Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fitri Nur Media P.

NIM : 175130107111030

Kelas : C 2017

Resume Mata Kuliah Legis

UU IMPOR EKSPOR IKAN

Jadi kali ini, akan membahas tentang undang-undang mengenai ekspor impornya ikan.
Dahulu, setau saya, kementrian perikanan dan kelautan di bawah atau gabung dalam sektor
pertanian. Namun, YPMI mengusulkan untuk berdiri sendiri agar lebih optimal. Namun setelah
saya baca, untuk dasar hukumnya itu ada tujuh, salahsatunya atau dikatakan yang pertama itu
undang-undang RI no, 16 tahun 1992. Jadi ternyata tetap untuk itu. Sebenarnya juga sama pada
karantina-karantina umumnya (karantina pertanian), seperti ada 8 langkah dsb.

Pada undang- undang tersebut juga sama sebetulnya seperti pada hewan,
penggolongannya, bedanya hanya dari hewan diganti dengan ikannya. Ikannya itu digolongkan
menjadi tiga golongan, ya baik ikan hidup, ikan tidak hidup tapi tentunya segar atau beku, atau
bahan bakunya (ikan). Tentu saja semua itu sudah harus ada sertifikat kesehatannya. Ternyata,
setelah sayabaca hingga pada pengelolaannya, saya mendapati suatu informasi bahwasannya
untuk pemeriksaan dokumen itu dilakukan oleh PHPI. PHPI itu Pusat Pengendali Hama dan
Penyakit Ikan. Terus untuk sertifikatnya itu ialah sertifikat kesehatan ikan dan produk perikanan.
Jadi memang ada sendiri.

Terus juga setelah saya baca, bahkan importir pun tidak sembarangan. Jadi memang ada
persyaratan dan penamaannya sendiri, semisal kayak importir yang sudah punya API-P, API-U,
atau pun perwakilan Negara sahabat. API-P API-U itu lebih ke telah terdaftar di Negara
eksportir. Namun, tentu saja tetap harus memiliki izin Direktur Jendral. Dan untuk syarat
importir itu tentu saja masih banyak lagi, dan telah dijelaskan secara terperinci dalam undang-
undang.

Namun, yang saya garis bawahi ialah disini ada juga dijelaskan importir harus juga
memiliki surat izin penangkapan ikan (SIPI). Lalu, untuk yang memberikan verifikasinya sendiri
nanti ialah dinas provinsi. Untuk kayak pengambilan contoh pun ada aturannya.seoerti kalau
punya perjanjian kerjasama MRA itu berarti pengambilannya ya berarti 1% dari produk. Kalau
yang belum punya kerjasama, ya berarti 5%. Kalau sudah tidak punya kerjasama, dan ditambah
dengan belum punya mutu jaminan berarti pengambilannya 10%.

Kalupun ada yang melanggar, tentu saja ada hukumannya dan telah diatur juga, berupa
peringatan atau teguran tertulis, pembekuan izinnya, atau bahkan pencabutannya. Kalau untuk
pencabutan sendiri, dilakukan pencabutan jika seperti terbukti melakukan tindak pidana,
Lalu, jika untuk udang sendiri bahkan diatur pengirimannya, hanya ada melalui dua akises yaitu
pelabuhan laut maupun pelabuhan udara.

Tambahan lagi untuk ikan, setelah saya baca pada pasal 1 itu, yang dimaksud ikan tu ya
berarti segala jenis organisme yang hidup di perairan.

Terus juga undang- undang untuk karantina sendiri tentu saja dimaksudkan supaya
membatasi atau mencegah tersebarnya dari suatu hama penyakit. Nah, hama tersebut terus
disebut dengan HPIK.

Ikannya itu digolongkan menjadi tiga golongan, ya baik ikan hidup, ikan tidak hidup tapi
tentunya segar atau beku, atau bahan bakunya (ikan). Tentu saja semua itu sudah harus ada
sertifikat kesehatannya. Ternyata, setelah sayabaca hingga pada pengelolaannya, saya mendapati
suatu informasi bahwasannya untuk pemeriksaan dokumen itu dilakukan oleh PHPI.

Lalu, saya juga membaca berita sebetulnya Indonesia ini sangatlah berpotensi melihat
luasnya wilayah perairan. Dan kabar terbaru menjelaskan akan digabungnya kembali karantina
perikanan dalam sektor pertanian, namun hingga saat ini juga belum diketahui jadi atau tidakya.

