Anda di halaman 1dari 8

1

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peran penting dalam peningkatan sumber daya

manusia, proses pendidikan sudah dimulai sejak manusia dilahirkan dalam

lingkungan keluarga dilanjutkan dengan pendidikan formal, terstruktur dan

sistematis dalam lingkungan sekolah agar mempunyai daya saing tinggi dan

mampu menghadapi tantangan global. Pendidikan dikatakan sebagai kegiatan

yang sistematis karena proses pendidikan berlangsung melalui tahap-tahap

berkesinambungan (prosedural) dan berlangsung dalam semua situasi, kondisi

disemua lingkungan yang saling mengisi seperti lingkungan rumah, sekolah dan

masyarakat. Dalam ruang lingkup pendidikan terdapat kurikulum sebagai alat

untuk mencapai tujuan pendidikan, kurikulum ini adalah perangkat mata pelajaran

dan program pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan

kepada peserta dalam satu periode jenjang pendidikan, Salah satu mata pelajaran

yang tercantum dalam kurikulum adalah matematika.

Belajar matematika memerlukan pemahaman terhadap konsep-konsep pada

teorema atau rumus. Pemahaman konsep terhadap setiap materi yang diajarkan

guru penting dimiliki setiap siswa karena dapat membantu proses mengingat dan

membuat lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal matematika yang

memerlukan banyak rumus. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang

menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini disebabkan karena

matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki nilai esensial dan
2

dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Pentingnya peranan

matematika tersebut menjadikan matematika sebagai mata pelajaran yang harus

dipelajari siswa dari Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas. Oleh

sebab itu, dengan mempelajari matematika diharapkan dapat mewujudkan tujuan

pembelajaran matematika.

Salah satu poin utama dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22

Tahun 2006 dijelaskan bahwa tujuan pembelajaran matematika di sekolah ialah

agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami konsep matematika, di mana

siswa dapat menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep

atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.

dengan demikian pemahaman konsep tidak hanya berupa aktivitas menghafal atau

mengingat suatu rumus yang dipelajari, akan tetapi siswa mampu menyatakan

ulang sebuah konsep dalam bentuk lain dan lebih mudah dimengerti. Dengan

demikian salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah mengembangkan

kemampuan pemahaman konsep Statistika dan Peluang.

Materi Statistika dan Peluang adalah materi pokok dalam pembelajaran

matematika di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pentingnya mempelajari

materi tersebut dikarenakan untuk mengetahui suatu hubungan yang terdapat

dalam kehidupan sehari-hari yang dapat disajikan dalam bentuk hitungan. Secara

garis besar dapat dikatakan bahwa materi Statistika dan Peluang merupakan

materi pokok yang banyak menggunakan pemahaman konsep, dan bukan materi

hapalan, sehingga apabila siswa belum menguasai konsep materi maka akan

kesulitan dalam mengerjakan soal-soal pada materi Statistika dan Peluang.


3

Sehubungan dengan itu, pentingnya pemahaman konsep Statistika dan

Peluang adalah jika siswa memahami konsep teori secara baik maka ketika

ulangan harian, UTS dan UAS siswa tidak mengalami kesulitan dalam

mengerjakan soal. Selain itu, jika siswa memahami konsep terkait materi yang

diajarkan ketika siswa menemui permasalahan dalam kehidupan sehari-hari siswa

dapat mengkaitkan antara konsep yang telah siswa pahami dengan materi atau

masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, dapat dikatakan

bahwa pemahaman konsep Statistika dan Peluang penting untuk dikuasai oleh

siswa.

Rendahnya pemahaman konsep pokok bahasan Statistika dan Peluang siswa

dapat dilihat dari hasil ulangan harian Statistika dan Peluang yang masih belum

memuaskan. Ketika siswa memiliki kemampuan pemahaman konsep yang baik

maka siswa akan mampu merumuskan masalah yang dihadapi dan dengan mudah

siswa dapat menemukan penyelesaian dari masalah tersebut sehingga hasil belajar

matematika yang siswa dapat memuaskan. Siswa yang memiliki kemampuan

pemahaman konsep rendah akan berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh

akan rendah. Ini berarti kemampuan pemahaman konsep mempengaruhi hasil

belajar matematika siswa.

Berdasarkan hasil observasi dokumentasi bidang studi matematika di

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Kotabumi pada tanggal 9 oktober 2017,

diperoleh nilai ulangan harian mata pelajaran matematika pokok bahasan

Statistika dan Peluang siswa kelas XI pada semester ganjil tahun pelajaran

2017/2018 belum mencapai nilai ketuntasan belajar siswa berdasarkan Kriteria


4

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1

berikut.

