Manfaat
Kedua tipe AKDR tersebut merupakan kontrasepsi yang efektif, dan
kemampuannya untuk mencegah kehamilan secara keseluruhan
serupa dengan strerilisasi tuba. Ditekankan, angka kehamilan
menurun secara progresif setelah tahun pertama penggunaan.
Contohnya, system levonorgestrel intrauterine (LNG-IUS)
mempunyai angka kegagalan pengguna tipikal sebesar 0,1 persen
setelah 1 tahun penggunaan, dan angka kehamilan kumulatif <0,5
persen dalam 5 tahun. Ini lebih rendah daripada ParaGard yang
mengandung tembaga yang angka 1 tahunnya 0,8 persen dan
angka 5 tahunnya 0,3 sampai 0,6 persen. Akhirnya AKDR
mempunyai angka kesinambungan 1 tahun sebesar 80 persen,
yang sedikit lebih besar daripada kontrasepsi oral sebesar 70
persen.
Efek Samping
Efek samping AKDR mencakup perdarahan uterus abnormal,
disminorea, eksplusi, atau perforasi uterus. Akan tetapi dengan
penggunaan yang lama serta usia akseptor yang meningkat, maka
frekuensi kehamilan, eksplusi, dan komplikasi perdarahan menurun.
Kista ovarium fungsional lebih sering terjadi pada bulan-bulan awal
penggunaan LNG-IUS namun biasanya sembuh secara spontan.
Perforasi Uterus
Perforasi uterus yang jelas secara klinis atau tersembunyi dapat
terjadi ketika memasukkan sonde uterus atau sewaktu
pemasangan AKDR. Angkanya sekitar 1 per 1.000 pemasangan.
Walaupun AKDR dapat berpindah secara spontan dan menembus
dinding uterus, sebagaian besar perforasi terjadi, atau minimal
dimulai pada saat pemasangan. Beberapa peneliti menemukan
bahwa perforasi AKDR, rotasi, atau perlekatan dapat menyebabkan
perdarahan berlebihan. Evaluasi perforasi didiskusikan selanjutnya.
Efek sampingnya lainnya adalah abortus pada kehamilan yang
tidak terduga setelah pemasangan, namun tes kehamilan
menggunakan urin sebelum pemasangan akan menyingkirkan hal
ini. Frekuensi kedua komplikasi tersebut bergantung pada keahlian
operator dan tindakan pencegahan yang dilakukan untuk
mendeteksi kehamilan.
Ekspulsi
Hilangnya AKDR dari uterus paling sering terjadi selama bulan
pertama. Jadi, para akseptor tersebut harus diperiksa kira-kira 1
bulan setelah pemasangan, biasanya setelah menstruasi, untuk
mengidentifikasi benang AKDR pada serviks. Kontrasepsi dapat
diperlukan selama bulan pertama ini, terutama jika AKDR tersebut
telah terlepas sebelumnya. Selanjutnya, wanita tersebut harus
diintruksikan untuk memegang benang yang keluar dari serviks tiap
bulan setelah menstruasi.
Hilangnya AKDR
Jika benang AKDR tidak dapat dilihat, maka alat tersebut mungkin
telah lepas, atau telah menembus uterus. Pada keadaaan lain,
mungkin terjadi kehamilan. Sebaliknya, benang AKDR dapat berada
di dalam rongga uterus dan alat berada dalam posisi normal.
Setelah menyingkirkan kehamilan, rongga uterus dipaksa secara
hati-hati menggunakan klem batu Randall atau menggunakan
batang khusus dengan ujung berkait untuk menarik kembali
benang tersebut. Jangan pernah mengasumsikan bahwa alat
tersebut telah terlepas jika tidak melihatnya.
Jika benang tidak terlihat, dan alat tersebut tidak teraba melalui
pemeriksaan rongga uterus secara hati-hati, sonografi dapat
digunakan untuk memastikan bahwa alat tersebut berada dalam
uterus. Jika tidak meyakinkan atau jika tidak ada alat yang terlihat,
maka foto polos abdomen dan pelvis dilakukan dengan sonde
dimasukkan ke dalam rongga uterus. Pemindaian computed
tomography (CT), pencitraan MR, dan hiteroskopi merupakan
alternative lainnya. Pencitraan MR menggunakan 1,5 tesla (T) aman
dilakukan pada AKDR yang terpasang. Selain itu, menggunakan 3 T
juga aman pada AKDR tembaga.