Kalau untuk eksportir sendiri, berarti mengeluarkan dalam hal ini jika perikanan berarti
ikan. Terus dalam perdagangan ikan itu sebenarnya juga dibutuhkan suatu nomor identitas, atau
NIB. API P itu berarti produsen. API U itu berarti umum. Lalu, untuk NIB sendiri, dilarang
memperdagangkan produknya ke pihak lain, ini berlaku pada API P. API-P API-U itu lebih ke
telah terdaftar di Negara eksportir. Namun, tentu saja tetap harus memiliki izin Direktur Jendral.
Dan untuk syarat importir itu tentu saja masih banyak lagi, dan telah dijelaskan secara terperinci
dalam undang-undang.

Nah, untuk importir sendiri tak lupa juga harus membuat surat pernyataan secara mandiri
yang telah memenuhi persyaratan impor tentunya. Jika ada wabah zoonosis, di Negara importir,
tentu saja langsung dilarang untuk melakukan perdagangan.

Namun, ketentuan tersebut tidak berlaku (dikatakan bukan importir) jika barang pribadi,
dengan maksimal berat 25 kg, barang keperluan pemerintah, ataupun untuk kepentingan
penelitian. Itu untuk permendag nomor 23 tahun 2019

Menurut saya, pemerintah memang harus bekerja cerdas dan lebih mengenai sektor
perikanan ini, karena mereka bagian dari produk pangan. Dan tentu saja dengan Indonesia yang
dikenal dengan luas wilayah perairannya harapannya dapat diperbagus lagi terutama
lingkungannya yang nantinya akan berdampak pada perairan laut maupun tawar. Karena terlebih
jika yang memang masalah utama ialah pencemaran logam berat di laut terutama.

Terlebih, harapannya masyarakat tidak terus saja hanya bergantung pada impor ikan
terus, pengendalian impor memang sangatlah penting.
Pasal 3 ayat 2 uu nomor 7 tahun 2016 mengenai impor bahan baku komoditas perikanan
yang tentu saja memenuhi persyaratan administrative, namun tak lupa sesuai dengan undang-
undang..

Bagaimana pun juga, harus terus diperbaiki dalam segi apapun terutama demi sektor
perikanan ini, meminimalisirkan zoonosis, mengurangi impor, dan mengembangkan sumber
daya alam yang kta miliki sendiri. Karena jika say abaca berita itu, sebenarnya produksi nelayan
Indonesia itu sangat tinggi.

Apalagi jika membahas ikan ini identik dengan sektor perikanan. Yang tentu saja
perikanan mempunyai peranan penting untuk salahsatu pembangunan ekonomi nasional.
Terutama, dalam meningkatkan seperti kesempatan kerja. Karena perikanan itu di dalamnya bisa
budidaya juga. Selain itu, memelihara lingkungan serta kelestarian tentunya.

Oleh karena itu, perlu ditingkatkan demi keoptimalan sumber daya ikan serta peran
penting masyarakat juga dibutuhkan untuk dalm hal pengawasan.

Untuk undang-undang itu ada uu 31 tahun 2004. Dijelaskan bahwasannya perikanan ya


berarti suatu kegiatan atau segala kegiatn yang ada hubungannya dengan pengelolalaan dan
pemanfaatan sumber daya ikan, mulai dari sebelum reporduksi, produksi, pengolahannya seperti
apa hingga nantinya pemasaran (bisnis perikanan). Kalau berbicara sumber daya ikan, ya beraryo
potensi semua jenis ikannya. Lingkungannya itu berarti lebih ke perairannya dimana ikan hidup
atau sumber dayanya tersebut terdapat dimana, dalam hal ini berarti biota dan faktor alam di
sekelilingnya.

Pembudidayaan ikan berarti merupakan suatu kegiatan yang gunanya untuk memelihara,
membesarkan, atau bahkan mengembangbiakkan. Dalam pembudidayaan ini berarti memanen
hasilnya dalam suatu lingkungan yang terkontrol tentunya. Bagaimana memuat, mengangkut,
menyimpan, mendinginkan, menangani, sampai pada pengolahan atau hingga mengawetkan.

Bagaimanapun, kinerja antara satu sama lain harus dibutuhkan baik dari pembudidaya,
warga, pihak importir eksportir, dengan pemerintah. Apalagi jika membahas ikan ini identik
dengan sektor perikanan. Yang tentu saja perikanan mempunyai peranan penting untuk
salahsatu pembangunan ekonomi nasional. Terutama, dalam meningkatkan seperti kesempatan
kerja. Karena perikanan itu di dalamnya bisa budidaya juga. Selain itu, memelihara lingkungan
serta kelestarian tentunya. Akan lebih baik, jika Indonesia nantinya akan lebih dikenal sektor
ikannya karena jika faktanya wilayah perairan Indonesia itu cukup luas dan keanekaragaman
hayati yang banyak.

Anda mungkin juga menyukai