TABEL 1
RATA-RATA NILAI ULANGAN HARIAN
MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL SISWA KELAS
XI SEMESTER GANJIL PELAJARAN 2017/2018

Kelas Interval Jumlah Siswa


<70 ≥70
Akuntansi 1 24 12 36
Akuntansi 2 23 13 36
TKJ 1 21 15 36
TKJ 2 22 15 37
Administrasi 20 16 36
Perkantoran (AP)
Jumlah 110 71 181
persentase 61% 39% 100%
Sumber: Guru Matematika SMK Negeri 1 Kotabumi

Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat diketahui nilai ulangan harian Statistika

dan Peluang SMK Negeri 1 Kotabumi masih sangat perlu ditingkatkan.

Rendahnya hasil belajar menunjukkan kemampuan pemahaman konsep masalah

pokok bahasan Statistika dan Peluang siswa yang masih rendah. Rendahnya nilai

yang diperoleh siswa SMK Negeri 1 Kotabumi salah satunya dipengaruhi oleh

model pembelajaran guru menyampaikan materi, serta pandangan siswa bahwa

matematika adalah sebagai mata pelajaran yang sulit dan menyeramkan.

Pembelajaran menjadi tidak bermakna karena siswa hanya mendengarkan

guru dan tidak ikut aktif dalam pembelajaran, hanya beberapa siswa saja yang

aktif. Selain itu, kesulitan siswa lainnya dalam pembelajaran matematika karena

objek kajian matematika yang abstrak. sehingga siswa sulit untuk memahaminya,

Sebaiknya pembelajaran matematika dimulai dengan model pembelajaran dari hal

yang bersifat konkret ke abstrak.


5

Pembelajaran matematika dapat dimulai dengan hal-hal yang bersifat

abstrak, yaitu permasalahan matematika yang ada di kehidupan sehari-hari siswa

sehingga pembelajaran matematika tidak lagi didominasi oleh guru. Berdasarkan

uraian di atas, maka salah satu usaha guru untuk meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep siswa adalah pemilihan dan penentuan model pembelajaran

yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah

tersebut adalah model pembelajaran yang lebih inovatif dan mengoptimalkan

kemampuan memahami kosep matematika siswa khususnya pada siswa kelas XI

SMK Negeri 1 Kotabumi, perlu untuk dicarikan solusi. Solusinya adalah dengan

menggunakan model pembelajaran Learning Cycle “5E”.

Model pembelajaran Learning Cycle 5E adalah suatu model pembelajaran

yang berpusat pada siswa (student centered). Cycle Learning patut dikedepankan

karena sesuai dengn teori belajar (Shoimin 2014:58), teori belajar yang berbasis

konstruktivisme. Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan

aspek kognitif yang meliputi struktur, isi dan fungsi. Struktur intelektual adalah

organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang dimiliki individu untuk

memecahkan masaah-masalah. Isi adalah perilaku khas individu dalam merespon

masalah yang dihadapi. Sementara fungsi merupakan proses perkembangan

intelektual yang mencakup adaptasi dan organisasi (Shoimin 2014:58).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti termotivasi untuk mengadakan

penelitian yang berjudul “Pengaruh penerapan model Learning Cycle 5E terhadap

pemahaman konsep Statistika dan Peluang siswa kelas XI Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 1 Kotabumi Tahun ajaran 2018/2019”


6

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasi ma-


salah sebagai berikut:

1. Apakah pemahaman konsep Statistika dan Peluang pada siswa kelas XI

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Kotabumi masih rendah?

2. Apakah pemahaman konsep Statistika dan Peluang pada siswa kelas XI

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Kotabumi dipengaruhi oleh model

pembelajaran yang digunakan?

3. Apakah ada pengaruh Pengaruh penerapan model Learning Cycle 5E

terhadap pemahaman konsep Statistika dan Peluang siswa kelas XI Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 1 Kotabumi Tahun ajaran 2018/2019?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti membatasi penelitian ini pada

butir 3 yaitu penerapan model Learning Cycle 5E berpengaruh terhadap

peningkatan pemahaman konsep Statistika dan Peluang siswa kelas XI Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 1 Kotabumi Tahun ajaran 2018/2019.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: “Apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran

Learning Cycle 5E terhadap pemahaman konsep Statistika dan Peluang siswa


7

kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Kotabumi Tahun ajaran

2018/2019”?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap

pemahaman konsep Statistika dan Peluang siswa kelas XI Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 1 Kotabumi Tahun ajaran 2018/2019.

1.6 Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan,

manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut.

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai efektifitas

pengaruh penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap

peningkatan pemahaman konsep matematika siswa serta dapat menjadi

landasan untuk penelitian berikutnya.

2. Secara Praktis

1. Bagi Guru

1. Membantu guru dalam meningkatkan kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa dengan menggunakan model Learning

cycle 5E

2. Guru matematika dapat mengubah gaya mengajar konvensional.


8

3. Menanamkan kreatifitas dalam usaha pembenahan kualitas

pembelajaran matematika.

3. Bagi Sekolah

Manfaat yang diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk

menentukan kebijakan guna meningkatkan kualitas pendidikan

khususnya pendidikan matematika.

Anda mungkin juga menyukai