Metode perancangan yang saya terapkan menganalisa dari rumusan masalah yang
saya dapatkan. Tapak yang berada area di pinggir kota dengan tuntutan fungsi sebagai
bangunan pusat, menjadikan perancangan ini membutuhkan proses bembentukan atau
pendekatan tertentu.
Tapak berada di kota, namun memiliki lingkungan sekitar yang masih asri nuansa
alam.
Lingkungan sekitar yang asri dan jauh kebisingan dengan view sekitar yang
menunjang tapak untuk menciptakan kenyamanan yang nantinya akan menjadikan
pengguna betah berada di area tapak.
Dengan tapak dikelilingi oleh hamparan sawah cocok untuk tempat hunian lansia
yang notabennya karakter lansia tidak menyukai lingkungan yang ramai dan
membutuhkan ketenangan.
Masalah
Karena nuansa tenang dengan view indah yang diinginkan, maka lokasi tapak terpilih
berada di perbatasan kota dan kabupaten Malang dan relative sepi
Meskipun lokasi terpilih masih berada di lingkup kota, namun jarak jangkauan masih
cukup jauh dari pusat kota.
Udara dingin,sehingga perlu pengembangan desain untuk hunian lansia.
Konsep :
Dibuat sebuah desain yang iconic untuk menciptakan pengaruh keberadaan lokasi
kepada masyarakat dan publik untuk mengenalkan keberadaan bangunan ini,
mengingat fungsi bangunan pada lokasi.
4.2.1 Aksesbilitas
Untuk sisi
tapak yang berada di Jl. Joyo Agung dari arah Malang yang dijadikan area
entrance di sisi kanan untuk menyambut, serta areakeluar di areakiri agar tidak
terjadi cross over saat menuju atau keluar tapak.
Jalur aksesbilitas pelaku juga dibedakan untuk kenyamanan :
Pengelola
Pengunjung
Service
Jalur aksesbilitas Service berada di sisi timur belakang tapak,yang nantinya akan
diarahkan langsung ke area tempat parker service. Pemilihan aksesbilitas sisi
timur belakang dikarenakan disamping timur terdapat jalan tersier berukuran 5m
yang selain bisa dimanfaatkan sebagai jalur pengelola juga dapat dimanfaatkan
sebagai jalur akses service menuju tapak namun diakses dipintu yang dibuat
berbeda untuk kenyamanan pelaku.
4.2.3 Kebisingan
Kendala
Sisi depan yang langsung bersebelahan dengan jalan raya memiliki kebisingan
cukup tinggi.
Konsep
Karena massa banyak, bentuk dapat dianalisa melalui peletakan dan beda tinggi.
Tapak berada di area kontur yang cukup landau dikelilingi oleh area persawahan sehingga
bentuk dapat dmanfaatkan dengan fungsional dan estetis sesuai dengan penataan massa.
Bentukan juga ditata mengikuti blokplan,dengan tatanan sirkulasi dan penataan massa sesuai
kebutuhan.
Konsep dari bentuk yang akan diterapkan,melalui berbagai massa yang akan di
sesuaikan, antara lain :
• Bentuk massa dibedakan tinggi untuk menahan menjadi pemecah angin karena tapak
dikelilingi oleh ladang yang bebas, sehingga angin dapat bergerak mengelilingi massa.
• Bentuk dominan persegi, namun diaplikasikan dengan segi banyak modifikasi sesuai
dengan kebutuhan ruang.
• Sesuai dengan judul dan tema, maka bentuk di desain dan diaplikasikan sesuai dengan
kebutuhan lansia dalam kenyamanan beraktivitas.
Rangka bangunan umumnya terbuat dari beton berulang, baja, kaku ataupun
bambu dimana rangka bangunan ini selalu terdiri dari kolom (gaya tekan) dan balok
(gaya menerus) yang dihubungkan secara rigid/kaku ataupun tidak. Rangka bangunan
yang digunakan pada Perpustakaan Anak di Malang adalah sistem baja dan beton.
Rangka baja dipilih karena kuat terhadap tekanan dan tarikan dengan resiko yang
minim terhadap kecelakaan dalam pengerjaan.
Atap merupakan bagian teratas bangunan yang harus ditopang oleh struktur lain
yang ada dibawahnya. Pada bangunan Perpustakaan Anak di Malang akan
menggunakan atap pelana dengan material baja ringan, dan pada bagian skylight
menggunakan polikarbonat. Polikarbonat mempunyai ketahanan 200 kali lebih kuat
dari kaca. Sehingga dapat dikatakan polikarbonat merupakan pilihan yang aman dan
bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama.
4.6 Analisa dan Konsep Utilitas
Sirkulasi Bangunan
Sirkulasi pada bangunan terdapat 2 sistem yaitu sistem sirkulasi vertikal dan
sistem sirkulasi horizontal. Dari beberapa sistem sirkulasi vertikal yang ada, jika
dikaitkan dengan fungsi bangunan dan jumlah lantai yang direncanakan maka
dipilihlah sistem sirkulasi vertikal menggunakan tangga dan ramp.
a. Tangga. Tangga dapat menjadi sistem transportasi vertikal yang terbilang
konvensional. Kekurangan dari tangga tidak dapat di lalui oleh beberapa
kalangan misalnya pada anak-anak, tangga sedikit membahayakan anak-anak
karena dapat menyebabkan kecelakaan.
b. Ramp. Salah satu transportasi vertikal yang memiliki kelebihan dapat di lalui
semua kalangan dan dapat mengurangi beban penggunanya, serta lebih aman
untuk anak- anak. Kekurangan membutuhkan space yang luas dan banyak
mebuat ruang-ruang negatif.
Sistem Penghawaan
Sistem Keamanan
Konsep Sirkulasi
Dari beberapa sistem sirkulasi vertikal, jika dikaitkan dengan
fungsi bangunan dan jumlah lantai yang direncanakan maka
menggunakan tangga dan ramp. Tangga ini digunakan untuk kegiatan
pengelola dan ramp untuk pengunjung. Sedangkan sistem sirkulasi
horizontal dipilih sistem sirkulasi yang sesuai dengan fungsinya yaitu
pada ruang pamer akan menggunakan pola central yang dalam hal ini
semua terpusat pada hall. Sedangkan pada ruang-ruang yang lain akan
menggunakan sistem sirkulasi linier untuk memudahkan pencapaian
menuju beberapa ruangan.
Konsep Penghawaan
Sistem Keamanan