Anda di halaman 1dari 6

ABSTRAK

Infus merupakan alat yang sangat sering digunakan didalam dunia medis. Namun
pemantauan infus saat ini masih manual yaitu perawat harus memantau satu persatu tabung
infus pada ruangan pasien dirawat. Hal ini yang mendorong penulis untuk merancang sistem
monitoring infus dengan tujuan memudahkan tugas perawat. Perawat cukup memantau infus
pada layar pc server yang berada di ruang perawat tanpa perlu keruangan pasien satu persatu.
Alat ini disusun dari sensor-sensor yang telah dipasang pada tiang infus dan disertai LCD
agar yang berisi informasi mengenai pasien. Hasil pemantauan yang didapatkan dari sensor
akan dikirim ke PC Server melalui wifi. Selain dapat memantau infus, alat ini juga dilengkapi
dengan tombol darurat dan terapi suara. Pada perangkat tersebut telah disediakan earphone
dan remote untuk menggunakan terapi suara. Berdasarkan hasil pengujian dan analisa
perangkat keras maupun perangkat lunak dapat disimpulkan bahwa perangkat monitoring
infus berfungsi dengan baik.

BAB I

PENDAHULUAN

Pada umumnya pasien rumah sakit yang dirawat inap memerlukan cairan infus. Setiap pasien
yang dirawat inap juga membutuhkan jumlah cairan infus yang berbeda-beda yang
menyebabkan waktu habisnya pun berbeda-beda. Namun, perawat tidak dapat memantau
cairan infus yang tersisa setiap saat dikarenakan banyaknya ruangan pasien yang
menggunakan infus, dan juga tugas perawat yang cukup banyak. Pasien akan mengalami
kesulitan jika harus menekan tombol alarm untuk memberitahukan ke ruang perawat jika
cairan infus akan habis. Untuk memudahkan tugas perawat dalam pemantauan infus dan
memberikan kenyamanan pada pasien dirancanglah alat yang dapat memantau kondisi infus
secara terpusat. Perangkat ini diharapkan dapat membantu perawat dalam memantau kondisi
infus yang saat ini masih manual.

Cairan infus merupakan cairan yang sering dijumpai yang berada pada kantong plastik atau
botol khusus. Secara konvensional cairan ini akan diganti oleh perawat ketika cairan ini
sudah hampir habis. Penggantian infus yang tidak teratur secara komprehensif dapat
menyebabkan bahaya pada pasien, seringkali pasien tidak memperhatikan infus untuk
memberitahukan bahwa infus sudah hampir habis dan mengurangi kelalaian perawat atau
penjaga ruangan. Apabila terjadi permasalahan penyumbatan atau kehabisan cairan jika
terlambat ditangani akan berbahaya terhadap pasien tersebut. Menurut Syahrul dan Hidayat
jika terjadi kehabisan cairan akan menyebabkan timbulnya komplikasi lain antara darah
sehingga menyebakan darah pasien tersedot naik ke selang infus dan dapat menggagu
kelancaran infus akibat darah yang megalami pembekuan (Hidayat, 2009). Tidak hanya
permasalahan yang sudah diuraikan diatas fasilitas sederhana yang dapat mempermudah
pasien menjadi salah satu terobosan yang apik, dengan memberikan kemudahan pasien dalam
meminta sesuatu atau meminta bantuan kepada perawat hanya cukup menekankan sebuah
perangkat keras yang sudah terintegrasi , dimana perangkat keras tersebut memiliki perintah
yang akan diterima oleh perawat sehingga perawat dapat memenuhi permintaan pasien
tersebut.

