancangan.

Tahap selanjutnya adalah penentuan atribut-atribut berdasarkan hasil pengolahan data


menggunakan kuesioner QFD. Atribut yang diperoleh berturut-turut yaitu, mempercepat proses,
mudah dipindahkan, awet, kuat menahan beban, mudah digunakan, harga terjangkau, dan bahan
mudah didapatkan. Spesifikasi akhir, menjati tahap penutup. Pada tahapan ini akan ditentukan
apa saja keunggulan dan kelemahan dari produk yang telah dirancang. Kelebihan alat rancangan
produksi emping ini ialah output yang dihasilkan rata-rata 2,5kg per hari, waktu pengupasan
cangkang dalam 1 waktu pada talenan 15 detik, waktu pemipihan dalam 1 waktu pada talenan 1
menit, kualitas produk lebih rapid an seragam, cara penggunaan alat mudah dan ringan.
Sementara kelemahannya ialah sambungan alat penggetok, kurang baik yang dapat berdampak
pada patahnya engsel. Namun dapat ditemui solusi, dengan cara pengambilan ancang-ancang
yang tidak terlalu tinggi. Selain itu kurang ratanya tempat alat pada lantai dan dapat diatasi
dengan menempatkan alat pada alas yang datar atau rata.

Anda mungkin juga menyukai