Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

INTERPRETASI DATA PENGINDERAAN JAUH


UNTUK SURVEY GEOLOGI DAN GEOMORFOLOGI
ACARA 3
IDENTIFIKASI BENTUKLAHAN ASAL PROSES BERDASARKAN
GENESISNYA

Disusun oleh :
Nama : Nandian Nafi Setyan
NIM : 18/426117/SV/15259
Kelompok : IDJSGG-2
Hari/Jam : Senin, 13.15-15.15
Asisten : 1. Nurhuda Mutaqin
2. Bagas Aditya

PROGRAM DIPLOMA
PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
ACARA 3
IDENTIFIKASI BENTUKLAHAN ASAL PROSES
BERDASARKAN GENESISNYA
I. Tujuan
1. Mampu memahami genesis dari bentuklahan.
2. Membuat peta bentuklahan dengan memanfaatkan teknologi penginderaan
jauh dan sistem informasi geografi.

II. Alat dan Bahan


II.1Alat

No. Alat Fungsi


1. Laptop Mengoperasikan software yang
digunakan untuk mengolah data
2. Software ArcGIS 10.3 Membuat komposit citra yang
digunakan untuk studi
II.2Bahan

1. Citra Landsat 8 Sebagian Citra yang digunakan untuk


Wilayah DIY dan Jawa Tengah melakukan identifikasi
morfologi
2. DEMNAS DIY Data yang digunakan untuk
membantu melakukan
identifikasi morfologi
3. Peta Geologi Lembar Surakarta Data yang digunakan untuk
dan Yogyakarta mengetahui struktur geologi
wilayah kajian
4. Titik Sebaran Mataair.shp Data yang digunakan untuk
membantu mengetahui
perbedaan kelerengan
5. Peta RBI Shapefile Sungai Data yang digunakan untuk
DIY mengetahui pola aliran

IV. Hasil Praktikum


1. Peta Morfologi DAS Opak (terlampir)

V. Pembahasan
Geomorfologi merupakan salah satu aspek kajian dalam penginderaan
jauh yang kaitannya dengan permukaan bumi. Geomorfologi mempelajari
tentang bentuklahan yang terdapat di permukaan bumi baik asal prosesnya,
cara terbentuknya, dan hubungannya dengan lingkungan [ CITATION Ver83 \l
1057 ]. Bentanglahan merupakan suatu kesatuan dari betuklahan yang
memiliki proses genesa yang sama dan seluruh fenomenanya mencakup
tanah, vegetasi, maupun aktivitas manusia[ CITATION Soe11 \l 1033 ].
Sedangkan bentuklahan merupakan bagian dari suatu bentanglahan yang
memiliki karakteristik dalam hal morfologi, proses geomorfologi, material
permukaan maupun batuan dasar[ CITATION Rah13 \l 1033 ].
Identifikasi bentuklahan dilakukan sepanjang DAS Opak mulai dari hulu
hingga muaranya di pantai selatan Pulau Jawa. Identifikasi bentuklahan yang
dilakukan menggunakan pendekatan genesisnya atau kesamaan proses
pembentuk suatu lahannya. Secara umum, berdasarkan identifikasi yang telah
dilakukan di sepanjang DAS Opak diketahui terdapat beberapa bentanglahan
yang dapat diamati, diantaranya adalah asal proses vulkanik, asla proses
fluvial, asal proses struktural, asal proses marine, dan asal proses aeolin.
Bentanglahan vulkanik terbentuk karena adanya aktivitas Gunung
Merapi. Bentuklahan asal proses vulkanik diantaranya adalah lubang
kepundan, kubah lava, lereng atas, lereng tengah, lereng bawah, dan dataran
fluvio vulkan. Setiap bentuklahan tersebut dapat teridentifikasi karena
memiliki perbedaan struktur geologi, relief, pola aliran, dan kelerengannya.
Biasanya pada setiap perbedaan kelerengan akan banyak ditemukan sumber
mata air yang keluar. Hal tersebut dikarenakan suatu aliran apabila melewati
perubahan morfologi dari batuan kasar ke halus maka akan keluar karena
tidak dapat langsung masuk ke morfologi setelahnya. Biasanya adanya
sumber mata air ini mencirikan adanya perubahan bentuklahan dari lereng
bawah ke dataran fluvio vulkan. Mayoritas bentuklahan vulkanik memiliki
struktur geologi berupa endapan gunungapi muda. Material yang keluar dari
hasil letusan Gunung Merapi terbawa oleh aliran sungai sehingga membentuk
suatu endapan. Hal tersebut yang membentuk hampir keseluruhan
bentuklahan asal proses vulkanik.
Bentanglahan fluval terdiri atas bentuklahan dataran aluvial luas dan
rawa belakang. Dataran aluvial luas secara umum terbentuk karena
tergabungnya dari beberapa dataran hasil sedimentasi yang dibawa oleh aliran
sungai sehingga membentuk dataran luas hasil sedimentasi. Dataran aluvial
luas walaupun secara genesis tergolong bentanglahan fluvial, namun
terkadang struktur geologinya dapat berasal dari material vulkanik yang
bercampur dengan material lain. Biasanya bentuklahan ini banyak
dimanfaatkan untuk area pertanian seperti sawah karena memiliki sistem
irigasi yang baik.
Bentanglahan marin dan aeolin memiliki struktur geologi yang
didominasi oleh struktur geologi alluvium. Laut sebagai muara dari aliran
sungai tentunya menjadi tempat akumulasi dari sedimen atau material yang
terbawa oleh aliran sungai. Sedimen tersebut kemudian membentuk suatu
dataran yang biasanya berupa pasir-pasir halus di sekitar pertemuan antara air
tawar dan air laut.

VI. Kesimpulan
1. Genesis bentuklahan merupakan suatu proses pembentuk atau penyusun
utama dari terbentuknya suatu bentuklahan. Terdapat beberapa genesis
bentuklahan diantaranya adalah vulkanik, fluvial, struktural, marin, dan
aeolin yang teridentifikasi.
2. Pembuatan peta bentuklahan tentunya terdapat beberapa aspek yang harus
diperhatikan, diantaranya adalah morfologi, relief, pola aliran, dan
struktur geologi. Adanya sistem informassi geografi tentunya sangat
membantu proses identifikasi bentuklahan karena dapat menyediakan
berbagai macam data yang dibutuhkan dalam identifikasi bentuklahan
suatu wilayah.
DAFTAR PUSTAKA

Raharjo, P. D. (2013). PENGGUNAAN DATA PENGINDERAAN JAUH


DALAM ANALISIS BENTUKAN LAHAN ASAL PROSES FLUVIAL
DI WILAYAH KARANGSAMBUNG. Jurnal Geografi, Vol. 10 No. 2,
Hal. 167-174.

Soeprobowati, T. R. (2011). EKOLOGI BENTANG LAHAN. Jurnal Bioma, Vol.


13, No. 2, Hal. 46-53.

Verstappen, H. (1983). Applied Geomorphology. Geomorphological Surveys for


Environmental Development. New York: El Sevier.

Anda mungkin juga menyukai