Masih banyak rumah sakit yang kurang memperhatikan kenyamanan pasien karena tidak
seimbanganya jumlah petugas medis, khususnya pada bagian pelayanan keperawatan yang
bertugas 24 jam memantau kondisi pasien. Akibat keterbatasn dan kemungkinan yang terjadi,
terutama pada pemantaun kondisi pasien dan pemantaun infus pasien. perawat memiliki tugas
dan bertanggung jawab dan melayani pasien sehingga perawat dan pasien akan dipermudah.
Oleh karena itu perlu adanya suatu alat yang dapat memonitoring sekaligus memberkan
fasilitas terhadap pasien sehingga pasien dapat melakukan permintaan hanya dengan
menggunakan android smartphone. Sehingga dapat mempermudah sekaligus memberikan
fasilitas yang mumpuni tehadap pasien. Alat ini bekerja berdasarkan jumlah tetesan air infus
dan sebuah monitor yang memberikan fasilitas kepada pasien.

Menyikapi permaslahan terbebut, penulis akan memberikan gagasan yang konkrit mengenai
sebuah alat berbasis Raspbery PI 3B+ dengan smarphone pasien, serta modul sensor IR
obstacle avoidance, sensor ini digunakan untuk mengukur volume infus. Alat ini akan
memonitoring infus pada pasien serta memberikan fasilitas sederhana yang dapat membantu
kebutuhan pasien dan alat ini juga terintegrasi pada sebuah aplikasi berbasis android.
Sehingga pasien dapat meminta sesuatu hanya dengan menekan dan memilih menu pada
layar smartphone serta perawat dapat memantau dimana saja menggunkan smartphone.
Dalam hal ini diharapakan pasien dapat terbantu dengan adanya fasilatas yang diberikan pada
alat ini dan perawat dapat dimudahkan karena dapat memantau infus pada sebuah PC atau
smartphone dan sekaligus dapat meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit.

BAB II

GAGASAN

2.1 Kondisi Terkini

Intravena atau yang biasa disebut infus merupakan metode yang dilakukan untuk
memberikan obat melalui pembuluh darah secara langsung (Deswika, 2018). Metode ini
biasanya menjadi solusi terbaik ketika kondisi tubuh dari pasien yang tidak memungkinkan
lagi bisa meminum obat melalui mulut. Pentingnya pengawasan ketersediaan infus pada
pasien menjadi salah satu faktor penting karena infus itu menjadi makanan, obat, sekaligus
vitamin bagi pasien tersebut. Dalam rumah sakit sekarang ini umumnya masih menggunakan
pengawasan manual, dimana perawat harus pergi ke tiap-tiap kamar pasien untuk memeriksa
ketersediaan infus pasien.

Terlebih lagi apabila pasien membutuhkan pelayanan lainnya (makan, minum, keluhan sakit,
dan sejenisnya) yang mana harus memanggil perawat terlebih dahulu baru kemudian perawat
akan datang ke kamar pasien. Seringkali pasien pun tidak menyadari apabila aliran infus yang
mereka gunakan tidak mengalir atau tersendat. Kemudian ditambah lagi apabila kurangnya
tenaga perawat yang jumlahnya kurang dalam rumah sakit sehingga bisa saja kelalaian
terjadi. Hal tersebut dirasa kurang efektif karena kurangnya sistem yang terpadu dalam
pelayanan, yang mana dapat menimbulkan hal-hal lain yang tidak diinginkan terjadi.
Sehingga dibutuhkan sistem terpadu yang dapat memudahkan bagi pasien maupun perawat.

2.2 Solusi Yang Pernah Diterapkan

Dalam beberapa rumah sakit dalam daerah perkotaan sudah menerapkan sistem tombol alarm
pada tiap-tiap kamar pasien untuk memberitahukan bahwa pasien dalam kamar nomor sekian
membutuhkan pelayanan. Sederhananya, apabila tombol ditekan maka alarm yang terpasang
dalam kamar tersebut akan berbunyi dan lampu akan menyala. Namun, bunyi alarm yang
ditimbulkan bisa saja mengganggu pasien lainnya karena merasa berisik dari suara alarm
tersebut.