Sebuah AKDR dapat menembus dinding uterus berotot dalam
berbagai derajat. Bagian dari AKDR dapat mencapai rongga
peritoneum, atau dapat tetap terfiksasi dengan kuat pada
miometrium, biasanya berjalan paralel dengan sumbu panjang
uterus. AKDR dapat menembus serviks dan menonjol keluar ke
vagina. Jika terletak diluar uterus, alat yang terbuat dari bahan
inert, seperti Lippes Loop, dapat atau tidak dapat menimbulkan
bahaya. Alat yang inert secara kimia biasanya mudah diangkat dari
rongga peritoneum dengan laparoskopi atau kolpotomi. Alat yang
mengandung tembaga dan terletak ekstrauteri merangsang reaksi
inflamasi local yang hebat dan adhesi. Dengan demikian alat yang
mengandung tembaga melekat lebih kuat, dan mungkin diperlukan
laparotomi. Perforasi usus besar dan kecil serta fistula usus, dengan
adanya morbiditas, telah dilaporkan terjadi jauh dari tempat
pemasangan.
Menoragia
Jumlah perdarahan menstruasi umumnya bertambah dengan
penggunaan AKDR tembaga. Karena dapat menyebabkan anemia
defisiensi besi, maka diberikan suplementasi besi, dan konsentrasi
hemoglobin atau hematokrit diberikan setiap tahun. Menoragia
dapat menjadi masalah, dan 15 persen wanita diangkat AKDR
tembaganya karena hal tersebut. OAINS menurunkan perdarahan
dan dianggap sebagai terapi lini pertama untuk ini. Sebaliknya, LNG-
IUS dihubungkan dengan amenorea progresif, yang dilaporkan oleh
sepertiga pengguna setelah 2 tahun dan oleh 60 persen pengguna
setelah 12 tahun.
Infeksi
Resiko infeksi yang disebabkan oleh AKDR bertambah hanya
selama 20 hari pertama setelah pemasangan. Profilaksis
antimikroba memberikan sedikit manfaat dan tidak
direkomendasikan saat pemasangan. Selain itu, American Heart
Association tidak merekomendasikan profilaksis endocarditis
infektif pada pemasangan.
Untungnya, resiko infeksi tidak bertambah dengan penggunaan
AKDR jangka panjang. Sehubungan dengan itu, jika ada, AKDR
menyebabkan sedikit peningkatan resiko infertilitas dari infeksi
menular seksual. Untuk alasan ini, American College of
Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan bahwa wanita-
wanita yang beresiko rendah mengalami penyakit menular seksual,
termasuk remaja, merupakan kandidat yang bagus untuk AKDR.
Infeksi pelvik yang terjadi pda wanita pengguna AKDR agar
dapat timbul dalam beberapa bentuk. Abses tubo-ovari kadang-
kadang unilateral telah dilaporkan dan diterapi secara agresif.
Dengan adanya kecurigaan infeksi, AKDR harus dilepas.
Infeksi Actinomyces
Actinomyces israelii merupakan bakteri gram positif, tumbuh
lambat, anaerob yang jarang menyebabkan infeksi dan abses.
Bakteri ini ditemukan sebagian dari flora normal genitalia wanita
yang sehat. Beberapa peniliti telah menemukan bakteri ini lebih
sering terdapat pada flora vagina pengguna AKDR, dan angka
kolonisasinya meningkat sesuai dengan lamanya penggunaan
AKDR. Actinomyces juga teridentifikasi pada apusan Papanicolaou,
menyebutkan insiden sebesar 7 persen pada pengguna AKDR
dibandingkan dengan kurang dari1 persen pada non pengguna.
Dengan tidak adanya gejala, penemuan incidental Actinomyces
pada sitology merupakan masalah. Pertama infeksinya jarang,
bahkan yang teridentifikasi mengandung bakteri tersebut. Wanita
yang asimtomatik dapat tetap menggunakan AKDR dan tidak
memerlukan terapi antibiotik. Ada empat pilihan penatalaksanaan
wanita-wanita asimtomatik :
1. Observasi
2. Terapi antibiotik oral luas dengan AKDR tetap di tempat
3. Pengangkatan AKDR
4. Pengangkatan AKDR diikuti dengan terapi antibiotik
Yang lebih penting, jika tanda atau gejala infeksi terjadi pada
wanita-wanita yang mempunyai Actinomyces, AKDR harus
diangkat dan terapi antimikroba diberikan. Temuan awal berupa
demam, penurunan berat badan, nyeri abdomen, dan
perdarahan atau duh vagina abnormal. Actinomyces sensitive
terhadap mikroba dengan spektrum gram-positif, khususnya
penicilin.
Kontraindikasi
Tabel 32-8 memperlihatkan kontraindikasi penggunaan AKDR
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya. Karena lenovorgestrel
yang dikeluarkan oleh LNG-IUS dapat menghambat mobilitas tuba,
kehamilan ektopik sebelumnya atau faktor resiko predisposisi
lainnya merupakan kontraindikasi tambahan. AKDR aman dan
efektif pada wanita yang terinfeksi HIV dan dapat digunakan pada
wanita imunosupresi tertentu lainnya seperti penderita lupus
eritematosus sistemik.