Abrasi
Cedera Termal
Disebabkan ketika instrumen diambil dari autoclave atau oven udara panas digunakan
segera secara intraoral.
Robekan Mukosa
Disebabkan karena penggunaan instrumen yang tidak tepat, penggunaan gaya yang
berlebihan.
Management
Jika sobekan atau abrasi besar, penjahitan harus dilakukan untuk penutupan
Bekas luka yang dihasilkan karena cedera termal dapat dikelola dengan aplikasi petroleum
jelly atau antiseptik / analgesik topikal.
2. Extraction of the Wrong Teeth
Management
• Jika penggantian segera tidak memungkinkan, letakkan gigi dalam media yang tepat seperti air liur
(gigi dapat disimpan di ruang depan bukal), susu atau air.
• Ini diikuti dengan pengobatan dan tindak lanjut untuk avulsi dan reimplantasi traumatis.
Fraktur mahkota gigi yang berdekatan menjadi ektensif karies atau restorasi besar adalah
komplikasi yang umum selama prosedur ekstraksi.
luksasi atau dislokasi gigi yang berdekatan terjadi ketika sejumlah besar kekuatan diberikan
selama upaya luksasi, terutama ketika gigi yang berdekatan digunakan sebagai fulkrum .
Komplikasi yang sama mungkin terjadi jika perawatan tidak menjamin ekstraksi dengan
molar sulung. Dalam hal ini, forsep dapat memegang mahkota gigi premolar permanen
bersama dengan gigi sulung dan melipat gandakannya juga.
Ketika berada di dekat gigi secara tidak sengaja dirubah atau sebagian avulsi, gigi distabilkan
selama kira-kira 40-60 hari. Jika ada yang tetap kering selama perkusi bahkan setelah
periode ini, maka gigi harus dirawat secara endodontik. Jika gigi terlepas, gigi harus
diposisikan dan distabilkan selama 3-4 minggu
4. Fracture Of Alveolus
Pencegahan
Penilaian radiografi yang tepat untuk gigi dan struktur alveolar di sekitarnya.
Management
Ketika fragmen tulang benar-benar terlepas dari periosteum, disarankan untuk
melepaskannya bersama dengan gigi dan menjahit penutup kembali.
Ketika tulang menempel pada periosteum, tulang itu bisa diganti kembali dan ditutup.
5. Fracture Of Tuberosity
Penyebab
Dalam kasus di mana antrum meluas ke tuberositas, ekstraksi molar ketiga dapat
menyebabkan fraktur tuberositas.
Pengerahan kekuatan yang berlebihan dan aplikasi kekuatan yang tidak benar.
Penggabungan akar molar kedua dengan molar ketiga yang belum erupsi (concrescence)
Pencegahan
Pengambilan radiografi sebelum ekstraksi untuk menilai kondisi molar ketiga dan struktur
sekitarnya.
Management
Jika segmen yang patah kecil, flap mukoperiosteal keatas dan tuberositas dikeluarkan
bersama dengan gigi, diikuti oleh penutupan luka.
Jika segmen yang patah besar dan mucoperiosteum melekat pada tulang, segmen itu harus
diganti dan dipatahkan.
Berikan resep antibiotik, analgesik, dan tetes hidung jika fraktur melibatkan antrum.
Etiology
Dengan bertambahnya usia, tingkat pneumatisasi sinus maksilaris meningkat dan dinding
antral menjadi sangat tipis. sehingga akar gigi posterior hanya ditutupi oleh lamellae tipis
dari tulang, yang mudah patah dan mengakibatkan hilangnya ujung akar selama pencabutan.
Prevention
Hindari instrumentasi yang salah untuk pencabutan ujung apeks yang rusak.
Pengambilan radiograf yang tepat sebelum ekstraksi untuk melihat jarak ujung apeks dengan
sinus.
Management:
Konfirmasi lokasi ujung apeks pada sinus radiograph
Setelah lokasi dikonfirmasi, hubungkan nozzle ke suction pada rongga fistula untuk
memulihkan akar.
Ambil ujung apeks atau gigi yang sudah di pack dengan kasa kemudian masukkan ke sinus.
Jika prosedur tersebut tidak dapat dilakukan maka operasi Caldwell-Luc dapat dilakukan.
Etiology:
gigi posterior yang dengan sinus merupakan predisposisi fistula oroantral selama ekstraksi
gigi
Prevention
Management:
Berikan antibiotics, analgesics, nasal drops and nasal decongestants untuk mengendalikan
infeksi.
Penyebab nya :
Prevention :
- Penilaian pra operasi yang tepat mengenai jenis impaksi dan kepadatan tulang sebelum
ekstraksi
Management :
d. Body : Dari simfisis distal ke garis yang bertepatan dengan batas alveolar otot masseter
biasanya termasuk molar ketiga
e. Angle : Wilayah segitiga yang dibatasi oleh batas anterior otot masseter ke perlekatan
posterosuperior otot masseter
f. Ramus : Dibatasi oleh aspek superior angel hingga dua garis membentuk apeks pada
sigmoid notch
g. Condylar process : area yang lebih superior dari ramus
mengklasifikasikan berdasarkan ada tidaknya gigi yang bisa di perbaiki dalam hubungan nya
dengan fraktur.
Penyebabnya :
Prevention :
- Pemilihan instrumen yang tepat
Management :
- jika terkena dampak dalam, pengangkatan instrumen secara bedah disarankan kecuali
dikontraindikasikan jika dekat dengan struktur vital.
Causes
Prevention
Management
Causes
- Terjadi selama pengangkatan impaksi molar 3 yang berdekatan engan saraf alveolar inferior
Prevention
- Penilaian radiografi yang tepat untuk gigi molar 3 yang impaksi
Management
- Norsugical management : menunda perbaikan bedah saraf alveolar inferior yang terluka karena
sebagian pasien sembuh dengan sendiri
- Surgical management : bedah microneurovascular dan dekompresi jika ada gangguan saraf
Nervus lingual rusak → Ekstraksi gigi molar ketiga ketika fraktur korteks lingual dan elevasi
mucoperiosteum lingual.
N. Nasopalatine dan buccal rusak→ pembuatan flap utk ekstraksi molar ketiga
N. Mentalis rusak → akar premolar bawawh atau impaksi premolar bawah atau bedah
periapical di sekitar N. mental dan foramen mental → paresthesia bibir dan dagu.
Nervus rusak →
Paresthesia → sensasi subjektif rasa terbakar, tingling, needles and pins, dan
numbness
Dysesthesia → sensasi abnormal thdp stimulus normal, e.g sensasi terbakar thdp
simple touch.
Cegah →
N. lingual → dekat dgn retromolar pad → hindari insisi scr dekat, jika ekstraksi
impaksi molar 3 maka insisi-nya lebih ke aspek bukal.
Manajemen → yakinkan pasien dan review secara teratur. Jika ada gejala recovery atau tinel
sign, coba perbaiki saraf, rujuk ke spesialis bedah mulut.
13. Swallowing of Teeth
Penyebab → penanganan intrumen yang ceroboh dan Teknik yang tidak benar.
Manajemen →
Penyebab
Adanya dislokasi
Prevention
Management
• Reduksi sederhana dr dislokasi kondilus analgesik saja / kombinasi dgn infiltrasi agen
anestesi lokal ke dalam jar periarticular
• Evaluasi dislokasi berulang anestesi umum & rawat inap bbrpa hari