2.3 Gagasan Yang Diajukan

Merancang perangkat keras atau sistem yang terpadu, dimana sistem tersebut bekerja untuk
memonitoring infus pada pasien. Sehingga pengawasan pada infus pasien menjadi lebih
terkontrol pada tiap-tiap kamar pasien. Sistem tersebut terintegrasi dengan aplikasi berbasis
android yang mana dapat digunakan pada perangkat smartphone perawat sehingga perawat
dapat memonitoring infus pada pasien kamar berapa yang harus diganti dengan infus yang
baru. Sistem tersebut berupa sensor yang dapat melihat kondisi infus pada pasien, dimana
dapat memonitoring aliran infus dan juga cairan infus yang masih tersedia pada kantong
infus. Sehingga apabila terjadi sesuatu hal pada infus, misalnya saja aliran infus yang
tersendat, maka sensor akan membaca keadaan tersebut lalu akan memberikan notifkasi pada
smartphone perawat yang terkait pasien. Sederhananya, misal terdapat infus pada pasien yang
hampir habis, maka akan muncul notifikasi peringatan pada smartphone perawat, sehingga
pasien tidak perlu susah payah untuk memanggil perawat secara manual. Berikut adalah
gambaran dai sistem tersebut.

Gambar 1: Gambaran Sistem Alat MONCIBER

Cara kerja dari alat ini adalah dengan memanfaatkan kecepatan tetesan infus yang akan
dideteksi oleh sensor cahaya yaitu LED infra merah dan Photodioda. Sinyal tegangan yang
berikan akan disalurkan pada monitor. Microntroller raspberry pi 3B+ digunakan untuk
mengolah data input dan output dari sensor yang digunakan. Kemudian dari data- data sensor
tersebut selanjutnya dikirim raspberry pi 3B+ ke cloud server ThingSpeak yang kemudian
akan diaplikasikan ke aplikasi android smarphone. Penggunaan cloud server sendiri ialah
supaya aplikasi dapat digunakan dengan efektif, dimana pengguna dapat menggunakan data
selular pribadi sehingga dapat diakses di luar jaringan lokal rumah sakit tersebut. Alat
pemantau infus yang digagaskan akan terdeteksi berdasarkan tetesan per menit dengan
maksimal tetes per menit yang dideteksi sebesar 255 tetes, peringatan ini bekerja kurang
lebih ketika cairan infus tersedia sebanyak ± 50 ml.

Selain itu juga, merancang perangkat keras yang memberikan fasilitas terpadu untuk
membuat pasien semakin nyaman, dimana apabila pasien membutuhkan pelayan lainnya,
pasien hanya perlu mengeklik saja. Sistem perangkat keras ini dipasang pada tiap-tiap kamar
inap di rumah sakit yang terdiri dari layar smartphone pasien yang terintegrasi dengan
raspbberry pi 3B+ dari sistem ini akan diberikan sebuah aplikasi dengan tampilan awal
sebegai berikut.

Gambar 2: Tampilan Awal Aplikasi Sistem Alat MONCIBER

Aplikasi MONCIBER tersebut bekerja berdasarkan suara, dimana pasien hanya tinggal
mengucap “OK PERAWAT” kemudian memilih fasilitas yang diinginkan. Fasilitas yang
ditawarkan dibagi menjadi 2 bagian. Fasilitas pertama fasilitas “URGENT”, dengan adanya
fasilitas ini pasien terbantu jika terjadi hal-hal yang mendesak seperti mengalami sakit atau
kambuh dan kejadian yang membutuhkan pertolongan dokter segera. Ke dua adalah fasilitas
“ SANTUI”, didalam bagian ini terdapat pilihan-pilihan standar untuk pasien seperti meminta
pertolongan kepada perawat contohya untuk bantuan ke kamar mandi dan menemani aktivitas
untuk keluar ruangan (untuk lansia). Keunggulan lain dari gagasan ini adalah desian dari
tampilan aplikasi akan di desain apik kemudian akan menampilkan keadaan rungan seperti
suhu ruangan dan kelembaman ruangan seperti pada tampilan gambar 2. Diharapkan dengan
adanya perancangan sistem terpadu ini memberikan umpan balik yang positif bagi pasien,
dimana dapat memberikan pelayanan dengan kenyamanan yang lebih kepada pasien dan juga
bagi perawat yang memberikan kemudahan dalam pengawasan terhadap pasien.
2.4 Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan
gagasan dan peran atau kontribusi masing- masingnya

1. Rumah sakit
Selaku pihak utama yang menjadi tempat pengimplementasian dari sistem yang telah
dirancang.

2. Engineer
Yaitu suatu perekayasa khususnya di bidang elektro yang dapat merancang sistem
tersebut serta perekayasa di bidang informatika untuk mendesain aplikasi sehingga
antara perangkat keras (sistem) dapat berhubungan dengan perangkat lunak (aplikasi)
yang diinginkan.

2.5 Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan


gagasan sehingga tujuan atau pembaruan

1. Memberitahukan ide maupun gagasasn kepada pihak engineer di bidang elekto dan
informatika agar mendapat gambaran perancangan alat dan aplikasi secara realnya.
2. Mengembangkan kerja sama dengan pihak-pihak terkait, termasuk rumah sakit agar
pihak rumah sakit mendukung dalam pengaplikasian sistem yang dimaksud. Dan
mengembangkan kerja sama juga dengan pihak-pihak lain, sehingga apabila menemui
masalah-masalah kedepannya, dapat berkonsultasi untuk bersama-sama
menyelesaikannya.
3. Menggerakkan semua pihak yang terlibat dalam perancangan ide gagasan ini.
4. Melakukan evaluasi setiap saat terkait sistem. Serta melakukan maintance secara
berkala agar sistem tersebut selalu terbarukan.

BAB III
KESIMPULAN

3.1. Gagasan Yang Diajukan

Kemajuan pada bidang teknologi khususnya bidang teknologi medis semakin berkembang
khususnya di negara Indonesia. Keluaran teknologi ini di harapakan membantu memfasilitasi
pasisen secara komprehensif dan safety. Dengan sebuah teknologi sederhana berupa alat
kendali infus pada pasien yang nantinya dikontrol dengan rasberry pi 3B+ dan sensor yang
digunakan adalah sensor cahaya yaitu LED infra merah dan Photodioda.

Dalam perkembangan teknologi ini sudah ada gagasan serta implementasi berupa media
alarm dan juga website, karena teknologi yang perkembang saat ini masih kurang efesien,
sehingga perlu modifikasi yang dilakuakan yaitu menggunakan aplikasi yang dapat
dimonitoring melalui smartphone perawat secara real time. Serta gagasan alat ini
memudahakan pasien, karena pada alat monitoring ini dilengkapi dengan fasilitas sederhana
berupa sebuah perintah yang nantinya perintah ini dinotifikasikan kepada perawat secara
online. Diharapkan hasil keluaran dari alat monitoring mempermudah perawat dalam
pekerjaan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pasiennya dan pasien akan diberikan
teknologi sederhana yang dapat memberikan kepuasan tersendiri dan kemudahan dari fasilitas
oleh alat monitoring infus (MONCIBER).

3.2. TEKNIK IMPLEMENTASI

Perancangan konsep ini memerlukan sinergi anatara engineer elektro dan informatika agar
dapat merealisaikan gagasan yang baik dan juga berfungsi sesuai dengan yang diinginkan.
Implementasi alat yaitu menggunakan sumber DC agar apabila adanya gangguan listrik dapat
digunakan sebagimana mestinya. Dalam hal ini peran rumah sakit juga dibutuhkan karena
sebagai pusat sasaran penggunaan alat ini.

3.3. PREDIKSI HASIL

Apabila ide dan gagasan ini dapat diimplementasikan maka prediksi dari gagasan yang
dihasilkan adalah sebagai berikut.

1. Dapat memonitoring jumlah cairan infus yang sudah terhubung dengan aplikasi
berbasis Raspberry pi sehingga diharapkan dapat memudahkan perkerjaan perawat
dan mengurangi resiko cairan infus habis.
2. Memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada pasien dengan fasilitas alat yang
dapat memberikan perintah sesuai dengan keinginan.

Anda mungkin juga menyukai